• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian

Pada tinjauan pustaka menurut Jeremy, dkk (2019), orang yang berisiko menderita rheumatoid arthritis yaitu usia lebih dari 49 tahun. Pada tinjauan kasus dijabarkan bahwa, pasien adalah seorang perempuan bernama Ny. W usia 49 tahun.

Pada pengkajian identitas terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan usia 49 sampai 60 tergolong lanjut usia. Menurut Fatmah (2020), secara signifikan orang tua mengalami kasus rheumatoid arthritis lebih besar dari pada orang muda. Kerentanan orang tua terhadap penyakit ini disebabkan oleh adanya kesalahan pada sistem imun seseorang yang menyerang synovium atau sebuah membran yang melapisi sendi-sendi dalam tubuh.

46

4.1.2 Riwayat Kesehatan 4.1.2.1 Keluhan Utama

Pada tinjauan pustaka, biasanya pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi nyeri pada extermitas bawah maupun atas. Sedangkan pada tinjauan kasus, pasien datang dengan keluhan nyeri persendian. Untuk keluhan utama disini tidak terjadi kesenjangan dikarenakan pasien dengan Rheumatoid Arthritis mengalami kesalahan pada sistem imun yang menyerang synovium atau sebuah membrane yang melapisi sendi-sendi dalam tubuh sehingga mengalami rasa nyeri yang cukup hebat.

4.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tinjaun pustaka menurut Muttaqin (2019), kronologi peristiwa pada saat terjadi keluhan yaitu nyeri sendi pada ekstermitas bawah maupun atas. Sedangkan pada tinjauan kasus, pasien mengeluh nyeri sendi yang tak kunjung berhenti terutama pada saat malam hari. Pada pengkajian ini terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.

4.1.2.3 Riwayat Kesehatan Dahulu

Pada tinjauan pustaka, menurut Muttaqin (2019), penyakit rheumatoid arthritis yang diderita pasien saat ini memang sudah ada sejak dulu. Sedangkan pada tinjauan kasus, pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya. Pada pengkajian ini tidak ditemukan adanya kesenjangan dikarenakan semakin menua usia seseorang maka kekuatan sendinya semakin menurun sehingga mudah terkena penyakit rheumatoid arthritis.

4.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga

Pada tinjauan pustaka menurut Muttaqin (2019), kemungkinan ada anggota keluarga yang menderita rheumatoid arthritis. Sedangkan pada tinjauan kasus, pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit rheumatoid arthtritis. Pada pengkajian ini terdapat kesenjangan dikarenakan penyebab dan faktor resiko terjadinya penyakit rheumatoid arthritis beragam.

4.1.2.5 Lingkungan Rumah dan Komunitas

Pada tinjauan pustaka tidak dijabarkan tentang lingkungan rumah dan komunitas. Sedangkan pada tinjauan kasus, pasien mengatakan tinggal di lingkungan padat penduduk, dengan kondisi rumah yang agak sempit. Pasien juga malas untuk beraktifitas seperti olahraga kecil atau beberes rumah.

kali meringis dan memegang bagian yang sakit, tampak sulit memulai pergerakan tubuh dengan bertumpu pada alat bantu.

1) Penyebab faktor fisik, antara lain :

 Sering kencing

 Kram betis

 Sakit gigi

 Nyeri seperti arthritis

 Sindrom tungkai ( akatsia ) 2) Penyebab faktor sosial :

 Pertengkaran keluarga

 Menonton TV sampai larut malam tidak teratur ( night life )

48

3) Penyebab faktor emosional :

 Kecemasan

 Depresi

 Stress

 Marah tidak tersalurkan

 Masalah pribadi 4) Penyebab faktor medis :

 Penyakit jantung

 Penyakit paru

 Fraktur

 Diabetes militus

 Apnea tidur

5) Penyebab faktor iatrogenik :

 Teofilin

 Kortikosteroid

 Antihipertensi

 Diuretik

 Activating antidepresi 6) Penyebab faktor perilaku

 Terlalu banyak minum kopi

 Waktu tidur tidak teratur

 Kurang olahraga

Data yang diperoleh dari hasil pengkajian pada Ny. W tanggal 10 April 2021 didapatkan data subjektif : Klien mengatakan tidur 6 jam sehari dan sering terbangun jika mengeluh nyeri pada kaki klien. Data objektif : Klien tampak lemah dan lesu, Klien tampak sering mengantuk.

Tidur merupakan kebutuhan fisiologis yang menjadi diagnosa prioritas kedua karena melihat pada saat pengkajian klien tidak bisa tidur dengan nyenyak mengingat kondisi Ny. W yang mengalai rematik harus lebih banyak istirahat dan jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kelelahan, kelemahan, serta dapat menyebabkan perasaan tak berdaya atau depresi. Dilihat dari kebutuhan dasar manusia menurut Hierakhi Maslow bahwa tidur masuk kedalam masalah fisiologis yaitu rasa ketidaknyamanan yang merupakan masalah tertinggi yang harus segera di tangani tetapi masalah ini bisa ditangani setelah masalah nyerri dan gangguian mobilitas fisik.

4.2 Diagnosa

Menurut Edisi rivisi jilid 1 SLKI-SDKI, 2020 Diagnosa keperawatan yang muncul : 1) Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan agen pencedera distensi jaringan oleh

akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

2) Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal. Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kronik

4) Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal;

penurunan kekuatan, penurunan ekstremitas bawah, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

Sedangkan pada kasus di temukan 2 diagnosa yaitu :

50

1) Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan otot

2) Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kelemahan ekstremitas bawah 4.3 Intervensi

Dalam menyusun rencana tindakan Keperawatan kepada klien berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori dapat ditegakkan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan dan keadaan klien.

1) Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kekuatan otot menurun

Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri (SDKI, 2016:124). Seseorang yang mengalami masalah Gangguan Mobilitas Fisik akan mengalami sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari

Nyeri menjadi diagnosa prioritas pertama karena melihat pada saat pengkajian nyeri berskala 5 dan jika tidak segera ditangani akan menyebabkan terganggunya aktivitas Ny. W karena nyeri akan berlangsung terus menerus dan ditandai spasme yang mengakibatkan otot-otot sekitar tegang, mengganggu kemampuan seseorang untuk beristirahat, konsentrasi dan kegiatan-kegiatan atau aktivitas yang biasa dilakukan serta dapat menyebabkan perasaan tak berdaya atau depresi. Dilihat dari kebutuhan dasar manusia menurut Hierakhi Maslow bahwa Nyeri masuk kedalam masalah fisiologis yaitu rasa ketidaknyamanan yang merupakan masalah tertinggi yang harus segera ditangani

Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah nyeri yang sesuai dengan kebutuhan Ny. W dengan kriteria hasil. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3 hari diharapkan, masalah nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil : Nyeri berkurang dari skala 5 menjadi 2, setelah dilatih dan melakukan teknik relaksasi nafas dalam, dan relaksasi progresif, Ny. W mampu melakukan aktivitasnya tanpa adanya nyeri.

Intervensi menurut Nurjannah, Intansari (2019) adalah sebagai berikut :

 Monitor kepuasa klien terhadap manajemen nyeri

 Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat

 Kolaborasi pemberian analgetik

 Jelaskan pada pasien penyebab nyeri

 Lakukan teknik nonfarmakologis (relaksasi, mesase punggung)

2) Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ekstremitas bawah

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas perawatan diri seperti mandi, berhias, berdandan, makan dan toileting.

Seseorang yang mengalami masalah Defisit Perawatan Diri akan mengalami sulit untuk melakukan aktivitas sehai-hari

Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah defisit perawatan diri yang sesuai dengan kebutuhan Ny. W dengan kriteria hasil, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari diharapkan, masalah defisit perawatan diri dapat teratasi dengan kriteria hasil : dapat melakukan mandi tanpa dibantu, mampu mengenakan pakaian sendiri, berhias secara mandiri.

Intervensi menurut Nurjannah, Intansari (2019) adalah sebagai berikut : a) Evaluasi kebiasaan aktifitas perawatan diri

b) Fasilitasi untuk mempertahankan aktifitas secara mandiri

c) Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan 52

d) Ciptakan lingkungan yang nyaman

Dokumen terkait