• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harga Pokok Produksi

Dalam dokumen akuntansi manajemen (teori dan aplikasi) (Halaman 30-33)

BAB II DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

B. Harga Pokok Produksi

1. Pengertian harga pokok produksi

Harga pokok produksi (cost of good manufactured) adalah semua biaya yang untuk membuat satu unit barang jadi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik (Hanggana, 2008). Manfaat mengetahui harga pokok produksi adalah:

a. Untuk menghitung nilai persediaan barang jadi.

b. Untuk menghitung harga pokok penjualan.

c. Untuk dasar menentukan harga jual.

d. Untuk menentukan penawaran harga jual suatu kontrak penjualan.

e. Untuk memenangkan persaingan di pasar.

Menurut Mulyadi (2000: 10) harga pokok merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva, selain itu harga pokok juga digunakan untuk menunjukkan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Namun karena pembuatan produk tersebut bertujuan mengubah aktiva (berupa persediaan bahan baku) menjadi aktiva lain (persediaan produk jadi), maka pengorbanan bahan baku tersebut, yang berupa biaya bahan baku, akan membentuk harga pokok produksi.

AKUNTANSI MANAJEMEN 2. Metode penentuan harga pokok produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan yaitu Pendekatan full costing dan Pendekatan variable costing”. (Mulyadi, 2000 : 18). Adapun penjelasan dari kutipan tersebut di atas adalah sebagai berikut;

a. Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.

b. Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap).

Setiap perusahaan yang dilakukan penghitungan harga pokok produk mempunyai tujuan yang ingin dicapainya. Adapun tujuan dari penghitungan harga pokok produk adalah:

a. untuk memberikan bantuan guna mendekati harga yang dapat dicapai.

b. Untuk menilai harga-harga yang dapat dicapai atau ditawarkan dari pendirian ekonomi perusahaan itu sendiri.

c. Untuk menilai penghematan dari proses produksi.

d. Untuk menilai barang yang masih dikerjakan.

e. Untuk penetapan yang terus-menerus dan anlisis dari hasil perusahaan.

Harga pokok produk dalam perusahaan manufaktur biasanya berasal dari biaya produksi yang menghitung tiga jenis biaya, antara lain:

1. Direct Material (Bahan Langsung)

Biaya produksi berhubungan dengan biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku mengacu pada biaya bahan langsung. Bahan adalah bahan mentah

AKUNTANSI MANAJEMEN

yang diolah menjadi barang jadi melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas. Bahan i ni dapat berupa bahan baku dan bahan lainya, baik bahan penolong atau bahan lainya.

Bahan langsung merupakan bahan baku produksi yang secara fisik dapat ditelusuri langsung kepada sebuah produk. Biaya bahan langsung dibebankan pada biaya produk. Mulyadi (2000,925) mengatakan bahwa “Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi”

2. Direct Labor (Tenaga Kerja Langsung)

“Biaya Tenaga Kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.”(Mulyadi 2000,343). Tenaga kerja langsung berarti waktu dan tenaga yang dapat ditelusuri secara langsung kepada produk yang dihasilkan. Item ini biasanya dihitung dengan satuan waktu atau lama pekerja menyelesaikan sebuah pekerjaan. Pengamatan secara fisik/langsung dilakukan untuk mengidentifikasi besar biayanya. Dalam perusahaan manufaktur penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan. Pembagian ini bertujuan untuk membedakan biaya tenaga kerja yang merupakan unsur harga pokok produk dari biaya tenaga kerja nonpabrik, yang bukan merupakan unsur harga pokok produksi, melainkan merupakan unsur biaya usaha.

b. Penggolongan menurut kegiatan departemen dalam perusahaan. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan

c. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya. Dalam suatu departemen tenaga kerja dapat digolngkan menurut sifat pekerjaanya.Penggolongan menurut hubungannya dengan produk. Dalam hubunganya dengan produk tenag kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

3. Overhead

Overhead merupakan pos terakhir dimana biaya-biaya yang ada tidak dapat dimasukkan pada bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead juga menampung biaya -biaya tidak langsung yang dipakai untuk mendukung produksi. Dalam buku “Akuntansi Biaya”

pengertian biaya overhead dinyatakan sebagai berikut :

“Biaya overhead adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang elemennya dapat digolongkan ke dalam Biaya bahan penolong, Biaya reparasi dan pemeliharaan, Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya yang timbul sebagai akibat

AKUNTANSI MANAJEMEN

penilaian terhadap aktiva tetap, Biaya yang timbul akibat berlalunya waktu dan Biaya overhead lain.” (Mulyadi : 2000,207).

Penggolongan Biaya Overhead Pabrik dalam buku “Akuntansi Biaya” ada tiga cara penggolongan :

a. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut siafatnya

b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut prilakunya dalam hubunganya dengan perubahan volume kegiatan,

c. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen.

(Mulyadi : 2000,207 )

Adapula biaya yang muncul diluar dari biaya untuk memproduksi barang, yang bisa disebut dengan biaya non-produksi. Biaya Non-produksi pada umumnya dibedakan menjadi biaya penjualan dan biaya administrasi. Biaya penjualan biasa disebut dengan biaya mendapatkan pesanan dan biaya memenuhi pesanan yang terdiri dari biaya pemasara n, distribusi, dan biaya pelayanan pasca penjualan. Sedangkan biaya administrasi yaitu seluruh biaya yang tidak dapat dibebankan pada produksi maupun penjualan yang meliputi pengembangan, layanan administrasi, dan lain sebagainya.

Dalam dokumen akuntansi manajemen (teori dan aplikasi) (Halaman 30-33)