BAB I PENDAHULUAN
F. Kerangka Teoritik
3. Guru Sertifikasi
21) Menyebutkan contoh mukjizat yang diberikan pada para rasul seperti nabi Ibrahim AS, nabi isa AS, nabi musa AS, nabi Muhammad SAW
22) Menunjukkan dalil tentang mukjizat Allah yang diberikan kepada rasul-Nya
23) Menyebutkan persamaan dan perbedaan antara karamah, maunah dan irhas
24) Menjelaskan manfaat karamah, maunah dan irhas bagi orang yang menerimanya19
Itulah beberapa tujuan dari pmbelajaran akidah akhlak kelas VIII di MTs An-Najah Sesela Gunungsari. Dari sini dapat di lihat bahwa setelah guru melaksanakan pembelajaran dalam kelas yang akan di dapatkan oleh siswa adalah seperti yang telah di jelaskan di atas, itulah yang akan dicapai oleh siswa setelah menerima pelajaran dari guru dalam kelas.
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.21
Dari beberapa definisi mengenai guru yang telah di paparkan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa guru merupakan seseorang yang senantiasa menyampaikan berbagai informasi kepada peserta didik setiap saat tanpa memiliki rasa capek dan bosan dalam rangka mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri peserta didik.
Dalam Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa “sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen”.22
Dari uraian di atas maka dapat diartikan bahwa guru sertifikasi adalah sesorang yang sudah profesional dalam bidangnya masing- masing, dimana ketika melaksanakan pembelajaran di dalam kelas ia sudah menguasai keterampilan-keterampilan dasar mengajar guru, karna jika guru bersertifikasi tidak menguasai keterampilan tersebut maka dapat dikatakan sertifikat pendidik yang di dapatkannya hanya sebagai slogan untuk mengais rejeki tanpa mau meningkatkan keprofesionalannya dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya dalam kelas.
21 UU No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional…, h. 2
22 UU No. 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen…, h. 4
Dapat dipahami bahwa guru sertifikasi merupakan guru yang telah melakukan uji sertifikasi dan diberikan sertifikat pendidik oleh pemerintah, dari pemberian sertifkat tersebut guru diharapkan mampu menjadi pengajar dan pendidik yang profesional yang kemudian dapat membimbing siswanya ke dalam potensi yang akan membawanya ke dalam keberhasilan.
b. Kompetensi Guru Sertifikasi
Dalam sistem dan proses pendidikan manapun, guru tetap memegang peranan penting. Para siswa tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan guru yang mampu mengemban tugasnya dengan baik. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi-kompetensi yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Menurut Undang-undang No 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat (10) bahwa yang dimaksud dengan “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”.23 Selanjutnya pasal 8 mengatakan bahwa “guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.24 Kemudian masih saling berkaitan pasal 10 ayat (1) mengatakan bahwa “kompetensi guru sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 meliputi kompetensi
23 UU No. 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen…, h. 4
24 Ibid., h. 8
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.25
Merujuk dari undang-undang pasal 10 ayat (1) tersebut maka dapat kita lihat bahwa guru yang telah melakukan uji sertifikasi kemudian diberikan sertifikat pendidik maka guru tersebut telah dapat di katakan guru yang profesional dalam bidangnya.
Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitiannya kepada keempat kompetensi tersebut seperti yang telah di sebutkan dalam undang-undang pasal 10 ayat (1) yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Alasan peneliti merangkum keempat kompetensi ini karna seorang guru yang telah di sertifikasi dapat diberikan sertifikat pendidik apabila telah menguasai keempat kompetensi-kompetensi tersebut. Disini keempat kompetensi ini wajib hukumnya dikusai oleh guru sertifikasi, karna pada praktiknya guru yang telah di sertifikasi tersebut harus mampu menjadi panutan bagi para peserta didik dari berbagai sisi, baik itu keilmuannya, cara mengajarnya, cara berinteraksi dengan lingkungannya dan sebagainya.
Telah diketahui bahwa kompetensi pedagagik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik dalam artian guru harus mempunyai pemahaman tentang peserta didiknya, sehingga pada saat guru melaksanakan pembelajaran dalam kelas, guru dapat
25 Ibid,. h. 9
mengatasi siswa bila mana siswa tersebut bermasalah dalam belajarnya.
Kompetensi kepribadian merupakan sebuah kemampuan yang meliputi cara berbicara, tutur kata, sopan santun, dewasa, bijaksana dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Pentingnya kompetensi ini dikuasai oleh guru karna guru dapat membentuk kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.
Berikutnya adalah kompetensi sosial yang merupakan sebuah kemampuan dimana guru sebagai bagian dari masyarakat, yang harus mampu berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat, dapat menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara baik, dapat bergaul secara santun dan efektif dengan peserta didik, sesama guru, dengan orang tua siswa serta berkomunikasi secara santun dengan masyarakat sekitar madrasah.
Selanjutnya yaitu kompetensi profesional merupakan kemampuan dimana guru wajib menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam sehingga dapat membimbing peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi dan tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan.
Jadi dapat dipahami dari uraian ini bahwa untuk menjadi seorang guru yang profesional harus menguasai kompetensi- kompetensi seperti yang telah dipaparkan di atas. Seorang guru yang telah lulus uji sertifikasi belum tentu menguasai serta menerapkan
kompetensi-kompetensi tersebut dalam proses belajar mengajar. Itulah mengapa pembelajaran dikatakan berhasil apabila guru yang mengajar betul-betul adalah guru yang profesional dalam bidangnya, bukan hanya sekedar mengajar akan tetapi juga mendidik peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia seperti dalam tujuan pendidikan nasional.
c. Keterampilan Dasar Mengajar Guru Sertifikasi
Keterampilan dasar mengajar guru merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Sebab tanpa adanya keterampilan dasar mengajar pada guru, maka akan sulit mencapai tujuan dan hasil belajar yang maksimal.
C. Turney mengemukakan delapan jenis keterampilan dasar mengajar esensial yang mendukung dan sangat menentukan keprofesionalan guru mengajar, yakni “keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, dan mengajar kelompok kecil dan perorangan”.26
Menurut Purwiro, keterampilan mengajar adalah suatu kemampuan mengajar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik (guru) sehingga mampu menguasai substansi (isi materi pelajaran) pada bidang studi yang diampu atau diajarkan. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa keterampilan mengajar guru merupakan suatu keterampilan yang dapat menunjang keberhasilan dalam proses atau kegiatan belajar mengajar.27
Jadi keterampilan dasar mengajar ini penting untuk dikuasai dengan baik oleh seorang guru, karna keterampilan ini akan sangat
26 Achsanuddin, Program Pengalaman Lapangan: Wahana Pembentukan Profesionalitas Guru, (Mataram: LEPPIM IAIN Mataram, 2013), h. 41
27 Lalu Mukhtar dan Hully, Profesi Keguruan: Tuntutan Bagi Para Pendidik, (Mataram:
Alam Tara Institute, 2012), h. 42
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dalam kelas, karna dari guru lah peserta didik mendapatkan pendidikan yang tidak di dapatkan di luar sekolah seperti pendidikan dan ilmu pengetahuan. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa keterampilan dasar mengajar guru profesional yang akan di teliti lebih lanjut oleh peneliti, sebagai berikut:
1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Membuka dan menutup pelajaran adalah dua macam kegiatan yang harus dilakukan oleh guru pada saat membuka dan mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan membuka pelajaran dilakukan guru tidak hanya pada awal masuk kelas saja, akan tetapi setiap kali masuk dalam sub pembahasan baru. Membuka pelajaran tidak cukup hanya dengan sekali akan tetapi dilakukan berkali-kali sesuai dengan berapa banyak indikator pencapaian yang telah disusun oleh guru tersebut. Tidak hanya itu kegiatan menutup juga penting dilakukan oleh guru mengingat suatu proses pembelajaran tidak hanya dibuka saja akan tetapi juga harus ditutup supaya siswa mengetahui bahwa pelajaran yang dilakukan pada saat itu telah selesai, maka perlu untuk guru menguasai keterampilan membuka dan menutup pelajaran ini. “Menutup pelajaran ialah kegiatan yang harus dilakukan guru setiap
menjelang akhir pelajaran untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran”.28
Adapun komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran antara lain: “Menarik perhatian, membangkitkan motivasi, memberikan acuan, membuat kaitan”.29 Komponen keterampilan menutup pelajaran: “meninjau kembali, mengevaluasi dan tindak lanjut”.30
2) Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya adalah suatu keterampilan dasar mengajar dimana guru mengajukan pertanyaan kepada siswa baik secara lisan maupun tulisan serta individu atau kelompok.
“Bertanya adalah ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang untuk memperolh informasi tentang sesuatu hal yang belum diketahui dan dimengerti oleh si penanya untuk ia ketahui”.31 Guru harus menguasai keterampilan bertanya ini dengan baik, karna dapat dipastikan bahwa dalam setiap kegiatan pembelajaran akan terjadi kegiatan atau proses tanya jawab tersebut.
Adapun keterampilan bertanya ini terdiri dari dua yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
Berikut adalah komponen-komponen dari keduanya. Komponen
28 Achsanuddin, Program Pengalaman Lapangan…, h. 68
29 Ibid., h. 70-71
30 Ibid., h. 71
31 Ibid., h. 42
keterampilan bertanya dasar yaitu: “kejelasan pertanyaan, pemberian acuan, pemusatan pertanyaa, pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan, pemberian waktu berfikir, pemberian tuntunan”.32 Komponen keterampilan beranya lanjut yaitu:
“mengubah tingkatan kognitif, mengatur urutan pertanyaan, menggunakan pertanyaan pelacak, meningkatkan interaksi”.33
Dari penguasaan keterampilan ini, maka guru akan mampu meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, menemukan jawaban sendiri, dan memperoleh pengetahuan lebih banyak.
Selain itu, guru juga harus tahu bagaimana teknik bertanya dengan baik sehingga pertanyaan yang dilontarkan bisa dijawab oleh keseluruhan siswa, tidak mengarah kepada siswa yang pinar saja, oleh karna itu guru diharapkan menguasai keterampilan bertanya ini agar dapat menciptakan suasana kelas yang ramai dengan potensi-potensi siswa yang cerdas.
3) Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan merupakan salah satu keterampilan yang ikut mendukung dan membentuk keprofesionalan guru dalam mengajar, karna tanpa menguasai keterampilan menjelaskan ini maka guru tidak akan bisa menjelaskan materi pelajaran kepada siswa. Pada umumnya proses pembelajaran di kelas sebagian besar adalah berbicara yang
32 Ibid., h. 47-48
33 Ibid., h. 49-51
dilakukan oleh guru maupun siswa, akan tetapi kebiasaan yang terlihat adalah pembicaraan di dalam kelas didominasi oleh guru, maka dari itu guru harus menguasai keterampilan ini agar dapat menjelaskan materi yang akan ia ajarkan. Adapun tujuan dari keterampilan ini secara keseluruhan adalah untuk membantu siswa dalam memahami pelajaran. Adapun komponen dari keterampilan ini adalah “merencanakan penjelasan yang meliputi isi pesan dan penerima pesan, menyajikan penjelasan yang meliputi kejelasan, penggunaan ilustrasi atau contoh dan balikan”.34
Keterampilan mengajar guru cukup banyak ragamnya, akan tetapi karna yang diteliti adalah keprofesionalan guru dalam mengajar maka peneliti hanya memilih tiga dari delapan keterampilan dasar mengajar guru. Jika keterampilan mengajar ini diterapkan dengan baik, akan dapat meningkatkan hasil pembelajaran dan menciptakan output yang berkualitas, sehingga guru akan diakui sebagai guru profesional yang telah benar-benar melakukan uji sertifikasi yang tidak hanya mengharapkan kenaikan gaji semata akan tetapi benar-benar ingin diakui kualitasnya sebagai guru profesional.
d. Dasar Hukum Sertifikasi Guru
Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 8, menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
34 Ibid., h. 63-66
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kemudian pasal 11 menyatakan bahwa:
1) Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memiliki persyaratan.
2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.
3) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan peraturan pemerintah.35
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 Pasal 1 menyatakan:
1) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan.
2) Sertifikat sebagaimana yang dimaksud dengan ayat (1) dapat diikuti oleh guru dalam jabatan yang memiliki kualifikasi akademik S1 atau Diploma Empat (D-IV).
3) Sertifikasi guru dalam jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh penrguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan.36