• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakekat Tujuan Pendidikan Islam Menurut Ibnu Khaldun Dalam Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionalisme

فوُ ُرْيَت

A. Hakekat Tujuan Pendidikan Islam Menurut Ibnu Khaldun Dalam Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionalisme

BAB IV

PERSPEKTIF KONSEP ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME TERHADAP KONSEP TUJUAN

PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBNU KHALDUN

A. Hakekat Tujuan Pendidikan Islam Menurut Ibnu Khaldun Dalam

ِةَكَرَْْاَو ّسِْْاَِم ِِتّيِ اَوَػيَ ِِْ ِتاَ اَوَػيَْْا ُعْيََِ ُْتَكَراَش ْيَق َفاَ ْ ِإ ّفَأ َ ِلَذَو َ ِلَذ ِْرَغَو ّنِكْلاَو ِءاَذِغْلاَو ِِب ْيِيَتْهَػي ىِذّلا ِرْكِفْلاِب اَهْػَ َزّػيََ اََِّ َو .

َ ِلَذِل ِءّيَهُمْلا ِعاَمِتْجِإَو ِ ِ ْ ِج ِءاَْػبَأِب ِْيَلَ ِفُواَعّػتاَو ِ ِش اَعَم ِلْيِصْحَتِل ِحَاَص ِءاَ ّػتاَو ِِب َلَمَعْلاَو ََ اَعَػت ِها ِنَ ُءاَيِ ْ َأ ِِب ْتَءاَج اَم ِؿْوُػ َػقَو ِفُواَعّػتلا ُاَرْخأ ِلَب ِْ َ َةتَ ْرَط ِْيِ ِرْكِفْلا ِنَ ُرُػتْفَػي َا اًمِئاَد ِّلُك َ ِلَذ ِِْ ٌركُْم َوُهَػ .

ِرَصَ ْلا ِ ْمَل ْنِم ُعَرْ َأ ِرْكِفْلا ُ َاِتْخا .

121

Hal ini disebabkan bahwa manusia mempunyai kesamaan dengan semua makhluk hidup dalam sifat kemakhlukannya, seperti perasaan, bergerak, makan, bertempat tinggal dan lainnya. Namun manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya karena kemampuannya berpikir yang memberikan petunjuk kepadanya, mendapatkan mata pencaharian, bekerjasama dengan antarsesamanya, berkumpul dalam rangka untuk bekerja sama, menerima dan menjalankan apa ajaran yang dibawa para Nabi dari Allah Swt serta mengikuti jalan kebaikan yang membawanya menuju alam akhirat.

Manusia selalu berpikir dalam semua ini, dan tidak pernah terlepas dari berpikir sama sekali.122

Sehingga jelaslah Ibnu Khaldun menyatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah dari segi kerohanian. Dari kegiatan berfikirnya tadi manusia

selain mendapat pengetahuan umum juga mendapat ajaran

agama yang dibawa Nabi Saw

, sehingga tujuan akhir dari kehidupan manusia adalah mendapatkan kehidupan yang baik di dunia maupun di akhirat. Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah inilah merupakan ujung dan akhir dari proses hidup dan ini merupakan isi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan yang

121 Abdurrahman ibnu Khaldun, Muqaddimah Ibnu Khaldun (Beirut: Dar Al-Kitab Al‟Arabi, 2001), 542-543.

122 Al-Allamah Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun, Mukaddimah Ibnu Khaldun, terj.

Masturi Irham (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2015), 792.

dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan kamil yang mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah inilah merupakan tujuan akhir pendidikan Islam.123 Dalam hal ini pula, filsafat pendidikan rekonstruksionalisme memandang pendidikan harus menjadikan subjek didiknya mampu menggunakan ilmu pengetahuan yang diperolehnya sebagai wahana bagi perealisasian nilai-nilai spiritual.124 Jadi dengan adanya pendidikan, akan mengarahkan manusia kepada tujuan kerohanian seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Khaldun tersebut kepada tujuan akhir yaitu insan kamil yang akan mendapatkan kebaikan di dunia maupun di akhirat.

Filsafat pendidikan rekosntruksionalisme juga memandang pendidikan Islam di sini diartikan bukan hanya mengajarkan teori belaka, namun untuk mengantarkan para peserta didiknya mampu mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalahnya untuk dipecahkan dengan berlandaskan ajaran-ajaran Islam. Sehingga dengan adanya perubahan sosial peserta didik atau manusia ini mampu merencanakan dan mengarahkan perubahan sosial.

Sehingga manusia hendaknya dinamis dan konstruktif dalam melakukan perubahan-perubahan yang jelas arah dan tujuannya. Karena semua perubahan itu harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah Swt maka perubahan yang dilakukan dilandasi oleh nilai-nilai agama Islam.

123 Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam 1 (Bandung: Pustaka Setia, 1998), 66-67.

124 Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan (Bandung: IKAPI, 2003), 171.

Manusia juga merupakan makhluk paedagogik yang dalam kehidupannya selalu ada proses dididik dan mendidik. Menurut Ibnu Khaldun dengan adanya proses pendidikan inilah manusia akan meningkat dari segi pemikirannya. Dengan melakukan akitivitas menuntut ilmu manusia akan memperoleh banyak warisan pengetahuan dari pendahulunya, yaitu guru, sehingga dengan proses menuntut ilmu tersebut potensi akal manusia akan meningkat maka menghasilkan ilmu pengetahuan yang akan terus berkembang. Sehingga potensi yang diberikan Allah Swt pada makhluknya yaitu manusia berupa akal mampu ia kembangkan dan melahirkan para sarjana-sarjana pendidikan yang berkualitas. Sehingga mampu bersaing di masa sekarang ini.

Dalam pandangan filsafat rekonstruksionalisme, pendidikan ini mesti diarahkan untuk memampukan subjek-subjek didik membangun dunia bagi masyarakat melalui pendayagunaan kemampuan akal, indra dan intuisi, sehingga pendidikan harus menjadikan subjek didiknya mampu menggunakan ilmu pengetahuan yang diperolehnya sebagai wahana bagi perealisasian nilai- nilai spiritual.125

Tujuan pendidikan menurut Ibnu Khaldun selanjutnya ialah tujuan peningkatan kemasyarakatan. Dari peningkatan kemasyarakatan ini kembali lagi pada tujuan peningkatan pemikiran yang mampu memberikan ilmu maupun keahlian pada manusia. Hal ini bermaksud bahwa sebuah keahlian

125 Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), 181

yang dimiliki oleh masyarakat akan membawa mereka pada sebuah pekerjaan yang sesuai dengan keahlian masing-masing masyarakatnya, sehingga dari pekerjaannya tersebut manusia memperoleh gaji yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidupnya. Dan jika suatu negara atau kota yang lapangan pekerjaannya sedikit dari jumlah penduduk yang membutuhkan lapangan pekerjaan maka ekonomi suatu masyarakat akan merosot. Sehingga kesejahteraan masyarakatnya menurun. Ini membuktikan bahwa jika negara atau suatu kota peradabannya tinggi maka kesejahteraan masyarakatnya pun juga tinggi. Begitupun sebaliknya jika suatu peradaban negara atau kota rendah maka taraf kesejahteraan masyarakatnya pun juga ikut rendah. Hal ini disebabkan karena walaupun tingkat keahlian atau ilmu masyarakatnya tinggi namun jika tidak dibarengi dengan lapangan pekerjaan yang memadai maka manusia tidak dapat menyalurkan keahlian di masing-masing bidangnya.

Karena memang pada era modern ini menurut filsafat pendidikan rekonstruksionalisme tujuan pendidikan haruslah menumbuhkan kesadaran pada manusia maupun peserta didik yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial, ekonomi dan politik. Selain itu, manusia mempunyai keterampilan atau pun keahliannya masing-masing untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Sehingga tujuan akhirnya adalah terciptanya masyarakat baru, yaitu masyarakat global yang saling ketergantungan.

Selain itu, rekonstruksionalisme percaya bahwa pendidikan sebagai suatu lembaga masyarakat tentulah diarahkan pada upaya rekayasa sosial,

sehingga segala aktivitasnya pun senantiasa merupakan solusi bagi berbagai problematika kehidupan dalam masyarakat. Sekolah dalam hal ini menjadi agen perubahan sosial, politik dan ekonomi yang primer. Oleh karena itu, lembaga pendidikan mesti memiliki komitmen untuk menciptakan masyarakat baru yang sarat dengan nilai-nilai dasar budaya dan sosial ekonomi yang akan membentuk harmonisasi masyarakat. Pendidikan dalam hal ini mesti diarahkan pada perubahan pola pikir masyarakat, sehingga teknologi- teknologi yang begitu besar lebih dijadikan sebagai sumber kreativitas dari pada untuk menghancurkan.

Jadi, yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun mengenai ilmu dan pengajaran adalah lumrah bagi peradaban manusia karena sangat diperlukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik dan sekaligus menunjukkan dinamisnya suatu budaya masyarakat maka otomatis semakin bermutu dan dinamis pula keterampilan di masyarakat tersebut.

Sehingga kesejahteraan masyarakatnya pun meningkat.

Maka dari itu, pada era globalisasi ini yang sanggup bertahan hanyalah mereka yang berorientasi ke depan, yang mampu mengubah pengetahuan menjadi kebijakan. Seperti halnya aliran filsafat pendidikan rekonstruksionalisme, karena tantangan yang cukup berat inilah, untuk mengantisipasinya diperlukan upaya-upaya strategis. Tujuan pendidikan di masa sekarang tidak cukup hanya dengan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, keimanan dan ketakwaan saja, tetapi juga harus diarahkan pada

upaya melahirkan manusia yang kreatif, inovatif, mandiri dan produktif, mengingat dunia yang akan datang adalah dunia yang kompetitif, penuh persaingan.126

B. Epistemologi Tujuan Pendidikan Islam Menurut Ibnu Khaldun Dalam