• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PEMBAHASAN

5.2 Saran

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat :

5.2.1 Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis Paru.

5.2.2 Secara praktis, tugas akhir ini akan bermanfaat bagi : 5.2.2.1 Bagi pelayanan keperawatan di rumah sakit

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di RS agar dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis Paru dengan baik.

5.2.2.2 Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis Paru.

5.2.2.3 Bagi profesi kesehatan

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan pemahaman yang baik tentang asuahan keperawatan pada pasien dengan Tuberkulosis Paru.

5.2.2.4 Pihak Rumah Sakit

1) Untuk meningkatkan mutu pelayanan, dengan adanya penyuluhan pada klien tb paru , dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.

2) Pemahaman dan pengembangan konsep kesehatan perlu ditingkatkan secara komprehensif sehingga mampu untuk menerapkan asuhan keperawatan dengan baik.

5.2.2.5 Tim medis Keperawatan

1) Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya lebih berpotensi dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup serta dapat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian asuhan keperawatan.

2) Ketika klien KRS perawat perlu membuat discharge planning yang harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai.

Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan tiga hari setelah klien berada di rumah. Evaluasi berjalan terus-menerus dan membutuhkan

perubahan. Keberhasilan program rencanaan pemulangan tergantung pada enam variable, diantaranya :pada derajat penyakit, hasil yang diharapkan dari perawatan selama klien KRS, durasi perawatan yang dibutuhkan, jenis-jenis pelayanan yang diperlukan, komplikasi tambahan, ketersediaan sumber- sumber.

3.2.2.6 Partisipan

Keterlibatan pasien, keluarga dan tim kesehatan yang terjalin dengan baik perlu ditingkatkan sehingga timbul rasa saling percaya, serta untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan.

Alsagaf Hood, Abdul Mukty, (2013). Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru.Airlangga University Press.Surabaya.

Aryanto, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, ECG, 2015

Bruner dan suddart, (2012), Buku Keperawatan Medikal Bedah, Vol 1, Edisi 8,Penerbit Buku Kedokteran, ECG, Jakarta.

Doengoes, 2012 ; Buku Rencana Asuhan Keperawatan Edisi ke 3

Dorland, W.A Newman. 2009. Kamus Saku Kedokteran, Edisi 28 Jakarta

Harjana, (2013) ; Gejala TBC penyebab dan cara pengobatan penyakit tbc.jakarta

Hidayat,A. (2012). Metode Penelitian Tuberkulosis.Jakarta;Fakultas Kesehatan Masyarakat Ui.

Hidayat, Alimul Aziz. 2008. Keperawatan Medikal Bedah TB Paru . Jakarta : EGC.

Indriani, 2013, Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta : EGC.

Kesehatan, D. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2008

Manalu, H. S. P. (2010). Faktor factor yang mempengaruhi kejadian TB paru dan upaya penanggulangannya. Jurnal Ekologi Kesehatan.

Munaj, K. (2010). Asuhan Keperawatan TB Paru.

Muttaqin, Arif. (2012) . Buku Ajar Asuhan Keperwatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Edisi 2 Jakarta

Nuraratif dan Kusuma, 2015 ; Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnosa medis Nanda NIC-NOC

Purwanto, N.H. (2017). Hubungan antara sikap dengan perilaku keluarga tentang pencegahan penyakit menular tuberculosis. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan.

S. Naga, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : ECG 2014

Smeltzer dan Bare, 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3.

Edisi 8.ECG :Jakarta

88

Soepandi, P. Z. (2010). Diagnosis dan faktor yang mempengaruhi terjadinya TB.

Jurnal Tuberkulosis Indonesia.

SupyanMaulana, (2013) Asuhan Keperawatan Tuberculosis Paru (TBC) http://supy1745-panconganlam.blogspot.co.id/2013/05/asuhan- keperawatan-tuberculosis-paru-tbc.html.

Suryo, J. (2010). Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernafasan:

Pneumonia-Kanker Paru-Paru-TB-Bronkitis-Pleurisi. Bentang Pustaka Wicaksono, B. S., dkk (2014) Analisis dan implementasi system pendiagnosa

penyakit tuberculosis

Yunita (2012) http://yunitainformation.blogspot,co.id/2011/07/komplikasi- tbc.html.

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERCULOSIS PARU DI RSUD BAGIL-PASURUAN

Tanggal pengambilan studi kasus 20-12-2018

Sebelum tanda tangan dibawah, saya telah mendapatkan informasi tentang tugas pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswa yang bernama NOR ASLINA proses pengambilan studi kasus ini dan saya mengerti semua yang telah dijelaskan tersebut.

Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini saya telah menerima salinan dari form ini.

Saya …..

Dengan ini saya memberikan kesedian setelah mengerti semua yang telah dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses pengambilan studi kasus ini dengan baik. Semua data dan informasi dari saya sebagai partisipan hanya akan digunakan untuk tujuan dari studi kasus ini.

Partisipan Saksi

(...) (...) Peneliti

(...)

PENYULUHAN KESEHATAN

Pokok bahasan Hari/tanggal Waktu pertemuan Tempat

Sasaran

: Pengertian dan pencegahan : Sabtu, 22 Desember 2018 : 09.00 WIB-selesai

: Ruang Melati RSUD Bangil

: Pasien dan keluarga pasien yang menderita TB PARU A. Latar Belakang

Tuberkulosis Paru adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian yang lain (Indriani, 2013). Zaman dahulu penyakit TBC menyerang pada siapa saja, baik pria maupun wanita, tua atau muda. Dan penyakit paru ini diidentifikasikan sebagi penyakit yang paling luas melibatkan batuk darah dan demam yang hampir selalu fatal penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) (Yunita, 2012). Karena pengobatan tbc memakan waktu yang cukup lama sekitar 6-8 bulan seringkali masyarakat mengabaikannya karena mereka mengganggap bahwa penyakit mereka sudah sembuh tanpa melanjutkan pengobatannya sampai waktu yang ditentukan oleh dokter. (Pradana, 2014).

Data Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) menyatakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi Tuberkulosis (TBC

93

atau TB). India menempati urutan pertama dengan persentase kasus 23 persen terhadap yang ada di seluruh dunia. Dalam laporan Tuberkulosis Global 2015 yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan, insidensi di Indonesia pada angka 460.000 kasus baru per tahun. Namun, di laporan serupa tahun 2015, angka tersebut sudah direvisi berdasarkan survei sejak 2016, yakni naik menjadi 1 juta kasus baru per tahun. Penyakit ini merupakan penyebab kematian urutan ke tiga, setelah penyakit jantung dan penyakit saluran pernafasan. Berdasarkan data dinas kesehatan jawa timur (2015),menjelaskan bahwa jumlah kasus baru sebanyak 41.472 penderita, dan BTA positif baru sebayak 25.618 kasus. Surabaya mendudukki peringkat pertama jumlah penderita TB paru terbesar di jawa timur sebanyak 3.957 jiwa (Suherni,2013). Penyakit ini banyak ditemukan di permukiman padat penduduk dengan sanitasi yang kurang baik, kurangnya ventilasi dan pencahayaan matahari dan kurangnya istirahat.

Dengan demikian angka kejadian TB paru di RS daerah jawa timur sekitar ....

Tuberkulosis Paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang berukuran panjang 1-4mm dengan tebal 0,3-0,6mm. Mikroorganisme ini tidak tahan terhadap Sinar UV, karena itu penularannya terutama pada malam hari. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh karena itu Mycobacterium tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi. Daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit

Tuberkulosis. Biasanya sering ditandai dengan batuk, batuk berdahak, nyeri dada, sesak, batuk darah serta keringat malam. Komplikasi pada penderita TB Paru adalah kerusakan jaringan paru yang masif, gagal napas, pneumothoraks, efusi pleura, pneumonia, bronkioektasis, infeksi organ tubuh lain oleh fokus primer, penyakit hati sekunder (Aryanto,2015).

Tatalaksana TB terdiri dri : tindakan pencegahan dengan promosi kesehatan/ Health Education tentang TB, pengobatan dan rehabilitasi pasien TB. Tindakan pencegahan dapat berupa pemeriksaan kontak terhadap individu yang dekat dengan penderita TB Paru BTA Positif. Mass chest X-Ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok populasi tertentu. Vaksinasi BCG, Salah satu penanggulangan penyakit TB dengan strategis DOTS adalah dengan penemuan kasus sedini mungkin. Hal ini maksutkan untuk mengefektifkan pengobatan penderita dan menghindari penularan dari orang kontak yang termasuk subclinical infection. Dengan pencegahan, gunakan masker untuk menutup mulut, mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur, makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein, serta pola hidup sehat dapat di biasakan dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan menjaga kebersihan diri. Sebagai perawat kita dapat mengajarkan cara untuk batuk efektif, menganjurkan klien minum air hangat untuk mengecerkan dahak dan mengajarkan pasien atau keluarga untuk pemberian uap,dan mencuci tangan.(Depkes RI,2015).

B. Tujuan Tujuan Umum

Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa TB Paru di RSUD Bangil.

Tujuan Khusus

1. Mengkaji pasien dengan diagnosa TB Paru di RSUD Bangil.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan diagnosa TB Paru di RSUD Bangil.

3. Merencanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa TB Paru di RSUD Bangil.

4. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa TB Paru di RSUD Bangil.

5. Mengevaluasi pasien dengan diagnosa TB Paru di RSUD Bangil.

6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan diagnosa TB Paru di RSUD Bangil

C. Sasaran

Sasaran kegiatan penyuluhan : Pasien dan keluarga pasien yang menderita Tuberkulosis Paru

D. Materi Penyuluhan

1. Pengertian tentang penyakit Tuberkulosis Paru.

2. Gejala tentang penyakit Tuberkulosis Paru

3. Cara penularannya pada penyakit Tuberkulosis Paru 4. Cara pengobatanya penyakit Tuberkulosis Paru 5. Cara minum obat yang benar

E. Metode Penyuluhan a. Ceramah

b. Tanya jawab F. Setting

1.Setting waktu

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Pembukaan 09.00-09.05 a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam

5 menit b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan c. Menjelaskan topik c. Memperhatikan

penyuluhan

d. Menjelaskan tujuan d. Memperhatikan e. Membuat kontrak e. Memperhatikan

waktu dan meminta kerja sama dengan audiens

Pelaksanaan 09.05-09.20 a. Menggali pengetahuan a. Menjelaskan 15 menit klien tentang TB

PARU

b. Menjelaskan pengertian b. Memperhatikan TB PARU

c. Menjelaskan penyebab c. Memperhatikan TB Paru

d. Menjelaskan faktor d. Memperhatikan resiko TB Paru

e. Menjelaskan tanda dan e. Memperhatikan gejala TB Paru

f. Menjelaskan f. Memperhatikan pencegahan TB Paru

Penutup 09.20-09.25 a. Memberikan a. Bertanya 5 menit kesempatan kepada

klien untuk bertanya

b. Mengevaluasi atau b. Menjawab

menanyakan kembali pertanyaan materi yang telah

disampaikan pada peserta

c. Menyimpulkan kembali c. Memperhatikan materi yang telah

disampaikan

d. Memberi salam d. Menjawab salam penutup

2.Setting tempat

Keterangan :

= Penyaji

= Pasien

= Keluarga pasien G. Media

Leaflet

H. Pengorganisasian Penanggung Jawab Moderator

Penyaji Fasilitator

: Meli Diana, S.Kep., M.Kes : Nor Aslina

: Nor Aslina : Nor Aslina

I. Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. Kesiapan media dan tempat.

b. Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelumnya.

2. Evaluasi proses

a. Kegiatan di laksanakan sesuai dengan waktunya.

b. Peserta diupayakan agar mendapat penjelasan tentang TB Paru c. Peserta diupayakan tidak boleh meninggalkan tempat sebelum

kegiatan penyuluhan selesai.

3. Evaluasi hasil

Untuk mendapatkan hasil yang positif (Mengerti dan Memahami) a. pengertian tentang penyakit TB Paru

b. Tujuan penyakit tentang TB Paru c. Jenis-jenis penyakit TB Paru

IS PARU

NOR ASLINA

1601024

Dokumen terkait