BAB III METODOLOGI PENELITIAN
E. Operasional Variabel
42 independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas dan semakin lemah kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hal ini berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2015).
b. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik SPSS.
c. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik SPSS.
E. Operasional Variabel Penelitian
43 Perputaran Modal Kerja WCTO =Jumlah penjualan
Modal kerja Γ100%
Struktur Modal= Total Hutang Jangka Panjang Total Modal Sendiri
PER= Harga Per Lembar Saham (Closing Price) Earning Per Share
CAONS = πΆπ’πππππ‘ π΄π π ππ‘π Net Sales
Nilai perusahaan merupakan variabel dependen. Penulis menggunakan PBV sebagai alat pengukur nilai perusahaan. PBV menunjukkan perbandingan antara harga per lembar saham dengan nilai buku saham yang diformulasikan sebagai berikut:
PBV= Harga per lembar saham Nilai buku saham 2. Variabel Independen
a. Struktur Modal
Struktur modal yang diformulasikan sebagai berikut:
b. Working Capital Turnover (WCTO) yang diformulasikan sebagai berikut:
c. Price Earning Ratio (PER) yang diformulasikan sebagai berikut:
d. Investment Opportunity Set (IOS) yang diproksikan dengan current assets to net sales yang diformulasikan sebagai berikut:
e. Economic Value Added (EVA) yang diformulasikan sebagai berikut:
EVA = NOPAT - Capital Charge
44 Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
No. Nama Variabel Pengukuran Skala
1. Nilai Perusahaan (Devina dan Ivonne,
2016)
PBV= Harga per lembar saham Nilai buku saham
Rasio 2. Struktur Modal
(Hamidy, Wiksuana, dan Artini, 2015)
Struktur Modal=
Total utang Total aset
Rasio
3. Perputaran Modal Kerja (Utami, 2015)
WCTO = Jumlah penjualan
Modal kerja Γ100%
Rasio
4. Price Earning Ratio (Mabruroh, 2016)
PER=
Harga Per Lembar Saham Earning Per Share
Rasio
5. Investment Opportunity Set
(Hariyanto dan Lestari, 2015)
CAONS=
Current ssets Net Sales
Rasio
6. Economic Value Added (Wedayanthi dan Darmayanti, 2016)
EVA =
NOPAT - Capital Charge
Rasio
Sumber: Data diolah (2017)
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh struktur modal, perputaran modal kerja, price earning ratio, investment opportunity set, dan economic value addded terhadap nilai perusahaan. Objek perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (IDX) periode 2013-2016. Data berupa laporan tahunan yang telah diaudit, laporan keuangan ini diperoleh dari website BEI, www.idx.co.id.
Teknik pengambilan yang digunakan adalah purposive sampling, dimana pengambilan sampel data hal ini terbatas pada subjek tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan.
Perusahaan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.
b. Perusahaan yang laba selama periode penelitian.
46 Tabel 4.1
Prosedur Pemilihan Sampel
No. Keterangan 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah perusahaan property dan real estate di BEI
49 43 47 47
2 Jumlah perusahaan rugi 6 2 8 7
3 Jumlah perusahaan dengan data yang tidak lengkap
11 15 11 16
4 Perusahaan yang listing di BEI - 1 4 -
Jumlah perusahaan yang termasuk dalam kriteria
25 25 24 24
Jumlah sampel selama periode penelitian 98 Sumber: IDX yang diolah penulis.
B. Analisis Data
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel dependen (struktur modal, perputaran modal kerja, price earning ratio, investment opporyunity set, dan economic value added) terhadap nilai perusahaan (PBV).
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 20 untuk memudahkan perolehan data sehingga dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Langkah pertama penelitian ini adalah melakukan penentuan sampel dengan metode purposive sampiling atau penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
47 pada perusahaan property dan real estate periode 2013-2016 berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Tabel deskriptif menjelaskan variabel-variabel independen yaitu struktur modal, perputaran modal kerja, price earning ratio, investment opporyunity set, dan economic value added serta variabel dependen yaitu nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan PBV. Data yang akan diolah adalah data laporan periode 2013-2016.
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 98 data observasi untuk perusahaan property dan real estate.
Berikut tabel hasil olahan data mengenai statistik deskriptif untuk perusahaan sektor property dan real estate sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PBV 98 ,15 6,71 1,3714 1,10185
SM 98 ,07 ,89 ,3994 ,16137
WCTO 98 -39,65 27,85 -,0127 6,77263
PER 98 ,76 60,78 13,3850 9,49958
IOS 98 ,19 10,61 2,0749 1,54839
EVA 98
- 536,816,435,045 .00
361,171,745,038.
00
4,752,889,590.724 5
131,579,144,07 2.42259 Valid N
(listwise) 98
Sumber: data diolah (2017)
Tabel 4.2 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan Tabel 4.2, hasil analisis variabel dependen dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap PBV menunjukkan nilai minimum sebesar 0,15, maksimum sebesar
48 6,71, dengan rata-rata (mean) sebesar 1,3714, dan standar deviasi 1,10185. Hasil analisis variabel independen dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap SM (struktur modal) menunjukkan nilai manimum 0,07, maksimum 0,89, dengan rata-rata 0,3994, dan standar deviasi 0,16137.
Hasil analisis variabel independen dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap WCTO (perputaran modal kerja) menunjukkan nilai. minimum -39,65, maksimum 27,85, dengan rata-rata -0,0127, dan standar deviasi 6,77263. Hasil analisis variabel independen dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap PER (price earing ratio) menunjukkan nilai minimum 0,76, maksimum 60,78, dengan rata-rata 13,3850, dan standar deviasi 9,49958.
Hasil analisis variabel independen dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap IOS (investment opportunity set) menunujukkan nilai minimum 0,19, maksimum 10,61, dengan rata-rata 2,0749, dan standar deviasi 1,54839. Hasil analisis variabel independen dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap EVA (economic value added) menunjukkan nilai minimum 536.816.435,04, maksimum 361.171.745.038,00, dengan rata-rata 4.752.899.590,7245, dan standar deviasi 131.579.144.072,42259.
49 2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan agar model regresi menjadi suatu model yang lebih representatif. Analisis data uji asumsi klasik dalam penelitian ini antara lain melalui uji multikolonieritas, autokorelasi, heterokedastisitas, dan normalitas.
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antar variabel. Model regresi yang baik dalah model regresi yang bebas dari multikolonieritas.
Selengkapnya mengenai hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: data diolah (2017)
Dari tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa semua variabel independen dan kontrol memiliki nilai Tolerance > 0,10 danVIF < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF
1
(Constant)
SM ,842 1,188
WCTO ,933 1,072
PER ,923 1,084
IOS ,897 1,114
EVA ,939 1,064
50 dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah multikolonieritas.
a. Uji Atutokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu periode tertentu dengan periode sebelumnya.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Selengkapnya menegenai hasil autokorelasi:
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 ,612a ,375 ,341 ,89453 1,932
a. Predictors: (Constant), EVA, SM, WCTO, PER, IOS b. Dependent Variable: PBV
Sumber: data diolah (2017)
Berdasarkan hasil output SPSS bahwa nilai Durbin- Watson (Dw) sebesar 1,932. Nilai Dw ini berada di antara 1,7795 dan 2,2205. Hal ini menandakan bahwa dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi.
51 b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual saru pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari heterokedastistas (homokedastisitas). Berikut adalah hasil uji heterokedastisitas:
Tabel 4.5
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: data diolah (2017)
Dari hasil uji di atas maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala heterokedastisitas karena tidak ada pola yng jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
52 c. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal dan sebaliknya. Selengkapnya tentang hasil uji normalitas:
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
B erd asa rka n tab el
4.6 di atas, diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,65 lebih besar dari 0,05 , sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji terdistribusi normal.
Unstandardized Residual
N 98
Normal Parametersa,b Mean -0,000000
Std. Deviation ,87116741
Most Extreme Differences
Absolute ,132
Positive ,132
Negative -,087
Kolmogorov-Smirnov Z 1,310
Asymp. Sig. (2-tailed) ,065
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data diolah (2017)
53 3. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji t
a. Dependent Variable: PBV
Sumber data: data diolah (2017)
Tabel 4.8 diatas menunjukkan hasil statistik t antara variabel independen dan dependen. Variabel SM (struktur modal) memiliki nilai thitung sebesar 3,725 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 dan beta sebesar 2,285. Tingkat signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,267 ,322 ,829 ,409
SM 2,285 ,613 ,335 3,725 ,000
WCTO -,004 ,014 -,025 -,294 ,770
PER ,030 ,010 ,262 3,059 ,003
IOS -,109 ,062 -,153 -1,760 ,082
EVA 2,252 ,000 ,269 3,162 ,002
54 Variabel WCTO (perputaran modal kerja) memiliki nilai thitung sebesar -0,294 dengan tingkat signifikan sebesar 0,770 dan nilai beta -0,004. Tingkat signifikan tersebut lebih besar dari 0,05, yang berarti H0 diterima H1 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Variabel PER (price earning ratio) memiliki nilai thitung sebesar 3,059 dengan nilai signifikan sebesar 0,003. Tingkat signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,030 yang berarti H0 ditolak dan H1 dieterima sehingga dapat dikatakan bahwa PER berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Variabel IOS memiliki thitung sebesar -1,760, dengan tingkat signifikan sebesar 0,82, dan beta negatif sebesar 0,109. Tingkat signifikan tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H0
diterima dan H1 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa IOS tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dan variabel EVA memiliki thitung sebesar 3,162 dengan tingkat signifikan sebesar 0,002. Tingkat signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa EVA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
55 Jadi, berdasarkan hasil pengujian regresi secara parsial pada tabel diatas menunjukkan bahwa struktur modal, price earning ratio, dan economiic value added secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI, sedangkan perputaran modal kerja dan investment opportunity set tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada prinsipnya bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari dua variabel independen atau lebih terhadap variabel dependen. Jika hasil Fhitung lebih besar dari F tabel maka variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen demikian sebaliknya.
Hasil uji F dapat dilihat dari tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji F
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 44,149 5 8,830 11,035 ,000b
Residual 73,616 92 ,800
Total 117,766 97
a. Dependent Variable: PBV
b. Predictors: (Constant), EVA, SM, WCTO, PER, IOS
Sumber: data diolah (2017)
Nilai F tabel sebesar 2,31. Berdasarkan tabel di atas Fhitung
lebih besar dari nilai F tabel dan nilai signifikan pada tabel
56 adalah 0,000 atau kurang dari 0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel stuktur modal, perputaran modal kerja, price earning ratio, investment opportunity set, dan economic value added berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen, nilai perusahaan.
c. Koefisien Determinasi
Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi independen dalam menejelaskan variabel dependan. Nilai E square yang kecil berarti kemampuan variaben independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,612a ,375 ,341 ,89453
a. Predictors: (Constant), EVA, SM, WCTO, PER, IOS b. Dependent Variable: PBV
Sumber : data diolah (2017)
57 4. Hasil Uji Linier Berganda
Adapun hasil regresi linier berganda yaitu pengaruh struktur modal, perputaran modal kerja, price earning ratio, investment opportunity set, dan economic value added terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi S
u m b e r :
output SPSS
Berdasarkan tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh variabel indpenden terhadap variabel dependen sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan a = Konstanta X1 = Struktur Modal
X2 = Perputaran Modal Kerja X3 = Price Earning Ratio
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,267 ,322 ,829 ,409
SM 2,285 ,613 ,335 3,725 ,000
WCTO -,004 ,014 -,025 -,294 ,770
PER ,030 ,010 ,262 3,059 ,003
IOS -,109 ,062 -,153 -1,760 ,082
EVA 2,252E-012 ,000 ,269 3,162 ,002
Y = 0,267 + 2,285 X1 - 0,004 X2 + 0,030 X3 + 0,109 X4 + 2,25... X5
58 X4 = Investment Opportunity Set
X5 = Economic Value Added
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan sebagai berikut:
a. Tanda-tanda koefisien regresi mencerminkan pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI. Tanda (+) berarti terdapat hubungan positif atau searah antar variabel independen dan variabel dependen. Sedangkan tanda (-) berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Semakin meningkat nilai variabel independen, maka semakin meningkat pula nilai variabel dependen pada perusahaan property dan real estate.
b. Nilai konstanta pada persamaan regresi sebesar 0,267 menunjukkan bahwa jika variabel independel lainnya bernilai nol, maka variabel nilai perusahaan mengalami peningkatan sebesar 0,267 satuan.
c. Koefisien regresi variabel struktur modal (X1) sebesar 2,285 menunjukkan bahwa jika variabel struktur modal meningkat satu satuan maka variabel nilai perusahaan
59 akan mengalami peningkatan sebesar 2,285 satuan dengan ketentuan variabel lain konstan.
d. Koefisien regresi variabel perputaran modal kerja (X2) sebesar -0,004 menunjukkan bahwa jika variabel perputaran modal kerja meningkat satu satuan maka variabel nilai perusahaan akan mengalami penurunan sebesar -0,004 satuan dengan ketentuan variabel lain konstan.
e. Koefisien regresi variabel price earning ratio (X3) sebesar 0,030 menunjukkan bahwa jika variabel price earning ratio meningkat satu satuan maka variabel nilai perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 0,030 satuan dengan ketentuan variabel lain konstan.
f. Koefisien regresi variabel investment opportnity set (X4) sebesar -0,109 menunjukkan bahwa jika variabel investment opportunity set meningkat satu satuan maka variabel nilai perusahaan akan mengalami penurunan sebesar -0,109 satuan dengan ketentuan variabel lain konstan.
g. Koefisien regresi variabel economic value added (X5) sebesar 2,252 menunjukkan bahwa jika variabel economic value added meningkat satu satuan maka variabel nilai perusahaan akan mengalami peningkatan
60 sebesar 2,252 satuan dengan ketentuan variabel lain konstan.
h. Variabel independen yang paling dominan adalah variabel struktur modal dilihat dari standardized coefficients, terdapat beta sebesar 0,335.
C. Pembahasan dan Hasil Penelitian
Hasil uji regresi berganda yang didapat adalah yang berpengaruh dan signifikan adalah struktur modal, price earning ratio, dan economic value added. Sedangkan variabel perputaran modal kerja dan investment opportunity set tidak berpegaruh dan tidak signifikan.
1. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diketahui besarnya koefisien regresi variabel sebesar 2,285 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena itu, hipotesis awal yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan didukung.
Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan peneltian yang dilakukan oleh Rahmatika (2017) yang menemukan hasil yang sama dengan penelitian ini. Hal ini menunjukkan perusahaan lebih menyukai modal sendiri dalam berinvestasi dibanding dengan hutang, dengan
61 menerbitkan saham-saham baru, yang diyakini manajemen lebih efisien.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari koefisien regresi struktur modal sebesar 2,285 dan signifikan sebesar 0,000 yang berarti setiap adanya kenaikkan utang sebagai seumber pendanaan perusahaan sebesar 1 satuan akan dipengaruhi pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 2,285 satuan. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Luthfi (2017) tapi bertentangan dengan hasil penelitian Syardiana dkk (2015) yang menyatakan bahwa struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Perputaran Modal Kerja terhadap Nilai Perusahaan
Perputaran modal kerja terhadap nilai perusahaan pada penelitian ini tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil olah data yang menunjukkan hasil beta sebesar negatif 0,004 dengan tingkat signifikan sebesar 0,770.
Variabel perputaran modal kerja memiliki koefisien negatif dengan tingkat signifikansi diatas 0,05 (5%). Maka hipotesis kedua tidak diterima artinya perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Utami (2015). Maka dapat dikatakan bahwa
62 peningkatan nilai perputaran modal kerja dapat menurunkan nilai perusahaan. Pengolahan manajemen modal kerja yang terlalu agresif mengakibatkan sangat rendahnya investasi modal kerja dala mencaapai tingkat penjualan tertentu. Sehingga dalam kondisi ini menyebabkan penjualan yang dicapai tidak optimal. Penjualan yang tidak optimal pada akhirnya dapat menurunkan nilai perusahaan karena kinerja perusahaan yang kurang baik.
3. Price Earning Ratio terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh PER terhadap nilai perusahaan menyatakan bahwa PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan prooperty dan real estate periode 2013-2016. Hasil koefisien sebesar 0,30 dengan tingkat signifikansi 0,003 atau lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu hipotesis ketiga diterima atau PER berpengaruh signifikan positif.
Hal ini menunjukkan bahwa price earning ratio merupakan suatu indikator yang menunjukkan kekuatan finansial. Price earning ratio yang diperhatikan dengan baik dapat menjadi penilaian seberapa laba yang diperoleh dari penjualan saham kepada investor.
Penelitian ini didukung oleh dua penelitian terdahulu yaitu penelitian Mabruroh dkk (2014) dan Aprillia (2017) yang menyatakan bahwa price earning ratio berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Artinya, semakin tinggi investasi yang
63 dilakukan perusahaan akan berdampak pula pada tingkat nilai perusahaan.
4. Investment Opportunity Set terhadap Nilai Perusahaan
Hasil uji statistik IOS sebagai variabel independen memiliki koefisien negatif yaitu sebesar -0,109 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,82 atau lebih besar dari 0,05. Karena tingkat signifikan lebih dari 0,05, maka hipotesis tidak diterima yang artinya IOS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh IOS terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini menyatakan bahwa IOS tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sementara hipotesis dalam peneitian adalah positif.
Hasil peneitian ini menolak hipotesis pertama dan berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Suartawan (2014). Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa dana yang dimiliki perusahaan belum mampu untuk membiayai investasi perusahaan dan membagikan dividen pada saat yang bersamaan.
Semakin rendah nilai IOS maka semakin rendah juga nilai suatu perusahaan dan sebaliknya. Pada umumnya investor akan menerima sinyal positif dari perusahaan yang memiliki IOS tinggi karena perusahaan tersebut dianggap memiliki prospek pertumbuhan yang baik di masa yang akan datang.
64 5. Economic Value Added terhadap Nilai Perusahaan
Hasil uji parsial dalam penelitian ini menyatakan bahwa EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hal ini dapat dilihat dari koefisien EVA sebagai variabel independen sebesar 2,252 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002. Tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 membuktikan bahwa EVA berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.
Penelitian megenai EVA ini sesuai dengan teori yang menyatakan EVA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian Ikbar dan Dewi (2014) serta Wedayanthi dan Darmayanti (2016).
EVA merupakan penilaian terhadap kinerja perusahaan.
Nilai EVA yang tinggi akan memberikan dampak positif terhadap nilai tambah dam dapat meningkatkan nilai perusahaan.
65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap 98 sampel dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Struktur modal berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.
2. Perputaran modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Price earning ratio berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.
4. Investment opportunity set tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
5. Economic value added berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.
B. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh stuktur modal, perputaran modal kerja, price earning ratio, investment opportunity set, dan economic value added terhadap nilai perusahaan. Meskipun demikian, penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran dan peluang bagi peneliti yang akan datang untuk
66 melakukan penelitian yang lebih baik. Berikut adalah saran yang dapat dipertimbangkan bagi peneliti yang akan datang.
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya pada satu sektor, yaitu sektor property dan real estate, sehingga sampel yang digunakan cukup terbatas. Untuk itu, peneliti yang akan datang dapat menambahkan sektor konstruksi dalam penelitian, sehingga sampel tidak hanya property dan real estate sehingga lebih memberikan tingkat keakuratan dalam mendeteksi nilai perusahaan.
2. Penggunaan model untuk mendeteksi nilai perusahaan dalam penelitian ini mungkin belum mampu mendeteksi nilai perusahaan dengan baik. Untuk itu, peneliti yang akan datang dapat menggunakan model lain yang lebih akurat.
3. Penelitian ini hanya menggunakan lima variabel independen untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Untuk itu peneliti yang akan datang dapat menambahkan dan menghubungakandengan variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
4. Penelitian ini hanya menggunakan satu proksi dalam menghitung masing-masing variabel untuk melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Untuk itu, peneliti yang akan datang dapat menambah proksi , sehingga ketepatan dalam perhitungan lebih akurat.