PENDAHULUAN
Latar Belakang
Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi kronis dan sistemik yang menyebabkan kerusakan dan deformasi sendi serta menyebabkan kecacatan. Penyebab terjadinya rheumatoid arthritis belum diketahui, namun kemungkinan disebabkan oleh penyakit autoimun yang dimulai dari proksimal metacarpophalangeal interphalanx, pergelangan tangan dan pada stadium lanjut dapat mengenai lutut dan paha (Fatimah, 2010). Komplikasi yang dapat terjadi akibat rheumatoid arthritis jika tidak kompatibel antara lain peradangan pada pembuluh darah, mata, jantung dan paru-paru, kerusakan sendi dan terjadinya carpal tunnel syndrome.
Artritis reumatoid ditandai dengan peradangan dan hiperplasia sinovial, produksi autoantibodi (faktor reumatoid dan antibodi anti-sitrullinasi [ACPA]), serta kerusakan tulang dan/atau tulang rawan, serta gambaran sistemik. Tujuan utama penatalaksanaan rheumatoid arthritis adalah remisi dengan menekan aktivitas penyakit sepenuhnya melalui pengobatan sinovial, menghilangkan rasa sakit, mempertahankan kemampuan fungsional, meningkatkan kualitas hidup, meminimalkan efek samping, dan pengobatan yang efektif. Edukasi pasien Memberikan edukasi mengenai etiologi pengobatan rheumatoid arthritis kepada pasien dan keluarganya.
Rumusan Masalah
Fisioterapi Tujuan fisioterapi adalah untuk mengurangi nyeri dan kekakuan, mencegah deformitas, memaksimalkan fungsi dan meningkatkan kualitas hidup dengan meningkatkan tonus otot.
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
 - Tujuan Khusus
 
Menjelaskan penelitian keperawatan keluarga pada pasien rheumatoid arthritis dengan gangguan mobilitas fisik di desa Watulumbung. Menjelaskan diagnosa keperawatan keluarga pada pasien Rheumatoid Arthritis dengan gangguan mobilitas fisik di desa Watulumbung. Menjelaskan intervensi keperawatan keluarga pada pasien rheumatoid arthritis dengan gangguan mobilitas fisik di desa Watulumbung.
Menjelaskan implementasi keperawatan keluarga pada pasien rheumatoid arthritis dengan mobilitas fisik berkurang di desa Watulumbung. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada pasien rheumatoid arthritis dengan mobilitas fisik berkurang di desa Watulumbung.
Manfaat Penelitian
- Manfaat Teoritis
 - Manfaat Praktis
 
Sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian terkait asuhan keperawatan pada klien dengan keterbatasan mobilitas fisik penderita rheumatoid arthritis.
Metode Penulisan
- Metode
 - Teknik Pengumpulan Data
 
Kemungkinan rheumatoid arthritis pada jenis ini harus berlangsung terus menerus, minimal 3 bulan. Dalam tinjauan literatur, menurut Muttaqin (2019), penyakit rheumatoid arthritis yang diderita pasien saat ini sudah ada sejak lama. Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien Ny. Penderita Rheumatoid Arthritis yang berada di desa Watulumbung dapat melakukannya dengan baik.
Dalam diagnosa asuhan keperawatan pada Ny. Dengan Rheumatoid Arthritis yang terletak di Desa Watulumbung, dapat dirumuskan 2 diagnosis dalam tinjauan kasus. Dalam merencanakan asuhan keperawatan pada pasien Ny. Dengan Rheumatoid Arthritis yang terletak di Desa Watulumbung, semua rencana dapat diterapkan untuk studi kasus. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Ny. Bagi penderita Rheumatoid Arthritis yang ada di Desa Watulumbung, hampir semua hal bisa dilakukan, namun ada beberapa rencana tindakan yang tidak bisa dilakukan oleh perawat.
Konsep Penyakit
- Definisi Rheumatoid Arthritis
 - Klasifikasi Rheumatoid Arthritis
 - Etiologi Rheumatoid Arthritis
 - Patofisiologi
 - Manifestasi Klinis
 - Komplikasi
 - Pemeriksaan Penunjang Rheumatoid Arthritis
 - Dampak Masalah
 - Pathway
 
Konsep Dasar Keluarga
- Definisi Keluarga
 - Tipe Keluarga
 - Struktur Keluarga
 - Fungsi Keluarga
 - Siklus Kehidupan Keluarga
 - Peranan Keluarga
 
Kurangnya minat terhadap perawatan diri. Pohon Masalah 2.4 Gangguan Mobilitas Fisik dan Kurangnya Perawatan Diri) Reaksi faktor R dengan antibodi,. faktor metabolisme, infeksi dengan kecenderungan virus. S : klien mengatakan mampu melakukan defisit perawatan diri O : klien tampak mampu melakukan sendiri A : masalah defisit perawatan diri teratasi P : intervensi dihentikan (Tabel 3.4 Implementasi dan Evaluasi Kelainan Mobilitas Fisik dan defisit. Perawatan diri).
Seseorang yang memiliki permasalahan gangguan mobilitas fisik akan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Defisit perawatan diri merupakan gangguan kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berdandan, berpakaian, makan, dan menggunakan toilet. Seseorang yang mempunyai masalah kurangnya perawatan diri akan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Dengan kriteria outcome, setelah 3 hari pemberian ASI diharapkan permasalahan kurangnya perawatan diri dapat teratasi dengan kriteria outcome: mampu mandi mandiri, berpakaian sendiri, berhias diri. Setelah surat kabar tersebut menyimpulkan tentang asuhan keperawatan pada Ny. Pada penderita rheumatoid arthritis, penulis memandang perlu adanya saran untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Sebaiknya lembaga pendidikan kesehatan mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang akan datang agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang profesional kepada klien khususnya asuhan keperawatan pada Ny. Penulis harus mampu berpikir kritis ketika melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien khususnya Ny. Penulis juga sebaiknya menggunakan teknik komunikasi terapeutik yang lebih baik pada saat pengkajian, tindakan dan evaluasi sehingga terjalin kerjasama yang baik untuk mempercepat kesembuhan klien.
Asuhan Keperawatan Keluarga…
- Pengkajian Keperawatan Keluarga
 - Diagnosa Keperawatan Keluarga
 - Intervensi Keperawatan
 - Implementasi Keperawatan
 - Evaluasi Keperawatan
 
TINJUAN KASUS
Pengkajian
- Identitas
 - Riwayat Kesehatan
 - Riwayat Kesehatan Masa Lalu
 - Riwayat Dirawat di RS
 - Riwayat Kesehatan Keluarga
 - Riwayat Psikososial dan Spiritual
 - Pola Kebiasaan Sehari-hari
 - Pemeriksaan Fisik
 - Pengkajian Status Mental
 - Pengkajian Status Fungsional
 - Pengkajian Psikososial
 - Pengkajian Lingkungan
 - Data Fokus
 - Analisa Data
 
Faktor yang Mempengaruhi : Klien mengatakan pernah terjatuh beberapa tahun yang lalu dan mengeluh saat udara dingin. Keyakinan Adanya Kematian : Klien mengatakan beriman kepada Allah SWT dan yakin kematian akan datang kapanpun dan dimanapun. Pelanggan mengatakan dia makan 2x sehari dengan menu yang bervariasi dan pelanggan kadang makan di warung dekat rumahnya, pelanggan mengatakan dia tidak alergi terhadap makanan apapun, sehingga tidak mempengaruhi nafsu makan pelanggan.
Klien mengatakan buang air kecil 4 kali sehari dengan warna agak kuning dan buang air besar 2 kali sehari dengan konsistensi keras, sehingga klien mengatakan menggunakan obat-obatan untuk mengurangi keluhan tersebut. W mengatakan bahwa dirinya saat ini merasa puas dengan kehidupan yang dijalaninya, klien mengatakan bahwa dirinya dapat melakukan kegiatan sosial bersama masyarakat sekitar bila dalam keadaan sehat. Beliau tinggal di rumah yang sangat luas, dengan sirkulasi dan ventilasi yang sangat baik, namun dengan kondisi klien saat ini yaitu Ny.
W mengatakan nyeri dirasakan saat duduk dan hilang saat beraktivitas 3. Nyeri datang dan pergi dengan skala nyeri sedang. Klien tampak meringis dan menahan bagian yang nyeri. mengawali gerakan tubuh dengan mengandalkan alat.
Diagnosa Keperawatan
Klien menunjukkan bahwa mereka tidak mampu melakukan atau menyesuaikan aktivitas perawatan diri. Tabel 3.1.14 Analisis data gangguan mobilitas fisik dan defisit perawatan diri.
Intervensi Keperawatan
Berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan dalam toleransi) kemauan dan kemampuan menerima informasi.
Implementasi Dan Evaluasi
Pada bab ini penulis membahas mengenai permasalahan yang terjadi pada kasus-kasus yang ditemui selama asuhan keperawatan pada tanggal 10 April 2021 sampai dengan tanggal 12 April 2021. Kesenjangan tersebut terlihat dengan menunjukkan aspek tahapan keperawatan mulai dari tahapan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan. pada tahap evaluasi keperawatan pada keperawatan keluarga di Ny. Menurut tinjauan literatur Jeremy et al (2019), orang yang berisiko terkena rheumatoid arthritis adalah orang yang berusia lebih dari 49 tahun.
Terdapat kesenjangan dalam penelitian ini karena perbedaan penyebab dan faktor risiko rheumatoid arthritis. Setelah rencana tindakan ditentukan, selanjutnya dilanjutkan dengan pelaksanaan rencana tersebut dalam bentuk konkrit, sebelum diimplementasikan terlebih dahulu pada klien, kemudian lakukan pendekatan kepada klien dan keluarga klien agar tindakan yang akan diberikan oleh klien dan klien dapat dilakukan. disetujui. keluarga, agar seluruh rencana tindakan asuhan keperawatan konsisten dengan masalah yang dihadapi klien. W dengan Artritis Reumatoid di Desa Watulumbung mulai dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan yang dilakukan pada tanggal 10 April 2021 sampai dengan tanggal 12 April 2021.
Selanjutnya penulis hendaknya dapat memberikan pelayanan dan memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik khususnya pada Ny.
PEMBAHASAN
Pengkajian
Terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus dalam penilaian identitas karena usia 49-60 tahun tergolong lanjut usia. Fatmah (2020) mencatat bahwa orang lanjut usia mempunyai lebih banyak kasus rheumatoid arthritis dibandingkan orang muda. Dalam tinjauan literatur, pasien biasanya datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada ekstremitas bawah dan atas.
Untuk keluhan utama disini tidak ada celahnya, karena penderita rheumatoid arthritis mengalami kegagalan sistem imun yang menyerang sinovium, atau selaput yang melapisi sendi-sendi tubuh, sehingga mengalami nyeri yang cukup hebat. Dalam tinjauan pustaka menurut Muttaqin (2019), kronologi kejadian pada saat timbulnya keluhan adalah nyeri sendi pada ekstremitas bawah dan atas. Sementara dalam peninjauan kasus, pasien mengeluhkan nyeri sendi yang tidak kunjung reda terutama pada malam hari.
Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya kejanggalan karena semakin tua seseorang maka kekuatan persendiannya semakin menurun sehingga semakin rentan terkena penyakit rheumatoid arthritis. Sedangkan pasien dalam tinjauan kasus menyatakan bahwa ia tinggal di daerah padat penduduk, dengan kondisi tempat tinggal yang agak sempit. Tidur merupakan kebutuhan fisiologis yang menjadi prioritas diagnosis kedua karena pada saat pengkajian klien tidak dapat tidur nyenyak mengingat Ny.
Dilihat dari kebutuhan dasar manusia, menurut Hierarki Maslow, tidur tergolong dalam masalah fisiologis yaitu rasa tidak nyaman yang merupakan masalah tertinggi yang perlu segera diatasi, namun masalah ini dapat diatasi setelah nyeri dan gangguan mobilitas tubuh. Dalam menyusun rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien berdasarkan prioritas masalah yang teridentifikasi, tidak semua rencana tindakan secara teori dapat dilaksanakan dalam tinjauan kasus, karena rencana tindakan dalam tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan dan keadaan klien. Gangguan mobilitas fisik merupakan keterbatasan gerak fisik satu atau lebih anggota tubuh secara mandiri (SDKI, 2016:124).
Nyeri merupakan diagnosis prioritas pertama, karena diketahui dengan rating nyeri 5 dan jika tidak segera ditangani akan mengganggu wanita tersebut.
Implementasi
Kelebihan tindakan keperawatan yang diberikan adalah: dengan bahasa penyampaian yang sederhana dan tindakan keperawatan yang menyesuaikan dengan Ny. W yang merupakan lansia merasa kesulitan dalam memahami tindakan keperawatan yang diberikan siswa sehingga dilakukan secara mandiri karena memerlukan pengawasan dan pendampingan dari tenaga kesehatan.
Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari diperoleh hasil evaluasi pada tanggal 10 April 2021 pukul 08.00 WIB Ny. Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, diperoleh hasil evaluasi pada tanggal 12 April 2021 pukul 13.00 WIB Ny.
PENUTUP
Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyerang seperti bakteri, virus, dan jamur secara keliru menyerang sel dan jaringan tubuh. Pada penyakit rematik, sistem kekebalan tubuh gagal membedakan jaringannya sendiri dengan benda asing, sehingga menyerang jaringan tubuh, terutama jaringan sinovial, yaitu selaput tipis yang melapisi sendi. Dengan Rheumatoid Arthritis yang terletak di Desa Watulumbung, semua rencana dapat diterapkan untuk tinjauan kasus.
Bagi penderita Rheumatoid Arthritis yang ada di Desa Watulumbung, hampir semua hal dapat dilakukan, namun ada beberapa rencana tindakan yang tidak dapat dilaksanakan oleh perawat.
Penulis harus mampu berpikir kritis ketika melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien khususnya Ny. Penulis juga sebaiknya menggunakan teknik komunikasi terapeutik yang lebih baik pada saat pengkajian, tindakan dan evaluasi sehingga terjalin kerjasama yang baik untuk mempercepat kesembuhan klien.