• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7. Economic Value Added

Konsep EVA dipopulerkan oleh G. Bennet Stewart, III, Managing Partner dari Stern Stewart and Co dalam bukunya “The Quest for Value” pada tahun 1991. EVA merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu. Prinsip EVA adalah memberikan penilaian yang baik terhadap kinerja dan prestasi keuangan manajemen karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar suatu perusahaan.

Economic Value Added (EVA) adalah jumlah uang bukan rasio.

Economic Value Added diperoleh dari pengurangan beban modal (capital charge) dan laba bersih (net operating profit). Penggunaan EVA akan mendorong perusahaan untuk menitik beratkan struktur modalnya (Anthony dan Govindarajan, 2005). Perusahaan yang dapat menawarkan jumlah, stabilitas, dan tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang akan diterima dapat menarik minat invstor untuk berinvestasi.

22 Menurut Young dan O’Byrne (2001), EVA merupakan alat komukasi yang efektif baik untuk penciptaan nilai yang dapat dijangkau oleh manajer lini yang akhirnya mendorong kinerja perusahaan dan untuk menghubungkan dengan pasar modal.

Economic Value Added (EVA) adalah keuntungan operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal dari seluruh modal untuk menghasilkan laba. Laba operasional setelah pajak menggambarkan hasil penciptaan nilai (value) didalam perusahaan, sedangkan biaya modal dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan nilai tersebut (Stewart, 1997).

Manfaat penerapan Economic Value Added (EVA) antara lain (Utama, 1997):

a. Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation).

b. Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan da nilai pemegang saham.

c. Dapat membuat manajer berpikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimalkan tingkat pengembalian dan meminimalkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.

23 d. EVA membuat manajer agar memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria maksimal nilai perusahaan.

e. EVA sebagai motivator perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya.

f. EVA dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya modal.

Menurut Stewart (1997) Ada tiga strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai economic value added, yaitu:

a. Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan. Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.

b. Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi. Dalam hal ini peningkatan keuntugan tanpa tambahan modal.

c. Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak menjanjikan. Ini berarti menarik modal yang tidak produktif dan menarik modal dari aktivitas yang tidak menghasilkan rerturn yang rendah dan menghapus unit bisnis

yang tidak menjanjikan hasil.

24 B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Luthfi Rizki Rahmatika

(2017)

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas, Nilai

Perusahaan

1. Menguji pengaruh stuktur sodal terhadap nilai perusahaan.

2. Menggunakan data

sekunder.

3. Menggunakan PBV untuk menghitung nilai

perusahaan.

4. Menggunakan model

analisis linier berganda

1. Obejek penelitian menggunakan perusahaan otomotif periode 2012- 2015

2. Menggunakan variabel lain yaitu, ukuran perusahaan dan

profitabilitas.

Berdasarkan hasil penelitian struktur modal berpengaruh positif tidak sifnifikan terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan

berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai, sedangkan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara bersamasama penelitian ini

menyimpulkan struktur modal, ukuran perusahaan dan profitabilitas

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

2 Komang Krisna Wedayanthi dan

Pengaruh Economic Value Added, Komposisi

1. Menggunakan variabel yang

1. Menggunakan perbankan

Hasil analisis menunjukkan bahwa economic value Bersambung ke halaman berikutnya

25 NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Ni Putu Ayu Darmayanti

(2016)

Dewan Komisaris Independen dan Return

On Assets Terhadap Nilai Perusahaan

sama dengan penelitian ini yaitu

Economic Value Added (EVA) dan Nilai perusahaan.

2. Menggunakan data

sekunder.

untuk objek penelitian.

2. Objek penelitian terdahulu menggunakan periode 2008- 2014,

sedangkan penelitian ini menggunakan periode 2013- 2016.

3. Variabel lainnya komposisi dewan komisaris independen dan ROA.

added berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan di BEI,

komposisi dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan di BEI, return on assets berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan di BEI.

3 I Gst. Ngr. Putu Adi Suartawan

dan Gerianta Wirawan Yasa

(2016)

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Free

Cash Flow pada Kebijakan Dividen dan

Nilai Perusahaan

1. Menggunakan variabel yang sama dengan penelitian ini yaitu

Investement

1. Menggunakan perusahaan manufaktur untuk objek penelitian.

2. Periode obejek

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Investment opportunity set berpengaruh positif pada kebijakan dividen, menolak hipotesis yang menyatakan Bersambung ke halaman berikutnya

26 NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Opportunity Set (IOS).

2. Menggunakan data

sekunder.

penelitian terdahulu adalah tahun 2011-2013.

3. Menggunakan variabel lain yaitu free cash flow dan kebijakan dividen.

arah negatif; 2) Free cash flow berpengaruh positif pada kebijakan dividen; 3) Investment opportunity set berpengaruh positif pada nilai perusahaan; 4) Free cash flow berpengaruh positif pada nilai

perusahaan; 5) Kebijakan dividen berpengaruh positif pada nilai perusahaan; 6) Investment opportunity set berpengaruh pada nilai perusahaan melalui kebijakan dividen; dan 7) Free cash flow tidak berpengaruh pada nilai perusahaan melalui kebijakan dividen.

4 I Dewa Ayu Nopiyanti dan Ni

Putu Ayu Darmayanti

(2016)

Pengaruh PER, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas dengan Struktur Modal sebagai

Variabel Moderasi

1. Penelitian ini sama-sama menguji apakah pengaruh Price Earning Ratio (PER)

1. Periode penelitian penelitian terdahulu adalah 2013- 2015.

2. Menggunakan

Setelah dilakukan analisis data maka ditemukan hasil bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh price earning ratio, ukuran perusahaan dan

profitabilitas dengan arah Bersambung ke halaman berikutnya

27 NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

terhadap nilai perusahaan.

2. Data yang digunakan adalah data sekunder.

3. Objek yang diteliti

menggunakan perusahaan properti dan real estate.

4. Menggunakan model regresi linier

berganda.

struktur modal sebagai

variabel moderasi 3. Menggunakan

variabel lain yaitu, ukuran perusahaan dan

profitabilitas.

hubungan yang positif.

Serta struktur modal tidak mampu memoderasi hubungan price earning ratio, ukuran perusahaan dan profitabilitas pada nilai perusahaan.

5 Xuan Vinh Vo dan Craig Ellis

(2016)

An Empirical Investigation of Capital

Structure and Firm Value in Vietnam

1. Variabel yang diuji sama yaitu Stuktur Modal.

2. Menggunakan data

sekunder.

1. Objek penelitian terdahulu adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Vietnam (Ho Chi Minh City Stock

Hasil menunjukkan hubungan negatif antara leverage keuangan dan nilai pemegang saham, indikasi dari biaya secara

proporsional lebih besar untuk pembiayaan utang daripada manfaat bagi perusahaan Vietnam. Selain itu, ditemukan bahwa Bersambung ke halaman berikutnya

28 NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Exchange).

2. Penelitian terdahulu periodenya adalah 2007- 2013.

perusahaan hanya rendah leverage kemungkinan untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham.

Studi kami memiliki implikasi untuk struktur modal disukai Vietnam perusahaan dan bagi

investor yang merenungkan untuk berinvestasi di pasar saham Vietnam.

6 Giriati

(2015)

Free Cash Flow, Dividend Policy, Investment Opportunity

Set, Opportunitic Behavior, and Firm’s

Value

1. Menguji variabel yang sama yaitu investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan.

2. Menggunakan data

sekunder.

3. Merupakan studi empiris.

1. Menggunakan variabel lain seperti free cash flow, dividend policy dan opportunic behavior.

2. Objek yang diteliti merupakan perusahaan 29 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

Hasil dari penelitian free cash, dividend policy, investment opppotunity set, dan opportunitic behavior terhadap nilai perusahaan adalah positif signifikan dengan uji simultan dan partial.

Bersambung ke halaman berikutnya

29 NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

periode 2009- 2013.

7 Mawar Sharon R.

Pantow,Sri Murni, dan Irvan

Trang (2015)

Analisa Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Return On

Assets, dan Struktur Modal Terhadap Nilai

Perusahaan yang Tercatat dalam LQ45

1. Menggunakan variabel struktur modal

2. Menggunakan data sekunder

1. Menggunakan perusahaan LQ45 sebagai objek yang diteliti.

2. Menggunakan periode 2009- 2013

Hasil analisis data disimpulkan bahwa Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Ukuran Perusahaan berpengaruh Negatif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan, sedangkan ROA dan Struktur Modal berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Bagi para investor diharapkan untuk dapat memperhatikan Return on Asset dan Struktur Modal sebelum berinvestasi

8 Rahmawati Budi Utami (2015)

Analisis Pengaruh TATO, WCTO, dan DER Terhadap Nilai Perusahaan dengan ROA

sebagai Variabel

1. Penelitian ini menggunakan variabel Working Capital

1. Objek penelitian terdahulu adalah perushaan

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan

hasilnya menyatakan bahwa TATO berpengaruh

Bersambung ke halaman berikutnya

30 NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

Tahun 2009-2013)

Turnover (WCTO) atau perputaran modal kerja untuk menguji pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

2. Data yang digunakan adalah data sekunder.

manufaktur peiode 2009- 2013, sedangkan pada penelitian ini

menggunakan perusahaan real estate dan properti periode 2013- 2015.

2. Mengguakan variabel lain yaitu, TATO, WCTO, dan DER serta variabel ROA sebagai variabel intervening.

signifikan positif terhadap ROA. WCTO dan DER berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA.

TATO memiliki pengaruh signifikan positif bukan pada Nilai Perusahaan.

WCTO berpengaruh signifikan negatif terhadap Nilai Perusahaan. DER dan ROA berpengaruh

signifikan positif terhadap Nilai Perusahaan. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa TATO

mempengaruhi Nilai Perusahaan melalui ROA.

Selain itu, ditemukan bahwa nilai R square yang disesuaikan dengan persamaan ROA adalah 25,3% sedangkan nilai R square yang disesuaikan dengan persamaan PBV adalah 39,7%.

Sumber: Diolah dari berbagai referens

31 C. Kerangka Penelitian

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki

kepentingan untuk meningkatkan nilai perusahannya untuk

mensejahterakan pemiilik saham.

Terdapat masalah kepentingan antara pemegang saham dan manajemen perusahaan.

Research GAP

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Teori Dasar : Agency Theory

Variabel Independen Variabel Dependen

Price Earning Ratio (X3) Struktur Modal (X1)

Perputaran Modal Kerja (X2) Nilai Perusahaan (Y)

Economic Value Added (X5) Investment Opportunity Set (X4)

Kesimpulan dan Saran Hasil Pengujian dan Pembahasan

Model Regresi : Linier Berganda Variabel Independen

32 D. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Struktur modal merupakan penggunaan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri, dan dalam penelitian ini menggunakan struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio, yang merupakan golongan rasio hutang (Kasmir, 2012), dimana semakin besar rasio tersebut maka semakin besar penggunaan dana utang atas ekuitas perusahaan, yang nantinya akan berpengaruh pada persediaan dana dalam memenuhi pendanaan.

Penelitian yang dilakukan Luthfi (2016) menemukan hubungan yang positif antara struktur modal terhadap nilai perusahaanaan perusahaan jika diuji secara bersama. Maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Nilai Perusahaan

Selama perusahaan terus beroperasi (going concern), modal kerja berputar terus-menerus dalam perusahaan karena digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari (Munawir, 2010). Perputaran modal kerja dalam suatu perusahaan dimulai saat perusahaan menginvestasikan kas perusahaan dalam beberapa modal kerja yang dibutuhkan sampai kembali menjadi kas. Semakin pendek periodenya, semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja dalam perusahaan tersebut dan sebaliknya (Riyanto, 2013).

33 Penelitian mengenai pengaruh WCTO terhadap ROA menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Pengaruh positif dikemukakan oleh Nugroho (2010), Husaini, Difky, dan Darminto (2014) serta Utama (2014). Hasil penelitian Utami (2015) menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara perputaran modal kerja dan nilai perusahaan.

Maka untuk menjawab perbedaan penelitian tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H2: Perputaran modal kerja berpengaruh terhadap nilai perusahaan

3. Pengaruh price earning ratio terhadap nilai perusahaan

Simamora (2012) dalam Devina dan Ivonne (2016) menjelaskan bahwa price earning ratio ini mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan dimasa mendatang. Perusahaan yang memiliki prospek tingkat pertumbuhan yang tinggi tercermin dari nilai price earning ratio yang tinggi, pertumbuhan laba perusahaan diharapkan pada saat tingginya nilai price earning ratio.

Penelitian terdahulu tentang price earning ratio berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan selama empat tahun pengamatan. price earning ratio menunjukan pertumbuhan laba suatu perusahaan.

Dimana, pemilihan investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai

34 perusahaan (Mabruroh, Riswan, dan Lestari, 2016). Maka penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut:

H3: Price earning ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan 4. Pengaruh investment opportunity set terhadap nilai perusahaan

IOS dapat mmberikan petunjuk yang lebih luas dimana milai perusaahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. IOS merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang dimiliki dan pilihan dimasa yang akan datang. (Syardiana, Rodoni, dan Putri, 2015)

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa investment opportunity set berpengaruh positif pada kebijakan dividen, menolak hipotesis yang menyatakan arah negatif (Suartawan dan Yasa, 2016). Dalam penelitian Nur Hidayah IOS berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H4: Investement opportunity set berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

5. Pengaruh economic value added terhadap nilai perusahaan

EVA mempunyai kelebihan yang bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation), membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal, dan dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modal.

35 Hasil penelitian terdahulu menurut Wedayanthi dan Darmayanti (2016), EVA menunjukkan hubungan positif dengan nilai perusahaan.

EVA merupakan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan, maka dengan semakin tinggi EVA yang di peroleh pada suatu perusahaan termasuk sektor perbankan akan memberikan dampak yang positif terhadap penciptaan nilai tambah dan meningkatkan nilai perusahaan. Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H5: Economic Value Added berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian metode kuantitatif.

Model penelitian ini dibuat sps dan rinci. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Sumber data penelitian ini berupa annual report, yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari www.idx.co.id.

Peneliti bermaksud untuk menganalisis pengaruh variabel independen yang diukur dengan struktur modal, perputaran modal kerja (WCTO), economic value added (EVA), price earning ratio (PER), dan investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan sebagai variabel dependen baik secara parsial maupun simultan.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode puposive sampling. Purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel dengan meggunakan kriteria yang ditentukan. Berikut adalah kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini:

1. Perusahaan property dan real estate go public yang terdaftar dam konsisten di BEI tahun 2013-2016.

37 2. Memiliki laporan keuangan yang telah diaudit selama periode

penelitian.

3. Perusahaan laba selama periode penelitian.

Dari kriteria diatas, maka rincian jumlah sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No. Keterangan 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah perusahaan property dan real estate di BEI

49 43 47 47

2 Jumlah perusahaan rugi 6 2 8 7

3 Jumlah perusahaan dengan data yang tidak lengkap

11 15 11 16

4 Perusahaan yang listing di BEI - 1 4 -

Jumlah perusahaan yang termasuk dalam kriteria 25 25 24 24 Jumlah sampel selama periode penelitian 98

Sumber: data diolah.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelilitan lapangan.

1. Peneltian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Peneltian Lapangan (Field Research)

38 Jenis data dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data laporan keuangan perusahaan property dan real estate yang telah diaudit yang terdaftar di BEI.

D. Metode Analisis Data

Metode statisktik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak yaitu Microsoft Excel dan SPSS versi 20.

1. Statistik Deskriptif

Satistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2015).

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalistas.

a. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013).

39 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance ≤ 10 persen dan nilai VIF

≥ 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolonieritas atar variabel independen dalam model regresi.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu (problem autokorelasi) pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2015).

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin Watson (DW test), dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin Watson (DW).

c. Uji Heterokesdasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedesitas (Ghozali, 2015).

40 Untuk mendeteksi uji ini dapat dilihat dengan ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui, bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2015).

Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakikan dengan membuat hipotesis:

H0: Data residual tidak terdistribusi normal HA: Data residual terdistribusi normal 3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi berganda.

Penggunaan regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui secara terpisah (parsial) berbagai variabel independen yang ada tanpa ada pengaruh unsur variabel lain. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi berganda. Selain dapat melihat pengaruh masing- masing variabel independen, analisis regresi berganda dapat juga

41 digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh interaksi variabel independen terhadap variabel dependen. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalalah:

Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e Keterangan:

Y : Nilai Perusahaan α : Konstanta

β1, 2, 3, 4, 5 : Koefisien masing-masing variabel X1 : Struktur Modal

X2 : Perputaran Modal Kerja X3 : Price Earning Ratio X4 : Investment Opportunity Set X5 : Economic Value Added e : Standar Error

Dalam pengujian hipotesus peneliti menggunakan alat analisis berupa koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t.

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel

42 independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas dan semakin lemah kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hal ini berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2015).

b. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik SPSS.

c. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik SPSS.

E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

a. Nilai Perusahaan

43 Perputaran Modal Kerja WCTO =Jumlah penjualan

Modal kerja ×100%

Struktur Modal= Total Hutang Jangka Panjang Total Modal Sendiri

PER= Harga Per Lembar Saham (Closing Price) Earning Per Share

CAONS = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 Net Sales

Nilai perusahaan merupakan variabel dependen. Penulis menggunakan PBV sebagai alat pengukur nilai perusahaan. PBV menunjukkan perbandingan antara harga per lembar saham dengan nilai buku saham yang diformulasikan sebagai berikut:

PBV= Harga per lembar saham Nilai buku saham 2. Variabel Independen

a. Struktur Modal

Struktur modal yang diformulasikan sebagai berikut:

b. Working Capital Turnover (WCTO) yang diformulasikan sebagai berikut:

c. Price Earning Ratio (PER) yang diformulasikan sebagai berikut:

d. Investment Opportunity Set (IOS) yang diproksikan dengan current assets to net sales yang diformulasikan sebagai berikut:

e. Economic Value Added (EVA) yang diformulasikan sebagai berikut:

EVA = NOPAT - Capital Charge

Dokumen terkait