• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PENUTUP

5.2 Saran

Bertolak dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran sebagai berikut : 5.2.1. Bagi Klien

Dalam penanganan nyeri pada kedua klien tersebut dianjurkan untuk secara rutin melakukan terapi siksaan kepada pelaksana, sesuai dan pengobatan nonfarmakologi yang telah dilakukan sebelumnya.

5.2.2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hal ini diresepkan untuk perawat medis untuk mengatasi masalah keperawatan penting: penderitaan terus-menerus untuk dua klien dengan memberikan keinginan untuk memulihkan diri dari penyakit mereka.

Penolong harus memiliki informasi, kemampuan, dan kemampuan yang memadai untuk membantu kelompok kesehatan lain dengan memberikan asuhan keperawatan gerontik kepada klien 1 dan 2 dengan temuan klinis osteoarhtritis.

5.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Konsekuensi dari analisis kontekstual ini dapat dimanfaatkan sebagai alasan untuk mengarahkan eksplorasi lebih lanjut dan dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan dalam memimpin analisis kontekstual lebih lanjut mengenai asuhan keperawatan pada klien osteoarthritis.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Nurseptiani, D., & Adani, M. (2019). Pengaruh Cycling Exercise Terhadap Penurunan Nyeri Pada Osteoarthritis Di Posyandu Lansia Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan. Jurnal Penelitian Ipteks, 4(2).

Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Ar-Ruzz Media.

Artinawati, S. (2014). Asuhan keperawatan gerontik. IN MEDIA.

Arya, R. K., & Jain, V. (2013). Osteoarthritis of the knee joint: An overview”.

Journal, Indian Academy of Clinical Medicine, 14(2), 154–162,.

Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu.

Bakara, D. M. D. S. W. (2016). Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif Terhadap Rentang Sendi Pasien Pasca Stroke. Idea Nursing Jurnal, 7(2), 13–15.

Bararah, W., & Aceh, Z. A. B. A. S. F. P. K. U. S. K. D. B. (2016). Korelasi Intensitas Nyeri terhadap Kulaitas Hidup Pasien Osteoarthritis Lutut Di RSUD dr.

Debora. (2012). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Salemba Medika.

Deden, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja.

Gosyen Publishing.

Dyasmita. (2016). WOC Oa. https://id.scribd.com/doc/295969586/WOC-OA Fadhilla, A. (2018). Diakses pada tanggal 12 Desember 2021 pada pukul 21.20

WIB.

Fatma. (n.d.). Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup.

Fernanda, Y. (2018). Hubungan Faktor-Faktor Penyebab Osteoarthritis Terhadap Nyeri Pada Lansia Dengan Osteoarthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Malalak Kecamatan Malalak Kabupaten Agam. Skripsi. Program Studi Sarjana Keperawatan Stikes Perintis Padang. Padang. Diakses pada ta.

Hadi, P. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Medikal Bedah II. Badan PPSDM Kesehatan KEMENKES RI.

Hartoyono DKK. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. In S DENGAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK PADA DIAGNOSA MEDIS OSTEOARTHRITIS DI DESA PASIRIAN LUMAJANG”. Proposal. Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia.

Helmi, Z. N. (2012). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Salemba medika.

ismaningsih & selviani. (2017). Asuhan Keperawatan Ny. M dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman: Nyeri Kronis pada Pasien

Osteoartrhitis di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia”. Karya Tulis Ilmiah (KTI). Sumatra: Universitas Sumatera Utara. https://doi:10 Ismaningsih, I. S., & Selviani, D. I. (2018). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus

Osteoarthritis Genue Bilateral Dengan Intervensi Neuromaskular Taping Dan Strengthening Exercise Untuk Meningkatkan Kapasitas Fungsional. Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF, 1(02), 39–42.

Joern, W. (2010). The Epidemiology, Etiology, Diagnosis, and Treatment of Osteoarthritis of the Knee. Continuing Medical Education.

Kemenkes, R. I. (2016). Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kholifah, S. N. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik. Cetakan pertama. Jakarta. Diakses pada tanggal 11 Desember 2021 pada pukul 23.30 WIB.

Kohn, M. D., Sassoon, A. A., & Fernando, N. D. (2016). Classifications in Brief:

Kellgren-Lawrence Classification of Osteoarthritis. Clinical Orthopaedics And Related Research, 474(8), 1886–93.

LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC.

Nejati, P., Farzinmehr, A., & Lakeh, M. M. (2014). The Effect of Exercise Therapy on Knee Osteoarthritis: a Randomized Clinical Trial. Medical Journal of the Islamic Republic of Iran, 29(186), 1 – 9.

Nugroho, W. (n.d.). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi ke 2. EGC.

Nurarif, & Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC jilid 3. Mediaaction.

Perhimpunan Reumatologi indonesia. (2014). Rekomendasi IRA untuk Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis. Divisi Reumatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM; Jakarta. Hal, 2.

Prasetyo, S. N. (n.d.). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi Pertama.

Graha Ilmu.

Purwanto. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Nyeri. Graha Ilmu.

Richmond. (2018). Pengaruh Latihan Isometric Quadriceps Terhadap Penurunan Skala Nyeri & Kekakuan Sendi Lutut Pada Klienosteoarthritis Lutut Di Wilayah Puskesmas Gamping Ii Sleman Yogyakarta. Dinamika Kesehatan, 9.

Rifhan. (2011). BAB II OSTEOARTHRITIS”. Universitas Muhammadiyah Malang.

Riskesdas, T. (2018). Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Diakses pada tanggal 8 Desemberi 2021 pada pukul 13.00 WIB.

Saifudin, D. M. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Lansia Ny. S dan Tn. S Yang Mengalami Reumatoid Arthritis Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Kronis

Di UPT PSTW Jember Tahun 2017. KTI. Fakulitas Keperawatan Universitas Jember.

Salim, H. (2019). Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan, dan Jenis. Kencana.

Sinusas, K. (2012). Osteoarthritis. Diagnosis and Treatment.American Academy Family Physicians, 85(1), 49–56.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (n.d.). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner dan Suddart (Textbook of Medical-Surgical Nursing. Edisi, 8.

Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., & Pramudiyo, R. (2014).

Osteoartritis. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keenam.

Suhaimin. (2019). Factors Predicting Failure Rates and Patient-Reported Outcome Measures After Arthroscopic Meniscal Repair. Arthroscopy: The Journal of Arthroscopic & Related Surgery, 35(11), 3146-3164.e2.

https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.arthro.2019.06.016

Suriani, S., & Lesmana, S. I. (2013). Latihan Theraband lebih baik menurunkan nyeri darioada latihan Quadriceps bench pada osteoarthritis genu (Vol. 13, Issue mor 1).

Susanti, N., & Wahyuningrum, P. (n.d.). PENYULUHAN DAN PENANGANAN

FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITIS BILATERAL

MENGGUNAKAN INTERVENSI ISOMETRIC EXERCISE DI

KOMUNITAS KELUARGA DESA PASEKARAN BATANG. PENA ABDIMAS, 2(2).

Syamsuddin Ericha, 2013. (n.d.). BAB II OSTEOARTHRITIS”. Universitas Muhammadiyah Malang.

Tetty, S. (n.d.). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. EGC.

Tim Pokja SDKI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia – Definisi dan Indikator Diagnostik.

Tim Pokja SIKI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia – Definisi dan Tindakan Keperawatan.

Tim Pokja SLKI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia – Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan.

Tracey. (2016). Exercise for Osteoarthritis of the Hip and Knee. Glasgow Caledonian University.

Wardani, N. P. (n.d.). Manajemen Nyeri Akut (pp. 57–69).

Yekti, P. D. M. (2017). DETEKSI. In S. B. Perbedaan & P. R. P. Yogyakarta (Eds.), OSTEOARTHRITIS VS OSTEOPOROSIS.

Lampiran 1 Klien 1

Klien 2

Lampiran 2 Dokumentasi

Klien 1 Klien 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MANAJEMEN NYERI OSTEOARTHRITIS

Pokok Bahasan : Osteoarthritis

Sasaran : Klien 1 dan Klien 2

Tempat : Klinik Satria Namira Husada 49

Hari dan Tanggal : Rabu, 08 Juni 2022

Waktu : 08.10 – 08.40 WIB

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit tentang manajemen nyeri osteoarthritis pada kedua klien diharapkan mampu memahami atau mengerti tentang bagaimana memanajemen nyeri osteoarthritis.

2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan kedua dengan pelaksana mampu menyimpulkan hasil diskusi yaitu:

1. Mendiskusikan pengertian nyeri 2. Mendiskusikan klasifikasi nyeri

3. Mendiskusikan Cara pengukuran skala nyeri

4. Mendiskusikan macam – macam cara mengatasi nyeri 3. Materi Penyuluhan

1. Pengertian nyeri 2. Klasifikasi nyeri

3. Cara pengukuran skala nyeri

4. Macam – macam manajemen nyeri:

a. Farmakologis b. Non-farmakologis

- Stimulasi dan pijatan

- Kompres air hangat dan air dingin

4. Media

1. Leaflet 5. Metode

1. Ceramah 6. Kegiatan Penyuluhan No

Tahap &

Waktu

Kegiatan

Penyuluhan Audience 1. Pembukaan

5 menit

1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan 4. Menanyakan kesiapan klien

Menjawab salam, menerima perjanjian untuk penyuluhan

2. Pelaksanaan 20 menit

Menjelaskan uraian – uraian penyuluhan kesehatan tentang memanajemen nyeri pada Osteoarthritis dengan teknik nonfarmakologi yang terdiri dari:

1. Pengertian nyeri 2. Klasifikasi nyeri

3. Cara pengukuran skala nyeri

4. Macam – macam manajemen nyeri:

a. Farmakologis b. Non-farmakologis:

- Stimulasi dan pijatan - Kompres

airhangat dan air dingin

Memberikan kesempatan klien untuk bertanya mengenai materi yang disampaikan

Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan

3. Penutupan 5 menit

1. Menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi yang telah dibahas

2. Mengucapkan terimakasih

3. Memberi salam

Mendengarkan dan menyampaikan pendapat serta menjawab salam

7. Evaluasi

Klien dapat menyebutkan kembali tentang : 1. Pengertian nyeri

2. Klasifikasi nyeri

3. Cara pengukuran skala nyeri

4. Macam – macam cara mengatasi nyeri

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN MANAJEMEN NYERI OSTEOARTHRITIS A. Pengertian nyeri

Menurut (Wardani, n.d.), nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan karna mengakibatkan adanya kerusakan atau ancaman kerusakan jaringan.

Sedangkan menurut (Tetty, n.d.), nyeri merupakan kondisi atau perasaan yang tidak menyenangkan dan bersifat subjektif. Rasa nyeri setiap orang berbeda – beda dalam hal skala maupun tingkatannya.

Hanya orang yang mengalami yang bias menjelaskan dan mengevaluasi rasa nyeri yang ia alami.

B. Klasifikasi nyeri

a. Nyeri akut : terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intensitas yang bervariatif (ringan hingga berat) dan berlangsung dalam waktu yang singkat kurang lebih 3 bulan lamanya.

b. Nyeri kronis : berlangsung lebih lama dibandingkan nyeri akut biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan, intensitasnya bervariasi (ringan sampai berat). (Prasetyo, n.d.)

C. Cara pengukuran skala nyeri

Untuk mengkaji lokasi nyeri maka klien diminta oleh perawat untuk menunjukkan semua bagian / daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien. Untuk mengetahui nyeri lebih spesifik, maka klien diminta perawat untuk menunjukkan daerah nyeri dari titik yang paling nyeri. Kemungkinan hal ini akan sulit apabila nyeri yang dirasakan klien bersifat difusi (menyebar). Tingkat keparahan nyeri pada pasien merupakan karakteristik yang paling subjektif. Klien akan diminta untuk menggambarkan nyeri yang dirasakan sebagai nyeri ringan, sedang dan berat. Pengalaman nyeri pada setiap orang berbeda – beda, untuk melakukan pengkajian keparahan nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan pengukur skala nyeri seperti dibawah ini:

D. Macam – macam manajemen nyeri 1. Farmakologis

Berkolaborasi dengan dokter dan obat – obatan baik secara intramuscular, intravena, maupun subcutan untuk mengurangi nyeri secara cepat terutama yang memiliki durasi selama berjam – jam atau bahkan berhari – hari. Menurut (Smeltzer & Bare, n.d.) ada tiga jenis analgesic yaitu, anti inflamasi nonsteroid (NSAID) yang berfungsi menghilangkan nyeri ringan hingga sedang, NSAID berguna bagi pasien yang rentan terhadap efek pendepresi pernapasan. Analgesic narkotik atau opiad umumnya digunakan untuk nyeri yang sedang hingga berat seperti post op. opiad ini memberikan efek samping bagi pasien yang dapat menyebabkan depresi pernapasan, sedasi, konstipasi serta mual muntah.

2. Non-farmakologis

Intervensi keperawatan secara mandiri merupakan tidakan pereda nyeri yang dilakukan perawat secara mandiri tanpa melibatkan tenaga medis lainnya yang dimana pelaksanaan dan pertimbangan keputusan ditentukan sendiri oleh perawat.

Cenderung kebanyakan pasien maupun tim medis memandang obat – obatan sebagai satu – satunya metode untuk meredakan nyeri. Sedangkan banyak aktivitas keperawatan nonfarmakologis yang mampu membantu menghilangkan nyeri dan juga memiliki resiko yang sangat rendah meskipun tindakan tersebut bukan merupakan pengganti obat – obatan .(Smeltzer & Bare, n.d.) a. Stimulasi dan pijatan

Pasien akan lebih nyaman karena relaksasi pada otot, sensasi nyeri memblokir menurunkan transmisi nyeri,

menggosok dan memberi pijatan pada kulit, lutut, punggung dan bahu.

b. Kompres air hangat dan air dingin

Kompres air hangat mampu melancarkan aliran darah dan nyeri berkurang, sedangkan kompres air dingin dapat menurunkan prostaglandin, sensitivitas reseptor nyeri kuat, menghambat inflamasi

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Nurseptiani, D., & Adani, M. (2019). Pengaruh Cycling Exercise Terhadap Penurunan Nyeri Pada Osteoarthritis Di Posyandu Lansia Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan. Jurnal Penelitian Ipteks, 4(2).

Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Ar-Ruzz Media.

Artinawati, S. (2014). Asuhan keperawatan gerontik. IN MEDIA.

Arya, R. K., & Jain, V. (2013). Osteoarthritis of the knee joint: An overview”.

Journal, Indian Academy of Clinical Medicine, 14(2), 154–162,.

Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu.

Bakara, D. M. D. S. W. (2016). Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif Terhadap Rentang Sendi Pasien Pasca Stroke. Idea Nursing Jurnal, 7(2), 13–15.

Bararah, W., & Aceh, Z. A. B. A. S. F. P. K. U. S. K. D. B. (2016). Korelasi Intensitas Nyeri terhadap Kulaitas Hidup Pasien Osteoarthritis Lutut Di RSUD dr.

Debora. (2012). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Salemba Medika.

Deden, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja.

Gosyen Publishing.

Dyasmita. (2016). WOC Oa. https://id.scribd.com/doc/295969586/WOC-OA Fadhilla, A. (2018). Diakses pada tanggal 12 Desember 2021 pada pukul 21.20

WIB.

Fatma. (n.d.). Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup.

Fernanda, Y. (2018). Hubungan Faktor-Faktor Penyebab Osteoarthritis Terhadap Nyeri Pada Lansia Dengan Osteoarthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Malalak Kecamatan Malalak Kabupaten Agam. Skripsi. Program Studi Sarjana Keperawatan Stikes Perintis Padang. Padang. Diakses pada ta.

Hadi, P. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Medikal Bedah II. Badan PPSDM Kesehatan KEMENKES RI.

Hartoyono DKK. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. In S DENGAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK PADA DIAGNOSA MEDIS OSTEOARTHRITIS DI DESA PASIRIAN LUMAJANG”. Proposal. Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia.

Helmi, Z. N. (2012). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Salemba medika.

ismaningsih & selviani. (2017). Asuhan Keperawatan Ny. M dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman: Nyeri Kronis pada Pasien Osteoartrhitis di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia”. Karya Tulis Ilmiah (KTI). Sumatra: Universitas Sumatera Utara. https://doi:10

Ismaningsih, I. S., & Selviani, D. I. (2018). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Osteoarthritis Genue Bilateral Dengan Intervensi Neuromaskular Taping Dan Strengthening Exercise Untuk Meningkatkan Kapasitas Fungsional. Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF, 1(02), 39–42.

Joern, W. (2010). The Epidemiology, Etiology, Diagnosis, and Treatment of Osteoarthritis of the Knee. Continuing Medical Education.

Kemenkes, R. I. (2016). Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kholifah, S. N. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik. Cetakan pertama. Jakarta. Diakses pada tanggal 11 Desember 2021 pada pukul 23.30 WIB.

Kohn, M. D., Sassoon, A. A., & Fernando, N. D. (2016). Classifications in Brief:

Kellgren-Lawrence Classification of Osteoarthritis. Clinical Orthopaedics And Related Research, 474(8), 1886–93.

LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC.

Nejati, P., Farzinmehr, A., & Lakeh, M. M. (2014). The Effect of Exercise Therapy on Knee Osteoarthritis: a Randomized Clinical Trial. Medical Journal of the Islamic Republic of Iran, 29(186), 1 – 9.

Nugroho, W. (n.d.). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi ke 2. EGC.

Nurarif, & Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC jilid 3. Mediaaction.

Perhimpunan Reumatologi indonesia. (2014). Rekomendasi IRA untuk Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis. Divisi Reumatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM; Jakarta. Hal, 2.

Prasetyo, S. N. (n.d.). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi Pertama.

Graha Ilmu.

Purwanto. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Nyeri. Graha Ilmu.

Richmond. (2018). Pengaruh Latihan Isometric Quadriceps Terhadap Penurunan Skala Nyeri & Kekakuan Sendi Lutut Pada Klienosteoarthritis Lutut Di Wilayah Puskesmas Gamping Ii Sleman Yogyakarta. Dinamika Kesehatan, 9.

Rifhan. (2011). BAB II OSTEOARTHRITIS”. Universitas Muhammadiyah Malang.

Riskesdas, T. (2018). Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Diakses pada tanggal 8 Desemberi 2021 pada pukul 13.00 WIB.

Saifudin, D. M. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Lansia Ny. S dan Tn. S Yang Mengalami Reumatoid Arthritis Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Kronis Di UPT PSTW Jember Tahun 2017. KTI. Fakulitas Keperawatan Universitas Jember.

Salim, H. (2019). Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan, dan Jenis. Kencana.

Sinusas, K. (2012). Osteoarthritis. Diagnosis and Treatment.American Academy Family Physicians, 85(1), 49–56.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (n.d.). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner dan Suddart (Textbook of Medical-Surgical Nursing. Edisi, 8.

Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., & Pramudiyo, R. (2014).

Osteoartritis. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keenam.

Suhaimin. (2019). Factors Predicting Failure Rates and Patient-Reported Outcome Measures After Arthroscopic Meniscal Repair. Arthroscopy: The Journal of Arthroscopic & Related Surgery, 35(11), 3146-3164.e2.

https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.arthro.2019.06.016

Suriani, S., & Lesmana, S. I. (2013). Latihan Theraband lebih baik menurunkan nyeri darioada latihan Quadriceps bench pada osteoarthritis genu (Vol. 13, Issue mor 1).

Susanti, N., & Wahyuningrum, P. (n.d.). PENYULUHAN DAN PENANGANAN

FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITIS BILATERAL

MENGGUNAKAN INTERVENSI ISOMETRIC EXERCISE DI

KOMUNITAS KELUARGA DESA PASEKARAN BATANG. PENA ABDIMAS, 2(2).

Syamsuddin Ericha, 2013. (n.d.). BAB II OSTEOARTHRITIS”. Universitas Muhammadiyah Malang.

Tetty, S. (n.d.). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. EGC.

Tim Pokja SDKI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia – Definisi dan Indikator Diagnostik.

Tim Pokja SIKI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia – Definisi dan Tindakan Keperawatan.

Tim Pokja SLKI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia – Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan.

Tracey. (2016). Exercise for Osteoarthritis of the Hip and Knee. Glasgow Caledonian University.

Wardani, N. P. (n.d.). Manajemen Nyeri Akut (pp. 57–69).

Yekti, P. D. M. (2017). DETEKSI. In S. B. Perbedaan & P. R. P. Yogyakarta (Eds.), OSTEOARTHRITIS VS OSTEOPOROSIS.

DATA RIWAYAT HIDUP

A. Data Diri

Nama : Febylah Nurjanah Chafsoh

Tempat / Tanggal Lahir : Sidoarjo, 02 Februari 2000 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mbah Ukir 2 Rt.14 Rw.04 Siwalanpanji Buduran Sidoarjo B. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 2004 - 2006 : TK Islam Maryam Surabaya 2. Tahun 2006 – 2012 : SD Islam Maryam Surabaya 3. Tahun 2012 – 2015 : SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo 4. Tahun 2015 – 2018 : SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo 5. Tahun 2019 – Sekarang : Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan

Poltekkes Kerta Cendekia Sidoarjo

Dokumen terkait