• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Tyas Skuy

Academic year: 2024

Membagikan "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

Saptawanti Niasari 1113082000012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H / 2017 M

(2)

ii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2016

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Saptawanti Niasari 1113082000012 Di Bawah Bimbingan,

Dosen Pembimbing

Ismawati Haribowo, S.E., M.Si NIP.19800909 201411 2 003

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSIRTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/2017 M

(3)

iii

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Jumat, Tanggal 16 Bulan Juni Tahun 2017 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

Nama : Saptawanti Niasari

NIM : 1113082000012

Jurusan : Akuntansi

Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2016

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Juni 2017

1. Yessi Fitri, S.E., AK., M.Si ( ) NIP. 19570617 200604 2 002 Ketua Penguji

2.

I

smawati Haribowo, S.E., M.Si ( ) NIP.19800909 201411 2 003 Pembimbing

3. Yusro Rahma, S.E., M.Si ( ) NIP. 19800506 200801 2 016 Penguji Ahli

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Saptawanti Niasari

NIM : 1113082000012

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggunjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 5 Juni 2017 Yang Menyatakan,

(Saptawanti Niasari)

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Saptawanti Niasari

2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Tempat, tanggal lahir : Sukoharjo, 7 Februari 1995

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jalan Haji Sa’abun 19

6. Telepon : 08561002647

7. E-mail : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN RAGUNAN 01 PAGI Tahun 2001-2007 2. SMPN 107 Jakarta Tahun 2007-2010 3. SMA SULUH Jakarta Tahun 2010-2013 4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2017

C. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota OSIS SMPN 107 Jakarta Tahun 2007 2. Anggota Paduan Suara SMPN 107 Jakarta Tahun 2007 3. Ketua Pecinta Alam SULUH Pecinta Alam Tahun 2011

(7)

vii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

2013-2016 Saptawanti Niasari

ABSTRACT

The purpose of this research to analiyze the influence of capital structure, working capital turn over, price earning ratio, investment opportunity set, and economic value added to firm value at property and real estate sector in Indonesia Stock Exchange (IDX) for period on 2013-2016. This research uses multiple linier regression with level of signifikan alpha 5%. The result shows structure capital, price earning ratio, and economic value added have significantly positif influence to firm value and working capital turn over haven’t significanlly influence partially.

Key Words : Capital structure, Working capital turn over, Price earning ratio, Investment opportunity set, Economic value added, and Firm Value.

(8)

viii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

2013-2016 Saptawanti Niasari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur modal, perputaran modal kerja, price earning ratio, investment opportunity set, dan economic value added terhadap nilai perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2016. Metode pengambilan data yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 25 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dengan signifikan alpha sebesar 0,05. Hasil dari penelitian secara parsial menunjukkan struktur modal, price earning ratio, dan economic value added berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan perputaran modal kerja dan investement opportunity set berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci : Stuktur modal, Perputaran modal kerja, Price earning ratio, Investment opportunity set, Economic value added, dan Nilai perusahaan.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur Alhamdulillah, penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penluis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2016”.

Dengan selesainya skripsi ini, bagi penulis merupakan titik kulminasi perjuangan yang selama ini ditempuh dalam memperoleh sarjana. Oleh karena itu, penulis berharap dapat terus melanjutkan perjuangan dalam mengembangkan diri dan memperoleh cita-cita. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan akuntansi pada umumnya dan khususnya mahasiswa akuntansi.

Penulis meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah ketetapan Allah SWT. Namun dalam penyususan skripsi ini tidak dapat terlepas dari orang-orang sekitar penulis yang begitu banyak memberikan bantuan dan dukungan pada penulis. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Orang tua tercinta, Bapak Tukiyo dan Ibu Hartini. Beribu ucapan terimakasih atas segala curahan kasih sayang, kesabaran, perhatian , doa, dan motivasi yang telah Papa dan Mama berikan dan tidak akan pernah bisa penulis balas. Hanya Allah yang bisa membalas, semoga Papa dan Mama senantiasa diberikan kesehatan dan diberi rahmat-Nya. Adik tersayang, Thalia Agustina yang telah memberikan dukungan, semangat serta doa.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

3. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan dan Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., MM., Ak selaku Sekretasris Jurusan Akuntansi

(10)

x

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu

I

smawati Haribowo, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi dalam penulisan skripsi ini yang senantiasa dengan tulus ikhlas, dan kasih sayangnya memberikan bimbingan, arahan, motivasi, waktu, serta tenaganya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Terima kasih banyak atas segala bimbingan dan bantuannya.

5. Ibu Zuwesty Eka Putri, S.E., M.Ak, sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa mengingatkan penulis selama mengikuti perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas ilmu yang diberikan selama masa perkuliahan.

7. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pelayanannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Agung Budi Prastiyo, terima kasih atas motivasi dan perhatian yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Astriana dan Laksmita yang senantiasa memberi dorongan dari awal perkuliahan, sidang komprehensif, hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Akuntansi 2013, terima kasih karena telah memberikan berbagai saran, bantuan, dan dukungan terbaiknya untuk saya pribadi yaitu, Meli, Lia, Dyah, Dila, Agias, Dinda, dan teman-teman yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu. Terima kasih atas pertemanan sehatnya.

11. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan skripsi ini, semoga bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan tervatasnta pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, mohon kritik dan saran yang membangun.

Jakarta, Mei 2017 Saptawanti Niasari

(11)

xi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Ilmiah ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur ... 9

1. Teori Keagenan ... 9

2. Nilai Perusahaan ... 11

3. Struktur Modal ... 13

4. Perputaran Modal Kerja ... 15

5. Price Earning Ratio ... 17

6. Investment Opportunity Set... 19

7. Economic Value Added ... 21

B. Penelitian Terdahulu ... 24

C. Kerangka Pemikiran ... 29

D. Pengembangan Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 34

B. Metode Penentuan Sampel ... 34

(12)

xii

C. Metode Pengumpulan Data ... 35

D. Metode Analisis Data ... 36

1. Statistik Deskriptif ... 36

2. Uji Asumsi Klasik ... 36

3. Uji Hipotesis ... 38

E. Operasional Variabel ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

B. Analisis Data ... 46

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 46

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 49

3. Hasil Uji Hipotesis ... 53

C. Pembahasan Hasil Uji ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

Daftar Pustaka ... 68

Lampiran ... 71

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...26

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian...45

Tabel 4.1 Perusahaan yang Memenuhi Kriteria Sampel...50

Tabel 4.2 Hasil AnalisisDeskriptif...51

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas...53

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi...54

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas...55

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalistas...56

Tabel 4.7 Hasil Uji t...57

Tabel 4.8 Hasil Uji F...59

Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi...60

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi...61

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...34

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Perhitungan Nilai Perusahaan...73

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Struktur Modal...78

Lampiran 3 Hasil Perhitungan Perputaran Modal Kerja...83

Lampiran 4 Hasil Perhitungan Price Earning Ratio...88

Lampiran 5 Hasil Perhitungan Investement Opportunity Set...93

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Economic Value Added...98

Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data...103

Lampiran 8 Hasil Pengolahan Data...107

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tujuan utama dari perusahaan adalah memperoleh laba, memaksimalkan laba atau kekayaan, dan memaksimalkan nilai perusahaan (Scott, 1997) dalam (Utami, 2015). Kinerja keuangan meruapakan salah satu cara pasar menilai suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan memiliki kinerja keuangan yang buruk, maka perusahaan tersebut akan memiliki nilai buruk. Namun sebaliknya, jika kinerja perusahaan baik maka perusahaan tersebut akan memiliki nilai yang baik juga di pasar.

Harga saham dapat merefleksikan nilai perusahaan bagi perusahaan-perusahaan yang go public. Nilai perusahaan adalah nilai pasar saham yang dapat mencerminkan kekayaan pemiliknya. Semakin tinggi harga saham dapat menjadi tanda kekayaan pemilik juga tinggi.

Investor akan memilih melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang maksimum karena pada dasarnya jika nilai perusahaan tinggi, maka harga saham juga meningkat dan hal ini dapat meningkatkan kemakmuran pemegang saham dalam perusahaan tersebut.

Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan (Jogiyanto, 2015). Pergerakan harga saham suatu perusahaan dapat

(17)

2 dilihat melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham yang dapat mencerminkan nilai perusahaan dapat ditentukan dengan tiga faktor yaitu faktor teknikal, faktor dari dalam perusahaan maupun faktor dari luar perusahaan. Adanya faktor tekanan dari dalam perusahaan menjadi sangat penting dalam menentukan harga saham. Analisis pasar modal perusahaan memperhatikan internal perusahaan yang menjadi faktor dasar perusahaan. Analisis dasar perusahaan dapat dilakukan dengan menilai laporan kondisi keuangan perusahaan.

Perekonomian yang berkembang di kawasan ASEAN ditambah dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) saat ini tentu mengundang banyaknya investor berinvestasi di pasar modal negara ASEAN. Salah satunya Indonesia yang merupakan salah satu negara yang menjadi incaran karena Indonesia sedang gencar melakukan pembangunan. Sektor property dan real estate menjadi salah satu sektor yang menarik minat investor karena jumlah dan laju penduduk yang selalu bertambah (Rahmadani, 2016).

Perkembangan tren investasi yang di masyarakat saat ini adalah menginvestasikan uang dalam bentuk tanah atau properti yang mengakibatkan industri sektor property dan real estate terus berkembang pesat dan semakin banyak perusahaan yang ikut andil dalam pemanfaatan peluang ini (Hamidy, Wiksuana, dan Artini, 2015).

Perkembangan pada sektor property dan real estate yang selalu diikuti persaingan ketat antar perusahaan demi tercapainya tujuan

(18)

3 perusahaan. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan yang bertujuan mengoptimalkan nilai perusahaannya pada titik maksimum agar dapat mengundang investor untuk berinvestasi. Sutrisno (2013) dalam Mabruroh (2016) menyatakan nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Oleh karena itu, nilai perusahaan harus ditingkatkan karena kemakmuran pemegang saham adalah tujuan dari perusahaan.

Nilai perusahaan diindikasikan dengam price to book value (PBV).

PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek suatu perusahaan dimasa yang akan datang (Sambora dkk, 2014 dalam Hariyanto dan Lestari, 2015). Price to Book Value (PBV) merupakan harga pasar suatu saham dibagi dengan Book Value-nya (BV) Price to Book Value (PBV) juga menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan. Perusahaan yang berjalan baik umumnya mempunyai PBV diatas 1 (satu), yang menunjukkan nilai pasar lebih tinggi dari nilai bukunya. Hasil rasio PBV yang tinggi menunjukkan harga saham yang tinggi (Welley dan Untu, 2015).

Menurut Badan Pusat Statistik pada triwulan pertama 2017, seluruh lapangan usaha mengalami peningkatan kondisi bisnis.

Kondisi bisnis tertinggi terjadi pada usaha real estate dengan nilai Indeks Tendensi Bisnis (ITB) sebesar 111,20. Hal ini membuat bisnis real estate diaggap sebagai bisnis yang menjanjikan pada awal tahun 2017 (Sindo News, 2017).

(19)

4 Ciputra Development Tbk sebagi perusahaan property dan real estate lokal yang pasca-penggabungan dengan anak perusahannya pada akhir tahun lalu lewat RUPSLB atau Rapat Pemegang Saham Luar Biasa mengalami peningkatan harga saham, hal ini tentu saja menguntungkan investornya. Dengan resminya penggabungan anak usaha itu, saham dua anak usaha, yaitu CTRS dan CTRP, sudah dihapus dari papan perdagangan efek BEI. Pada penutupan perdagangan harga saham CTRA naik 3,11 persen ke level Rp 1.325 per saham (Tempo, 2017).

Berbagai pihak didalam suatu perusahaan memiliki kepentingan pribadi yang berberda maka dari itu perusahan harus mampu mencegah konflik-konflik yang dapat menurunkan nilai perusahaan (Kusumayani dan Suardana, 2017). Oleh karena itu, perlu diadakan monitoring melalui pihak-pihak diluar (pihak institusional) perusahaan guna mengawasi pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan antara lain adalah struktur modal, perputaran modal kerja, price earning ratio, investment opportunity set, dan economic value added. Dalam meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan akan menghadapi perbedaan kepentingan yang dimiliki pemegang saham, debtholder, dan manajemen terhadap tujuan perusahaan seringkali menimbulkan banyak masalah (agency problem). Menurut teori keagenan struktur

(20)

5 modal disusun untuk mengurangi konflik kepentingan. Utang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan utang, maka perusahaan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga (Brigham dan Houston, 2015).

Syardiana (2015) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa struktur modal tidak mampu memoderasi hubungan variabel dalam penelitiannya terhadap nilai perusahaan., sedangkan Luthfi (2017) mengungkapkan bahwa struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Utami (2015) menyatakan bahwa perputaran modal kerja (Working Capital Turnover) berpengaruh namun tidak signifikan dan Warouw dkk (2016) mengungkapkan bahwa WCTO berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan.

Mabruroh (2015), Abdullah (2015) dan Nopiyanti (2016) mengungkapkan bahwa price earning ratio berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan baik ketika diuji secara parsial atau simultan.

Hariyanto (2015) megungkapkan bahwa hubungan antara investment opportunity set dan nilai perusahaan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan. Menurut Sudiani (2016) investment

(21)

6 opportunity set berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian mengenai economic value added yang dilakukan oleh Wedyanthi (2016) membuktikan bahwa EVA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Nugraha dkk (2017) mengungkapkan bahwa EVA yang diuji dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% menghasilkan pengaruh yang tidak signifikan.

Berdasarkan latar belakang ini penulis ingin mengetahui pengaruh variavel struktur modal, perputaran modal kerja, price earnig ratio, investement opportunity set, dan economic value added terhadap nilai perusahaan baik secara parsial maupun simultan. Berdasarkan latar belakang diatas makan penelitian ini mengambil judul “FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2016”.

Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian terdahulu yaitu penelitian Syardiana dkk (2015). Peneliti membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dengan menambahkan variabel lain seperti perputaran modal kerja (working capital turnover) , price earning ratio (PER), dan economic value added (EVA). Selain itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai objek yang

(22)

7 diteliti dengan periode penelitian selama 4 tahun yaitu tahun 2013- 2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat disusun beberapa pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut:

1. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

2. Apakah Working Capital Turnover (WCTO) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

3. Apakah Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

4. Apakah Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

5. Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Membuktikan adanya pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.

2. Membuktikan adanya pengaruh Working Capital Turnover (WCTO) terhadap nilai perusahaan.

3. Membuktikan adanya pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap nilai perusahaan.

(23)

8 4. Membuktikan adanya pengaruh Investment Opportunity Set

(IOS) terhadap nilai perusahaan.

5. Membuktikan adanya pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap nilai perusahaan.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini:

1. Kontibusi Teoritis

a. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan di bidang akuntansi keuangan, khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

b. Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

c. Sebagai sarana menambah wawasan di bidang akuntansi keuangan, terutama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

2. Kontribusi Praktis

a. Menjadi referensi bagi pemilik dan pegawai perusahaan properti dan real estate dalam mengaplikasikan variabel-variabel penelitian ini untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

b. Menjadi penelitian yang diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan pada saat akan melakukan investasi.

c. Menjadi penelitian yang dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

(24)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Scott (1997) aplikasi teori agensi dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing- masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat aturan yang mengatur mengenai mekanisme bagi hasil, baik yang berupa keuntungan, return maupun resiko-resiko yang disetujui oleh prinsipal dan agen. Inti dari Agency Theory atau teori keagenan adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan.

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai:

agency relationship as a contract under which one or more person (the principals) engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the agent”.

Maksud dari pernyataan diatas, principal(s) adalah pemegang saham, pemilik, atau investor. Sedangkan agen adalah menajemen yang mengelola harta pemilik yang ada diperusahaan.

Informasi yang tidak seimbang yang ada akan mempersulit pemegang saham dalam melakukan pengawasan dan pemantauan

(25)

10 kepada manajemen sehingga menimbulkan dua masalah, yaitu mora hazard dan adverse selection. Konflik keagenan muncul dalam dua bentuk yaitu antara pemilik perusahaan (pricipals) dan manajemen (agent), dan antara pemegang saham dengan pemegang obligasi (Husnan dan Pudjiastuti, 2006). Konflik antara pemilik perusahaan dan manajemen sering terjadi karena manajer mempunyai kepentingan sendiri yang tidak menguntungkan pemegang saham. Untuk mengurangi konflik yang terjadi diperlukan pengawasan dan pemantauan yang pasti akan menimbulkan biaya (agency cost).

Menurut Meisser, et al. (2008) hubungan keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan yaitu : (a) terjadinya informasi asimetri (information asymmetry), dimana manajemen secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarya dan posisi operasi entitas dari pemilik; dan (b) terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akibat ketidak samaan tujuan, dimana manajemen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik.

Menurut Raharjo (2007), teori agensi mencoba untuk menjalin hubungan yang formal antara prinsipal dan agen atau pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses penyusunan budget. Teori ini menekankan pada perancangan pengukuran prestasi dan imbalan yang diberikan agar manajer berperilaku positif atau dapat menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.

(26)

11 2. Nilai Perusahaan

Menurut I Made Sudana (2009) nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh pembeli (investor) apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai saham suatu perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan. Tujuan normatif perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Memaksimumkan nilai perusahaan dinilai lebih tepat sebagai tujuan karena:

a. Memaksimalkan keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham dimasa yang akan datang atau beorientasi jangka panjang.

b. Mempertimbangkan faktor risiko.

c. Memaksimalkan nilai perusahaan lebih menekankan pada arus kas dari pada sekedar laba menurut pengertian akuntansi.

d. Tanggung jawab sosial tidak akan diabaikan dengan nilai perusahaan yang maksimal.

Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan

a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalama anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca dan ditulis jelas dalam surat saham kolektif.

b. Nilai pasar atau kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham.

(27)

12 c. Nilai intrinsik adalah nilai yang mengacu pada nilai riil suatu perusahaan. Nilai riil ini merupakan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang.

d. Nilai buku merupakan nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.

e. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban. Nilai sisa itu adalah hak atau bagian pemegang saham.

Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena nilai perusahaan yang maksimal menggambarkan kemakmuran pemegang saham yang maksimal yang merupakan tujuan perusahaan. Ada beberapa konsep dasar penelitian, meliputi:

a. Nilai ditentukan untuk waktu atau periode tertentu.

b. Nilai harus ditentukan pada harga yang wajar.

c. Penilaian tidak dipengaruhi oleh sekelompok pembeli tertentu.

Menurut Suharli (2006:44) metode dan teknik yang dikembangkan dalam penilaian perusahaan diantaranya adalah:

a. Pendekatan laba diantara lain metode rasio tingkat laba atau price earing ratio, metode kapitalisasi proyek laba.

b. Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas.

c. Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen.

(28)

13 d. Pendeketan aktiva antara lain metode penilaian aktiva.

e. Pendekatan harga saham.

f. Pendekatan economic value added (EVA).

Menurut Salvatore (2005), nilai perusahaan merupakan pandangan investor pada tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya perusahaan. Perusahaan memiliki tujuan utama yaitu untuk memaksimumkan kekayaan.

3. Struktur Modal

Menurut Kusumajaya (2011) dalam Rahmatika (2016), struktur modal merupakan perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri perusahaan. Bentuk pembelanjaan yang permanen di dalam mencerminkankeseimbangan di antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri sehingga sering diistilahkan dengan struktur modal.

Struktur modal (capital structure) merupakan proporsi modal perusahaan baik modal yang digunakan dari dalam perusahaan maupun modal yang bersumber dari luar perusahaan (utang). Chen dan Chen (2011) menyebutkan Modigliani dan Miller tahun 1958 adalah orang pertama yang mempelajari hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan.

Pengertian struktur modal menurut Martono dan D. Agus Harjito (2011) menyatakan:

(29)

14

“Sturuktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditujukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.”

Pemenuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan atau (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perushaan yang berasal dari luar, yaitu hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan memiliki struktur modal yang optimal.

Weston dan Copeland (1992) memberikan definisi struktur modal sebagai pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba diatahan. Bila perusahaan memiliki saham preferen, maka saham tersebut akan ditambahkan pada modal pemegang saham.

Menurut Sjahrial dan Purba (2013) rasio struktur modal terdiri dari tiga jenis, yaitu:

a. Rasio total utang terhadap total aktiva (total debt to total assets atau DAR), rasio ini digunakaan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai dengan utang.

Semakin besar atau tinggi rasio ini, berarti semakin besar

(30)

15 jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

b. Rasio total utang terhadap modal (total debt to equity ratio atau DER), rasio ini digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiban yang dimiliki perusahaan dan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar utangnya dengan jaminan modal sendiri.

c. Rasio total utang terhadap modal (long term debt to equity ratio atau LDER), rasio ini digunakan untuk menunjukkan hubungan antara pinjaman jangka panjang dengan jumlah modal sendiri.

Rasio ini dapat menunjukkan seberapa besar utang jangka panjang yang dapat dijamin oleh modal sendiri.

4. Perputaran Modal Kerja

Menurut Agnes Sawir (2012), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasional seperti pembelian bahan baku, pembayaran listrik, gaji karyawan, dan pembayaran lainnya.

Sedangkan perputaran modal kerja menurut Kasmir (2012) merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar dalam satu periode.

(31)

16 Munawir (2010) menyatakan bahwa rasio perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja.

Menurut Bambang Riyanto (2013), working capital turnover atau perputaran modal kerja adalah kemampuan modal kerja berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan. Untuk menilai efisiensi modal kerja rasio yang dapat digunakan adalah perbandingan antara total penjualan dengan jumlah modal kera rata- rata. Rasio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk setiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar.

Untuk menguji efisiensi penggunaaan modal kerja (working capital turnover), yaitu rasio penjualan dengan modal kerja.

Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan bersih yang diperoleh bagi setiap nilai rupiah modal kerja. Perusahaan dapat mengetahui bekerja dengan modal tinggi atau rendah melalui hubungan antara penjualan neto dengan modal. Hasil penjualan dan modal kerja dapat menentukan tingkat modal kerja (Jumingan, 2009).

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan

(32)

17 usaha. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat menjadi kas kembali (Sartono, 2014).

5. Price Earning Ratio

Price Earning Ratio (PER) merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Keinginan investor melakukan analisis saham melalui rasio-rasio keuangan seperti Price Earning Ratio (PER). Menurut Husnan (2011) secara fundamental rasio ini diperhatikan oleh investor dalam memilih saham karena perusahaan yang mempunyai nilai PER yang tinggi menunjukkan nilai pasar yang tinggi pula atas saham tersebut, sehingga saham tersebut akan diminati oleh investor dan hal ini pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham sebaliknya apabila perusahaan mempunyai PER yang rendah menunjukkan nilai pasar yang rendah sehingga akan berdampak terhadap penurunan harga saham.

Menurut Brigham dan Houston (2010), price earning ratio adalah rasio harga per saham terhadap laba per saham menunjukkan jumlah yang rela dibayarkan oleh investor untuk setiap dolar laba yang dilaporkan.

Menurut Sugianto (2010), price earning ratio diperoleh dari harga pasar saham biasa dibagi dengan laba per saham (EPS), maka semakin tinggi rasio ini akan mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan juga

(33)

18 semakin membaik, sebaliknya jika PER terlalu tinggi juga dapat mengindikasikan bahwa harga saham yang ditawarkan sudah sangat tinggi atau tidak rasional.

Afza dan Tahir (2012) dalam (Prabowo, 2015) mendefinisikan Price Earning Ratio (PER) sebagai berikut:

“Measured as dividing stock price by earnings per share, alternatively known as –Price Earnings Multiples-, Indicate how much investors are willing to pay for each money of firm’s earnings. In addiction it also reflect investor’s confidence and sentiment about firm’s future performance and influences investment decisions.”

Price Earning Ratio (PER) merupakan suatu rasio yang lazim digunakan untuk mengukur harga pasar (market price) setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar saham. Secara tidak langsung, ukuran ini melibatkan suatu jumah yang dikendalikan oleh perusahaan harga saham biasa. Rasio harga atau laba mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan yang akan diterima dimasa yang akan datang (Simamora, 2012).

PER digunakan oleh para investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Investor dapat memilih saham mana yang akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dimasa yang akan datang. PER menunjukkan hubungan harga pasar saham biasa dengan earning per share. Perusahaan dengan peluang pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai PER yang tinggi dan sebaliknya, perusahaan yang mempunyai PER rendah juga pertumbuhan perusahaannya rendah.

(34)

19 6. Investment Opportunity Set

Myers (1977) memperkenalkan set peluang investasi (investment opportunity set) untuk pertama kalinya dalam kaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Myers (1977) menguraikan tentang pengertian perusahaan yang terdiri dari suatu kombinasi antara aset yang dimiliki oleh perusahaan dengan pilihan investasi masa depan perusahaan. Menurut Myers (1977) investment opportunity set memberikan petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang.

Menurut Martono dan Agus (2005) investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang.

Investment opportunity set (IOS) bersifat tidak dapat diobservasi oleh sebab itu perlu menggunakan proksi yang sesuai.

Kallapur dan Trombley (1999) menjelaskan proksi IOS yang diguanakan dalam bidang akuntansi dan keuangan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Proksi berbasis harga

Harga saham merupakan proksi terbaik dari kinerja perusahaan karena menggambarkan kinerja perusahan di masa lalu dan prospek di masa datang. IOS yang

(35)

20 berdasarkan dari harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Rasio yang merupakan proksi harga adalah market to book value of equity, market to book value of asset, Tobin’s Q, price to earning ratio, ratio of property, plant and equipment to firm value, ratio of depreciation to firm value dan market value of equity plus book value of debt.

b. Proksi berbasis investasi

Perusahaan yang memiliki IOS tinggi seharusnya memiliki suatu tingkatan investasi yang tinggi pula dalam bentuk aktiva di tempat atau aktiva yang diinvestasikan untuk waktu yang lama dalam suatu perusahaan. Rasio yang berkaitan dengan proksi investasi adalah ratio capital expenditure tobook value of asset, ratio capital expenditure to market value of asset, CAONS, investment to net sales ratio, the ratio of R&D expense to sales, dsb.

c. Proksi berbasis varian

Proksi berbasis varian didasari oleh suatu pilihan akan jadi lebih bernilai sebagai variabilitas dari return dengan mendasarkan pada peningkatan asset (Kallapur dan Trombley, 1999). Ukuran berbasis varian yang telah digunakan dalam beberapa penelitian diantaranya Variance

(36)

21 of return (Gaver dang Gaver, 1993; Smith dan Watts, 1992;

Kallapur dan Trombley, 1999; Jones dan Sharma, 2001), Asset betas (Skinner, 1993; dan Kallapur dan Trombley, 1999) dan the variance of asset deflated sales (Ho, Lam dan sami, 1999).

7. Economic Value Added (EVA)

Konsep EVA dipopulerkan oleh G. Bennet Stewart, III, Managing Partner dari Stern Stewart and Co dalam bukunya “The Quest for Value” pada tahun 1991. EVA merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu. Prinsip EVA adalah memberikan penilaian yang baik terhadap kinerja dan prestasi keuangan manajemen karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar suatu perusahaan.

Economic Value Added (EVA) adalah jumlah uang bukan rasio.

Economic Value Added diperoleh dari pengurangan beban modal (capital charge) dan laba bersih (net operating profit). Penggunaan EVA akan mendorong perusahaan untuk menitik beratkan struktur modalnya (Anthony dan Govindarajan, 2005). Perusahaan yang dapat menawarkan jumlah, stabilitas, dan tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang akan diterima dapat menarik minat invstor untuk berinvestasi.

(37)

22 Menurut Young dan O’Byrne (2001), EVA merupakan alat komukasi yang efektif baik untuk penciptaan nilai yang dapat dijangkau oleh manajer lini yang akhirnya mendorong kinerja perusahaan dan untuk menghubungkan dengan pasar modal.

Economic Value Added (EVA) adalah keuntungan operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal dari seluruh modal untuk menghasilkan laba. Laba operasional setelah pajak menggambarkan hasil penciptaan nilai (value) didalam perusahaan, sedangkan biaya modal dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan nilai tersebut (Stewart, 1997).

Manfaat penerapan Economic Value Added (EVA) antara lain (Utama, 1997):

a. Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation).

b. Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan da nilai pemegang saham.

c. Dapat membuat manajer berpikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimalkan tingkat pengembalian dan meminimalkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.

(38)

23 d. EVA membuat manajer agar memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria maksimal nilai perusahaan.

e. EVA sebagai motivator perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya.

f. EVA dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya modal.

Menurut Stewart (1997) Ada tiga strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai economic value added, yaitu:

a. Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan. Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.

b. Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi. Dalam hal ini peningkatan keuntugan tanpa tambahan modal.

c. Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak menjanjikan. Ini berarti menarik modal yang tidak produktif dan menarik modal dari aktivitas yang tidak menghasilkan rerturn yang rendah dan menghapus unit bisnis

yang tidak menjanjikan hasil.

(39)

24 B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Luthfi Rizki Rahmatika

(2017)

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas, Nilai

Perusahaan

1. Menguji pengaruh stuktur sodal terhadap nilai perusahaan.

2. Menggunakan data

sekunder.

3. Menggunakan PBV untuk menghitung nilai

perusahaan.

4. Menggunakan model

analisis linier berganda

1. Obejek penelitian menggunakan perusahaan otomotif periode 2012- 2015

2. Menggunakan variabel lain yaitu, ukuran perusahaan dan

profitabilitas.

Berdasarkan hasil penelitian struktur modal berpengaruh positif tidak sifnifikan terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan

berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai, sedangkan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara bersamasama penelitian ini

menyimpulkan struktur modal, ukuran perusahaan dan profitabilitas

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

2 Komang Krisna Wedayanthi dan

Pengaruh Economic Value Added, Komposisi

1. Menggunakan variabel yang

1. Menggunakan perbankan

Hasil analisis menunjukkan bahwa economic value Bersambung ke halaman berikutnya

(40)

25 NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Ni Putu Ayu Darmayanti

(2016)

Dewan Komisaris Independen dan Return

On Assets Terhadap Nilai Perusahaan

sama dengan penelitian ini yaitu

Economic Value Added (EVA) dan Nilai perusahaan.

2. Menggunakan data

sekunder.

untuk objek penelitian.

2. Objek penelitian terdahulu menggunakan periode 2008- 2014,

sedangkan penelitian ini menggunakan periode 2013- 2016.

3. Variabel lainnya komposisi dewan komisaris independen dan ROA.

added berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan di BEI,

komposisi dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan di BEI, return on assets berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan di BEI.

3 I Gst. Ngr. Putu Adi Suartawan

dan Gerianta Wirawan Yasa

(2016)

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Free

Cash Flow pada Kebijakan Dividen dan

Nilai Perusahaan

1. Menggunakan variabel yang sama dengan penelitian ini yaitu

Investement

1. Menggunakan perusahaan manufaktur untuk objek penelitian.

2. Periode obejek

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Investment opportunity set berpengaruh positif pada kebijakan dividen, menolak hipotesis yang menyatakan Bersambung ke halaman berikutnya

(41)

26 NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Opportunity Set (IOS).

2. Menggunakan data

sekunder.

penelitian terdahulu adalah tahun 2011-2013.

3. Menggunakan variabel lain yaitu free cash flow dan kebijakan dividen.

arah negatif; 2) Free cash flow berpengaruh positif pada kebijakan dividen; 3) Investment opportunity set berpengaruh positif pada nilai perusahaan; 4) Free cash flow berpengaruh positif pada nilai

perusahaan; 5) Kebijakan dividen berpengaruh positif pada nilai perusahaan; 6) Investment opportunity set berpengaruh pada nilai perusahaan melalui kebijakan dividen; dan 7) Free cash flow tidak berpengaruh pada nilai perusahaan melalui kebijakan dividen.

4 I Dewa Ayu Nopiyanti dan Ni

Putu Ayu Darmayanti

(2016)

Pengaruh PER, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas dengan Struktur Modal sebagai

Variabel Moderasi

1. Penelitian ini sama-sama menguji apakah pengaruh Price Earning Ratio (PER)

1. Periode penelitian penelitian terdahulu adalah 2013- 2015.

2. Menggunakan

Setelah dilakukan analisis data maka ditemukan hasil bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh price earning ratio, ukuran perusahaan dan

profitabilitas dengan arah Bersambung ke halaman berikutnya

(42)

27 NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

terhadap nilai perusahaan.

2. Data yang digunakan adalah data sekunder.

3. Objek yang diteliti

menggunakan perusahaan properti dan real estate.

4. Menggunakan model regresi linier

berganda.

struktur modal sebagai

variabel moderasi 3. Menggunakan

variabel lain yaitu, ukuran perusahaan dan

profitabilitas.

hubungan yang positif.

Serta struktur modal tidak mampu memoderasi hubungan price earning ratio, ukuran perusahaan dan profitabilitas pada nilai perusahaan.

5 Xuan Vinh Vo dan Craig Ellis

(2016)

An Empirical Investigation of Capital

Structure and Firm Value in Vietnam

1. Variabel yang diuji sama yaitu Stuktur Modal.

2. Menggunakan data

sekunder.

1. Objek penelitian terdahulu adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Vietnam (Ho Chi Minh City Stock

Hasil menunjukkan hubungan negatif antara leverage keuangan dan nilai pemegang saham, indikasi dari biaya secara

proporsional lebih besar untuk pembiayaan utang daripada manfaat bagi perusahaan Vietnam. Selain itu, ditemukan bahwa Bersambung ke halaman berikutnya

(43)

28 NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Exchange).

2. Penelitian terdahulu periodenya adalah 2007- 2013.

perusahaan hanya rendah leverage kemungkinan untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham.

Studi kami memiliki implikasi untuk struktur modal disukai Vietnam perusahaan dan bagi

investor yang merenungkan untuk berinvestasi di pasar saham Vietnam.

6 Giriati

(2015)

Free Cash Flow, Dividend Policy, Investment Opportunity

Set, Opportunitic Behavior, and Firm’s

Value

1. Menguji variabel yang sama yaitu investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan.

2. Menggunakan data

sekunder.

3. Merupakan studi empiris.

1. Menggunakan variabel lain seperti free cash flow, dividend policy dan opportunic behavior.

2. Objek yang diteliti merupakan perusahaan 29 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

Hasil dari penelitian free cash, dividend policy, investment opppotunity set, dan opportunitic behavior terhadap nilai perusahaan adalah positif signifikan dengan uji simultan dan partial.

Bersambung ke halaman berikutnya

(44)

29 NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

periode 2009- 2013.

7 Mawar Sharon R.

Pantow,Sri Murni, dan Irvan

Trang (2015)

Analisa Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Return On

Assets, dan Struktur Modal Terhadap Nilai

Perusahaan yang Tercatat dalam LQ45

1. Menggunakan variabel struktur modal

2. Menggunakan data sekunder

1. Menggunakan perusahaan LQ45 sebagai objek yang diteliti.

2. Menggunakan periode 2009- 2013

Hasil analisis data disimpulkan bahwa Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Ukuran Perusahaan berpengaruh Negatif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan, sedangkan ROA dan Struktur Modal berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Bagi para investor diharapkan untuk dapat memperhatikan Return on Asset dan Struktur Modal sebelum berinvestasi

8 Rahmawati Budi Utami (2015)

Analisis Pengaruh TATO, WCTO, dan DER Terhadap Nilai Perusahaan dengan ROA

sebagai Variabel

1. Penelitian ini menggunakan variabel Working Capital

1. Objek penelitian terdahulu adalah perushaan

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan

hasilnya menyatakan bahwa TATO berpengaruh

Bersambung ke halaman berikutnya

(45)

30 NO Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

Tahun 2009-2013)

Turnover (WCTO) atau perputaran modal kerja untuk menguji pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

2. Data yang digunakan adalah data sekunder.

manufaktur peiode 2009- 2013, sedangkan pada penelitian ini

menggunakan perusahaan real estate dan properti periode 2013- 2015.

2. Mengguakan variabel lain yaitu, TATO, WCTO, dan DER serta variabel ROA sebagai variabel intervening.

signifikan positif terhadap ROA. WCTO dan DER berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA.

TATO memiliki pengaruh signifikan positif bukan pada Nilai Perusahaan.

WCTO berpengaruh signifikan negatif terhadap Nilai Perusahaan. DER dan ROA berpengaruh

signifikan positif terhadap Nilai Perusahaan. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa TATO

mempengaruhi Nilai Perusahaan melalui ROA.

Selain itu, ditemukan bahwa nilai R square yang disesuaikan dengan persamaan ROA adalah 25,3% sedangkan nilai R square yang disesuaikan dengan persamaan PBV adalah 39,7%.

Sumber: Diolah dari berbagai referens

(46)

31 C. Kerangka Penelitian

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki

kepentingan untuk meningkatkan nilai perusahannya untuk

mensejahterakan pemiilik saham.

Terdapat masalah kepentingan antara pemegang saham dan manajemen perusahaan.

Research GAP

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Teori Dasar : Agency Theory

Variabel Independen Variabel Dependen

Price Earning Ratio (X3) Struktur Modal (X1)

Perputaran Modal Kerja (X2) Nilai Perusahaan (Y)

Economic Value Added (X5) Investment Opportunity Set (X4)

Kesimpulan dan Saran Hasil Pengujian dan Pembahasan

Model Regresi : Linier Berganda Variabel Independen

(47)

32 D. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Struktur modal merupakan penggunaan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri, dan dalam penelitian ini menggunakan struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio, yang merupakan golongan rasio hutang (Kasmir, 2012), dimana semakin besar rasio tersebut maka semakin besar penggunaan dana utang atas ekuitas perusahaan, yang nantinya akan berpengaruh pada persediaan dana dalam memenuhi pendanaan.

Penelitian yang dilakukan Luthfi (2016) menemukan hubungan yang positif antara struktur modal terhadap nilai perusahaanaan perusahaan jika diuji secara bersama. Maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Nilai Perusahaan

Selama perusahaan terus beroperasi (going concern), modal kerja berputar terus-menerus dalam perusahaan karena digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari (Munawir, 2010). Perputaran modal kerja dalam suatu perusahaan dimulai saat perusahaan menginvestasikan kas perusahaan dalam beberapa modal kerja yang dibutuhkan sampai kembali menjadi kas. Semakin pendek periodenya, semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja dalam perusahaan tersebut dan sebaliknya (Riyanto, 2013).

(48)

33 Penelitian mengenai pengaruh WCTO terhadap ROA menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Pengaruh positif dikemukakan oleh Nugroho (2010), Husaini, Difky, dan Darminto (2014) serta Utama (2014). Hasil penelitian Utami (2015) menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara perputaran modal kerja dan nilai perusahaan.

Maka untuk menjawab perbedaan penelitian tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H2: Perputaran modal kerja berpengaruh terhadap nilai perusahaan

3. Pengaruh price earning ratio terhadap nilai perusahaan

Simamora (2012) dalam Devina dan Ivonne (2016) menjelaskan bahwa price earning ratio ini mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan dimasa mendatang. Perusahaan yang memiliki prospek tingkat pertumbuhan yang tinggi tercermin dari nilai price earning ratio yang tinggi, pertumbuhan laba perusahaan diharapkan pada saat tingginya nilai price earning ratio.

Penelitian terdahulu tentang price earning ratio berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan selama empat tahun pengamatan. price earning ratio menunjukan pertumbuhan laba suatu perusahaan.

Dimana, pemilihan investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai

(49)

34 perusahaan (Mabruroh, Riswan, dan Lestari, 2016). Maka penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut:

H3: Price earning ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan 4. Pengaruh investment opportunity set terhadap nilai perusahaan

IOS dapat mmberikan petunjuk yang lebih luas dimana milai perusaahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. IOS merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang dimiliki dan pilihan dimasa yang akan datang. (Syardiana, Rodoni, dan Putri, 2015)

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa investment opportunity set berpengaruh positif pada kebijakan dividen, menolak hipotesis yang menyatakan arah negatif (Suartawan dan Yasa, 2016). Dalam penelitian Nur Hidayah IOS berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H4: Investement opportunity set berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

5. Pengaruh economic value added terhadap nilai perusahaan

EVA mempunyai kelebihan yang bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation), membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal, dan dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modal.

(50)

35 Hasil penelitian terdahulu menurut Wedayanthi dan Darmayanti (2016), EVA menunjukkan hubungan positif dengan nilai perusahaan.

EVA merupakan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan, maka dengan semakin tinggi EVA yang di peroleh pada suatu perusahaan termasuk sektor perbankan akan memberikan dampak yang positif terhadap penciptaan nilai tambah dan meningkatkan nilai perusahaan. Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H5: Economic Value Added berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

(51)

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian metode kuantitatif.

Model penelitian ini dibuat sps dan rinci. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Sumber data penelitian ini berupa annual report, yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari www.idx.co.id.

Peneliti bermaksud untuk menganalisis pengaruh variabel independen yang diukur dengan struktur modal, perputaran modal kerja (WCTO), economic value added (EVA), price earning ratio (PER), dan investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan sebagai variabel dependen baik secara parsial maupun simultan.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode puposive sampling. Purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel dengan meggunakan kriteria yang ditentukan. Berikut adalah kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini:

1. Perusahaan property dan real estate go public yang terdaftar dam konsisten di BEI tahun 2013-2016.

(52)

37 2. Memiliki laporan keuangan yang telah diaudit selama periode

penelitian.

3. Perusahaan laba selama periode penelitian.

Dari kriteria diatas, maka rincian jumlah sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No. Keterangan 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah perusahaan property dan real estate di BEI

49 43 47 47

2 Jumlah perusahaan rugi 6 2 8 7

3 Jumlah perusahaan dengan data yang tidak lengkap

11 15 11 16

4 Perusahaan yang listing di BEI - 1 4 -

Jumlah perusahaan yang termasuk dalam kriteria 25 25 24 24 Jumlah sampel selama periode penelitian 98

Sumber: data diolah.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelilitan lapangan.

1. Peneltian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Peneltian Lapangan (Field Research)

(53)

38 Jenis data dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data laporan keuangan perusahaan property dan real estate yang telah diaudit yang terdaftar di BEI.

D. Metode Analisis Data

Metode statisktik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak yaitu Microsoft Excel dan SPSS versi 20.

1. Statistik Deskriptif

Satistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2015).

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalistas.

a. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013).

(54)

39 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance ≤ 10 persen dan nilai VIF

≥ 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolonieritas atar variabel independen dalam model regresi.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu (problem autokorelasi) pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2015).

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin Watson (DW test), dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin Watson (DW).

c. Uji Heterokesdasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedesitas (Ghozali, 2015).

(55)

40 Untuk mendeteksi uji ini dapat dilihat dengan ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui, bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2015).

Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakikan dengan membuat hipotesis:

H0: Data residual tidak terdistribusi normal HA: Data residual terdistribusi normal 3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi berganda.

Penggunaan regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui secara terpisah (parsial) berbagai variabel independen yang ada tanpa ada pengaruh unsur variabel lain. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi berganda. Selain dapat melihat pengaruh masing- masing variabel independen, analisis regresi berganda dapat juga

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...........................................................................34
Tabel 3.1  Sampel Penelitian
Tabel  deskriptif  menjelaskan  variabel-variabel  independen  yaitu struktur modal, perputaran modal kerja,  price earning ratio,  investment  opporyunity  set,  dan  economic  value  added  serta  variabel  dependen  yaitu  nilai  perusahaan  yang  diuku
Tabel 4.6  Hasil Uji Normalitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Tahun 2013-2016)

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 dimana

Perusahaan real estate dan property merupakan salah satu sektor.. industri yang terdaftar di Bursa Efek

REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh faktor – faktor fundamental perusahaan yang

REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh faktor – faktor fundamental perusahaan yang

property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga memiliki kesamaan dalam hal pengawasan dari pihak investor dan masyarakat umum, maka hal ini

Populasi dan Sampel Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. No Kode Nama Perusahaan Kriteria

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PADA SEKTOR PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014..