BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Rumah Hijau (RH) Consulting
manusia memiliki jati dirinya sendiri sebagai manusia sebenarnya yang diinginkan. Bagaimana cara Ia berkembang dan bertumbuh sesuai kehendak diri. Manusia juga tidak hanya dipengaruhi oleh sekitarnya namun merupakan makhluk hidup yang dapat menentukan pikiran dan sikapnya sendiri secara aktif dan sadar sebagai bentuk perwujudan kehendak diri. Kehendak manusia dilakukan atas dasar pemenuhan kebutuhan diri sebagai upaya untuk hidup menjadi lebih baik. Tetapi sebagai manusia yang hidup di dunia tidak luput dari masalah, sehingga tidak sedikit manusia yang mengalami miss dari kebutuhan dan keinginan dirinya. Oleh karena itulah, visi tersebut dibuat.
b. Misi
To help entities embrace their uniqueness, discover potential, and inspire humanity Misi RH Consulting adalah membantu entitas berkembang dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki dan mampu mengambil peran sosial untuk menginspirasi dan berkontribusi bagi masyarakat.51 2. Unit Layanan
51 Profil Rumah Hijau Consulting Mataram, 27 Januari 2022.
52 Ibid.
Unit pelayanan RH Consulting Mataram untuk korban kekerasan seksual adalah unit HR Unit. HR unit sendiri merupakan unit yang menyediakan layanan terkait dengan kebutuhan Sumber Daya Manusia dan strategi peningkatkan kualitas SDM dengan mempertimbangkan berbagai faktor pendukung (existing) juga peluang (opportunity) dan tantangan (challenge) di masa yang akan datang.
Untuk meningkatkan SDM tiap orang, maka permasalahan pada diri seseorang harus diselesaikan terlebih dahulu. Seperti korban kekerasan seksual yang mengalami trauma psikososial sehingga ia menarik diri dari lingkungan sosial. Hal tersebut dapat mengganggu SDM si korban, oleh sebab itu diperlukannya peningkatan kualitas SDM dengan cara membantu korban memulihkan traumanya.52
3. Program Layanan
a. Pendampingan dan Konsultasi Psikolog
RH Consulting memiliki program layanan dalam menangani korban kekerasan seksual berupa pendampingan dan konsultasi psikolog. Pendampingan dan konsultasi psikologi sendiri diperuntukkan bagi indvidu, pasangan,
53 Ibid.
dan kelompok. Layanan ini ditangani langsung oleh psikolog dan konselor, bertujuan membantu klien secara mandiri memahami kondisi yang tengah dihadapi hingga mampu menemukan solusi yang tepat. Jadi, RH Consulting menangani korban kekerasan seksual dengan ditangani oleh psikolog atau konselor langsung.
b. Asesmen Psikologi
Dalam menangani korban kekerasan seksual, RH Consulting juga memberikan asesmen psikologi pada korban yang bertujuan untuk mengetahui potensi yang ada pada individu, sehingga dapat menjadi acuan dalam pengambilan berbagai keputusan, seperti treatment yang akan digunakan maupun tindakan selanjutnya yang akan diambil.53
4. Klien korban kekerasan seksual yang ditangani RH Consulting Sepanjang tahun 2021 RH Consulting sudah menangani 10 klien korban kekerasan seksual dengan rentan usia 10-20 tahun dan rata-rata dari klien tersebut mengalami trauma psikososial, yaitu korban menarik diri dan enggan berbaur dengan lingkungan sosialnya. Para klien ada yang berasal dari lembaga
sosial seperti LPA, polres dan lain-lain, dan ada pula klien yang datang sendiri ke RH untuk meminta pemulihan. Dari data RH menunjukkan bahwa para klien korban kekerasan seksual berhasil mencapai pemulihan dengan tahapan emosi yang berbeda-beda.
Adapun beberapa klien korban kekerasan seksual yang sedang ditangani oleh RH saat ini berjumlah 5 orang dengan rentan usia 14-18 tahun dan mengalami trauma psikososial.
Para korban juga ada yang dibawa dari lembaga sosial seperti LPA, polres dan lain-lain, da nada pula korban yang datang sendiri ke RH untuk meminta pemulihan. Dari data RH menunjukkan sampai saat ini para klien masih dalam tahap proses pemulihan ada yang baru melalui asesmen awal, sedang menjalani treatment maupun yang hampir pulih.
Para klien korban kekerasan seksual di RH Consulting ditangani oleh psikolog yang sudah memiliki lisensi untuk melakukan treatment ataupun terapi pada klien. Seperti beberapa psikolog yang peneliti wawancarai yang telah menangani kasus korban kekerasan seksual, yaitu Nur Indah Agustini, M.Psi dan A.A Sagung Ratih Damayanti, M.Psi. Mba Indah mulai bekerja di RH sejak tahun 2021 dan mba Ratih
sejak tahun 2022. Selama bekerja di RH, mba Indah dan mba Ratih sudah beberapa kali menangani klien korban kekerasan seksual terutama yang mengalami trauma psikososial sampai mereka pulih dan dapat kembali ke lingkungan menjalani fungsi sosialnya.54
B. Tahapan proses pemulihan korban kekerasan seksual
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di Rumah Hijau (RH) Consulting Mataram mengenai pemulihan trauma psikososial pada perempuan korban kekerasan seksual, menghasilkan beberapa temuan terkait proses pemulihan trauma psikososial pada korban kekerasan seksual. Dari hasil data wawancara dan observasi, peneliti menemukan ada beberapa tahap yang harus dilewati klien sebelum bisa mendapatkan penanganan dari psikolog. Tahap yang harus dilewati secara umum terdiri dari 3 tahapan yakni registrasi sekaligus asesemen awal, membuat kesepakatan jadwal konseling dan terakhir melakukan koseling.
Ketiga tahap ini merupakan alur pelayanan standar yang di lakukan dalam memberikan pelayanan di RH Consulting Mataram. Hal ini sesuai dengan apa yang di sampaikan oleh Saleh Hambali salah
54 Saleh Hambali, wawancara, RHC Mataram, 13 April 2022.
satu staf yang biasanya memegang tugas menerima klien dan mengatur jadwal konseling di RH Consulting Mataram.
ada dua opsi untuk melakukan registrasi di kami secara online maupun langsung. Pertama, kalau lewat offline misalnya klien biasanya akan dating langsung kesini tanpa ada kesepakatan atau pembuatan jadwal sebelumnya, jadi mereka yang langsung datang kesini untuk mendaftar, kemudian nanti akan dihubungi lagi terkait jadwal untuk konselingnya. Kalo untuk online biasanya kami akan dihubungi lewat WA atau telfon, biasanya klien akan nanya dulu bisa konsultasi? Baru nanti RH akan menanyakan identitasnya dan keluhan yang ingin di konsultasikan.
Setelah itu akan dibuatkan jadwalnya karena biasanya kami tim RH akan berdiskusi dulu sama psikolog siapa yang akan menangani kasus tersebut sesuai dengan spesialis psikolognya masing-masing.55
RH mempunyai dua opsi untuk klien yang ingin melakukan pendaftaran, yaitu pendaftaran secara online dan offline. Untuk pendaftaran secara offline, alurnya sama seperti pendaftaran secara online, yang membedakan jika offline klien yang langsung datang ke RH untuk melakukan pendaftaran tanpa melalui WA atau telfon.
Setelah dibuatkan jadwal kami akan menginformasikan kepada kliennya, kemudian setelah dibuatkan jadwal klien akan datang kesini, biasanya kita akan minta untuk mengisi buku tamu dulu. Setelah itu kami minta mereka untuk mengisi lembar biodata awal dan mengisi lembar informed consent atau semacam surat perjanjian terkait asa kerahasiaan. Setelah klien selesai isi, kami akan
55 Saleh hambli, wawancara, kantor RHC, 13, April 2022.
memberikan asesmen psikologi atau pemeriksaan awal, setelah itu baru nanti ditangani oleh psikolog.56
Setelah klien mengisi lembar biodata dan informed consent atau surat perjanjian, barulah staf RH memberikan asesmen awal yang akan diserahkan ke psikolog. Tujuannya agar memudahkan psikolog menindak lanjuti permasalahan klien.
Kemudian setelah itu akan ada proses administrasinya dan biasanya kami juga akan menanyakan apakah akan ada sesi lanjutan, kalo misalnya ada beberapa klien kami yang kurang puas untuk satu kali sesi itu biasanya bisa nambah sesi dan akan dibuatkan jadwalnya lagi seperti proses diawal.57
Setelah proses konseling selesai, klien akan diarahkan untuk melakukan proses administrasi dan konfirmasi apakah klien ingin mengikuti tahap konseling selanjutnya atau sudah merasa cukup.
Setelah jadawal konseling sudah di sepakati antara psikolog dan klien barulah proses konseling atau pemberian layanan di lakukan. Adapun proses konseling terdiri dari beberapa tahapan yakni tahap pertama adalah proses pendekatan dengan klien atau yang sering di sebut dengan atending. Dalam fase ini psikolog akan berusaha memberikan perasaan nyaman kepada klien agar
56 Ibid.
57 Ibid.
klien bisa lebih rileks dan nyaman dalam memberikan informasi terkait permasalahan yang di alami. Selain membangun hubungan baik atau bounding dengan klien, psikolog juga memberikan informasi terkait asas konseling serta kode etik yang di pegang oleh psikolog ataupun konselor sehingga harapannya bisa menambah kredibilitas psikolog di mata klien. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh mba A.A. Sagung Ratih Damayanti, M.Psi., selaku psikolog di RH.
dalam konseling itu yang pertama penting untuk dilakukan itu memberikan kenyamanan sama klien. Jadi dalam konseling itukan ada kode etik psikolog, salah satunya adalah ketika kita memberikan pelayanan kita perlu fokus ke kenyamanannya si klien, kondisinya dia kayak gimana?
Memungkin kan apa gak? Jadi, misalnya kita psikolog punya gambaran oh, si kliennya tuh butuh ini ini ini untuk bisa pulih, cuman balik lagi kita psikolog bisa merencanakan tapi si klien kenyamanannya gimana.58 Jadi, untuk membangun hubungan yang baik bersama klien, seorang psikolog harus bisa membuat klien tersebut nyaman sebelum melakukan konseling agar mempermudah psikolog dalam menggali dan menganalisa permasalahan klien. Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakan mba indah selaku psikolog juga di RH, mba Nur Indah Agustini, M.Psi., sangat mengutamakan kenyamanan klien dalam proses konseling.
58 Ratih, wawancara, kantor RHC, 16, Maret 2022.
dalam kita melakukan konseling, psikolog harus tau dulu permasalahan dari klien sendiri. Nah, untuk si klien menceritakan permasalahannya pastinya dia harus nyaman dulu dengan kita, kalo dia gak merasa nyaman sama kita nanti untuk proses konselingnya akan kurang efisien.59 Mba Indah sangat mengutamakan kenyamanan klien karena dalam menentukan sebuah treatment yang sesuai dengan klien, seorang psikolog harus mengetahui terlebih dahulu semua permasalahan klien. Seorang klien akan dengan mudah menyampaikan semua permasalahannya kepada psikolog, jika ia merasa nyaman. Jadi, sangat penting seorang psikolog membangun hubungan yang baik dengan klien membuatnya nyaman untuk bercerita.
Selanjutnya, pada tahap kedua psikolog mulai melakukan asesement atau melakukan pengumpulan informasi secara lebih lanjut. Caranya bisa dengan menggunakan asosiasi bebas, pertanyaan terbuka ataupun pertanyaan tertutup tergantung jenis informasi yang ingin psikolog eksplorasi dan kemampuannya dalam melakukan eksplorasi. Pada tahap ini psikolog bisa mulai memahami permasalahan klien dan menentukan tindak lanjut yang akan di ambil. Kalo klien sudah nyaman dengan kita, maka nanti kita akan mudah mengeksplorasi masalah klien dengan berbagai
59 Indah, wawancara, kantor RHC, 13, April 2022.
macam teknik dan barulah nanti psikolog bisa menentukan tindak lanjut yang sesuai sama kondisi klien.60
Dengan data dari hasil asesmen yang diperoleh oleh psikolog, barulah psikolog dapat menentukan teknik dan tindak lanjut apa yang cocok untuk menangani klien. Di Rumah Hijau Consulting Mataram ada beberapa psikolog dan tiap psikolog menggunakan tehnik dalam konseling yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan permasalahan klien.
Untuk kasus kekerasan seksual sendiri, RH biasanya menangani dengan pelayanan konseling individu. Dari hasil wawancara peneliti dengan dua orang psikolog di RH, terdapat beberapa tahap dan tehnik yang digunakan psikolog dalam membantu korban untuk pulih sesuai dengan kebutuhan korban.
Mba Ratih selaku psikolog di RH, lebih sering menggunakan tehnik client center dalam menangani kasus korban kekerasan seksual tersebut. Karena menurutnya yang sangat tau permasalahan tersebut adalah si korbannya, jadi mba Ratih mencoba melihat cara berpikir dari sisi korban. Seperti yang dikatakan:
60 Ratih, wawancara, kantor RHC, 16, Maret 2022.
kalo konseling dengan masalah klien korban kekerasan seksual, aku biasanya make teknik client center karena balik lagi itu ceritanya si klien itu sudut pandangnya dia, berusaha melihat permasalahan dia dari sudut pandangnya dia dulu. Karena kalo aku lihat dari cara konsep berpikirku dengan konsep pemikirannya dia yang berbeda itu bakalan crash banget, aku bisa berpikir rasional karena aku gak ada di posisi seperti itu, sedangkan si klien dia sulit untuk berpikir rasional, sulit untuk objektif karena emosinya masih naik turun gitu. Jadi kenapa milih make client center karena itu salah satu teknik yang menurutku paling manusiawi tidak menjatuhkan pengalamannya dia.61
Menurut Rogres62, dalam Mc Loed, Client Centered Co unseling
merupakan teknik konseling dimana yang paling berperan adal ah klien sendiri, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mer eka sendiri terhadap masalah yang tengah mereka menghadapi .63
Hal ini memberi pengertian bahwa klien dipandang sebagai partner dan konselor hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukardi yang biasa menyebut Client Center Counseling (konseling yang berpusat pada klien). Sebagai konseling non-direktif pada bukunya yang berjudul
61 Ratih, wawancara, kantor RHC, 16, Maret 2022.
62 Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client centered). Ia lahir pada tanggal 8 Januari, 1902, di Oakpark, Illinois, pinggiran kota Chicago.
63 John Mcload, Pengantar…, hlm. 178.
pengantar bimbingan dan konseling menyatakan bahwa client centered counseling adalah suatu teknik dalam bimbingan konseling yang menjadi pusatnya adalah klien dan bukan konselor.
Oleh karena itu dalam proses konseling ini kegiatan sebagian besar diletakkan pada klien itu sendiri.64
Jadi, client centred merupakan salah satu tehnik dalam bimbingan konseling yang lebih menekankan pada aktifitas klien dan tanggung jawab klien sendiri, sebagian besar proses konseling diletakkan pada klien sendiri untuk memecahkan masalahnya dan konselor hanya berperan sebagai partner dalam membantu klien merefleksikan sikap dan perasaan-perasaannya dan mencari serta menemukan cara atau solusi terbaik dalam pemecahan masalahnya.
Berbeda dengan mba Indah selaku psikolog di RH juga, dalam menangani kasus korban kekerasan seksual, mba Indah lebih sering menggunakan tehnik postive reinforcement untuk anak-anak, sedangkan untuk orang dewasa sering menggunakan tehnik kognitif dan afektiv karena dianggap sudah mampu dalam mengelolah perasaannya. Untuk anak-anak biasanya saya menggunakan tehnik positive renforcement, kalo untuk orang
64 Dewa Ketut Sukardi, ―Pengantar Pelaksanaan Promgram Bimbingan dan Konseling‖, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 121.
dewasa karena sudah mampu dalam kognitifnya jadi kita pake tehnik kognitif atau afektiv perasaan untuk mengelola amarahnya mungkin.65
Adapun tahapan proses dalam konseling menggunakan tehnik kognitif, seperti yang dijelaskan oleh mba Indah:
pertama, kita buat dia memilih dulu lingkungan mana sih yang membuat dia merasa nyaman karena bisa saja kejadiannya terjadi di lingkungan rumahnya, sekolahnya, berarti dia harus keluar dulu dari lingkungan itu. Okey, kemudian setelah dia sudah bisa memilih untuk menentukan itu tadi, yang kedua adalah membuat dia mau menceritakan semua kejadian itu.66
Tahap pertama yang dilakukan mba Indah adalah membuat klien keluar dari kondisi atau lingkungan yang tidak membuatnya merasa nyaman dan membangun hubungan baik dan kepercayaan dengan klien agar klien nyaman untuk menceritakan masalahnya.
Selanjutnya kita buat dia lega dulu nih dari pikirannya, kita membuat dia mengeluarkan isi pikirannya, isi perasannya.
Setelah itu kita coba untuk dia bisa memaknai kejadian itu.
Oke, kejadian ini terjadi karena ini ini ini, dari emosi negatif bisa aja ke emosi positif. Pikiran negatif di awal yang duh..
kenapa saya mendapat kejadian ini ini ini apakah saya tidak layak gini gini gini. Kemudian kita ubah dia ke pikiran positif.67
65 Indah, wawancara, kantor RHC, 13, April 2022.
66 Indah, wawancara, kantor RHC, 13, April 2022.
67 Indah, wawancara, kantor RHC, 13, April 2022.
Setelah klien merasa nyaman dan memiliki kepercayaan pada psikolog, barulah psikolog mencoba membuat klien merasa lega pikiran maupun perasaannya. Kemudian psikolog mencoba membantu klien memaknai kejadian tersebut dan merubah emosi dan pikiran negatif klien menjadi lebih positif.
Setelah kita bisa latih dia membuat makna, kita kembalikan dia ke masyarkat bagaimana nih supaya dia bisa kembali ke masyarakat? Nah, sebelum itu kita bangun dulu harga dirinya, ya gak? tentu harga dirinya sudah jatuh, sudah tergerus. Kita bangun dulu, kita katakana bahwa dia itu layak, apapun yang sudah terjadi, apapun yang hilang dari dirinya dia tetep layak sebagai perempuan, goalsnya dimasa depan masih panjang, hidup tidak hanya tentang itu aja. Dia akan menemukan orang yang tepat atau lingkungan yang tepat. Gak mudah memang karena ada 5 tahap berduka, ya gak? denial (penyangkalan), kemudian anger (kemarahan), tawar-menawar, depresi, yang terakhir tahap penerimaan.
Gak mudah itu tiap orang beda-beda, ada yang langsung loncat mungkin nanti.68
Setelah klien sudah mulai bisa memaknai kejadian tersebut, kemudian mba Indah mencoba membangun harga diri klien yang telah jatuh karena kejadian tersebut (kekerasan seksual) yaitu dengan cara memberikan makna-makna positif pada diri klien bahwa ia berharga, masa depannya tidak akan berakhir karena kejadian tersebut dan masih banyak potensi-potensi yang bisa ia kembangkan untuk masa depan. Namun, mba Indah menyadari hal
68 Indah, wawancara, kantor RHC, 13, April 2022.
tersebut tidaklah mudah dilalui seorang klien korban kekerasan seksual karena klien akan melewati tahapan kesedihan seperti penyangkalan, kemarahan, penawaran, depresi dan penerimaan.
Adapun analisis tahapan kesedihan yang dilalui korban kekerasan seksual dalam proses pemulihan trauma psikososial tersebut berdasarkan teori pemulihan diri yang dikemukakan oleh Kubler-Ross69 (1969)70, berikut:
1. Penyangkalan (Danial)
Merupakan fase pertama yang diusulkan Kubler-Ross dimana korban menyangkal bahwa mengalami tindak kekerasaan seksual telah terjadi kepada dirinya. Penolakan biasanya pertahanan diri yang bersifat sementara, yaitu dengan perasaan tidak percaya tidak menerima bahwa dirinya mengalami kekerasan seksual. Seperti kasus kekerasan seksual yang ditangani oleh mba Indah selaku psikolog RH: awalnya si A tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu yang salah, kekerasan seksual.71
69 Kubler-Ross adalah adalah seorang psikiater dan penulis buku terobosan On Death and Dying. Ia lahir di Zürich, Swiss dan lulus dari sekolah kedokteran di Universitas Zürich pada 1957. Ia pindah ke Amerika Serikat pada 1958 untuk bekerja dan melanjutkan pendidikannya di New York.
70 Khusnul Fadilah, Pemulihan…, hlm. 90.
71 Indah, wawancara, kantor RHC, 13, April 2022.
Penyangkalan yang terjadi pada A merupakan tahapan pemulihan, dimana A tidak menganggap hal tersebut sebagai kekerasan seksual dan merupakan hal yang wajar.
Penyangkalan juga terjadi pada korban lainnya yang ditangani oleh mba Ratih selaku psikolog RH, seperti yang dikatakan:
―si L menyangkal kalo yang terjadi itu salah, pelecehan
seksual karena itu dengan persetujuannya dia. Dan ini juga dilatar belakangi sama keluarganya yang sering ngejatuhin dia kek misalnya, kamu gendut banget kurusin dikit badan gak ada yang mau nanti sama kamu. Nah.. dari situlah mindset dia tuh menganggap kalo emang dirinya tidak berharga.‖72
Dari wawancara, mba Ratih menjelaskan bahwa lingkungan sosial terutama keluarga sangat berpengaruh terhadap cara berpikir dan perilaku kita. Seperti kasus L yang dari kecil di tanamkan statement neneknya yang mengakatakan perempuan seperti L akan sulit dapat pasangan karena gendut dan hanya orang kurus yang mudah dapat pasangan. Hal ini lah yang membuat L merasa tidak berharga dan merasa tidak berhak untuk dicintai, sehingga ia memilih untuk berhubungan
72 Ratih, wawancara, kantor RHC, 16, Maret 2022.
diluar nikah dan sudah melakukan tujuh kali one night stand bersama laki-laki tanpa ada hubungan apapun. L merasa dirinya tidak dicintai dan laki-laki hanya mau bersamanya untuk memenuhi kebutuhan fisik saja.
Dari hasil wawancara tersebut, fase penyangkalan pada korban kekerasan seksual menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga tahapan pemulihan pada fase ini adalah establishing safety yaitu dengan membuat lingkungan korban menjadi nyaman dan aman untuk menjalani kehidupan selanjutnya melalui peran keluarga serta membantu korban kekerasan mengubah pemahaman yang tidak tepat pada korban kekerasan seksual.
2. Kemarahan (Anger)
Kemarahan Anger atau merupakan fase saat korban mengalami tindak kekerasaan seksual menyadari bahwa penolakan tidak dapat dipertahankan lagi. Penolakan muncul dalam rasa marah, benci, dan iri. Ini terjadi karena individu menyadari kenapa dirinya yang mengalami tindak kekerasaan seksual,bukan orang lain.
Fase ini dialami oleh si A yang awalnya menyangkal jika perbuatan pacarnya itu merupakan hal yang salah karena ia
73 Indah, wawancara, kantor RHC, 13, April 2022.
percaya jika pacarnya akan bertanggung jawab. Kenyataannya pacarnya malah membiarkan si A di gilir oleh sepupu dan temannya hingga ia hamil dan tidak diketahui siapa ayah biologisnya. Karena si A tidak dapat menahan penyangkalan pada pacarnya, akhirnya menjadi rasa marah, benci dengan pacarnya dan dengan situasi yang menimpanya. Seperti yang dikatakan oleh mba Indah selaku Psikolog: si A ini merasa sangat marah benci sama pacarnya, sama dirinya, sama situasi yang menimpanya. Tiap malam dia selalu terus menangis secara intens dan berharap para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.73
Fase tersebut juga di alami oleh klien D, dimana klien D dulunya pernah melakukan hubungan badan dengan pacarnya dengan persetujuannya. Beberapa lama kemudian ketika ia pulang kerumahnya, si D mendapat kekerasan seksual berupa pemerkosaan dari tetangganya. Si D mencoba menceritakan kejadian tersebut kepada orangtuanya, namun orangtuanya tidak percaya. Si D hanya bisa memendam sendiri dan ketika pacarnya memegang atau ingin mengajaknya berhubungan badan lagi, si D memunculkan reaksi takut.