BAB X PENGANGGARAN PERUSAHAAN
A. Pengertian Penganggaran
Penganggaran memegang peran penting dalam perencanaan dan pengendalian. Perencanaan (planning) adalah proses mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.
Anggaran (budget) adalah ekspresi kuantitatif suatu rencana yang dinyatakan dalam satuan fisik atau keuangan atau keduanya.Secara umum budget atau anggaran merupakan proses perkiraan atau memperhitungkan antara harta atau pendapatan yang dimiliki dengan pengeluaran untuk kebutuhan di masa mendatang. Anggaran merupakan metode untuk menerjemahkan tujuan dan strategi organisasi ke dalam bentuk operasional. Pengendalian (control) adalah proses menetapkan standar, memperoleh umpan balik mengenai kinerja yang sesungguhnya, dan melakukan koreksi apabila kinerja yang sesungguhnya menyimpang dari rencana. Anggaran dapat digunakan untuk membandingkan hasil sesungguhnya dengan hasil yang direncanakan. Jika diperlukan, hasil perbandingan tersebut dapat digunakan untuk mengarahkan operasi agar kembali seperti yang direncanakan.
Budget atau anggaran juga bagian dari ilmu mikro ekonomi yang menunjukkan bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan melakukan trade-off yaitu meletakkan aspek tertentu dan mengganti aspek lainnya untuk mendapatkan goals yang akan dicapai organisasi atau perusahaan tersebut.
1. Jenis-Jenis Anggaran
a. Anggaran Induk (master budget)
Adalah sebuah rencana keuangan komprehensif selama satu tahun yang terdiri atas anggaran berbagai departemen dan aktivitas. Anggaran induk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan.
1) Anggaran Operasional (operating budget)
Terdiri atas anggaran aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam rangka memperoleh keuntungan, misalnya penjualan, produksi, dan persedian barang jadi. Hasil akhir anggaran operasional adalah laporan laba rugi dianggarkan atau pro forma.
2) Anggaran Keuangan (financial budget)
Meliputi anggaran arus kas masuk, arus kas keluar, dan posisi keuangan. Rencana arus kas masuk dan arus kas keluar diperinci dalam anggaran kas.
AKUNTANSI MANAJEMEN
b. Anggaran Berkelanjutan (continuous atau roliing budget)
Dalam anggaran berkelanjutan (bergulir), setelah anggaran satu bulan direalisasi, anggaran satu bulan di masa datang ditambahkan sehingga perusahaan selalu memiliki anggaran dengan cakupan dua belas bulan. Anggaran berkelanjutan menuntut manajer untuk selalu melakukan perencanaan di muka. Suatu organisasi biasanya menyiapkan anggaran tahun yang akan datang sekitar empat atau lima bulan sebelum tahun anggaran dimulai.
c. Anggaran yang Selalu diperbarui (continuously updated budget)
Anggaran ini hampir sama dengan anggaran berkelanjutan. Tujuan anggaran ini bukan agar perusahaan selalu memiliki anggaran selama dua belas bulan, melainkan untuk memperbarui anggaran induk setiap bulan saat diperoleh informasi baru.
2. Fungsi dan Tujuan Anggaran
Sebagai bentuk komunikasi bottom-up kepada pihak manajemen tinggi atau pihak terkait
dalam suatu proyek atau pekerjaan pada periode tertentu. Sehingga manajemen tahu apa yang menjadi prioritas pengeluaran.
Sebagai bahan penilaian kelayakan suatu pekerjaan atau proyek yang akan dilakukan.
Sebagai bahan review perencanaan terhadap keuangan organisasi atau perusahaan untuk
menentukan resource apa yang pantas digunakan berdasarkan nilai keuangan.
Sebagai alat ukur, pembanding, evaluasi, kontrol terhadap performa kegiatan atau proyek
yang telah dikerjakan.
Memastikan bisnis berjalan sesuai rencana dan komitmen. Sehingga segala pengeluaran
terukur.
Mengukur sisa keuangan yang nantinya bisa digunakan untuk periode selanjutnya.
Sebagai acuan dalam mengambil keputusan dalam menerapkan metode pelaksanaan sehingga
sumber daya yang tersedia dapat dimaksimalkan.
3. Sistem Penyusunan Anggaran
Sistem penyusunan anggaran meliputi sistem anggaran induk konvensional atau tradisional, zero-based budgeting (ZBB), serta planning, programming, and budgeting system (PPBS). Macam- macam sistem penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :
a. Sistem Anggaran Induk Tradisional
Sistem ini pada dasarnya merupakan sistem anggaran incremental. Pembuatan anggaran induk sebagian besar didasarkan pada anggaran induk tahun sebelumnya. Hasil-
AKUNTANSI MANAJEMEN
datang menentukan apakah suatu unsur dalam anggaran induk akan ditambah atau dikurangi. Dalam anggaran induk konvensional, ketika manajemen menganggarkan biaya operasi pusat pertanggungjawaban penekanan diberikan pada biaya input.
b. Zero-Based Budgeting (ZBB)
Dalam sistem ZBB manajer pusat pertanggungjawaban harus menjustifikasi setiap aktivitas yang direncanakan dan taksiran biayanya seolah aktivitas tersebut baru pertama kali dilakukan. ZBB dimulai dengan pembuatan daftar semua aktivitas atau program yang disebut paket keputusan (decision packages) oleh pusat-pusat pertanggungjawaban. Setiap paket keputusan diperingkat menurut arti pentingnya bagi manajer pusat pertanggungjawaban. Peringkat tersebut idealnya didasarkan pada kesesuaian tujuan paket keputusan dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
c. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
PPBS ini lebih mirip dengan ZBB dibandingkan anggaran induk konvensional. Sistem pemrograman, perencanaan, dan penganggaran lebih fokus pada output (program atau aktivitas) organisasi. Prinsip PPBS adalah alokasi sumber daya organisasi yang terbatas pada aktivitas atau program yang menjanjikan tingkat hasil paling besar. Pembuatan anggaran dengan PPBS mencakup empat langkah berikut :
1) Manajemen tingkat atas harus merencanakan sasaran dan tujuan organisasi jangka panjang dan jangka pendek secara strategis.
2) Mengidentifikasi semua alternatif aktivitas atau program untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
3) Biaya dan manfaat kuantitatif dan kualitatif setiap alternatif aktivitas atau program harus diperkirakan.
4) Anggaran yang disusun menunjukkan aktivitas atau program yang dipilih dan jumlah rupiah yang dialokasikan kepada setiap aktivitas atau program beserta perinciannya.
4. Pendekatan Penyusunan Anggaran
Terdapat dua pendekatan ekstrem dalam penyusunan anggaran induk, yaitu : a. Pendekatan Manajemen Tingkat Atas atau Top-Down
Berdasarkan pendekatan ini, direktur perusahaan seperti direktur penjualan, produksi, keuangan, dan administrasi dituntut untuk membuat perkiraan penganggaran berdasarkan pengalaman dan pengetahuan mereka mengenai perusahaan dan industri.
b. Pendekatan “Akar Rumput” (“grass root “ approach) atau Bottom-Up
AKUNTANSI MANAJEMEN
Berdasarkan pendekatan akar rumput, perkiraan penyusunan anggaran dimulai dari bawah, misalnya untuk membuat perkiraan penjualan akan dimulai dari tingkat tenaga penjual.
Kedua pendekatan tersebut masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan tersendiri, tapi sebagian besar organisasi menerapkan pendekatan penyusunan anggaran diantara kedua pendekatan ekstrem tersebut atau lebih condong ke pendekatan akar rumput.
Dengan melakukan hal tersebut, mereka berharap mendapatkan manfaat dari keunggulan kedua pendekatan.
5. Pengumpulan Informasi untuk Penganggaran
Pada awal proses penganggaran induk, manajer anggaran menginformasikan kepada semua bagian untuk mengumpulkan data anggaran. Data yang digunakan untuk menyusun anggaran berasal dari banyak sumber. Salah satunya adalah data historis. Namun demikian, data historis saja tidak cukup untuk membuat perkiraan dimasa datang. Data-data tambahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a) Perkiraan Penjualan
Dasar yang digunakan untuk menyusun anggaran penjualan dan anggaran lain dalam anggaran induk adalah perkiraan penjualan. Apabila perkiraan penjualan ditentukan secara cermat dan akurat, maka tahap berikutnya dalam proses juga akan dapat lebih diandalkan.
Penyusunan perkiraan penjualan dimulai dengan pembuatan estimasi penjualan oleh setiap tenaga penjual. Estimasi penjualan kemudian diberikan kepada manajer wilayah. Manajer wilayah akan me-reviewestimasi penjualan dan melakukan penyesuaian berdasarkan pengalaman dan informasi tambahan yang dimilikinya. Estimasi yang diterima dari semua tenaga penjual oleh manajer wilayah akan digabung dan diserahkan kepada manajer pemasaran untuk di-reviewdan disetujui.
b) Perkiraan Variabel Lainnya
Perkiraan penjualan bukan satu-satunya yang diperlukan dalam anggaran. Perkiraan mengenai biaya dan kas yang terkait juga diperlukan. Banyak faktor yang dipertimbangkan dalam pembuatan perkiraan penjualan juga dipertimbangkan dalam pembuatan perkiraan biaya. Untuk membuat perkiraan biaya, data jumlah biaya historis sangat bermanfaat. Manajer dapat menyesuaikan jumlah masa lalu berdasar pengetahuannya mengenai peristiwa di masa datang.
AKUNTANSI MANAJEMEN