• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

2.3 Emulsi

4.2.3 Uji Emulsi

Pada uji emulsi ini dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan diguankaan, kemudian mengukur aquades sebanyak 3 ml dan minyak zaitun sebanyak 1 ml menggunakan gelas ukur dan

menggoncang tabung reaksi selama 10 detik. Mengamati apakah terjadi emulsi atau tidak. Pada percobaan uji emulsi ini didapat hasil, 3 ml aquades ditambah 1 ml minyak zaitun setelah digoncang selama 10 detik terjadi emulsi dimana aquades dan minyak zaitu tidak bercampur atau tidak larut. Emulsi merupakan campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase

pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fase yang lain, seperti air dan minyak, dikarenakan setiap bahan pangan memiliki karakterikstik masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda (fasesenden, 1990). Setelah pengamatan terhadap pencampuran 3 ml aquades dan 1 ml minyak zaitun kemudian melakukan percobaan dengan

menambahkan beberapa tetes lesitin telur. Hasil dari penambahan lesitin telur yaitu terjadi emulsi stabil. Siregar, et.al (2012) menjelaskan bahwa semakin tinggi lesitin pada kuning telur maka semaikin baik juga sifat kestabilan emulsi yang dihasilkan. Kuning telur mengandung bagian yang bersifat surface active yaitu lesitin, koleseterol, dan

lesitioprotein. Lesitin mendukung terbentuknya emulsi minyak dalam air, sedangkan koleseterol cenderung untuk membentuk emulsi air dalam minyak (Muchtadi, et.al, 2010). Fosfatidilkolin (lesitin) kuning telur merupakan 74 emulsifier yang lebih terikat pada air atau lebih larut dalam air (polar), sehingga dapat lebih membantu

mendeskripsikan minyak dalam air dan terjadilah emulsi minyak dalam air. Winarno (1997) menambahkan emulsifier mampu membentuk sebuah selaput (film) disekeliling butiran minyak yang terdispersi, sehingga dapat mencegah bersatunya kemabali butir-butir tersebut.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1.

Lipid atau lemak merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan dalam sel jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut non polar seperti (eter, cloroform, dan benzena). Lipid bersifat nonpolar atau hidrofilik.

2.

Lemak dan minyak merupakan senyawa lipida yang paling banyak di alam. Perbedaan antara keduanya adalah perbedaan konsistensi/sifat fisik pada suhu kamar, yaitu lemak berbentuk padat sedngkan minyak berbentuk cair.

3.

Dalam uji kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut.

Apabila lipid dilarutkan kedalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar (Garjito, 1990).

4.

Koleseterol merupakan salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam. Koleseterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua manusia. Koleseterol dapat larut dalam plarut lemak, misalnya eter, chloroform, benzene, dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi, koleseterol mengkristal dalam bentuk Kristal yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, serta mempunyai titik lebur 150-151℃. Endpan koleseterol apabila terdapat dalam pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya elasitas pembuluh darah. Dengan demikian, maka aliran darah akan terganggu.

5.

Emulsi merupakan campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fase yang lain, seperti air dan minyak,

dikarenakan setiap bahan pangan memiliki karakterikstik masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis

emulsi yang berbeda-beda. Winarno (1997) menambahkan emulsifier mampu membentuk sebuah selaput (film) disekeliling butiran minyak yang terdispersi, sehingga dapat mencegah bersatunya kemabali butir- butir tersebut.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan yaitu agar praktikan datang tepat waktu dan praktikan diharapakan tenang dan mematuhi peraturan yang telah ditentukan agar praktikum berjalan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Martoharsono, Soeharsono. 1990. Biokimia Jilid 1. UGM Press: Yogyakarta.

Montgomery, Rex, Robert L. Dryer, Thomas W. Conway and Arthur A.

Spector. 1983. Biokimia Jilid 2. Gadjah Mada University Press:

Yogyakarta.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama:

Jakarta.

Sastrohamidjoyo, H. 2005. Kimia Organik : Stereokimia, Karbohidrat, Lemak dan Protein. Gajah Mada University Press. Jogjakarta.

Garjito, M. 1980. Minyak: Sumber, Penanganan, Pengelolaan, dan Pemurnian. Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Yogyakarta.

Pakki, Ermina, Mirawati, dan Muhammad Darwis Hafid. 2008. Stabilitas Fisik Emulsi Ganda Tipe Air dalam Minyak dalam Air (A/M/A)

menggunakan Emulgator Sorbitan Monooleat dan Polisorbat 80.

Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 12 (2): 37-41

Barison, Andersson, CarolineWerner Pereira da Silva, Francinete Ramos Campos, Fabio Simonelli, Cesar Antonio Lenzb, and Antonio Gilberto Ferreirac. 2010. A Simplemethodology for the Determination of Fatty Acid Composition in Edible Oils Through 1H NMR Spectroscopy.

Magnetic Resonance in Chemistry, Vol. 48: 642–650

Filip, V., I. Hrádková and J. Šmidrkal. 2009. Antioxidants in Margarine Emulsions. Czech Journal of Food Science, Vol. 27: 9-11

LAMPIRAN

Penambahan 5ml pelarut ke dalam masing-masing lipid

Margarin

Hasil1tetes lipid pada kertas saring Hasil setelah lipid dimasukkan larutan

1. Minyak jagung

Lampiran letisin

1` 2.

.Keterangan

1) (3 ml Aquades + 1 mlminyak zaitun)

2) (3 ml Aquades + 1 mlminyak zaitun + lesitin telur)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“UJI BENEDICT”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Elisabet Simarmata NIM : D1022138

KELAS : K/Agroekoteknologi DOSEN PENGAMPU : 1. Ir.Neliyati,M.Si.

2. Dr. Ir.Aryunis ,M.P ASISTEN DOSEN : 1. Rahmat Hidayat, S.P

2. Andi Yana Putra PRODI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI

2023

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Biokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang struktur, komposisi, dan fungsi senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam makhluk hidup. Salah satu senyawa organik yang penting dalam makhluk hidup adalah karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup dan juga berperan penting dalam struktur sel. Dalam

kehidupan sehari-hari kita sering melakukan aktivitas yang membutuhkan energi cunkup banyak. Energi ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya baban makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat memegang peranan yang sangat penting di alam karens merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari contohnya amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa, yang berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam proses metabolisme.

Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida yang merupakan molekul dasar dari karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua monosa yang dapat saling terikat, dan oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang dibentuk olh galaktosa, glukosa dan fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida dan serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.

Karbohidrat adalah polihidroksil aldehida atau keton yang disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai

oligosakarida. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dihasilkan dari fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat berbentuk glukosa dan glikogen. Fungsi karbohidratyaitu untuk sumber energi, pemanis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolism lemak, penawar racun, baik untuk yang terkena konstipasi (sembelit), dan masih banyak manfaat lainnya.Pada

umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organic tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi dalam 3 golongan, yaitu:

 Monosakarida: glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa.

 Oligosakarida/disakarida: maltosa, laktosa, dan sukrosa.

 Polisakarida: glikogen dan amilum (pati).

Salah satu reaksi yang dapat digunakan untuk membedakan antara karbohidrat pereduksi dan non-pereduksi adalah uji Benedict. Uji Benedict adalah uji kimia yang didasarkan pada reaksi reduksi ion tembaga (II) dalam larutan Benedict oleh gula pereduksi.

Uji benedict atau tes benedict digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dan gula pereduksi. Tembaga sulfat dalam reagen benedict akan bereaksi dengan monosakarida dan gula pereduksi membentuk endapan berwarna merah bata. Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan reagen benedict karena keduanya mengandung aldehida ataupun keton bebas. Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna larutan menjadi hijau, kuning, orange, atau merah bata dan muncul endapan hijau, kuning, orange atau merah bata 1.2 Tujuan Praktikum

Untuk memodifikasi monosakarida dan disakarida serta kejenuhannya terhadap konsentrasi dari larutan yang di uji.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen terkait