• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan

2.4.7 Evaluasi Keperawatan

sebelum tidur malam sesuai dengan kebiasaan pasien sebelum dirawat (misalnya sebelum tidur pasien membaca buku terlebih dulu), menganjurkan pasien untuk latihan relaksasi sebelum tidur dengan cara melatih pernafasan (bisa dengan nafas dalam) dan mendengarkan musik, menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang (jauh dari krbisingan untuk mempermudah terlelapnya pasien,

Diagnosa ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan menurunnya ekspasi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura, evaluasi yang didapat adalah fungsi pernapasan pasien baik (suara nafas vesikuler, RR 16-20 x/ menit), pasien mampu untuk melakukan napas dalam tanpa bantuan, pasien mendapatkan terapi oksigenasi O2 nasal 4 liter / menit.

Pada diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan evaluasi yang dihasilkan adalah berat badan pasien dapat meningkat, tidak ada anoreksia, pasien melakukan pola makan yang teratur (3x sehari).

Diagnosa gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan batuk produktif, diperoleh evaluasi istirahat tidur pasien terpenuhi (7-8 jam /hari) pasien mampu melakukan latihan relaksasi sebelum tidur (nafas dalam dan mendengarkan musik), frekuensi tidur pasien tercukupi.

Bakteri tuberkulosis

Infeksi primer Sembuh

Sembuh dengan Fokus Gohn

Bakteri Dorman

Infeksi primer (reaktivasi)

Bakteri muncul beberapa bulan kemudian

Sembuh dengan fibrotik

Reaksi infeksi & merusak parenkim paru

Produksi sekret meningkat Kerusakan membran Perubahan cairan Reaksi

Pecahnya pembuluh darah alveolar-kapilar intrapleura sistematis

merusak pleura

sesak, sianosis anoreksia

Batuk berdahak, batuk penggunaan otot

terus menerus Sesak napas, napas

ekspansi thorax

Ketidak efektifan

bersihan jalan napas

Gangguan Pola nafas BB menurun

Pertukaran gas tidak efektif

Gangguan pola Ketidakseimbangan

Istirahat tidur

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Gambar 2.1 Pohon masalah klien dengan TB Paru (Harjana, 2013)

39

TINJAUAN KASUS

Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Tuberkulosis Paru, maka penulis menyajikan suatu kasus yang penulis amati mulai tanggal 20 Desember 2018 sampai dengan 23 Desember 2018 dengan data pengkajian pada tanggal 20 Desember 2018 jam 18.00 WIB. Anamnesa diperoleh dari klien, keluarga dan file No.Register 00324xxx sebagai berikut :

3.1 Pengkajian 3.1.1 Identitas

Pasien adalah seorang laki-laki bernama “Tn. S” usia 61 tahun, beragama islam, bahasa yang sering digunakan adalah bahasa jawa, dan bekerja sebagai tukang becak. Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien tinggal bersama istri dan anak terakhirnya bernama “Sdr. S” usia 33 tahun, beragama islam dan pekerjaan wiraswasta. Klien tinggal di Kejayan Pasuruan. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 19 Desember 2018 jam 10.00 WIB.

3.1.2 Riwayat Keperawatan

3.1.2.1 Riwayat Keperawatan Sekarang 1) Keluhan Utama

Pasien mengatakan sesak nafas 2) Riwayat Penyakit Saat Ini

Pasien mengatakan batuk selama kurang lebih tujuh bulan. Pasien sudah periksa ke Puskesmas dan menganggapnya sembuh. Pada tanggal 19 Desember 2018

40

pasien batuk disertai darah dan dibawa ke IGD RSUD Bangil jam 10.00 WIB. Pada jam 12.00 WIB pasien dipindahkan ke ruang Melati. Pada saat pengkajian, pasien mengatakan batuk berdahak dan gatal di tenggorokannya sehingga sering terbangun saat tidur. Pasien juga mengatakan masih bingung dan tidak mengetahui lebih jelas tentang penyakit paru dan cara penularannya. Pada saat pengkajian, pasien dan keluarga seringkali tidak memakai masker.

3.1.2.2 Riwayat Keperawatan Sebelumnya 1) Penyakit yang pernah diderita

Pasien tidak pernah menderita penyakit menular paru-paru sebelumnya.

2) Operasi

Pasien tidak pernah menjalani operasi.

3) Alergi

Pasien tidak mempunyai alergi

1) Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga

Pasien mengatakan bahwa ibunya pernah menderita penyakit paru-paru.

2) Lingkungan rumah dan komunitas

Lingkungan rumah bersih, namun kurang ventilasi udara, rumah pasien dekat dengan jalan raya.

3) Perilaku yang mempengaruhi kesehatan

Pasien mengatakan saat bekerja tidak menggunakan masker dan pasien adalah perokok.

3.1.2.5 Status Cairan dan Nutrisi

Sebelum MRS nafsu makan baik, klien makan 3x1 porsi habis. Pasien

menyukai semua jenis makanan. Pasien minum air putih sebanyak kurang lebih 1500 cc per hari. Pada saat di rumah sakit nafsu makan pasien menurun. Pasien makan 3x setengah porsi per hari dengan diet lunak 2100 kkal dan putih telur. Berat badan sebelum sakit 63 kg dan berat badan sekarang 60 kg.

Pasien mengatakan tidak tahu tentang manfaat diet yang diberikan. Pasien tampak bingung saat ditanya tentang makanan apa yang harus dikonsumsi dan makanan yang harus dihindari sehubungan dengan penyakitnya. Pasien tampak lemas.

Masalah keperawatan:

- Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh - Defisit pengetahuan

1) Keadaan Umum

Pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis dengan GCS 4 5 6.

Terpasang infus futrolit 20 tetes per menit di tangan kiri.

2) Tanda Vital

Tanda – tanda vital observasi pasien, tekanan darah diperoleh 110/80 mmHg, suhu : 36,0 °C (Lokasi pengukuran : Axilla), nadi : 95 x/menit (Lokasi perhitungan : Arteri Radialis), respirasi : 22 x/menit.

3) Respirasi (B1)

Pada inspeksi bentuk dada pasien nampak normal, susunan ruas tulang belakang normal, pola nafas tidak teratur, jenis kusmaul. Terdapat retraksi otot bantu nafas intercostae dan suprasternalis. Perkusi thorax redup pada thorax kanan atas. Alat bantu napas O2 nasal kanul 4 liter per menit. Vokal fremitus antara kanan dan kiri sama. Suara nafas ronchi pada lobus kanan atas, bawah dan pada lobus kiri bawah. Pasien batuk berdahak dengan produksi sekret warna putih kental. Adanya nyeri dada sebelah kiri, rasanya seperti tertindih, pasien tampak menyeringai, nyeri timbul saat bernafas dengan skala 6. Nyerinya hilang timbul dan bertambah ketika pasien batuk. Masalah

keperawatan : - Ketidakefektifan bersihan jalan nafas - Nyeri akut

4) Kardiovaskuler (B2)

Pada inspeksi pasien tidak terdapat sianosis, clubbing finger tidak ada.

Pada palpasi ictus cordis tidak teraba, tidak terdapat nyeri dada. CRT dapat kembali ≤ 3 detik. Pada auskultasi di dapatkan irama jantung reguler, bunyi jantung S1 S2 tunggal, tidak ada suara tambahan murmur. Masalah

keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 5) Persyarafan (B3)

Kesadaran pasien composmentis (GCS 4-5-6), orientasi pasien baik.

Pasien tidak mengalami kejang, kaku kuduk, dan brudzinsky. Tidak terdapat kelainan nervus cranialis. Lain-lain : saat di rumah sakit pasien tidur mulai jam 21.00-05.00 WIB. Saat di rumah pasien tidur mulai jam 22-05 WIB.

Masalah keperawatan : - Tidak ada masalah keperawatan 6) Genetourinaria (B4)

Pada inspeksi didapatkan bentuk alat kelamin normal, tidak ada massa/benjolan, kebersihan alat kelamin bersih. Frekuensi berkemih 3-4 kali per hari. Bau khas amonia, warna kuning jernih dan tempat yang digunakan klien adalah pispot, dengan jumlah 1500 cc/hr.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 7) Pencernaan (B5)

Pada inspeksi mukosa bibir pasien kering, mulut bersih. Bentuk bibir normal. Gigi caries, selama sakit pasien tidak menggosok gigi. Tidak ada kesulitan menelan. Abdomen supel tidak terdapat benjolan ataupun asites.

Pada auskultasi peristaltik usus 15 kali per menit. Kebiasaan BAB 1 kali per hari dengan konsistensi lembek.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

8) Muskuloskeletal dan Integumen (B6)

Pada pasien tidak terdapat fraktur. Kemampuan pergerakan sendi dan tungkai bebas. Pada inspeksi kulit kurang bersih. Pada palpasi akral hangat, turgor kulit dapat kembali ≤ 3 detik. Kekuatan otot tangan dan kaki kanan (5 5) sedangkan tangan dan kaki kiri (5 5). Pasien tampak lemas ketika berjalan pasien dibantu oleh keluarga saat turun dari tempat tidur. Pasien mengatakan badannya lemah karena tidak beraktivitas seperti biasanya.

Masalah keperawatan : Keletihan 9) Penginderaan (B7)

Pada pemeriksaan mata, pupil pasien isokor, konjungtiva anemis, sklera putih, palpebra normal. Ketajaman penglihatan pasien normal. Pasien tidak menggunakan alat bantu untuk melihat. Pasien tidak ada kesulitan membuka mata. Bentuk hidung normal, mukosa hidung lembab, tidak ada sekret, ketajaman penciuman normal. Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, ketajaman pendengaran baik. Tidak ada keluhan pada pendengarannya dan pasien tidak menggunakan alat bantu apapun untuk mendengar.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

10) Endokrin (B8)

Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar parotis pada pasien. Pasien tidak memiliki luka gangren.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 11) Data psikososial

Pasien bersyukur mempunyai anggota tubuh yang lengkap, pasien menyukai semua bagian tubuhnya. Pasien berperan sebagai seorang suami dan ayah. Pasien merasa puas menjadi seorang laki-laki. Pasien merasa senang terhadap perannya sebagai seorang suami dan ayah. Pasien merasa mampu melakukan perannya dengan baik. Pasien berharap agar cepat sembuh dan dapat melakukan perannya dengan baik. Pasien berharap keluarganya selalu mendukung dalam proses penyembuhan. Pasien berharap masyarakat mau menerima kondisinya. Pasien tidak malu dengan kondisinya saat ini.

Hubungan pasien dengan keluarga baik. Keluarga mendukung sepenuh hati.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

12) Pemeriksaan penunjang (1) Laboratorium

Tabel 3.1 Data laboratorium Tn.S pada tanggal 20-12-2018 jam : 15.18

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

Leokosit (WBC) 10,47 3,70-10,1

Eritrosit (RBC) L 3,633 10 L/UL 4,6 - 6,2 Hemoglobin (HGB) L 11,01 g/DL 13,5 – 18,0

(2) X-Ray

Foto thorax Ap : kesan suspect Tuberkulosis paru tanggal 20 Desember 2018 jam : 15.31.

13) Terapi

(1) Infus futrolit 1500 cc/24 jam 20 tpm

Futrolit merupakan cairan yang digunakan untuk membantu mengatasi kebutuhan karbohidrat, cairan dan elektrolit dalam tubuh.

(2) Injeksi ambacin 3x1 mg

Obat ini bekerja dengan cara menekan pertumbuhan bakteri didalam tubuh.

(3) Per oral NAC (N-acetylcysteine) 3x1 gr

N-acetylcysteine adalah golongan mukolitik yang berfungsi untuk mengencerkan dahak yang menghalangi saluran pernafasan.

(4) Nebul combivent 2,5 mg /8 jam

Combivent memiliki cara kerja dengan membuka saluran udara ke paru- paru serta melakukan relaksasi atau menegndurkan otot-otot pada saluran nafas.

(5) Terapi OAT

(1)) Rifampisin 400 mg adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati beberapa infeksi kibat bakteri.

(2)) Isoniazid 350 mg adalah antibiotik dengan fungsi melawan bakteri.

Isoniazid digunakan untuk mengobati dan mencegah Tuberkulosis.

(3)) Pirazinamid 950 mg merupakan obat antibiotik yang bekerja menghentikan pertumbuhan bakteri.

(4)) Etambutol 600 mg merupakan obat antibiotik dengan fungsi untuk menghentikan pertumbuhan bakteri.

ANALISA DATA

Tabel 3.2 Analisa data pada Tn.S dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru di ruangan Melati RSUD Bangil

No DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. DS : Pasien mengatakan Penumpukan sekret Ketidak efektifan

sesak nafas dan bersihan jalan

batuk nafas

DO:-Px tampak batuk -Terdapat sekret putih kental

-Ronchi pada lobus kanan atas, bawah dan lobus kiri bawah -Alat bantuu O2 nasal

kanul 4 lpm - TTV :

TD : 110/80 mmhg N : 95 x /menit S : 36 ºC RR : 22x/menit -Pola nafas tidak

teratur

Jenis : kusmaul

-Terdapat retraksi otot bantu nafas

2. DS : - Anoreksia Resiko

DO: ketidakseimbangan

• Pasien tampak lemas nutrisi kurang dari

• Berat badan sebelum kebutuhan tubuh

sakit 63 kg berat badan sekarang 60 kg

• Porsi makan saat di rumah sakit 3x ½ porsi

• Porsi makan sebelum masuk rumah sakit 3x1 porsi habis

• Diet lunak 2100 kkal dan putih telur

3. DS: Pasien mengatakan Kurangnya akses Defisit tidak tahu tentang terhadap informasi pengetahuan manfaat tentang diet yang

diberikan DO:

• Pasien tampak bingung saat ditanya tentang makanan apa yang harus dikonsumsi dan makanan yangharus dihindari sehubungan dengan penyakitnya.

4. DS : Pasien mengatakan Peningkatan kelelahan Keletihan badannya lemah karena fisik sekunder terhadap

tidak beraktifitas seperti proses infeksi biasanya

DO : Pasien tampak lemas saat berjalan dan

dibantu keluarga saat turun dari tempat tidur Kemapuan melakukan ADL : Parsial

5. DS : Pasien mengatakan Inflamasi paru dan batuk Nyeri akut nyeri dada sebelah kiri menetap

P : Nyeri timbul saat bernafas

Q : Rasanya seperti tertindih

R : Dada sebelah kiri S : Skala 6

T : Nyeri hilang timbul dan bertambah ketika pasien batuk

DO : Pasien tampak menyeringai

TD : 110/80 mmHg Nadi : 95 x/menit RR : 22 x/menit Suhu : 36 C

3.3 Diagnosa Keperawatan

3.3.1 Daftar Masalah Keperawatan

3.3.1.1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

3.3.1.2 Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3.3.1.3 Defisit pengetahuan

3.3.1.4 Keletihan

3.3.1.5 Nyeri akut

3.3.2 Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

3.3.2.1 Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubngan dengan penumpukan secret

3.3.2.2 Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubugan dengan anoreksia

3.3.2.3 Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru dan batuk menetap

3.3.2.4 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya akses terhadap informasi

3.3.2.5 Keletihan berhubungan dengan peningakatan kelelahan fisik sekunder terhadap proses infeksi

3.4 Intervensi Keperawatan

3.4.1 Diagnosa 1 : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret

Tabel 3.3 Intervensi keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret di ruang Melati RSUD Bangil

Tujuan/

Intervensi Rasional

Kriteria Hasil

Setelah di lakukan 1. Jelaskan cara mudah 1. Teknik yang benar tindakan keperawatan mengeluarkan dahak. dapat mempermudah

3x24 jam di harapkan mengeluarkan sekret.

bersihan nafas kembali

efektif dengan KH : 2. Ajarkan pasien batuk 2. Untuk mempermudah

-Pasien memahami efektif. mengeluarkan secret.

cara mudah

mengeluarkan dahak 3. Berikan posisi semi 3. Posisi semi fowler

-Pasien dapat fowler. membantu

mempraktekkan memaksimalkan

batuk efektif ekspansi paru dan

-Pasien melaporkan menurunkan upaya

sesaknya berkurang pernafasan lentinasi

dan merasa lebih maksimal membuka

nyaman area ateletaksis dan

-Tidak ada bunyi meningkatkan gerakan

nafas tambahan secret kedalam jalan

seperti ronkhi atau nafas yang benar untuk

wheezing dikeluarkan.

-Frekuensi nafas

4. Observasi suara nafas 4. Penurunan suara nafas

normal (16-24x/m) menunjukkan atelotaks

-Pasien melaporkan ronchi menunjukan

dapat mengeluarkan akumulasi secret.

dahak 5. Observasi respirasi dari 5. O2 yang ade kuat status O2. meringakan upaya

bernafas.

6. Anjurkan pasien untuk 6. Pemasukan tinggi meningkatkan asupan cairan membantu cairan terutama air mengencerkan secret

hangat membuatnya mudah di

keluarkan.

7. Kolaborasi dalam

7. Menurunkan pemberian tindakan

kekentalan dan pemasangan O2

perlengketan secret dengan nasal kanul

paru untuk dan nebul .

mempermudah pembersihan.

3.4.2 Diagnosa 2 : Resiko ketidakseimbangan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

Tabel 3.4 Intervensi keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia di ruang Melati RSUD Bangil

Tujuan/

Intervensi Rasional

Kriteria Hasil

Setelah dilakukan 1. Jelaskan tentang 1. Informasi yang tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi yang diberikan dapat selama 3x24 jam di tepat dan sesuai. memotifasi pasien

harapkan tidak terjadi untuk meningkatkan

gangguan intake nutrisi.

ketidakseimbangan 2. Anjurkan makan sediki 2. Dapat meningkatkan nutrisi dengan kriteria tapi sering. intake nutrisi dan

hasil : mengurangi mual

1.Pasien mampu muntah.

3. Anjurkan pasien makan 3. Makan dalam kondisi memahami diet

selagi hangat. hangat dapat seimbang

menurunkan rasa mual 2.Pasien mengatakan

sehingga intake nutrisi nafsu makan

dapat di tingkatkan.

meningkat

4. Anjurkan untuk slalu 4. Mulut yang bersih 3.Pasien mau makan

melakukan oral hygine dapat meningkatkan sedikit tapi sering

nafsu makan.

4.Tidak terjadi

5. Kolaborasi dengan ahli 5. Memaksimalkan penurunan berat

gizi untuk menentukan pemberian intake badan

jumlah kalori dan nutris nutrisi.

yang dibutuhkan

3.4.3 Diagnosa 3 : Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru dan batuk menetap

Tabel 3.5 Intervensi keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru dan batuk menetap di ruang Melati RSUD Bangil

Tujuan/

Intervensi Rasional

Kriteria Hasil

Setelah dilakukan 1. Jelaskan nyeri secara 1. Nyeri merupakan tindakan keperawatan komperehensif respon subjektif yang selama 1x24 jam termasuk lokasi , dapat di ukur.

diharapkan nyeri frekuensi dan kualitas berkurang dengan KH: nyeri.

1. Pasien memahami 2. Observasi tanda tanda 2. Perubahan frekuensi

vital jantung . tidak

tentang nyeri

menunjukkan bahwa 2. Pasien mampu

pasien mengalami nyeri mengontrol nyeri,

khususnya bila alasan mampu menggunaka

untuk perubahan tanda tehnik non

vital telah terlihat.

farmakologi

3. Tindakan non untuk mengurangi 3. Ajarkan tentang tehnik

nyeri. non farmakologi. farmakologi diberikan

dengan sentuhan 3. Melaporkan bahwa

lembut dapat nyeri berkurang.

menghilangkan 4. Menyatakan rasa

ketidaknyamanan dan nyaman setelah nyeri

memperbesar efek berkurang

terapi analgesic.

5. Skala nyeri 0

4. Obat ini dapat TD : 110/80 mmHg 4. Kolaborasi dalam

digunakan untuk Nadi : 95x menit pemberian analgesik.

6. Wajah tampak rileks meningkatkan kenyamanan.

3.5 Implementasi

3.5.1 Tabel 3.6 Implementasi keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru tanggal 21-12-2018 di ruang Melati RSUD Bangil

No

Jam Nama/Tanda

Tanggal Implementasi

Dx Tangan

21-12-18 21.00 1.Menjelaskan cara

mengeluarkan dahak yang

benar

Respon pasien : Pasien

mampu menjelaskan

kembali tentang cara

mengeluarkan dahak yang

benar

21.10 2.Mengajarkan pasien batuk

efektif dengan cara :

- Minta pasien untuk tarik nafas selama tiga kali - Kemudian saat tarik nafas

ketiga dan ekspirasi, pasien diminta untuk menahan nafas selama 10 detik dan dibatukkan

Respon pasien : Pasien Mampu mendemonstrasikan

batuk efektif

21.25 3. Memberikan posisi semifowler pada pasien Respon pasien : Pasien melapo sesaknya berkurang dan

merasa lebih nyaman Pasien melaporkan dapat mengeluarkan dahak

21.30 4. Mengobservasi suara nafas -Terdapat ronchi pada lobus

kanan atas, bawah dan pada lobus kiri bawah 22.30 5. Berkolaborasi dalam

pemberian

-Injeksi ambacin 3x1 gr -Per oral NAC 3x1 gr -Codein 3x1 gr

-Nebul combivent 3x2,5 mg 22.45 6. Mengobservasi respirasi dan

Status O2

-Respirasi 22x/menit dengan Bantuan O2 nasal 4 lpm 05.00 7.Menganjurkan pasien untuk

minum air hangat

Respon pasien : Pasien mau minum air selagi hangat 2. 21-12-18 20.30 1.Menjelaskan tentang

kebutuhan nutrisi yang tepat

Respon pasien : Pasien mampu menjelaskan kembali tentang kebutuhan nutrisi yang tepat bagi kondisinya

20.45 2. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering

Respon pasien : Pasien mau makan sedikit tapi sering Pasien mengatakan nafsu

makan meningkat

22.00 3. Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang pemenuhan nutrisi

- Diet lunak 2100 kkal dan putih telur

05.00 4. Menganjurkan pasien untuk melakukan oral hygine dengan cara menggosok gigi

Respon pasien : Pasien mau menggosok gigi saat pagi hari 06.00 5. Menganjurkan pasien

untuk makan selagi hangat Respon pasien : Pasien mau

makan selagi hangat 3. 21-12-18 21.00 1. Mengobservasi karkteristik

nyeri

-Nyeri dada dengan skala 2 21.30 2. Mengajarkan teknik non

farmakologi seperti perubahan posisi , teknik relaksasi dengan nafas dalam Respon pasien : Pasien mampu mendemonstrasikan

tentang teknik non

farmakologi seperti perubahan posisi dan nafas dalam

Pasien melaporkan nyeri berkurang

05.00 4. Mengobservasi tanda tanda vital

-Tekanan darah : 120/80 mmHg

-Nadi : 92 x/ menit -Suhu : 36,5 C

-Respirasi : 22 x/ meni

3.5.2 Tabel 3.7 Implementasi keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa medis TB Paru tanggal 22-12-2018 di ruang Melati RSUD Bangil

No

Jam Nama/Tanda

Tanggal Implementasi

Dx Tangan

22-12-18 20.30 1. Memberikan posisi semifowler pada pasien Respon pasien : Pasien melapo sesaknya berkurang dan merasa lebih nyaman

20.45 2. Mengobservasi suara nafas -Terdapat ronchi pada lobus

kanan atas, bawah dan pada lobus kiri bawah 21.00 3.Berkolaborasi dalam

pemberian

-Injeksi ambacin 3x1 gr -Per oral NAC 3x1 gr -Codein 3x1 gr

-Nebul combivent 3x2,5 mg 21.25 6. Mengobservasi respirasi dan

Status O2

-Respirasi 22x/menit dengan Bantuan O2 nasal 4 lpm 21.30 7.Menganjurkan pasien untuk

minum air hangat

Respon pasien : Pasien mau minum air selagi hangat

2. 22-12-18 20.30 1. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering

Respon pasien : Pasien mau makan sedikit tapi sering Pasien melaporkan nafsu

makan meningkat

20.45 2. Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang pemenuhan nutrisi

- Diet lunak 2100 kkal dan putih telur

22.00 3. Menganjurkan pasien untuk melakukan oral hygine dengan cara menggosok gigi

Respon pasien : Pasien mau menggosok gigi saat pagi hari 05.00 4. Menganjurkan pasien

untuk makan selagi hangat Respon pasien : Pasien mau

makan selagi hangat

3. 22-12-18 21.30 1.Mengobservasi kara kteristik nyeri

Respon pasien : Pasien menyatakan nyeri berkurang dengan skala 2

05.00 2. Mengobservasi tanda tanda vital

-Tekanan darah : 120/80 mmHg

-Nadi : 90 x/ menit -Suhu : 36 C

-Respirasi : 22 x/ menit

3.5.3 Tabel 3.8 Implementasi pada Tn. S dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru tanggal 23-12-2018 di ruang Melati RSUD Bangil

No Jam Nama/Tanda

Tanggal Implementasi

Dx Tangan

23-12-18 14.30 1. Memberikan posisi semifowler pada pasien Respon pasien : Pasien melapo sesaknya berkurang dan merasa lebih nyaman 1.

14.45 2. Mengobservasi suara nafas -Terdapat ronchi pada lobus

kanan atas, bawah dan pada lobus kiri bawah 16.00 3.Berkolaborasi dalam

pemberian

-Injeksi ambacin 3x1 gr -Per oral NAC 3x1 gr -Codein 3x1 gr

-Nebul combivent 3x2,5 mg 16.30 6. Mengobservasi respirasi dan

Status O2

-Respirasi 20x/menit dengan Bantuan O2 nasal 4 lpm 16.45 7.Menganjurkan pasien untuk

minum air hangat

Respon pasien : Pasien mau minum air selagi hangat

2. 23-12-18 14.40 1. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering

Respon pasien : Pasien mau makan sedikit tapi sering Pasien melaporkan nafsu

makan meningkat

15.00 2. Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang pemenuhan nutrisi

- Diet lunak 2100 kkal dan putih telur

15.25 3. Menganjurkan pasien untuk melakukan oral hygine dengan cara menggosok gigi

Respon pasien : Pasien mau menggosok gigi saat pagi hari 16.20 4. Menganjurkan pasien

untuk makan selagi hangat Respon pasien : Pasien mau

makan selagi hangat

3. 23-12-18 15.00 1.Mengobservasi kara kteristik nyeri

Respon pasien : Pasien menyatakan nyeri hilang

18.00 2. Mengobservasi tanda tanda vital

-Tekanan darah : 120/80 mmHg

-Nadi : 85 x/ menit -Suhu : 36 C

-Respirasi : 20 x/ menit

3.6 Catatan Perkembangan

3.6.1 Tabel 3.9 Catatan Perkembangan pada Tn. S dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru tanggal 21-12-2018 di ruang Melati RSUD Bangil

Tanggal Diagnosa Catatan Paraf

keperawatan Perkembangan 21-12-2018 Ketidakefektifan S : - Pasien melaporkan

bersihan jalan nafas sesaknya berkurang

- Pasien melaporkan dapat mengeluarkan dahak

O : - Pasien memahami cara mudah mengeluarkan dahak

- Pasien dapat

mendemonstrasikan batuk efektif

- Terdapat suara ronchi pada lobus kanan atas, bawah dan lobus kiri bawah

- Frekuensi nafas 22 x / menit

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi 4, 5 dan 7 dilanjutkan

21-12-2018 Resiko S : Pasien mengatakan ketidakseimbangan nafsu makan nutrisi kurang dari meningkat kebutuhan tubuh

-Porsi makan 3x setengah porsi

O : - Pasien mampu memahami diet seimbang

- Pasien mau makan sedikit tapi sering - Pasien mau makan

selagi hangat A : Masalah tidak terjadi P : Intervensi dihentikan

21-12-2018 Nyeri akut

S : - Pasien melaporkan bahwa nyeri berkurang O : - Pasien memahami tentang nyeri

- Pasien mampu

mengontrol nyeri dengan teksnik relaksasi

- Skala nyeri 2

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 92 x/ menit

- Suhu : 36,5 C

- Respirasi : 22 x/ menit A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi 2,4,6 dilanjutka

3.6.2 Tabel 3.10 Catatan perkembangan keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa medis Tuberkulosis Paru tanggal 22-12-2018 di ruang Melati RSUD Bangil

Tanggal Diagnosa Catatan Paraf

keperawatan Perkembangan 22-12-2018 Ketidakefektifan S : - Pasien melaporkan

bersihan jalan nafas sesaknya berkurang

- Pasien melaporkan dapat mengeluarkan dahak

O : - Terdapat suara ronchi pada lobus kanan atas, bawah dan lobus kiri bawah

- Frekuensi nafas 22 x / menit

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi 4, 5 dan 7

Dokumen terkait