BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Hak Narapidana
67
penting, tidak hanya masalah payung hukum yang belum jelas, tetapi juga masalahhak dan kewajiban serta praktik di lapanganyang dirasa diskriminatif. Istilah alih daya dewasa ini bukanlah halyang asing lagi dalam wacana ketenagakerjaan Indonesia. Istilah ini menjadi populer di awaltahun 2004 setelah lahirnya Undang-UndangNo. 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan (UU Cipta Kerja) terutama mengenai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT).
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa perlindungan hukum adalah segala bentuk upaya pengayoman terhadap harkat dan martabat manusia serta pengakuan terhadap hak asasi manusia di bidang hukum. Prinsip perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia bersumber pada Pancasila dan konsep Negara Hukum, kedua sumber tersebut mengutamakan pengakuan serta penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia. Sarana perlindungan hukum ada dua bentuk, yaitu sarana perlindungan hukum preventif dan represif.
68
ilmiah menyatakan bahwa narapidana adalah orang hukuman atau orang buian.131 Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tercantum pada Pasal 1 angka 32, terpidana adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Menurut Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menjelaskan bahwa narapidana adalah terpidana yang sedang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan, menurut Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, terpidana adalah seseorang yang di pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa narapidana adalah seseorang atau terpidana yang sebagian kemerdekaannya hilang sementara dan sedang menjalani suatu hukuman di Lembaga Pemasyarakatan.
Sebelum istilah narapidana digunakan, yang lazim dipakai adalah orang penjara atau orang hukuman. Dalam Pasal 4 ayat (1) Gestichtenreglement (Reglemen Penjara) Stbl. 1917 No. 708 disebutkan bahwa orang terpenjara adalah:
131Dahlan, M.Y. Al-Barry, 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah Seri Intelectual. Target Press.
Surabaya. Hlm 53
69
a. Orang hukuman yang menjalani hukuman penjara (Gevengenis Straff) atau suatu status/keadaan dimana orang yang bersangkutan berada dalam keadaan Gevangen atau tertangkap;
b. Orang yang ditahan buat sementara;
c. Orang di sel;
d. Sekalian orang-orang yang tidak menjalani hukuman orang-orang hilang kemerdekaan (Vrijheidsstraaf) akan tetapi dimasukkan ke penjara dengan sah.
Pengertian tentang narapidana terdapat dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan yang menjelaskan bahwa narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan. Dari pengertian di atas, tidak dijelaskan secara rinci mengenai perbedaan antara narapidana laki-laki dan narapidana wanita, sehingga untuk pengertian narapidana wanita juga menggunakan pengertian dari pasal diatas.
Pengertian narapidana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang hukuman (orang yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana); terhukum.
Landasan Yuridis tentang Narapidana di peraturan perundang- undangan terdapat dalam Undang-undang No. 12 tahun 1995 Pasal 14
70
tentang Pemasyarakatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan Pasal 14-16. Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 Pasal 14 tentang Pemasyarakatan secara tegas menyatakan narapidana berhak:
1. Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya 2. Mendapat perawatan baik rohani maupun jasmani
3. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran
4. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makan yang layak 5. Menyampaikan keluhan
6. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang
7. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan
8. Menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum, atau orang tertentu lainnya
9. Mendapatkan pengurangan masa pidana
10. Mendapatkan kesempatan berasimilasi ternasuk cuti mengunjungi keluarga
11. Mendapatkan pembebasan bersyarat 12. Mendapatkan cuti menjelang bebas
71
13. Mendapatkan hak-hak Narapidana sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Selain mempunyai kewajiban di dalam Lembaga Pemasyarakatan, seoorang narapidana juga mempunyai hak. Dalam kamus Bahasa Indonesia, hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu.132 Seperti halnya manusia pada umumnya, seorang narapidana tetap mempunyai hak yang sama meskipun sebagian dari hak-haknya sementara dirampas oleh negara.
Pedoman PBB mengenai Standard Minimum Rules untuk perlakuan narapidana yang sedang menjalani hukuman (Standard minimum Rules For The Treatment Of Prisoner, 31 Juli 1957), yang meliputi:133
(1) Buku register;
(2) Pemisahan kategori narapidana;
(3) Fasilitas akomodasi yang harus memiliki ventilasi;
(4) Fasilitas sanitasi yang memadai;
(5) Mendapatkan air serta perlengkapan toilet;
(6) Pakaian dan tempat tidur yang layak;
(7) Makanan yang sehat;
132 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Hak. https://kbbi.web.id. Diakses pada 24 Juli 2023
133 Panjaitan dan Simorangkir, 1995. LAPAS Dalam Prespektif Sistem Peradilan Pidana.
Jakarta. Pustaka Sinar Harapan. Hlm. 74.
72
(8) Hak untuk berolahraga diudara terbuka;
(9) Hak untuk mendapatkan pelayanan dokter umum dan dokter gigi;
(10)Hak untuk diperlakukan adil menurut peraturan dan membela diriapabila dianggap indisipliner;
Dari pemaparan mengenai hak-hak narapidana di atas, penjelasan mengenai hak pelayanan kesehatan bagi narapidana adalah mendapatkan Pelayanan Kesehatan dan Makanan. Pelayanan Kesehatan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, Pelayanan kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, tidak terkecuali untuk narapidana.
Naarapidana berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.
Pada setiap LAPAS disediakan poliklinik beserta fasilitasnya dan disediakan sekurang-kurangnya seorang dokter dan seorang tenaga kesehatan lainnya. Pemeriksaan kesehatan di Lembaga Pemasyarakatan dilakukan minimal satu kali dalam sebulan. Pemeriksaan kesehatan itu kemudian dicatat dalam kartu kesehatan. Jika terdapat keluhan dari narapidana, maka dokter atau tenaga kesehatan lainnya wajib melakukan pemeriksaan. Jika dalam pemeriksaan kesehatan terhadap narapidana ditemukan penyakit yang menular atau membahayakan, maka narapidana yang menderita penyakit itu harus dirawat secara khusus. Perawatan khusus
73
yang dapat dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan adalah dokter Lembaga Pemasyarakatan memberikan rekomendasi kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan agar narapidana yang bersangkutan dirujuk ke rumah sakit umum di luar Lembaga Pemasyarakatan dan segera menghubungi keluarga narapidana yang sakit. Biaya perawatan kesehatan di rumah sakit, dibebankan kepada negara. Jika terdapat narapidana meninggal dunia karena sakit atau sebab lain, maka Kepala Lembaga Pemasyarakatan segera memberitahukan hal tersebut kepada keluarganya.
Namun, apabila narapidana yang meninggal dunia dikarenakan sebab yang tidak wajar, maka Kepala Lembaga Pemasyarakatan harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian. Jenazah narapidana yang tidak diambil keluarganya dalam kurun waktu 2 x 24 jam sejak narapidana meninggal dunia, maka Lembaga Pemasyarakatan akan melakukan penguburan sesuai dengan tata cara agama atau kepercayaan narapidana.
C. Kebijakan Internasional Tentang Perlindungan Hak Narapidana