BAB 1 PENDAHULUAN
2.2 Konsep Dasar Keluarga
2.2.4 Fungsi Keluarga
Menurut Friedman, Bowden & Jones (2003) dalam Susanto (2012):
1. Afektif Dan Koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap dan mekanisme koping; memberikan feedback dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
3. Reproduksi
Keluarga melahirkan anaknya.
4. Ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di masyarakat.
5. Fisik Atau Perawatan Kesehatan
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
2.2.5 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Menurut Freeman (1981) dalam Setyawan (2012) sesuai dengan fungsi keluarga dalam pemeliharaan kesehatan, maka keluarga juga mempunyai tugas dalam bidang kesehatan, yang antara lain adalah:
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, oleh karena itu perlu mencatat dan memperhatikan segala perubahan yang terjadi dalam keluarga.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluaraganya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
22
kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
2.2.6 Tugas Perkembangan
1. Tahap pertama keluarga baru (beginning family) Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:
1) Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain; teman, dan kelompok sosial.
2. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family) Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:
1) Persiapan menjadi orang tua.
2) Membagi peran dan tanggung jawab.
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan.
4) Mempersiapkan biaya atau dana child beearing.
3. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool) Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi.
4. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with children) Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:
1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan semangat belajar.
2) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan.
3) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
5. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with teenagers) Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari perdebatan, kecurigaan dan permusahan.
6. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching center families)
Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
7. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan ( middle age families ) Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat sosial dan waktu santai.
3) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua.
24
4) Keakraban dengan pasangan.
8. Tahap kedelapan keluarga usia lanjut
Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan anak dan sosial masyarakat (Harmoko, 2012).
2.3 Asuhan Keperawatran Keluarga Penderita Rheumatoid Artritis Dengan Gangguan Mobilitas Fisik
2.3.1 Pengkajian Keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan keluarga dapat menggunakan metode observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik (Maglaya, 2018). Variabel data dalam pengkajian keperawatan keluarga mencakup :
1. Data umum/Identitas keluarga mencakup nama kepala keluarga, komposisi anggota keluarga, alamat, agama, suku, bahasa sehaari-hari, jarak pelayanan kesehatan terdekat dan alat transportasi.
2. Kondisi kesehatan semua anggota keluarga terdiri dari nama, hubungan dengan keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan saat ini, status gizi, tanda-tanda vital, status imunisasi dasar, dan penggunaan alat bantu atau protesa serta status kesehatan anggota keluarga saat ini meliputi keadaan umum, riwayat penyakit/alergi.
3. Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan (Saat ini sedang sakit) meliputi nama individu yang sakit, diagnosisi medis, rujukan dokter atau rumah sakit, keadaan umum, sirkulasi, cairan, perkemihan, pernafasan, musculoskeletal, neurosensori, kulit, istirahat dan tidur, status mental, komunikasi dan budaya, kebersihan diri, perawatan diri sehari-hari, dan data penunjang medis individu yang sakit (Lab, radiologi, EKG, USG).
4. Data kesehatan lingkungan mencakup sanitasi lingkungan pemukiman antara lain ventilasi, penerangan, kondisi lantai, tempat pembuangan sampah dll.
5. Struktur keluarga ; struktur keluarga mencakup struktur peran, nilai (value), komunikasi, kekuatan.
6. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Variabel ini akan menjawab tahap perkembangan keluarga, tugas perkembangan keluarga.
7. Fungsi keluarga terdiri dari aspek instrumental dan ekspresif. Aspek instrumental fungsi keluarga adalah aktivitas hidup sehari-hari seperti makan, tidur, pemeliharaan kesehatan. Aspek ekspresif fungsi keluarga adalah fungsi emosi, komunikasi, pemecahan masalah, keyakinan dan lain-lain.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa Keperawatan merupakan proses menganalisis data subjektif dan ojektif yang sudah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosis keperawatan. Diagnosis Keperawatan meliputi proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari penderita, klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya (Potter & Perry, 2005). Diagnosa keperawatan yang terkait pada Gangguan Mobilitas Fisik pada Rheumatoid Arthritis.
26
Tabel 2.3.2 Diagnosa Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik Gangguan mobilitas fisik
Kategori Fisiologis
Subkategori Aktifitas / istirahat
Definisi Keterbatasan dalam gerakan fisik dari
satu atau lebih ekstremitas secara mandiri.
Penyebab Nyeri
Gejala dan tanda mayor Subjektif :
a. Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
Gejala dan tanda minor Subjektif :
a. Nyeri saat bergerak
b. Enggan melakukan pergerakan c. Merasa cemas saat bergerak
Objektif :
a. Kekuatan otot menurun
b. Rentang gerak (ROM) menurun Objektif :
a. Sendi kaku
b. Gerakan tidak terkoordinasi c. Gerakan terbatas
d. Fisik lemah
(sumber: Tim pokja SDKI DPP PPNI, Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia, 20016)
Tabel 2.3.2 Diagnosa Keperawatan Defisit Perawatan Diri Defisit Perawatan Diri
Kategori Perilaku
Subkategori Kebersihan diri
Definisi Tidak mampu melakukan atau
menyesuaikan aktifitas perawatan diri.
Penyebab Kelemahan ekstremitas bawah
Gejala dan tanda mayor Subjektif :
1. Menolak melakukan perawatan diri
Gejala dan tanda minor Subjektif :
(tidak tersedia/ tidak ada)
Objektif :
1. Tidak mampu mandi/ mengenakan pakaian/ makan/ ke toilet/ berhias secara mandiri
2. Minat melakukan perawatan diri kurang
Objektif :
Tidak tersedia/ tidak ada)
(sumber: Tim pokja SDKI DPP PPNI, Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia, 20016)
2.3.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan adalah semua penanganan (treatment) yang di dasarkan pada penilaian dan keilmuan pada tatanan klinik, dimana perawat melakukan tindakan untuk meningkatkan hasil atau outcome penderita (Bulechek, Butcher, Dochterman, 2016). Perencanaa untuk masalah Gangguan Mobilitas Fisik dengan Rheumatoid Arthritis.
Tabel 2.3.3 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Keperawatan
SLKI SIKI
Kode Diagnosa Tujuan Intervensi
1 D.0054 Gangguan Mobilitas Fisik
1. Mobilitas Fisik:
1) Nyeri menurun 2) Kecemasan 3) Gerakan tidak
terkoordinasi 4) Gerakan
terbatas menurun
5) Kelemahan fisik menurun
1. Dukungan Ambulasi:
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya.
2) Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi.
3) Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi.
4) Anjurkan melakukan ambulasi dini.
5) Anjurkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi).
28
2. Edukasi Teknik Ambulasi 1) Identifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
2) Sediakan materi, media dan alat tulis bantu jalan (mis, tongkat, walker kruk).
3) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan.
4) Jelaskan prosedur dan tujuan ambulasi tanpa alat bantu.
5) Anjurkan menggunakan alas kaki yang memudahkan berjalan dan mencegah cedera.
6) Ajarkan duduk di tempat tidur (menjuntai), atau di kursi, sesuai toleransi.
7) Ajarkan berdiri dan ambulasi dalam jarak tertentu.
2. D.0109 Defisit Perawatan Diri
1. 2. Perawatan Diri:
a. 1) Kemampuan mandi b. 2) Kemampuan c. mengenakan pakaian d. 3) Kemampuan ke toilet e. (BAK/BAB)
f. 4) Verbalisasi keinginan g. melakukan perawatan h. diri
1. 2. Dukungan Perawatan Diri Observasi :
a. 1) Identifikasi kebiasaan b. aktivitas perawatan c. diri
d. sesuai usia e. 2) Monitor tingkat f. kemandirian
i. 5) Mempertahankan j. kebersihan mulut
g. 3) Identifikasi kebutuhan h. alat bantu kebersihan i. diri, berpakaian, j. berhias, dan makan
Terapeutik :
a. 1) Sediakan lingkungan b. yang terapeutik c. 2) Siapkan keperluan d. pribadi
e. 3) Dampingi dalam f. melakukan perawatan g. diri sampai mandiri h. 4) Fasilitas untuk i. menerima keadaan j. ketergantungan k. 5) Jadwalkan rutinitas l. perawatan diri
Edukasi :
a. 1) Anjurkan melakukan b. perawatan diri secara c. konsisten sesuai d. Kemampuan
(Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik dan Defisit Perawatan Diri)
2.3.4 Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah kegiatan yang dilakukan pyang dialami ke status yang lebih baik dengan hasil yang diharapkan. Anggota keluarga yang mengalami penyakit rematik dapat dilakukan penyuluhan agar keluarga memahami tentang perawatan kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien tentang status kesehatan.
2.3.5 Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan seberapa efektif intervensi yang dilakukan keluarga, perawat, dan lainnya. Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan anggota keluarga dari intervensi yang diimplementasikan. Keluarga dengan rematik 30
sudah paham apa itu rematik, faktor timbulnya rematik, tanda dan gejala, akibat lanjut, cara pengangganan, yang tidak boleh dilakukan, cara mengatur lingkungan.
2.4 Kerangka Masalah
(Pohon Masalah 2.4 Gangguan Mobilitas Fisik dan Defisit Perawatan Diri) Reaksi faktor R dengan antibody,
faktor metabolik, infeksi dengan kecenderungan virus
Reaksi peradangan
Umur Jenis kelamin Lingkungan Gaya Obesitas
Hambatan nutrisi pada kartilago
artikulasi Kekuatan sendi
Gangguan mobilitas fisik
Kekakuan sendi Keterbatasan
sendi Defisit perawatan diri
BAB 3 TINJAUAN KASUS
Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaa asuhan keperawatan pada pasien dengan Rheumatoid Arthritis di Desa Watulumbung maka penulis menyajikan suatu kasus yang penulis amati mulai tanggal 5 April 2020 sampai dengan 18 Mei 2021 dengan data pengkajian pada tanggal 10 April 2021 pada pukul 15.00 WIB.
Anamnesa diperoleh dari klien.
3.1 PENGKAJIAN 3.1.1 Identitas
Klien adalah seorang perempuan bernama Ny. W usia 49 tahun beragama islam,pasien tinggal di Desa Watulumbung Kec. Lumbang Kab. Pasuruan, pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SMA, pasien menikah dengan Tn. M dan dikaruniai tiga orang anak.
3.1.2 Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama : klien mengatakan saat ini merasa nyeri pada lutut, nyeri dirasa saat klien duduk diam, namun nyeri terasa hilang saat melakukan aktifitas, rasa nyeri seperti kaku pada persendian dengan skala nyeri sedang dan dirasa hilang timbul tidak pasti. Pada bagian lutut terlihat bengkak.
2) Kronologis keluhan
a) Faktor pencetus : klien mengatakan pernah jatuh beberapa tahun yang lalu, dan muncul keluhan ketika udara dingin.
b) Timbulnya keluhan : Keluhan muncul secara bertahap.
32
c) Upaya klien untuk mengatasi : Klien melakukan jalan santai saat pagi hari dan mengkonsumsi obat-obatan dari dokter.
3.1.3 Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat alergi : Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi
2) Riwayat kecelakaan : Klien mengatakan pernah jatuh beberapa tahun yang lalu
3.1.4 Riwayat di rawat di RS : Klien tiak pernah di rawat di RS dengan penyakit tertentu, klien cukup berobat ke Puskesmas terdekat
1) Orang terdekat dengan klien saat ini adalah suami klien
2) Riwayat pemakaian obat : obat yang sering dikonsumsi klien adalah mefenamac acid
3.1.5 Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada masalah kesehatan seperti, kanker, DM, epilepsi dan lainnya.
3.1.6 Riwayat psikososial dan spiritual masalah yang mempengaruhi klien saat ini adalah kondisi klien dengan kesehatan saat ini.
1) Mekanisme koping terhadap stress : aktifitas yang dilakukan klien adalah makan serta tidur yang cukup untuk mengurangi keluhan yang dirasakan klien
2) Persepsi klien terhadap penyakit : saat ini klien pada dasarnya tidak puas dengan kehidupannya, klien merasa bersedih dan ingin keluhannya cepet hilang.
3) Sistem nilai kepercayaan :
a) Aktivtas agama kepercayaan yang dilakukan : bentuk ibadah yang dilakukan klien adalah shalat, berdoa dan mengikuti pengajian dilingkungan tempat klien tinggal.
b) Kepercayaan akan adanya kematian : klien mengatakan beriman kepada allah SWT dan meyakini bahwa kematian akan datang dimanapun dan kapanpun.
3.1.7 Pola Kebiasaan Sehari-hari 1) Nutrisi
Klien mengatakan makan 2x sehari dengan menu yang bervariasi dan klien terkadang makan di warung deket rumahnya, klien mengatakan tidak alergi terhadap makanan, sehingga tidak mempengaruhi nafsu makan klien.
2) Eliminasi
Klien mengatakan bekemih sehari sebanyak 4 x dengan warna agak kekuningan dan BAB sebanyak 2 x sehari dengan konsistensi keras sehinigga klien mengatakan pernah menggunakan obat untuk mengurangi keluhan tersebut.
3) Hygiene personal
Klien mengatakan selalu menjaga kebersihan badannya dengan mandi 2x sehari dan gosok gigi.
4) Istirahat dan tidur
Klien tidur 6 jam sehari dan seringbterbangun jika mengeluh nyeri pada kaki klien.
34
5) Aktivitas dan latihan
Setiap hari klien membiasakan diri untuk jalan pagi namun jika udara dingin klien tidak melakukannya. Adapun keluhan dalam beraktifitas adalah pergerakan tubuh serta sesak napas setelah aktivitas.
6) Kebiasaan
Klien sehari-hari biasanya mengurus pekerjaan rumah tangga masak, menapu halaman rumah, dan lain sebagainnya.
3.1.8 Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum baik dengan tanda-tanda vital dalam batas normal dan sewaktu-waktu tampak memegang kaki yang sakit.
2) Rambut : rambut lurus dan tampak sebagian beruban dan kondisi bersih.
3) Mata : simetris kedua mata, konjunctiva merah muda, sklera sekidit keruh.
Dan tidak ada oedema.
4) Hidung : penciuman baik.
5) Telinga : tampak bersih dan pendengaran baik.
6) Mulut dan bibir : mukosa mulut tampak sedikit kering, kebersihan mulut tampak bersih.
7) Leher : tidak ada pembengkakan pada leher.
8) Dada :
I : dada simetris, bentuk datar, tidak ada bekas luka.
P : tidak ada pembengkakan, retraksi dinding dada.
P : perkusi paru sonor, perkusi jantung pekak.
A : pernapasan klien 14x/I, tidak ada bunyi tambahan, bunyi jantung regular.
9) Abdomen : tidak ada pembengkakan I : abdomen simtris, tidak ada asites.
A : bising usus 15x/i.
P : tidak ada pembengkakan, tidak ada pembesaran hepar.
P : perkusi timpani.
10) Genetalia : tidak terkaji, namun klien mengatakan tidak ada kealuhan.
11) Ekstremitas : klien mengatakan sedikit sulit bergerak pada bagian yang sakit, dan tampak bengkak pada sendi klien.
3.1.9 Pengkajian Status Mental
1) Daya orientasi : klien mampu menyebutkan dengan tepat tentang waktu, tempat serta beberapa orang yang dikenali klien.
2) Daya ingat klien sangat baik dan mampu mengulang beberapa kejadian yang sudah berlalu.
3) Kontak mata saat berkomunikasi sangat baik dan dengan sekali-kali mengalihkan
4) Afek klien saat berinteraksi baik.
3.1.10 Pengkajian Status Fungsional
Ny. W dapat beraktifitas secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif orang lain.
36
3.1.11 Pengkajian Psikososial
Ny. W mengatakan saat ini puas dengan kehidupan yang dijalaninya, klien mengatakan dapat melakukan sosial dengan masyarakat sekitar saat kondisinya sehat. Ny. W mengatakan selalu semangat dan lingkungan sekitarnya selalu memberi dukungannya.
3.1.12 Pengkajian Lingkungan
Saat ini Ny. W tinggal dirumahnya yang cukup luas, dengan sirkulasi dan ventilasi yang sangat baik, namun dengan kondisi klien saat ini Ny. W tidak mampu sendiri untuk membersihkan lingkungan rumahnya.
3.1.13 Data Fokus 1) Data Subyektif
a) Klien mengatakan nyeri pada persendihan
b) Klien mengatakan nyeri dirasa saat duduk dan hilang saat dibawa beraktifitas
c) Klien mengatakan nyeri hilang timbul dengan skala nyeri sedang d) Klien kesulitan untuk beraktifitas seperti biasannya
e) Klien tidak mampu melakukan atau menyesuaikan aktifitas perawatan diri
f) Klien mengatakan tidur 6 jam sehari dan sering terbangun jika mengeluh nyeri pada kaki klien
2) Data Objektif
a) Klien tampak sesekali meringus dan memegang bagian yang sakit
b) Tampak sulit memulai pergerakan tubuh dengan bertumuh pada alat bantu
c) Klien tampak lemah dan lesu d) Klien tampak sering mengantuk 3.1.14 Analisa Data
Data Masalah Etiologi
DS :
1. Ny. W mengatakan merasa nyeri pada persendian
2. Ny. W mengatakan nyeri dirasa saat duduk dan hilang saat dibawa beraktifitas 3. Klien mengatakan
nyeri hilang timbul dengan skala nyeri sedang
DO :
1. Klien tampak sekali- kali meringis dan memegang bagian yang sakit
2. Tampak sulit
memulai pergerakan tubuh dengan bertumpu pada alat bantu
Gangguan Mobilitas Fisik Kekuatan otot menurun
38
DS :
1. Klien mengatakan tidak mampu melakukan atau menyesuaikan aktifitas perawatan diri
DO :
1. Klien tampak lemah lesu
2. Klien tampak sering mengantuk
Defisit Perawatan Diri Kelemahan
eskstermitas bawah
(Tabel 3.1.14 Analisa Data Gangguan Mobilitas Fisik dan Defisit Perawatan Diri) 3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kekuatan otot menurun 2) Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kelemahan ekstermitas bawah 3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa
Keperawatan
SLKI SIKI
Kode Diagnosa Tujuan Intervensi
1 D.0054 Gangguan Mobilitas Fisik
1. Mobilitas Fisik:
1) Nyeri menurun 2) Kecemasan
3) Gerakan tidak terkoordinasi 4) Gerakan
terbatas menurun
5) Kelemahan fisik menurun
1. Dukungan Ambulasi:
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya.
2) Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi.
3) Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi.
4) Anjurkan melakukan ambulasi dini.
5) Anjurkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi).
2. Edukasi Teknik Ambulasi 1) Identifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
2) Sediakan materi, media dan alat tulis bantu jalan (mis, tongkat, walker kruk).
3) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan.
4) Jelaskan prosedur dan tujuan ambulasi tanpa alat bantu.
5) Anjurkan menggunakan alas kaki yang memudahkan berjalan dan mencegah cedera.
6) Ajarkan duduk di tempat tidur (menjuntai), atau di kursi, sesuai toleransi.
7) Ajarkan berdiri dan ambulasi dalam jarak tertentu.
40
2. D.0109 Defisit Perawatan Diri
2. 2. Perawatan Diri:
k. 1) Kemampuan mandi l. 2) Kemampuan m. mengenakan pakaian n. 3) Kemampuan ke toilet o. (BAK/BAB)
p. 4) Verbalisasi keinginan q. melakukan perawatan r. diri
s. 5) Mempertahankan t. kebersihan mulut
2. 2. Dukungan Perawatan Diri Observasi :
k. 1) Identifikasi kebiasaan l. aktivitas perawatan m. diri
n. sesuai usia o. 2) Monitor tingkat p. kemandirian
q. 3) Identifikasi kebutuhan r. alat bantu kebersihan s. diri, berpakaian, t. berhias, dan makan
Terapeutik :
m. 1) Sediakan lingkungan n. yang terapeutik o. 2) Siapkan keperluan p. pribadi
q. 3) Dampingi dalam r. melakukan perawatan s. diri sampai mandiri t. 4) Fasilitas untuk u. menerima keadaan v. ketergantungan w. 5) Jadwalkan rutinitas x. perawatan diri
Edukasi :
e. 1) Anjurkan melakukan f. perawatan diri secara g. konsisten sesuai h. Kemampuan
(Tabel 3.3 Intervensi Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik dan Defisit Perawatan Diri)
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TGL/JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI JAM EVALUASI PARAF 10/04/2021
08.00
Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan kekuatan otot menurun
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya 2) Identifikasi
toleransi fisik melakukan ambulasi 3) Jelaskan tujuan
dan prosedur ambulasi 4) Anjurkan
melakukan ambulasi dini 5) Anjurkan
ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
10.15 S : klien mengatakan masih merasa nyeri pada
persendian O : sekali- kali klien tampak meringis A : masalah Gangguan Mobilitas Fisik belum teratasi P : intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan
10/04/2021 12.00
Defisit Perawatan Diri
berhubungan dengan kelemahan ekstermitas bawah
1) Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia 2) Monitor tingkat
kemandirian 3) Identifikasi
kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan
13.30 WIB
S : klien megatakan masih belum bisa
sepenuhnya untuk melakukan perawatan diri O : sekali- kali klien tampak kesulitan A : masalah Defisit
42
Perawatan Diri belum teratasi P : intervensi 1,2,3
dilanjutkan 11/04/2021
13.05
Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan kekuatan otot menurun
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya 2) Identifikasi
toleransi fisik melakukan ambulasi
3) Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi 4) Anjurkan
melakukan ambulasi dini 5) Anjurkan ambulasi
sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
15.00 S : klien mengatakan nyeri pada persendian sudah mulai berkurang O :
- klien jarang meringis - klien tampak lebih tenang A : masalah Gangguan Mobilitas Fisik teratasi sebagian P : intervensi 2,3,4
dilanjutkan
11/04/2021 17.00
Defisit Perawatan Diri
berhubungan dengan kelemahan ekstermitas bawah
1) Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia 2) Monitor tingkat
kemandirian 3) Identifikasi
kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan
18.20 S : klien mengatakan sudah mulai bisa untuk melakukan defisit perawatan diri O : klien tampak lebih bisa
melakukan sendiri
A : Defisit Perawatan Diri teratasi sebagian 12/04/2021
08.00 WIB
Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan kekuatan otot menurun
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya 2) Identifikasi
toleransi fisik melakukan ambulasi 3) Jelaskan tujuan
dan prosedur ambulasi 4) Anjurkan
melakukan ambulasi dini 5) Anjurkan
ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
10.00 WIB
S : klien mengatakan nyeri pada persendian sudah berkurang O :
- klien terlihat sangat tenang A : masalah Gangguan Mobilitas Fisik teratasi P : intervensi dihentikan
44
12/04/2021 10.00 WIB
Defisit Perawatan Diri
berhubungan dengan kelemahan ekstermitas bawah
1) Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia 2) Monitor tingkat
kemandirian 3) Identifikasi
kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan
11.25 WIB
S : klien mengatakan sudah bisa untuk melakukan defisit perawatan diri O : klien tampak bisa melakukan sendiri A : masalah Defisit Perawatan Diri teratasi P : intervensi dihentikan (Tabel 3.4 Implementasi dan Evaluasi Gangguan Mobilitas Fisik dan Defisit
Perawatan Diri)
BAB 4 PEMBAHASAN
Penulis melakukan pembahasan pada bab ini tentang masalah-masalah yang muncul pada kasus yang ditemukan selama asuhan keperawatan dimulai tanggal 10 April 2021 sampai dengan tanggal 12 April 2021. Kesenjangan tersebut dilihat dengan memperlihatkan aspek-aspek tahapan keperawatan dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan sampai tahap evaluasi keperawatan pada Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny. W dengan Rheumatoid Arthritis di Desa Watulumbung.
4.1 Pengkajian 4.1.1 Identitas
Pada tinjauan pustaka menurut Jeremy, dkk (2019), orang yang berisiko menderita rheumatoid arthritis yaitu usia lebih dari 49 tahun. Pada tinjauan kasus dijabarkan bahwa, pasien adalah seorang perempuan bernama Ny. W usia 49 tahun.
Pada pengkajian identitas terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan usia 49 sampai 60 tergolong lanjut usia. Menurut Fatmah (2020), secara signifikan orang tua mengalami kasus rheumatoid arthritis lebih besar dari pada orang muda. Kerentanan orang tua terhadap penyakit ini disebabkan oleh adanya kesalahan pada sistem imun seseorang yang menyerang synovium atau sebuah membran yang melapisi sendi-sendi dalam tubuh.
46