Facility and equipment utilization is described as follow:
WhArf fACIlITy
a. There is increase of berth facility utilization or Berth Occupancy Ratio (BOR) in 2011 at 4 Branches/UPP, which include:
1. Tanjung Perak, BOR terealisasi sebesar 74 % dari tahun sebelumnya sebesar 70 %
disebabkan peningkatan ukuran kapal.
2. Terminal Petikemas Surabaya, BOR terealisasi sebesar 60 % dari tahun sebelumnya sebesar 58 % hal ini disebabkan karena ada penurunan kunjungan kapal petikemas domestik.
3. Kotabaru, BOR terealisasi sebesar 54 % dari tahun sebelumnya sebesar 46 % disebabkan meningkatnya kunjungan kapal yang melakukan kegiatan di Pelabuhan umum Stagen dan Batulicin.
4. TPKS, BOR terealisasi sebesar 35 % dari tahun sebelumnya sebesar 27 % disebabkan meningkatnya kunjungan kapal dan adanya kerusakan CC no 03 sehingga masa tambat lebih lama.
Beberapa cabang pelabuhan yang dengan kinerja BOR mengalami penurunan, antara lain :
1. Tanjung Emas, BOR terealisasi sebesar 52%
dari tahun sebelumnya sebesar 66%. Hal ini disebabkan adanya proyek peninggian Dermaga Nusantara dan pengerukan kolam pelabuhan tetapi tetap dimasukkan dalam perhitungan kinerja BOR.
2. Banjarmasin, BOR terealisasi sebesar 60%
dari yang dianggarkan sebesar 64%. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kinerja B/M khususnya di dermaga petikemas.
3. Terminal Petikemas Surabaya, BOR terealisasi sebesar 60% dari tahun sebelumnya sebesar 58%. Hal ini disebabkan karena ada penurunan kunjungan kapal petikemas domestik.
4. BJTI, BOR terealisasi 76 % dari yang tahun sebelumnya sebesar 80%. Hal ini disebabkan realisasi kinerja bongkar muat petikemas meningkat.
b. Realisasi daya lalu barang dermaga atau Berth Throughput (BTP) pada tahun 2011 secara umum mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010. Hanya cabang pelabuhan Kotabaru yang mengalami penurunan BTP sebesar 18.061 T/M³ dari tahun sebelumnya sebesar 28.061 T/M³. Kondisi ini disebabkan karena penurunan arus barang yang melalui dermaga.
1. Tanjung Perak, BOR realization is 74%
compared to previous year of 70%, due to increase of ship size.
2. Surabaya Container Terminal, BOR realization is 60% compared to the previous year of 58%, due to decrease of domestic container ship calls.
3. Kotabaru, BOR realization is 54% compared to the previous year of 46%, due to the increasing activity of shipping at the Ports of Stagen and Batulicin.
4. TPKS, BOR realization is 35% compared to the previous year of 27%, due to the increase of ship calls and the damage of CC no 03, which make docking last longer.
Some port branches with decreasing BOR are:
1. Tanjung Emas, BOR realization is 52%
compared to the previous year of 66%. It is due to the occurrence of Nusantara Wharf leverage project and port waters cleaning, yet it is calculated in BOR performance.
2. Banjarmasin, BOR realization is 60%
compared to the budget of 64%. It is due to an increase of loading and unloading performance, especially at container wharf.
3. Surabaya Container Terminal, BOR realization is 60% compared to the previous year of 58%. It is due to the decrease of domestic container ship calls.
4. BJTI, BOR realization is 76% compared to the previous year of 80%. It is due to increasing performance realization of container handling.
b. The realization of Berth Throughput (BTP) in 2011 is generally increasing compared to those of 2010. Decrease only occurs at Kotabaru port, which is amounted to 18,061 T/M³ compared to previous year of 28,061 T/M³. This condition is caused by declining amount of cargo traffic at the wharf.
fASILITAS gUDANg PENUmPUKAN
1. Realisasi Utilisasi fasilitas gudang atau Sheed Occupancy Ratio (SOR) tahun 2011 melampaui anggaran tahun 2011, khususnya pada Terminal Petikemas Surabaya. Hal ini disebabkan oleh:
a. Meningkatnya container rubah status dari FCL ke LCL.
b. Adanya barang-barang lama yang dalam pengawasan Bea dan Cukai.
2. Cabang pelabuhan yang mengalami penurunan SOR adalah:
a. Tanjung Perak, SOR terealisasi hanya sebesar 12% dari tahun sebelumnya sebesar 13%.
Hal ini disebabkan karena lebih banyak barang dibongkar dengan sistem truck lossing.
b. Tanjung Emas, SOR terealisasi sebesar 5%
dari yang tahun sebelumnya sebesar 14%.
Hal ini disebabkan karena kegiatan bongkar muat barang langsung melalui truck lossing.
c. Banjarmasin, SOR terealisasi sebesar 5% dari yang tahun sebelumnya sebesar 14 %. Hal ini disebabkan pemakaian gudang pelabuhan sangat minim, dan pengguna jasa cenderung memilih truck lossing dibanding menumpuk di gudang pelabuhan.
d. Kotabaru, SOR terealisasi sebesar 11% dari yang tahun sebelumnya sebesar 22%. Hal ini disebabkan turunnya arus barang sehingga produksi gudang penumpukan di pelabuhan Stagen dan Batulicin mengalami penurunan.
e. TPKS, SOR terealisasi sebesar 5% dari yang tahun sebelumnya sebesar 7%. Hal ini disebabkan karena singkatnya hari rata-rata penumpukan barang di Container Freight Station (CFS) yaitu sekitar 5 hari.
fASILITAS LAPANgAN PENUmPUKAN
Realisasi utilisasi lapangan penumpukan konvensional atau Yard Occupancy Ratio (yOR) tahun 2011 relatif meningkat.
Sementara beberapa cabang pelabuhan yang mengalami penurunan SOR adalah:
1. Tanjung Perak, yOR tercapai 51% dari tahun sebelumnya yang ditetapkan sebesar 56%. Hal ini dikarenakan menurunnya penumpukan barang muatan berat di lapangan terutama besi/baja dan barang proyek PLTU.
2. Banjarmasin, yOR sebesar 15% dari tahun sebelumnya yang ditetapkan sebesar 18%
karena terjadi penurunan pemanfaatan lapangan penumpukan di pelabuhan Trisakti untuk barang break bulk cargo.
STorAge fACIlITy
1. The realization of storage facility utilization or Sheed Occupancy Ratio (SOR) in 2011 is over the budget, especially at Surabaya Container Terminal. This is due to:
a. An increasing numbers of containers that altering status, from FCL ke LCL.
b. The presence of old goods that are under Custom supervision.
2. The decrease of SOR occurred in the following ports:
a. Tanjung Perak, SOR realization is only 12%
compared to the previous year of 13%. The fact that most cargos are unloaded using truck lossing system has caused the decrease.
b. Tanjung Emas, SOR realization is 5%
compared to the previous year of 14%. It is due to many cargos are unloaded directly using truck lossing system.
c. Banjarmasin, SOR realization is 5% compared to the previous year of 14%. It is due to minimum usage of warehouse, and the customers prefer using truck lossing system to stack goods in closed storage.
d. Kotabaru, SOR realization is 11% compared to the previous year of 22%. It is due to decreasing amount of cargo traffic in stacking warehouse at Ports of Stagen and Batulicin.
e. TPKS, SOR realization is 5% compared to the previous year of 7%. It is due to shorter duration days of goods stacking in Container Freight Station (CFS). In average, it only takes five days.
oPen STorAge fACIlITy
The realization of conventional open storage utilization or Yard Occupancy Ratio (YOR) in 2011 is relatively increasing.
Nevertheless, there are several ports which have decreasing YOR, they are:
1. Tanjung Perak, YOR reach 51% compared to previous year of 56%. It is due to the decrease of heavy load stacking in yard especially iron/
steel and the elements of Steam Engine Power Plant (SEPP) project.
2. Banjarmasin, YOR reach 15% compared to previous year of 18%. It is due to decrease of stacking yard usage at Trisakti port for break bulk cargo.
Utilisasi lapangan penumpukan Petikemas yOR tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1. Terminal Petikemas Surabaya, yOR sebesar 57% dari tahun sebelumnya yang ditetapkan sebesar 50% karena realisasi dwelling time atau lamanya container ditumpuk di lapangan (Cy) import lebih lama dari yang direncanakan.
2. Terminal Petikemas Semarang, yOR sebesar 61% dari tahun sebelumnya yang ditetapkan sebesar 48%. Hal ini karena kenaikan arus petikemas baik ekspor maupun impor.
UTILISASI KAPAL DAN PERALATAN BONgKAR mUAT
kapal Pandu
Realisasi utilisasi Kapal Pandu pada Tahun 2011 di Cabang Banjarmasin melampaui realisasi dari tahun sebelumnya, disebabkan:
1. Pengoperasian kapal pandu secara keseluruhan berjalan optimal;
2. Peningkatan pelayanan kegiatan pemanduan di alur Barito sejalan dengan beroperasinya alur selama 24 jam non stop.
Utilisasi pada cabang Pelabuhan Tanjung Perak tidak melebihi realisasi dari tahun sebelumnya, sedangkan untuk Cabang Tanjung Intan disebabkan pelaksanaan docking repair kapal pandu MP. I-013 akibat kerusakan mesin induk.
kapal Tunda
Realisasi utilisasi kapal tunda pada tahun 2011 di Cabang Pelabuhan Tanjung Perak, Tanjung Intan dan Banjarmasin melampaui realisasi dari tahun 2010.
1. Pelabuhan Tanjung Perak, disebabkan kapal tunda secara keseluruhan beroperasi secara optimal.
2. Pelabuhan Tanjung Intan, disebabkan karena meningkatnya pelayanan penundaan yang diperbantukan ke DUKS PLTU dan Karang Talun di area pelabuhan Tanjung Intan.
3. Pelabuhan Banjarmasin, disebabkan adanya peningkatan pelayanan pemanduan dan penundaan sebagai dampak meningkatnya kesiapan alur Barito yang dapat beroperasi 24 jam non stop.
Sedangkan di Cabang Pelabuhan Tanjung Emas tidak melebihi realisasi dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena penggunaan tunda untuk pemenuhan/peningkatan level of service dan keselamatan pelayaran dan kesiapan tunda charter yang kurang maksimal.
YOR of container yard utilization in 2011 is as follow:
1. Surabaya Container Terminal, YOR is 57%
compared to previous year of 50% due to dwelling time realization or duration of import container open storage at CY is longer than expected.
2. Semarang Container Terminal, YOR is 61%
compared to previous year of 48%. It is due to increasing amount of container traffic, both import and export.
uTIlIzATIon of ShIP AnD hAnDlIng equIPMenT Pilot Boat
Realization of Pilot Boat utilization in 2011 at Banjarmasin exceed previous year, due to:
1. Pilot boat operation in general is optimal;
2. There is an increase of piloting service in Barito line, as a consequence of 24 hours service.
In Tanjung Perak Port, utilization does not exceed the previous year, whereas at at Tanjung Intan branch it is due to pilot boat MP. I-013 docking repair on main engine.
Tug Boat
Realization of Pilot Boat utilization in 2011 at Ports of Tanjung Perak, Tanjung Intan dan Banjarmasin exceeds 2010 realization.
1. Tanjung Perak Port due to optimum performance of tug boat in general.
2. Tanjung Intan Port, due to increasing performance of tug boat service, aided to special purpose terminal of Steam Engine Power Plant and Karang Talun in Tanjung Intan port area.
3. Banjarmasin Port, due to an increasing amount of piloting service in Barito line, as a consequence of 24 hour line service.
Whereas the realization at Tanjung Emas Port does not exceed previous year realization due to the use of tug boat to increase level of service and shipping safety and less optimum chartered tug boat availability.
ALAT BONgKAR mUAT BARANg Forklift
Realisasi utilisasi alat bongkar muat forklift pada Tahun 2011 di Terminal Petikemas Semarang sebesar 19% tidak mencapai dari tahun sebelumnya sebesar 25%. Hal ini disebabkan ada beberapa forklift diesel dan elektrik yang tidak beroperasi maksimal.
Sedangkan realisasi utilisasi di Terminal Petikemas Surabaya sebesar 38 % tidak melebihi dari tahun sebelumnya sebesar 50 %, hal ini disebabkan karena menurunnya produksi bongkar muat container LCL murni dan kebanyakan barang- barang yang dirubah statusnya cenderung mempunyai dimensi (volume) besar dibanding forklift yang ada.
Realisasi utilisasi BJTI tercapai hanya sebesar 25% dari tahun sebelumnya sebesar 26%, hal ini disebabkan adanya penurunan arus barang (M3/
Ton) pada gudang penumpukan sejalan dengan penurunan arus distribusi barang yang melalui gudang.
Container Crane
Untuk realisasi alat bongkar muat container crane pada Tahun 2011 di Terminal Petikemas Surabaya tercapai sebesar 51 % dari tahun sebelumnya sebesar 50%. Sedangkan di Terminal Petikemas
hAnDlIng equIPMenT Forklift
The realization of forklift utilization for loading and unloading in 2011 at Semarang Container Terminal is 19%, less than the previous year which amounted to 25%. It is due to lack of productivity of several diesel forklifts.
While realization of Surabaya Container Terminal is 38%, less than the previous year which amounted to 50%, due to the decrease of container loading and unloading activity of pure LCL and most of the altered status goods have bigger volume than the existing forklift.
Realization of BJTI utilization only reach 25%
compared to previous year of 26%, due to the decrease of cargo traffic (M3/Ton) on closed storage and declining amount of cargo distribution traffic on warehouse.
Container Crane
Realization of container crane utilization in 2011 at Surabaya Container Terminal is amounted to 51% compared to previous year of 50%. While at Semarang Container Terminal utilization
Semarang utilisasinya 37% diatas tahun sebelumnya sebesar 30%. Hal ini terkait dengan meningkatnya jumlah arus petikemas luar negeri baik ekspor maupun impor. Dan untuk realisasi di Cabang Pelabuhan Banjarmasin terjadi penurunan sebesar 43% dari tahun sebelumnya sebesar 48%, dengan dilakukan penataan terminal petikemas secara intensif.
Top loader
Realisasi kinerja alat bongkar muat Top Loader sebesar 16% pada Tahun 2011 di Terminal Petikemas Semarang tidak melebihi dari tahun sebelumnya sebesar 19%. Hal ini disebabkan kurang optimalnya kondisi alat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan Lift on - Lift off lebih banyak menggunakan Reach Stacker.
head Truck
Realisasi utilisasi Head Truck di Terminal Petikemas Semarang tercapai sebesar 49 % dibandingkan dari tahun sebelumnya sebesar 38 %, hal ini disebabkan karena dipengaruhi oleh kenaikan arus petikemas. Sedangkan utilisasi di Terminal Petikemas Surabaya realisasinya 52 % dari dari tahun sebelumnya sebesar 58%, hal ini dikarenakan adanya penurunan arus petikemas domestik.
reaches 37%, which is higher than previous year of 30%. It is related to an increasing amount of international container traffic, both export and import. At Banjarmasin Port, there is a decrease of 43% compared to previous year of 48%, due to intensive container terminal arrangement.
Top Loader
Realization of Top Loader performance in 2011 at Semarang Container Terminal is 16%, less than previous year of 19%. It is due to limited equipment support during Lift on - Lift off activities, which mostly use Reach Stacker.
Head Truck
Realization of Head Truck utilization at Semarang Container Terminal is 49% compared to previous year of 38%. It is influenced by an increase of container traffic. Whereas realization at Surabaya Container Terminal is 52% compared to previous year of 58%, due to decreasing amount of domestic container traffic.