BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Deskripsi Data
16. Academic Resilience berdasarkan Semester
Pada gambar di bawah, kategori responden didominasi oleh subjek yang berada pada semester 8. Responden yang berada pada semester 7 yang memiliki academic resilience kategori sangat rendah sebanyak 2 orang dengan persentase 8%, kategori rendah sebanyak 2 orang dengan persentase 3%, kategori sedang sebanyak 15 orang dengan persentase 9%, kategori tinggi sebanyak 8 orang dengan persentase 10%, dan kategori sangat tinggi sebanyak 6 orang dengan persentase 24%.
Responden yang berada pada semester 8 yang memiliki academic resilience dengan kategori sangat rendah sebanyak 8 orang dengan persentase 32%, kategori rendah sebanyak 21 orang dengan persentase 33%, kategori sedang sebanyak 45 orang dengan persentase 39%, kategori tinggi sebanyak 14 orang
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
AcademicResilience 8%
3%
9% 10%
24%
32% 33%
39%
47%
24%
36% 33%
27%
17%
28%
7 8 9
Gambar 4.25 Distribusi Skor Academic Resilience berdasarkan Semester
dengan persentase 47%, dan kategori sangat tinggi sebanyak 7 orang dengan persentase 24%.
Responden yang berada pada semester 9 yang memiliki academic resilience dengan kategori sangat rendah sebanyak 9 orang dengan persentase 36%, kategori rendah sebanyak 21 orang dengan persentase 33%, kategori sedang sebanyak 45 orang dengan persentase 27%, kategori tinggi sebanyak 14 orang dengan persentase 17%, dan kategori sangat tinggi sebanyak 7 orang dengan persentase 28%.
Responden yang berada pada semester 10 yang memiliki academic resilience dengan kategori sangat rendah sebanyak 3 orang dengan persentase 12%, kategori rendah sebanyak 8 orang dengan persentase 13%, kategori sedang sebanyak 17 orang dengan persentase 10%, kategori tinggi sebanyak 7 orang dengan
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
AcademicResilience
12% 13%
10%
9%
12%
8% 8% 7%
5%
12%
4%
6%
3%
5%
0%
10 11 12
Gambar 4.25 Distribusi Skor Academic Resilience berdasarkan Semester
persentase 9%, dan kategori sangat tinggi sebanyak 3 orang dengan persentase 12%.
Responden yang berada pada semester 11 yang memiliki academic resilience dengan kategori sangat rendah sebanyak 2 orang dengan persentase 8%, kategori rendah sebanyak 5 orang dengan persentase 8%, kategori sedang sebanyak 12 orang dengan persentase 7%, kategori tinggi sebanyak 4 orang dengan persentase 5%, dan kategori sangat tinggi sebanyak 3 orang dengan persentase 12%.
Responden yang berada pada semester 12 yang memiliki academic resilience dengan kategori sangat rendah sebanyak 1 orang dengan persentase 4%, kategori rendah sebanyak 4 orang dengan persentase 6%, kategori sedang 5 orang dengan persentase 3%, dan kategori tinggi sebanyak 4 orang dengan persentase 5%.
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi AcademicResilience
0%
3%
2%
2%
0%
0%
2%
2%
5%
0%
13 14
Gambar 4.25 Distribusi Skor Academic Resilience berdasarkan Semester
Responden yang berada pada semester 13 yang memiliki academic resilience dengan kategori rendah sebanyak 2 orang dengan persentase 3%, kategori sedang sebanyak 3 orang dengan persentase 2%, dan kategori tinggi sebanyak 2 orang dengan persentase 2%.
Responden yang berada pada semester 14 yang memiliki academic resilience dengan kategori rendah sebanyak 1 orang dengan persentase 2%, kategori sedang sebanyak 4 orang dengan persentase 2%, dan kategori tinggi sebanyak 4 orang dengan persentase 5%.
17. Academic Resilience berdasarkan Fakultas
Pada gambar di bawah, kategori responden didominasi oleh subjek yang berasal dari fakultas non-exact. Responden yang berasal dari fakultas non-exact yang memiliki academic resilience dengan kategori sangat rendah sebanyak 19 orang dengan persentase 76%, kategori rendah sebanyak 43 orang dengan persentase 67%, kategori sedang sebanyak 118 orang dengan persentase 72%, kategori tinggi sebanyak 52 orang dengan persentase 64%, dan kategori sangat tinggi sebanyak 14 orang dengan persentase 56%.
Responden yang berasal dari fakultas exact yang memiliki academic resilience dengan kategori sangat rendah sebanyak 6 orang dengan persentase 24%, kategori rendah sebanyak 21 orang dengan persentase 33%, kategori sedang sebanyak 47
orang dengan persentase 28%, kategori tinggi sebanyak 29 orang dengan persentase 36%, dan kategori sangat tinggi sebanyak 11 orang dengan persentase 44%.
18. Academic Resilience berdasarkan Peguruan Tinggi
Pada gambar di bawah, kategori responden didominasi oleh subjek yang berasal dari perguruan tinggi swasta. Responden yang berasal dari perguruan tinggi swasta yang memiliki academic resilience dengan kategori sangat rendah sebanyak 11 orang dengan persentase 44%, kategori rendah sebanyak 30 orang dengan persentase 47%, kategori sedang sebanyak 90 orang dengan persentase 55%, kategori tinggi sebanyak 51 orang dengan persentase 63%, dan kategori sangat tinggi sebanyak 12 orang dengan persentase 48%.
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi AcademicResilience
24%
33% 28%
36%
44%
76%
67% 72%
64%
56%
Exact Non-Exact
Gambar 4.26 Distribusi Skor Academic Resilience berdasarkan Fakultas
Responden yang berasal perguruan tinggi negeri yang memiliki academic resilience dengan kategori sangat rendah sebanyak 14 orang dengan persentase 56%, kategori rendah sebanyak 34 orang dengan persentase 53%, kategori sedang sebanyak 75 orang dengan persentase 45%, kategori tinggi sebanyak 30 orang dengan persentase 37%, dan kategori sangat tinggi sebanyak 13 orang dengan persentase 52%.
D. Hasil Uji Asumsi
Sebelum dilakukan uji hipotesis, sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji asumsi yang meliputi uji normalitas, uji linearitas, dan uji multikolinearitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian yang didapatkan berdistribusi normal atau tidak. Teknik pengujian yang digunakan yaitu kolmogorov-smirnov dengan bantuan SPSS 20.
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi AcademicResilience
56% 53%
45%
37%
52%
44% 47%
55%
63%
48%
Negeri Swasta
Dalam menentukan apakah sebaran data penelitian berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat dari nilai signifikansi, yaitu apabila nilai signifikansi > 0.05 maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. Namun apabila nilai signifikansi < 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal (Sugiyono, 2016).
Hasil analisis normalitas pada variabel social support, hardiness, dan academic resilience menunjukkan bahwa nilai asymp.sig yang diperoleh sebesar 0.117. Berdasarkan ketentuan nilai signifikansi, dapat dikatakan bahwa data dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berikut tabel hasil analisis uji normalitas ketiga variabel:
Variabel Sig* Keterangan
Social support, Hardiness,
dan Academic Resilience 0.117 Berdistribusi Normal
2. Uji Linearitas
Azwar (2017) mengatakan bahwa uji linearitas perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan linear antar variabel, dalam hal ini apakah variabel support dan hardiness mempunyai hubungan yang linear dengan academic resilience atau tidak. Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik uji bivariate. Uji bivaiate dilakukan dengan bantuan SPSS 20. Untuk mengetahui linearitas dapat dilihat nilai signifikansi.
Apabila nilai siginifikansi < 0.05 maka dapat dikatakan terdapat korelasi yang signifikan, sebaliknya apabila nilai signifikansi > 0.05 maka dapat dikatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan. Pada Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Normalitas
penelitian ini, hasil analisis uji linearitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi antara variabel social support (X1) dengan academic resilience (Y) sebesar 0.000, yang berarti terdapat korelasi antara variabel X1 dengan Y. Nilai signifikansi variabel hardiness (X2) dengan academic resilience yang diperoleh yaitu sebesar 0.000, yang berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X2 dan Y. Hasil analisis dapat dilihat di tabel berikut:
Variabel Sig* Keterangan
X1 terhadap Y 0.000 Ada Korelasi
X2 terhadap Y 0.000 Ada Korelasi
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah antar variabel independent atau antara variabel X1 dan X2 terdapat korelasi. Apabila terjadi multikolinearitas maka koefisien regresi variabel independen tidak dapat ditentukan dan nilai standard error menjadi tak terhingga (Janie, 2012).
Pada penelitian ini, uji multikolinearitas dilakukan menggunakan bantuan SPSS 20, dengan melihat output nilai tolerance dan VIF (variance inflation factor). Apabila nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF
< 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas, begitupun sebaliknya (Janie, 2012). Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tolerance yang diperoleh sebesar 0.833 dan nilai VIF sebesar 1.201 untuk kedua variabel X. Hal ini mengartikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel X1 Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Linearitas
dan X2. Oleh karena itu, uji hipotesis dapat dilanjutkan. Berikut hasil analisis dari uji multikolinearitas:
Variabel Tolerance VIF
Social support 0.833 1.201
Hardiness 0.833 1.201
E. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan langkah selanjutnya yang dilakukan setelah uji asumsi telah memenuhi syarat, antara lain syarat normalitas, linearitas, dan multikolinearitas. Oleh karena itu, data penelitian dapat dilanjutkan dengan analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis serta untuk mengetahui sumbangan efektif kedua variabel independent terhadap variabel dependent, baik secara simultas maupun parsial.
Analisis regresi berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 20 dengan melihat nilai signifikansi < 0.05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Begitupun sebaliknya, apabila nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (Sugiyono, 2016).
(1) Ho: Tidak terdapat kontribusi social support terhadap academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar.
Ha: Terdapat kontribusi social support terhadap academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar.
Variabel R Square Sig* Keterangan Social support terhadap
Academic Resilience 0.337 0.000 Signifikan Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Berganda X1 terhadap Y
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil analisis dari kontribusi social support (X1) terhadap academic resilience (Y) diperoleh nilai R square sebesar 0.337, yang menunjukkan kontribusi X1 terhadap Y sebesar 33.7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat kontribusi social support (secara parsial) terhadap academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar.
33.7% menunjukkan kontribusi variabel X1 terhadap Y.
Didapatkan pula nilai signifikansi < 0.05 yaitu 0.000 yang berarti variabel X1 secara parsial mempengaruhi variabel Y.
Dimensi R Square Change Sig* Ket.
Dukungan Emosional 0.235 0.000 Sig.
Dukungan Penghargaan 0.071 0.000 Sig.
Dukungan Instrumental 0.003 0.188 Tidak Sig
Dukungan Informasi 0.080 0.000 Sig.
Dari hasil analisis dimensi social support terhadap academic resilience, yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi.
Didapatkan hasil bahwa dukungan emosional berkontribusi sebanyak 23.5% terhadap academic resilience, dukungan penghargaan berkontribusi sebanyak 0.71% terhadap academic resilience, dukungan instrumental berkontribusi sebanyak 0.03%
terhadap academic resilience, dan dukungan informasi berkontribusi sebanyak 0.80% terhadap academic resilience.
Tabel 4.11 Hasil Analisis Dimensi X1 terhadap Y
(2) Ho: Tidak terdapat kontribusi hardiness terhadap academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar.
Ha : Terdapat kontribusi hardiness terhadap academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar.
Variabel R Square Sig* Keterangan Hardiness terhadap
Academic Resilience 0.132 0.000 Signifikan Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil analisis dari kontribusi hardiness (X2) terhadap academic resilience (Y) diperoleh nilai R square sebesar 0.132, yang menunjukkan kontribusi X2 terhadap Y sebesar 13.2%. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat kontribusi hardiness (secara parsial) terhadap academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar.
13.2% menunjukkan kontribusi variabel X2 terhadap Y.
Didapatkan pula nilai signifikansi < 0.05 yaitu 0.000 yang berarti variabel X2 secara parsial mempengaruhi variabel Y.
Dimensi R Square Change Sig* Ket.
Challenge 0.003 0.336 Tidak Sig
Control 0.015 0.021 Sig.
Commitment 0.460 0.000 Sig.
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Berganda X2 terhadap Y
Tabel 4.13 Hasil Analisis Dimensi X2 terhadap Y
Dari hasil analisis dimensi hardiness terhadap academic resilience, yang terdiri dari challenge, control, dan commitment.
Didapatkan hasil bahwa challenge berkontribusi sebanyak 0.03%
terhadap academic resilience, control berkontribusi sebanyak 0.15% terhadap academic resilience, dan commitment berkontribusi sebanyak 46% terhadap academic resilience.
(3) Ho: Tidak terdapat kontribusi social support dan hardiness secara bersama-sama terhadap academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar.
Ha : Terdapat kontribusi social support dan hardiness secara bersama-sama terhadap academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar.
Variabel R Square Sig* Keterangan Social support dan
Hardiness terhadap Academic Resilience
0.470 0.000 Signifikan
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil analisis dari kontribusi social support (X1) dan hardiness (X2) terhadap academic resilience (Y) diperoleh nilai R square sebesar 0.470, yang menunjukkan kontribusi X1 dan X2 terhadap Y sebesar 47%. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat kontribusi social support dan hardiness terhadap academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar.
Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Berganda X1 dan X2 terhadap Y
Kontribusi kedua variabel X terhadap Y yaitu sebanyak 47%.
Didapatkan pula nilai signifikansi < 0.05 yaitu 0.000 yang berarti variabel X1 dan X2 secara simultan mempengaruhi variabel Y.
F. Pembahasan
1. Kontribusi social support dan hardiness terhadap academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar.
Hasil yang diperoleh dari hipotesis menunjukkan bahwa terdapat kontribusi social support dan hardiness terhadap academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien konstanta sebesar 9.785, artinya dengan kehadiran variabel social support dan hardiness maka variabel academic resilience cenderung mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam sampel penelitian ini, social support dan hardiness merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi academic resilience individu.
Hal tersebut juga ditunjukkan dengan persentase sumbangan efektif yang diberikan social support dan hardiness terhadap academic resilience sebesar 47%, dengan nilai R square sebesar 0.470. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat kontribusi social support dan hardiness terhadap academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa teori yang dikemukakan Masten (2001) benar adanya. Dalam teorinya, Masten menekankan resiliency mencakup interaksi antara individu dan lingkungannya dan menyoroti fakta bahwa faktor perlindungan tidak hanya mencakup karakteristik individu tetapi juga sosial lingkungan, seperti dukungan keluarga, teman sebaya atau komunitas. Di mana hasil penelitian ini menunjukkan kontribusi social support terhadap academic resilience sebanyak 33.7% dengan nilai signifikansi 0.000 yang berarti signifikan atau ada pengaruh.
Adapun hasil penelitian terdahulu yang dapat mendukung hasil pengujian hipotesis ini dilakukan oleh Sari & Indrawati (2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa social support yang dirasakan mahasiswa tingkat akhir mempengaruhi academic resilience yang dimiliki. Berdasarkan hal tersebut, social support merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi academic resilience pada mahasiswa tingkat akhir Jurusan X Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Adanya social support yang diterima mahasiswa yang mengerjakan skripsi membuat mereka merasa dicintai, dihargai, dan merupakan bagian dari kelompok yang dapat menolongnya ketika membutuhkan bantuan.
Sehingga beban akademik, dalam hal ini pengerjaan skripsi, yang mereka rasakan dapat menjadi lebih ringan. social support dapat berasal dari berbagai sumber seperti pasangan atau kekasih, orang lain, keluarga, teman, dokter, bahkan organisasi atau komunitas (Sarafino & Smith, 2011). Dengan demikian, mahasiswa tingkat akhir
meningkatkan academic resilience yang dimiliki dengan banyaknya social support yang dirasakan. Hasil penelitian ini mendukung bahwa social support berkontribusi terhadap peningkatan academic resilience.
Sebagaimana hasil penelitian dari Smith & Renk (2007) yang mengatakan social support yang diberikan oleh orang-orang yang berarti dalam hidup dapat menjadi predictor terhadap stres akademik yang dirasakan. Terdapat banyak hal yang bisa mempengaruhi social support seperti kebutuhan fisik, kebutuhan sosial, dan kebutuhan psikis. Seseorang yang sedang menghadapi masalah baik ringan maupun berat, maka orang tersebut akan lebih cenderung mencari dukungan sosial dari orang-orang sekitar (Sarafino & Smith, 2011).
Subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang mengerjakan skripsi, yang mana dalam proses pengerjaannya tentu menghadapi berbagai rintangan, sehingga mahasiswa skripsi cenderung akan mencari social support.
Social support yang diterima dari berbagai sumber akan membuat individu merasa diperhatikan dan merasa dicintai sehingga dapat memunculkan keyakinan akan kemampuan yang dimiliki, dan ketika mahasiswa merasa yakin akan kemampuan yang dimiiliki maka mereka akan mengerahkan segala usaha untuk menyusun skripsinya dengan baik sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik dan tepat waktu. Sebagaimana hasil penelitian Li, etc.
(2018) bahwa social support dapat membantu meningkatkan harga
diri siswa dan dengan demikian membantu mereka memperoleh prestasi akademik yang lebih baik.
Hal ini juga sejalan hasil penelitian dari Astuti & Hartati (2013) yang menjelaskan bahwa social support yang diberikan orang-orang tersebut bisa membuat mahasiswa skripsi tidak berlalut-larut dalam kesulitan yang dialami dan juga bisa membantu mahasiswa mencari jalan keluar sendiri atas masalah yang dihadapi. Dalam penelitiannya menjelaskan lebih lanjut bahwa komunikasi yang baik antara dosen pembimbing dan mahasiwa skripsi merupakan landasan penting dalam pemberian social support.
Dapat diartikan bahwa social support merupakan salah satu faktor pendukung individu ketika berada dalam situasi yang tertekan, baik yang bersumber dari keluarga maupun orang yang dianggap istimewa. Sebagaimana dalam penelitian Holaday dan McPhearson (1997) yang mengungkapkan beberapa cara efektif untuk mengembangkan academic resilience, antara lain adalah dengan social support yang termasuk di dalamnya pengaruh budaya, dukungan komunitas dan dukungan personal. Dengan menjadi individu yang resilience secara akademik maka individu tersebut mampu untuk bertahan dibawah tekanan atau kesedihan yang dialami dan dirasakan, serta tidak menunjukkan suasana hati yang negatif terus menerus (Mufidah, 2017).
Kemudian, Mohatashami, Tajari, & Rad (2014) dalam penelitianya di Kashan University, hasilnya menunjukkan bahwa hardiness mampu memprediksi academic resilience secara positif dan
signifikan, lebih lanjut menguraikan bahwa satu unit perubahan skor pada hardiness akan menyebabkan 0.34 perubahan skor pada academic resilience. Ketika individu memiliki hardiness maka besar kemungkinan individu tersebut mudah menjadi resilience, karena hardiness telah dianggap sebagai jalan menuju resilience meskipun di bawah tekanan (Maddi, 2005). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hardiness memberikan kontribusi sebanyak 13.2% terhadap academic resilience mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar.
Ketika mahasiswa skripsi memiliki hardiness yang tinggi maka mereka akan mudah mengontrol diri mereka untuk tidak mudah merasakan atau mengalami stres terhadap masalah-masalah yang dihadapi selama proses pengerjaan skripsi, mereka juga berkomitmen dengan apa yang mereka kerjakan, hadir dalam setiap jadwal bimbingan dan tetap berusaha menyelesaikan tugas skripsi meskipun sulit, dan kesulitan-kesulitan yang ada selama proses pengerjaan skripsi dianggap sebagai tantangan.
Maddi & Khoshaba (2005) mengatakan bahwa individu dengan kepribadian tahan banting (hardiness) mempunyai kontrol diri, komitmen, dan mampu menghadapi tantangan sehingga apabila terjadi perubahan-perubahan di dalam maupun di luar dirinya akan dilihat sebagai suatu kesempatan untuk tumbuh dan bukan sebagi ancaman bagi dirinya. Sehingga dengan adanya 3C (control, commitment, dan challenge) pada diri mahasiswa skripsi, mereka mudah untuk menjadi resilience yaitu beradaptasi positif dengan
semua kesulitan yang dihadapi. Dengan kata lain, individu yang hardiness cenderung mampu beradaptasi dengan baik, sehingga dapat memunculkan resiliensi dalam dirinya (Reivich & Shatte, 2002).
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hendriani (2018) dalam bukunya bahwa academic resilience berperan dalam membantu mahasiswa mengatasi tantangan dalam menyusun skripsi, hambatan-hambatan yang dihadapi, hingga mereka mampu beradaptasi dan melaksanakan setiap prosesnya dengan baik.
Berdasarkan data hasil penelitian ini, kategorisasi academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar memiliki academic resilience yang berada dalam kategori sedang yaitu dengan persentase 46%. Hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar cenderung mampu beradaptasi secara positif terhadap kesulitan- kesulitan yang dihadapi selama proses pengerjaan skripsi.
Sebagaimana yang dikatakan Hendriani (2018) bahwa academic resilience berperan agar individu bisa beradaptasi terhadap situasi- situasi negatif atau tantangan yang dihadapi selama berstatus siswa, pelajar, atau mahasiswa yang dapat menekan bahkan menghambat (Hendriani, 2018).
Dalam hasil penelitian ini diperoleh bahwa sebanyak 81 orang yang memiliki academic resilience yang tinggi (23%). Hal ini menggambarkan bahwa mahasiswa skripsi dengan academic resilience tinggi percaya dengan dirinya sendiri bahwa mereka mampu menyelesaikan skripsi dengan baik, skripsi tidak lagi menjadi
beban bagi mereka. Ketika mengerjakan tugas skripsi yang sangat sulit, mereka akan menganggap itu sebagai tantangan. Mahasiswa yang resilience secara akademik tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan akademik. Sebagaimana Chermes, Hu, &
Garcia (2001) mengatakan bahwa individu akan merasa optimis dan berpikir positif meski sedang menghadapi kesulitan akademik karena ia percaya bahwa pasti ada jalan keluar atas kesulitan yang dihadapi.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi individu yang resilience justru memandangnya sebagai tantangan untuk segera menyelesaikannya.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi berperan sebagai pendorong individu untuk mengerahkan segenap potensi agar kompetensinya semakin berkembang. Academic resilience terjadi ketika mahasiswa skripsi menggunakan kekuatan internal maupun kemampuan eksternalnya, seperti mampu memotivasi diri sendiri ketika mulai putus asa, perasaan self-worth atau percaya diri bahwa ia mampu menyelesaikan skripsi dengan baik, dan mandiri untuk mengatasi berbagai pengalaman negatif yang dialami selama proses pengerjaan skripsi.
Pengalaman atau situasi yang menekan dan menghambat selama proses belajar sehingga mereka mampu beradaptasi dan melaksanakan setiap tuntutan akademik dengan baik, dalam hal ini penyelesaian skripsi. Mahasiswa yang resilience adalah mereka yang berhasil mengatasi berbagai macam resiko selama proses belajar dengan cara-cara yang adaptif, selain itu individu yang resilience secara akademik juga tidak hanya berhasil atau mampu dalam
mengatasi kesulitan yang dihadapi selama proses belajar namun juga mampu memenuhi tuntutan sosial lainnya (Boatman, 2014).
G. Limitasi Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan yang diamati ataupun dirasakan peneliti selama melakukan penelitian. Kelemahan yang dirasakan peneliti perlu diungkapkan demi kesempurnaan penelitian selanjutnya dalam bahasan yang sama, diantaranya:
1. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini hanya memberikan hasil seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Hasil penelitian ini hanya berlaku untuk mahasiswa skripsi di Kota Makassar, dan belum tentu sama dengan kondisi mahasiswa skripsi yang ada di kota atau daerah lain.
3. Kurangnya kontrol terhadap subjek penelitian pada saat pengisian skala penelitian sehingga banyak dari subjek yang tidak mengisi skala penelitian secara full.
148 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh social support dan hardiness terhadap academic resilience di Kota Makassar, dapat ditarik kesimpulan:
1. Social support pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar menunjukkan tingkat social support yang sedang, hal tersebut dapat ditandai bahwa mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar merasa dicintai, dihargai, dan merupakan bagian dari kelompok yang dapat menolongnya ketika membutuhkan bantuan. Sehingga beban akademik dalam proses pengerjaan skripsi, dapat menjadi lebih ringan.
2. Hardiness pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar menunjukkan tingkat hardiness yang sedang. Hal ini dapat diartikan bahwa mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar cenderung mampu mengontrol diri untuk selalu mengerjakan skripsi termasuk hadir dalam setiap jadwal bimbingan, berkomitmen untuk menyelesaikan skripsi dengan baik, dan menganggap setiap kesulitan yang dihadapi selama proses pengerjaan skripsi sebagai tantangan.
3. Academic resilience pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar menunjukkan tingkat academic resilience yang sedang. Hal ini berarti rata-rata mahasiswa yang mengerjakan skripsi di Kota Makassar cenderung mampu beradaptasi secara positif