BAB V PENUTUPAN
2.4 Glukosa
Glukosa adalah monosakarida yang merupakan gula sederhana dengan rumus kimia C6H12O6. Dalam biokimia, glukosa memiliki peran penting sebagai sumber energi utama dalam tubuh dan
merupakan komponen penting dalam berbagai proses biokimia.Gugus dalam glukosa terdiri dari gugus hidroksil (-OH) yang melekat pada setiap atom karbon dalam struktur heksagonal glukosa. Gugus
hidroksil ini memungkinkan glukosa untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia dengan molekul lain, seperti dalam proses glikolisis dan siklus Krebs. Selain itu, glukosa juga memiliki gugus fungsi karbonil yang terletak pada atom karbon 1, yang merupakan gugus aldehida. Gugus aldehida ini memungkinkan glukosa untuk berperan sebagai gula pereduksi, yang dapat mengalami reaksi oksidasi dengan reagen seperti larutan Fehling.
Gambar gugus glukosa
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum biokimia tanaman tentang “Percobaan Peragian” ini dilakukan pada hari Jumat, 6 Oktober 2023 jam (07.30 s/d selesai ). Di tempat laboratorium Ekofisiologi tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
Alat
- tabung reaksi - tabung fermentasi - aluminium foil - plastik gula - karet gelang - timbangan analitik
Bahan
- larutan monosakarida (Glukosa, Fruktosa) sebanyak 3 gram - ragi 1 gam
- NaOH
- Aquades 20 ml - balon.
3.3 Cara Kerja
a. Masukkan larutan monosakarida ke dalam sebuah tabung reaksi, kemudian tambahkan sedikit ragi.
b. Kocoklah sehingga terjadi suspensi, kemudian suspensi tersebut dimasukkan ke dalam sebuah tabung peragian.
c. Biarkan sejenak pada suhu 30°C (suhu kamar) sehingga terbentuk CO₂.
d. Tambahkan NaOH ke dalam suspense tersebut (sehingga CO₂ yang terbentuk hilang).
e. Reaksi: CO₂+ 2 NaOH -> Na2CO3 + H2O
f. Cara kerja (1) s/d (4) juga dilakukan tanpa menggunakan ragi (sebagai blanko).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
No Perlakuan Reaksi
Balon
Gambar 1. Glukosa +
Ragi
Mengembang Kelompok 4
Glukosa 3 gram, ragi 1 gram, aquades 20 ml.
Kelompok 2
glukosa 3 gram, ragi 1 gram, dan aquades 20 ml
2. Glukosa tanpa ragi
Tidak
mengembang
Kelompok 1.
Glukosa 3 gram, Aquades 20 ml
Kelompok 3
Glukosa 3 gram, Aquades 20 ml
3. Fruktosa tanpa Ragi
Tidak
mengembang
Kelompok 5
Fruktosa 3 gram, aquades 20 ml
Kelompok 7
Fruktosa 3 gram, aquades 20 ml
4. Fruktosa + Ragi
mengembang Kelompok 6
Fruktosa 3 gram, ragi 1 gram, aquades 20 ml
Kelompok 8
Fruktosa 3 gram, ragi 1 gram, aquades 20 ml
Tabel hasil percobaan peragian 4.2 Pembahasan
Dalam percobaan peragian dengan fruktosa dan glukosa, fruktosa dan glukosa digunakan sebagai substrat untuk proses fermentasi oleh
mikroorganisme, seperti ragi (misalnya Saccharomyces cerevisiae). Proses fermentasi ini mengubah fruktosa dan glukosa menjadi alkohol (etanol) dan gas karbon dioksida. Pada awal percobaan, fruktosa dan glukosa ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung mikroorganisme yang mampu melakukan fermentasi. Mikroorganisme ini, seperti ragi, mengandung enzim yang dapat memecah fruktosa dan glukosa menjadi alkohol dan gas karbon dioksida.
Dalam proses fermentasi, enzim-enzim ini mengubah fruktosa dan glukosa menjadi alkohol (etanol) dan gas karbon dioksida. Reaksi kimia yang terjadi dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:
Fruktosa -> Alkohol (Etanol) + Gas Karbon Dioksida Glukosa -> Alkohol (Etanol) + Gas Karbon Dioksida.
Dalam percobaan peragian, fruktosa dan glukosa diubah menjadi alkohol (etanol) dan gas karbon dioksida oleh mikroorganisme yang melakukan fermentasi. Gas karbon dioksida yang dihasilkan akan memenuhi ruang dalam wadah percobaan dan dapat menyebabkan balon yang terhubung dengan wadah tersebut mengembang.
Pada percobaan peragian ini, larutan fruktosa yang tidak ditambahkan dengan ragi, balonnya tidak mengembang karena tidak ada reaksi fermentasi
yang terjadi sehingga tidak terbentuknya CO2. Jika ragi tidak ditambahkan ke dalam larutan fruktosa, tidak akan ada reaksi fermentasi yang terjadi, dan balon tidak akan mengembang. Sedangkan dalam percobaan peragian dengan
fruktosa dan ragi, fruktosa digunakan sebagai substrat untuk proses fermentasi oleh ragi. Ragi, seperti Saccharomyces cerevisiae, adalah mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk mengubah fruktosa menjadi alkohol (etanol) dan gas karbon dioksida.
Proses fermentasi dimulai dengan mencampurkan fruktosa dengan ragi dalam larutan yang sesuai. Ragi akan menghasilkan enzim yang dapat memecah fruktosa menjadi alkohol dan gas karbon dioksida. Reaksi kimia yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Fruktosa -> Alkohol (Etanol) + Gas Karbon Dioksida
Selama proses fermentasi, ragi akan mengkonsumsi fruktosa sebagai sumber energi dan menghasilkan alkohol dan gas karbon dioksida sebagai produk sampingan. Gas karbon dioksida yang dihasilkan akan memenuhi ruang dalam wadah percobaan dan dapat menyebabkan balon yang terhubung dengan wadah tersebut mengembang
Pada percobaan peragian ini, larutan glukosa yang tidak ditambahkan dengan ragi, balonnya tidak mengembang karena tidak ada reaksi fermentasi yang terjadi sehingga tidak terbentuknya CO2. Jika ragi tidak ditambahkan ke dalam larutan glukosa, tidak akan ada reaksi fermentasi yang terjadi, dan balon tidak akan mengembang. Sedangkan percobaan peragian dengan glukosa dan ragi melibatkan penggunaan glukosa sebagai substrat untuk proses fermentasi oleh ragi. Ragi, seperti Saccharomyces cerevisiae, adalah mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk mengubah glukosa menjadi alkohol (etanol) dan gas karbon dioksida.
Proses fermentasi dimulai dengan mencampurkan glukosa dengan ragi dalam larutan yang sesuai. Ragi akan menghasilkan enzim yang dapat
memecah glukosa menjadi alkohol dan gas karbon dioksida. Reaksi kimia yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut
Glukosa -> Alkohol (Etanol) + Gas Karbon Dioksida
Selama proses fermentasi, ragi akan mengkonsumsi glukosa sebagai sumber energi dan menghasilkan alkohol dan gas karbon dioksida sebagai produk sampingan. Gas karbon dioksida yang dihasilkan akan memenuhi ruang dalam wadah percobaan dan dapat menyebabkan balon yang terhubung dengan wadah tersebut mengembang.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini didapatkan kesimpulan bahwa:
Larutan monosakarida (glukosa dan fruktosa) ditambah ragi akan memberi reaksi pada balon yaitu balon mengembang karena adanya proses
fermentasi yang menghasilkan gas karbon dioksida (CO2)
Larutan monosakarida (glukosa dan fruktosa) tidak ditambah ragi maka tidak terjadi reaksi pada balon dimana balon tetap seperti biasa, hal ini terjadi karena tidak ada reaksi fermentasi yang terjadi sehingga tidak terbentuknya CO2.
Ragi menghasilkan enzim invertase yang dapat mengubah gula menjadi gas CO2, sehingga penambahan gula dapat meningkatkan kemampuan ragi dalam menghasilkan gas CO2
5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan, praktikan harus mengetahui metode praktikum dengan baik untuk mempermudah melaksanakan praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.,(2005),Prospek Pertanian Biodiesel dan Bioetanol Http://www.bppt.go.id.
Dahlan M.Hatta, Jhonprimen H.S, dan Andreas Turnip (2012). Pengaruh Massa Ragi, Jenis Ragi, dan Waktu Fermentasi Pada Bioetanol Dari Biji Durian.
Jurnal Teknik Kimia.
Netty, Defo U, Atikah, 2019, PENGARUH JENIS KATALIS ASAM DAN WAKTUFERMENTASITERHADAP % YIELD BIOETENOL DARI
RUMPUTGAJAH (Pennistum Purpureum Schumach). Distilasi, Vol. 4 No.
9-26. Palembang.
Prescott, Samuel Cate.1959. Industrial microbiology. McGraw-Hill, 576.164 PRE i. NewYork.
Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi. UNESA Press. Surabaya.
LAMPIRAN
Alat dan bahan Tabung reaksi
Ragi 1 gr Glukosa 3 gr
Aquades 20 ml
Pengamatan
1. Glukosa + Ragi > Mengembang
2.
Glukosa tanpa ragi >Tidak mengembang
3. Fruktosa + Ragi > Mengembang
4. Fruktosa tanpa Ragi >Tidak mengembang
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN
“PENGARUH PENAMBAHAN FERMIPAN ATAU PAPAIN PADA SANTAN KELAPA DALAM MENGHASILKAN MINYAK”
DISUSUN OLEH :
NAMA : Elisabet Simarmata NIM : D1022138
KELAS : K/Agroekoteknologi DOSEN PENGAMPU : 1. Ir.Neliyati,M.Si.
2. Dr. Ir.Aryunis ,M.P ASISTEN DOSEN : 1. Rahmat Hidayat, S.P
2. Andi Yana Putra PRODI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Enzim merupakan biokatlisator yang diperoduksi oleh jaringan makhluk hidup digunakan untuk mengkatalisis reaksi yang terdapat pada makhlik hidup dan dapat meningkatkan laju reaksi yang terdapat pada jaringan.
Enzim juga dapat dikaitkan sebagai unit fungsional dan metabolism sel, bekerja dengan urutan tertentu, mengkatalisis reaksi bertahap yang
berjumlah hingga ratusan yang menyimpan dan mentrasnformasikan energy kimiawi dan membuat makromolekul dari precursor yang sederhana.
Enzim sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun luar sel. Enzim dapat mempercepat reaksi 108–1011 kali lebih cepat daripada reaksi tanpa enzim. Enzim sebagai katalis yaitu bekerja dengan menurunkan energy aktivasi suatu reaksi kimia sehingga reaksi berlangsung lebih mudah dan cepat.
Enzim merupakan protein yang disintesa oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi berlangsung di dalamnya. Sebagai protein, enzim memiliki sifat umum protein, misalnya enzim akan terdenaturasi padda suhu inggi dan kondisi ekstrim lainnya, seperti terlalu tinggi atau rendahnya pH atau tekanan. Beberapa oksidator, keadaan polaritas larutan, dan tekanan osmotic yang abnormal juga dapat menghambat kerja enzim. Reaksi enzim dengan suatu substrat yang mengikuti hokum MichaelisMenten dapat digambarkan sebagai berikut:
K1 k2
E + S ---> ES ---> E + P K2
Keterangan: S = substart, P=produk, E= enzim
Kecepatan reaksi (v) dipengaruhi oleh konsentrasi substrat (S). Kɱ=
konsentrasi substrat pada saat V0 mencapai Vmaks V maks adalah kecepatan maksimum enzim yang tercapai bila semua enzim telah diikat oleh substrat. V maks = k2 (E) = k2 ( EO ). Km merupakan konstanta Michaelis Menten yang
harganya tertentu bagi reaksi enzim dengan substrat tertentu, dan hanya dipengaruhi oleh suhu, pH dan lingkungan fisik dan kimiawi reaksi enzimatis.
Km dan V maks adalah parameter reaksi enzimatis yang diketahui dalam penelitian-penelitian enzim.
Sebagai katalisator, enzim didefenisikan sebagai suatu zat yang dapat mempercepat reaksi kimia tanpa ikut atau muncul dalam hasil reaksi. Dewasa ini penggunaan enzim telah meluas pada industri pengolahan pangan, termasuk pengolahan minyak kelapa.Enzim yang berperan dalam ekstraksi minyak kelapa adalah enzim yang menghidrolisis makro molekul karbohidrat dan protein ( proteolitik ). Salah satu dari enzim yang tergolong proteolitik ini adalah enzim papain, yang dapat diperoleh dari getah pepaya, terutama dari buah pepaya yang masih muda. Protein papain memecahkan ikatan lipoprotein dalam emulasi lemak. Protein menyerap molekul-molekul air dengan bantuan enzim, maka protein akan terdegredasi menjadi senyawa protease, pepton dan asam-asam amino. Reaksi hidrolisis ini membuat ikatan peptide pada protein dapat terputus sehingga protein akan terdegredasi menjadi bagian yang sederhana yaitu komponen asam amino dan komponen karboksil, sehingga minyak yang terikat oleh ikatan akan keluar dan menggumpal menjadi satu
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut.
- Untuk mengetahui pengaruh enzim protease dalam krim santan kelapa (Cocos nucifera).
- Untuk menghasilkan minyak.
- Untuk mengetahui volume dan mutu dari minyak yang dihasilkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Enzim
Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat
mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan pemborosan energi karena reaksinya tidak membutuhkan energi, bersifat spesifik dan tidak beracun.
Enzim telah dimanfaatkan secara luas pada berbagai industri produk pertanian, kimia dan industri obat-obatan. Tiga sifat utama dari
biokatalisator adalah menaikkan kecepatan reaksi, mempunyai kekhususan dalam reaksi dan produk serta kontrol kinetik (Akhdiya, 2003).
Enzim memegang peranan penting dalam proses pencernaan
makanan maupun proses metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh. Fungsi enzim adalah mengurangi energi aktivasi, yaitu energi yang diperlukan untuk mencapai status transisi (suatu bentuk dengan tingkat energi tertinggi) dalam suatu reaksi kimiawi. Suatu reaksi yang di katalisis oleh enzim mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah, dengan demikian
membutuhkan lebih sedikit energi untuk berlangsungnya reaksi tersebut.
Enzim mempercepat reaksi kimiawi secara spesifik tanpa pembentukan hasil samping dan bekerja pada larutan dengan keadaan suhu dan pH tertentu. Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu dan pH (Pelczar dan Chan, 2005).
Enzim dapat diperoleh dari makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Beberapa contoh enzim protease yang bersumber dari tumbuhan yaitu bromelin dari nanas, papain dari pepaya, lisozim dari putih telur. Meskipun banyak sumber dapat menghasilkan enzim yang berasal dari hewan dan tumbuhan, namun pemanfaatan mikroorganisme sebagai sumber enzim lebih banyak diminati, karena enzim dari mikroorganisme dapat dihasilkan dalam waktu yang sangat singkat, mudah diproduksi dalam skala besar, proses produksi bisa dikontrol, kemungkinan terkontaminasi oleh senyawa-senyawa lain lebih kecil, dan dapat diproduksi secara
berkesinambungan dengan biaya yang relatif rendah (Thomas, 1989).
2.2 Buah Kelapa Penghasil Santan Kelapa
Buah ini memiliki kulit keras berwarna cokelat yang disebut dengan sabut kelapa, dan bagian dalamnya terdiri dari daging kelapa dan air kelapa.
Daging kelapa dapat dimakan langsung atau digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai masakan dan minuman, sedangkan air kelapa sering
diminum sebagai minuman segar yang menyegarkan. Selain itu, kelapa juga memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti mengandung serat, vitamin, mineral, dan lemak sehat. Kelapa termasuk kedalam klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta Sub-Divisio : Angiospermae Classis : Monocotyledonae Order : Palmales
Familia : Palmae Genus : Cocos
Species :Cocos nucifera L.
2.2.1 Santan Kelapa
Santan kelapa merupakan cairan putih kental hasil ekstraksi dari kelapa yang dihasilkan dari kelapa yang diparut dan kemudian diperas bersama air. Santan mempunyai rasa lemak dan digunakan sebagai perasa yang menyedapkan masakan menjadi gurih. Dahulu, untuk memperoleh santan dilakukan dengan cara diperas dengan tangan dari kelapa yang diparut dan menambahkan air panas sehingga santan yang dihasilkan lebih baik.
Untuk merusak ikatan emulsi lemak pada santan kelapa
menggunakan metode enzimatis (Setiaji, 2006). Pemecahan emulsi santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik. Enzim ini dapat
mengkatalisis reaksi pemecahan protein dengan menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana (Muhidin, 2001 dalam Winarti, Sri, 2007).
Salah satu enzim yang dapat digunakan untuk memutus ikatan peptide dalam emulsi santan adalah enzim papain dari getah papaya (Carica papaya L). Enzim papain merupakan enzim proteolitik yaitu enzim yang mengkatalis ikatan peptida pada protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti dipeptida dan asam amino (Wahyuning, Nuzul., dkk, 20).
2.3 Buah pepaya penghasil enzim papain
Pepaya merupakan tanaman herbal. Batangnya berongga, biasanya tidak bercabang dan tingginya dapat mencapai 10 m. Daunnya adalah daun tunggal berukuran besar, tangkai daun panjang dan berongga, bunganya terdiri dari tiga yaitu bunga jantan, betina dan sempurna. Bentuk buah nya bulat ataupun lonjong, batang daun dan buahnya mengandung getah yang memiliki daya enzimatis, yaitu dapat memecahkan protein. Berikut ini adalah
klasifikasi pepaya:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Violales Famili : Caricaceae Genus : Carica
Spesies : Carica pepaya L.
Pepaya (Carica papaya L.) berasal dari familiy Caricaceae. Pepaya merupakan tanaman obat yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan masa hidup yang pendek, tetapi dapat memproduksi buah hampir lebih dari 20
tahun (Peter, 1991). Menurut sejarahnya, tanaman pepaya berasal dari Amerika Tengah. Beberapa literatur memastikan bahwa plasma nuftah tanaman pepaya berasal dari Meksiko dan Costa Rica para pedagangan Spanyol berjasa dalam menyebarluaskan tanaman pepaya dari kawasan Amerika ke berbagai negara di dunia (Rukmana,1995).
Papain adalah suatu zat (enzim) yang dapat diperoleh dari getah tanaman pepaya dan buah pepaya muda. Getah pepaya tersebut terdapat hampir di semua bagian tanaman pepaya, kecuali bagian akar dan biji.
Kandungan papain paling banyak terdapat dalam buah pepaya yang masih muda. Getah pepaya (papain) cukup banyak mengandung enzim yang bersifat proteolitik (pengurai protein) (Warisno, 2003). Getah pepaya mengandung sebanyak 10% papain, 45% kimopapain dan lisozim sebesar 20% (Winarno, 1993). Papain adalah enzim protease yang dapat merombak struktur primer protein, yaitu ikatan antar asam amino pada rantai polimer asam amino. Enzim ini tergolong protease sufhidril dan mengandung unsur yang cukup besar (1,2%).
asam-asam amino penyusun papain adalah: lisin, arginine, asam aspartate, asparagine, asam glutamate, glutamin, teonin, serin, prolin, alanine, valin, iseleosin, leusin, tirosin, fenil alanine, triptofan, sistein dan sistin (Wirahadikusumah, 1989). Papain termasuk kedalam golongan protease sulfihidril yang aktivitasnya sangat dipengaruhi oleh adanya satu atau lebih gugus S-Hpada sisi aktifnya. Gugus sulfihidril ini berperan dalam reaksi hidrolisis substrat menyangkut pembentukan ikatan kovalen tiol eter antara gugus karboksil dan sulfihidril protein papain. Papain dapat
menghidrolisis amida pada residu asam amino arginin, lisin, glutamin, histidin, glisin, dan tirosin (Leung, 1996).
2.4 VCO (Virgin Coconut Oil)
Minyak kelapa murni atau yang sering disebut dengan VCO (Virgin Coconut Oil) merupakan produk olahan asli Indonesia yang terbuat dari daging kelapa segar yang diolah pada suhu rendah atau tanpa melalui
pemanasan, sehingga kandungan yang penting dalam minyak tetap dapat dipertahankan. Minyak kelapa murni merupakan hasil olahan kelapa yang bebas dari Trans Fatty Acid (TFA) atau asam lemak trans. (Ngatemin, dkk.
2013)
2.4.1 Kandungan VCO
Kandungan utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam larut. VCO mengandung 53% asam larut dan 7% asam kaprilat.
Keduanya merupakan asam lemak rantai sedang yang bisa di sebut Medium Chain Fatty Acid (MCFA). VCO mengandung 92% lemak jenuh, 6% lemak mono tidak jenuh dan 2% lemak tidak jenuh.
Kandungan antioksidan di dalam vco sangat tinggi. Anti oksidan ini berfungsi mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh. Tinggi rendahnya kandungan polifenol dan a-tokoferol dalam vco sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakunya dan proses produksi yang digunakan.
2.4.2 Metode Pengolahan VCO
Buah kelapa tua varietas dalam (berumur 11-12 bulan) dikeluarkan Sabut dan tempurungnya. Kemudian bagian yang berwarna coklat dikeluarkan dengan sikat agar tidak mempengaruhi warna santan. Daging kelapa bersih diparut dengan mesin pemarut kelapa. Untuk mendapatkan santan kental hasil parutan dilakukan dengan pemerasan langsung menggunakan kain Saringan tanpa penambahan air. Krim yang diperoleh dipisahkan dari air, kemudian dipanaskan sampai terbentuk minyak. Selanjutnya dilakukan Penyaringan dengan beberapa metode pengolahan vco. Metode tersebut adalah metode fermentasi, pemanasan bertahap, Sentri fungsi, pengasaman Dan pemancingan.
(Zeffa dan Adiwarna. 2006) 1) Metode fermentasi
Permentasi merupakan kegiatan mikroba pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikendaki. Mikroba yang umumnya terlibat dalam Permentasi adalah bakteri, khamir dan kapang. Santan yang diperoleh dimasukkan ke dalam wadah dan diamkan selama 1 jam sehingga terbentuk dua lapisan, yaitu krim santan pada bagian atas dan air pada bagian bawah.
2) Pemanasan Bertahap
Cara pembuatan dengan metode ini sama dengan pembuatan secara tradisional, yang berbeda terletak pada suhu pemanasannya. Di mana, pada pemanasan terhadap suhu yang digunakan sekitar 60°c-75 °c. Bila suhu mendekati angka 75°c matikan api dan bila suhu mendekati angka 60°c nyalakan lagi api.
3) Sentrifungsi
Sentrifungsi merupakan cara pembuatan VCO dengan cara mekanik.
Masukan krim santan ke dalam alat sentrifungsi. Kemudian nyalakan alat sentrifungsi lalu atur pada kecepatan putaran 20.000 rpm Dan waktu pada angka 15 menit. ambil tabung di mana di dalam tabung terbentuk tiga lapisan. Ambil bagian VCO menggunakan pipet tetes.
4) Cara Pengasaman
Cara ini tidak memerlukan pemanasan sehingga minyak yang dihasilkan bening, tidak cepat tengik, dan daya simpannya 10 tahun.
Diamkan santan sampai berbentuk krim dan skin. Buang bagian skim kemudian tambahkan beberapa ml asam cuka ke krim santan. Ambil kertas Lakmus, celupkan ke dalam campuran santan dan cuka kemudian cek pH nya.
5) Pancingan
Santan di diamkan sampai terbentuk krim dan air. Krim tersebut dicampurkan dengan minyak pancingan dengan perbandingan 1:3 sambil di aduk terus hingga rata, lalu diamkan 7-8 jam sampai terbentuk minyak, biondo dan air. Ambil VCO dengan sendok.
2.5 Fermipan
Fermipan adalah merek dagang ragi yang digunakan dalam proses fermentasi. Ragi Fermipan mengandung Saccharomyces cerevisiae,
mikroorganisme yang menghasilkan enzim-enzim yang dibutuhkan dalam proses fermentasi bahan makanan. Penambahan ragi Fermipan pada santan kelapa bertujuan untuk mempercepat proses fermentasi. Ketika ragi Fermipan ditambahkan ke dalam santan kelapa, enzim-enzim yang terkandung dalam ragi akan mengubah gula-gula kompleks yang terdapat dalam santan menjadi alkohol dan asam lemak. (Ganjar dan Arumsari. 2016)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum biokimia tanaman tentang “Pengaruh Penambahan Fermipan Atau Papain Pada Santan Kelapa Dalam Menghasilkan Minyak” ini dilakukan pada hari Jumat, 6 Oktober 2023 jam (07.30 s/d selesai ). Di tempat laboratorium Ekofisiologi tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
- Gelas Beaker - Botol Vit C
- Botol Teh Sosro - Alumunium Foil
- Plastik - Karet
- Timbangan Analitik - Kertas label
- Suntikan - Erlemenyer
Bahan:
- Santan Kelapa - Alkohol
- Fermipan (ragi) - Fenolptalien
- NaOH - KOH
- Getah buah papaya muda - Aquadesh
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
- Masukkan 150 ml santan ke dalam masing-masing botol.
- Masukkan getah pepaya ke dalam botol dengan banyak yang berbeda, masing-masing botol berisi 1 ml, 2 ml, 3 ml dan 4 ml getah pepaya.
- Tutup botol menggunakan aluminium foil, lapisi dengan plastik dan ikat dengan karet gelang.
- Amati tinggi santan, minyak dan padatan (busa), serta warna dan baunya
setiap hari selama 7 hari berturut-turut di jam yang sama.
- Cicipi rasa santan tersebut di hari ke-7.
- Catat hasil dan buat kesimpulan
3.3.2 Proses perhitungan angka asam dan asam lemak bebas 1) Ambil minyak pada papain sebanyak 10 ml masing-masing di
masukkan ke dalam Erlenmeyer.
2) Kemudian, masukkan alkohol sebanyak 25 ml ke dalam erlenmeyer dan 2 ml penolptalien 1 % yang berisi minyak papain.
3) Shake sampai homogen, kemudian letakkan diatas water bath yang berisi air mendidih, tunggu hingga larutan tersebut mendidih.
4) Selanjutnya tahap titrasi, dimulai dengan meneteskan larutan KOH/NaOH pada 4 tabung reaksi sebanyak 0,5 ml.
5) Nyalakan stopwatch untuk melihat berapa detik titrasi berlangsung.
6) Lakukan pengulangan titrasi jika warna yang muncul kurang dari 30 detik.
7) Lihat hasil titrasi dan warna apa yang muncul ketika di teteskan dan apabila warna memudar maka proses titrasi belum selesai.
8) Untuk melihat hasil warna minyaknya tuangkan KOH/NaOH pada masing-masing minyak tersebut
Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid / % FFA)
%FFA = (mL NaOH X N NaOH x 10ml)/(Berat sampel) x100%
Angka asam = ml KOH x N KOH x56,1/ berat sampel