• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hal lain yang diatur Dalam Kode Etik (i) Konflik Kepenmtingan

Dalam dokumen latar belakang pengelolaan zakat di indonesia (Halaman 119-125)

AMIL DAN KODE ETIK AMIL

C. Hal lain yang diatur Dalam Kode Etik (i) Konflik Kepenmtingan

Jika terjadi konflik kepentingan saat berinteraksi kerja, maka amil wajib:

1. Mengutamakan kepentingan lembaga di atas kepentingan golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan lembaga oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain

2. Menghindari melakukan kegiatan baik secara sendiri ataupun bersama dengan amil lain di dalam maupun di luar lingkungan kerja dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan lembaga

3. Menghindari menjadikan pihak keluarga menjadi mitra tanpa melalui proses pemilihan vendor sesuai dengan regulasi lembaga

(ii) Kerahasiaan dan Penggunaan Informasi Resmi

1. Amil wajib menyimpan rahasia lembaga dan/atau jabatan dengan sebaik-baiknya dan menghindari pemanfaatan rahasia lembaga yang diketahui karena kedudukan dan/atau jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan, dan pihak lain

115

2. Amil wajib melaporkan ke atasan strukturalnya, apabila mengetahui ada tindakan pembocoran rahasia dan informasi resmi lembaga yang dapat membahayakan atau merugikan lembaga, baik bersifat materil ataupun non materil

3. Setelah mendapatkan informasi dan/atau laporan, maka atasan tersebut wajib melaporkannya kepada bagian Human Resource

4. Menghindari membawa informasi dan data lembaga yang diketahuinya baik berupa dokumen manual atau digital keluar dari lembaga apabila mengundurkan diri atau PHK karena alasan-alasan lainnya.

(iii) Penggunaan Barang dan Fasilitas Lembaga

1. Amil wajib menggunakan dan memelihara barang milik lembaga dengan sebaik- baiknya

2. Amil tidak diperkenankan menyalahgunakan barang-barang, uang, atau surat-surat berharga milik lembaga

3. Amil tidak diperkenankan memiliki, menjual, menggadaikan, menyewakan, meminjamkan, atau membeli barang-barang, uang, dokumen, atau surat-surat berharga milik lembaga secara tidak sah.

(iv) Lingkungan Kerja

Selama di lingkungan kerja, amil wajib:

1. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik dan kondusif

2. Menjaga dan memelihara lingkungan kerja yang bersih, rapih, sehat, aman, dan nyaman

3. Menghindari diri dari merokok, penyalahgunaan alkohol, dan narkoba

116

4. Tidak melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam terhadap amil lain atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerja

5. Mengetahui, memahami, dan melaksanakan ketentuan tentang standar berpakaian yang berlaku

6. Menhindari diri dari penyalahgunaan senjata api dan barang-barang berbahaya lainnya

(v) Pemberian Berupa Hadiah atau Imbalan Kepada Amil

Dalam melaksanakan tugasnya, amil seringkali harus berhubungan dengan berbagai pihak yang mengharapkan adanya penyimpangan lembaga dari ketentuan yang berlaku, dengan menjanjikan hadiah atau imbalan untuk amil tersebut. Dalam hal ini, amil wajib:

1. Menolak melakukan penyimpangan prosedur dan menolak pemberian hadiah atau imbalan dalam bentuk apapun dari pihak manapun yang diketahui atau patut diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan amil tersebut

2. Menghindari untuk bertindak selaku perantara bagi pengusaha, suatu lembaga, atau golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari lembaga

3. Melaporkan kepada lembaga setiap adanya pemberian berupa hadiah atau imbalan ataupun fasilitas dalam bentuk apapun yang diterima karyawan sehubungan dengan jabatan atau pekerjaan karyawan yang bersangkutan

(vi) Hubungan Dengan Penerima Manfaat

1. Amil wajib memberikan pelayanan yang terbaik dari segi sikap maupun bantuan terkait semua layanan lembaga yang diberikan kepada penerima manfaat

117

2. Amil wajib berlaku adil dalam memperlakukan semua penerima manfaat dan calon penerima manfaat dengan memposisikan sesuai dengan haknya

3. Amil diwajibkan untuk bersikap sopan dan penuh kasih sayang ketika menghadapi penerima manfaat dan calon penerima manfaat

4. Amil senantiasa mendoakan penerima manfaat setelah memberikan bantuan agar bantuan yang diberikan membawa manfaat dan berkah dari Allah SWT.

(vii) Hubungan Dengan Keluarga

1. Amil yang memiliki hubungan kekerabatan dengan karyawan lain di lembaga, harus melaporkan hubungan kekerabatan ini ke bagian HR. Hal ini dilakukan agar pihak HR dapat mengatur posisi masing-masing amil agar tidak saling berbenturan kepentingan

2. Hubungan keluarga yang dimaksud adalah hubungan keluarga sampai derajat kedua dalam garis lurus maupun garis ke samping yaitu suami/istri, orang tua kandung/tiri/angkat, saudara kandung/tiri/angkat, anak kandung/tiri/angkat, suami/istri dari anak kandung/tiri/angkat, kakek/nenek kandung/tiri/angkat, cucu kandung/tiri/angkat, suami/istri dari saudara kandung/tiri/angkat, dan mertua

3. Lembaga tidak membolehkan adanya hubungan kekerabatan dalam satu garis struktural dan /atau fungsional

(viii) Aktivitas Politik

1. Amil wajib menghindarkan diri dari mengikuti aktivitas politik terlarang 2. Amil dapat melakukan aktivitas politik di luar waktu dan tempat kerja

118

3. Amil wajib menghindari menggunakan jabatan dan wewenang yang dimilikinya untuk memengaruhi atau memaksa amil lain agar melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan aktivitas politik

(ix) Sanksi

1. Amil yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik akan dikenakan sanksi 2. Sanksi yang dimaksud dibuat secara tertulis dan disahkan oleh ketua berdasarkan

hasil keputusan personnel committee.

3. Keputusan pemberian sanksi dilakukan setelah melakukan pemeriksaan terhadap amil yang melakukan pelanggaran.

4. Pemberian sanksi dapat dilakukan dengan pernyataan tertutup dan/atau terbuka 5. Dalam pemberian sanksi harus disebutkan jenis pelanggaran kode etik yang telah

dilakukan oleh amil yang bersangkutan.

(x) Personnel Committee

Untuk penegakkan kode etik, lembaga membentuk personnel committee. Pembentukan personnel committee ditetapkan oleh ketua. Adapun mekanisme Personel Committee sebagai berikut:

1. Personnel committee mengambil keputusan setelah melakukan pemeriksaan terhadap amil yang diduga melakukan pelanggaran kode etik

2. Personnel committee mengambil keputusan setelah memberi kesempatan kepada amil yang bersangkutan untuk melakukan pembelaan diri

3. Keputusan personnel committee diambil secara musyawarah dan mufakat

119

4. Dalam hal musyawarah dan mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan suara terbanyak

5. Keputusan personnel committee bersifat final

120

Dalam dokumen latar belakang pengelolaan zakat di indonesia (Halaman 119-125)