• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II Kajian Pustaka

A. Kajian Pustaka

5. Sistem Ekskresi

1. Pengertian Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi artinya sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak bermanfaat bagi tubuh misalnya mengeluarkan CO2 saat bernafas, berkeringat, buang air kecil (urine).

Alat-alat ekskresi pada manusia antara lain hati, paru-paru, kulit dan ginjal.

Tiap hari badan menciptakan kotoran serta zat-zat sisa dari bermacam proses badan. Zat makanan yang diserap oleh usus hendak diedarkan oleh darah ke segala badan. Di dalam sel-sel badan zat-zat yang hendak hadapi berbagai proses yang diucap metabolisme. Selama

21

metabolisme berlangsung, zat-zat sampah tersebut semakin banyak di dalam tubuh. Jika zat tersebut semakin banyak di dalam tubuh maka akan membahayakan kesehatan tubuh manusia. Kotoran dan zat-zat sisa pada tubuh harus dibuang melalui alat-alat ekskresi supaya tubuh tetap sehat dan terbebas dari penyakit.

2. Anatomi Dan Fisiologi Organ Ekskresi a. Paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada pas di atas diafragma. Diafragma adalah sekat berotot yang menghalangi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri atas dua bagian ialah kiri serta kanan, paru-paru dibungkus oleh selaput yang diucap pleura. Paru-paru tersusun atas berjuta-juta alveolus yang mempunyai guna berarti dalam pertukaran gas pernafasan. Paru- paru dikelilingi oleh banyak pembuluh darah kecil yang diucap pembuluh kapiler alveoli. Berikut merupakan gambar paru-paru serta bagian penyusunnya.

Gambar 2.1 Paru-Paru

22

Sumber: Https://www.biologijk.com

Ekskresi menurut paru paru artinya CO2 dan H2O yang didapatkan menurut proses pernapasan, buat menggambarkan adanya air pada udara pernapasan coba hembuskan nafas dalam bagian atas cermin, maka akan terlihat bahwa cermin atau kaca tadi akan berembun.

Prinsipnya CO2 diangkut menggunakan cara yaitu melalui plasma darah (15 %) dan diangkut dalam bentuk ion HCO3 (30 %) dan pula melalui proses berantai pertukaran klorida yaitu karbon dioksida.

Darah dalam alveolus paru-paru mengikat O2 dan ditransfer ke jaringan tubuh. Dalam jaringan tubuh darah mengikat CO2 buat dimuntahkan beserta H2O (pada bentuk uap).

b. Kulit (integumen)

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar berdasarkan tubuh insan yang keliru satu manfaatnya merupakan buat mengeluarkan keringat. Kulit pula berfungsi menjadi pelindung terhadap kerusakan-kerusakan fisik dampak gesekan, kuman-kuman, panas, penyinaran, zat kimia, dan lain-lain. Proses pengeluaran keringat diatur sang hipotalamus (otak). Hipotalamus bisa membentuk enzim bradikinin yang bekerja menghipnotis aktivitas kelenjar keringat. apabila hipotalamus menerima rangsangan, contohnya berupa perubahan suhu dalam pembuluh darah, maka rangsangan tadi diteruskan sang saraf simpatik ke kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air

23

garam dan sedikit urea berdasarkan kapiler darah dan lalu mengirimnya ke bagian atas kulit pada bentuk keringat.

Kulit terdiri berdasarkan 3 lapisan jaringan yang memiliki fungsi dan ciri berbeda. Ketiga lapisan tadi yaitu : lapisan epidermis, lapisan dermis dan lapisan hipodermis.

1) Lapisan Epidermis

Lapisan epidermis adalah lapisan paling tipis dan terluar berdasarkan kulit mempunyai lapisan tanduk yang dianggap keratinosit namun jua mengandung sel-sel melanosit (sel yang menaruh pigmen dalam kulit), sel Langerhans (berperan pada reaksi imunologi kulit) dan sel merkel (biasa masih ada dalam kulit tebal, berfungsi menjadi mekanoreseptor sensoris dan sistem neuroendokrin difus).

Epidermis terdiri atas 5 lapisan sel pembuat keratin (keratinosit) mencakup stratum basale, stratum spinosum, stratum granulosum (mengandung pigmen), stratum lucidum, dan stratum korneum (yg meninggal dan selalu mengelupas).

2) Lapisan Dermis

Lapisan ini adalah selapis jaringan ikat yang asal menurut mesoderm. Dermis terdiri atas 2 lapisan, yaitu stratum papilare, dan stratum retikularis. Pada lapisan ini juga banyak terdapat folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan saraf. Ujung saraf indera, terdiri menurut ujung saraf peraba dan

24

ujung saraf perasa. Bagian ujung saraf perasa ini bisa mencicipi rangsangan berupa sentuhan, tekanan, nyeri, dingin, dan panas.

Ujung saraf peraba bisa mencicipi kasar atau halusnya sesuatu.

Ujung saraf ini tidak beredar merata ke semua bagian atas lapisan dermis, misalnya ujung-ujung jari lebih poly mempunyai ujung- ujung saraf peraba. Kelenjar keringat, adalah kelenjar yang berfungsi buat sistem ekskresi keringat yang terdiri atas air dan mineral lain.

Keringat didapatkan lalu dibawa ke bagian atas buat dimuntahkan melalui pori-pori (rongga kulit). Keringat adalah zat- zat residu metabolisme.

Kantong rambut, adalah bagian rambut yang berisi akar dan batang rambut. Rambut bisa tumbuh lantaran menerima suplai nutrisi menurut pembuluh kapiler ke akar rambut. Di dekat akar rambut masih ada otot-otot yang bisa menegangkan rambut saat berkontraksi, dan dekat akar rambut masih ada ujung-ujung saraf perasa, sebagai akibatnya ketika rambut dicabut bisa merasakannya. Kelenjar minyak, adalah kelenjar yang terletak pada kurang lebih batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi buat membuat minyak yang menjaga rambut permanen sehat dan supaya rambut tidak kering.

3) Hipodermis ( jaringan ikat bawah kulit)

25

Hipodermis (jaringan ikat bawah kulit) adalah jaringan ikat yg terletak pada bawah lapisan dermis, tetapi batas pemisah antara bagian epidermis menggunakan bagian dermis ini nir jelas. Lapisan ini adalah loka penyimpanan lemak pada tubuh, sebagai akibatnya acap kali kali pula dikenal menggunakan lapisan lemak bawah tubuh. Lemak tadi berfungsi buat melindungi menurut benturan benda keras, menjadi penjaga suhu tubuh lantaran lemak bisa menyimpan panas, dan menjadi asal tenaga cadangan.60 Berikut merupakan gambar lapisan-lapisan penyusun

kulit dan bagiannya.

Gambar 2.2 Kulit Sumber: Https://hisham.id c. Ginjal

Manusia mempunyai sepasang ginjal, ginjal mempunyai fungsi utama menjadi penyaring darah. Ginjal mempunyai struktur lapisan terluar korteks dan struktur lapisan terdalam merupakan medula. Salah satu bagian terpenting pada proses penyaringan darah pada ginjal merupakan nefron. Nefron tersusun atas badan malpighi yang terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman. Selanjutnya tubulus kontortus

26

terdiri atas tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus kolektivus, lengkung henle ascenden (naik) dan descending (turun). Proses pembentukan urine:

1) Filtrasi (penyaringan) adalah proses penyaringan darah yg terjadi pada pada glomerulus. Pada bagian ini darah mengandung sel darah dan plasma darah. Di pada plasma darah mengandung air, garam, ion, protein, vitamin, hormon, glukosa, asam amino, asam urat, dan amonia. Molekul-molekul akbar misalnya protein, dan sel darah akan balik ke vena, yang tersaring merupakan air, garam, glukosa, asam amino, urea, amoniak, asam urat, hormon, dan vitamin yg dinamakan menjadi urin primer (filtrate glomerulus).

2) Reabsorpsi (penyerapan kembali). Zat-zat yang masih berguna bagi tubuh akan diserap kembali pada tubulus kontortus proksimal.

Molekul urin primer yang diserap kembali yaitu air yang akan diserap kembali disesuaikan dengan kondisi tubuh dengan cara osmosis yang terjadi di henley. Ion dan garam akan diserap melalui proses transpor aktif primer. glukosa akan diserap melalui proses difusi terfasilitasi. dan asam amino, hormon, dan vitamin akan diserap melalui transpor aktif sekunder. Dari proses ini nantinya akan menghasilkan urine sekunder (filtrat tubulus).

3) Augmentasi. Tahap ini terjadi penambahan zat sisa dari organ lain ke urine sekunder dan pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh seperti urea, NH3, amoniak, K+ , dan H+ untuk

27

dikeluarkan dari darah ke distal. Proses terakhir ini maka akan menghasilkan urin sesungguhnya.64 Berikut adalah gambar bagian bagian dari proses pembentukan urin.

Gambar 2.3 Ginjal

Sumber: Https://www.nafiun.com Beberapa fungsi pada ginjal:

a) Menyaring darah. Mengkonsumsi kuliner setiap hari menjadi produsen tenaga sehabis melalui proses pencernaan pastilah akan membuat zat sisa, racun dan toksin. Zat-zat tersebutlah yang akan dimuntahkan sang ginjal. Nefron merupakan keliru satu bagian ginjal yang menjalankan fungsi ini.

b) Menjaga ekuilibrium air didalam tubuh. Ginjal setiap hari mengeluarkan kurang lebih dua liter air menurut pada tubuh.

Sebagian air dimuntahkan agar nir terjadi kelebihan air didalam darah. Apabila kelebihan maka darah akan mengencer dan

28

sangat bahaya bagi tubuh. apabila hiperbola maka akan dimuntahkan menurut tubuh keliru satunya melalui ginjal.

c) Mengatur kadar kalium pada darah. Kalium merupakan mineral yang berfungsi menciptakan seluruh sel, jaringan, dan organ pada tubuh tetap berfungsi dengan baik. Namun jika kadarnya berlebih maka akan menyebabkan hyperkalemia yang dapat menyebabkan otot jantung berhenti berdetak atau berdetak tidak beraturan. Jika kadarnya kurang maka akan terjadi kelelahan, kulit kering, kelemahan otot, dan gerak reflek menjadi lambat maka dari itu ginjal menjadi penting.

d) Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh. Ginjal akan mengekskresikan zat yang merugikan bagi tubuh seperti urea, asam urat, amoniak, garam organik, dan juga obat-obatan.

Jika zat tersebut tidak dikeluarkan akan berbahaya bagi tubuh.

e) Memproses ulang zat. Ginjal akan mengembalikan zat yang masih berguna bagi tubuh kembali menuju darah. Zat tersebut berupa glukosa, garam, air, dan asam amino. Proses pengambilan zat yang masih berguna ke dalam darah disebut reabsorpsi.

f) Penghasil zat dan hormon. Ginjal merupakan penghasil zat atau hormon tertentu seperti eritropoietin, kalsitriol, dan renin.

Hormon eritropoetin (EPO) berfungsi untuk merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah oleh sumsum

29

tulang. Renin berfungsi mengatur tekanan darah di dalam tubuh, dan kalsitriol berfungsi menjaga kesetimbangan vitamin D untuk kesetimbangan kimia didalam tubuh.

Dunia kedokteran menyampaikan bahwa terdapat poly perubahan pada tubuh insan yg terjadi dampak marah. Kelenjar adrenal/kelenjar suprarenalis (adrenal glands) yg terletak diatas 2 organ ginjal akan mengalami proses sekresi yg membentuk 2 jenis hormon, yaitu hormon adrenalin &

hormon adrenalin. Hormon ini didapatkan menjadi respon terhadap setiap jenis emosi atau tekanan jiwa misalnya rasa takut, risi & marah. Pengeluaran hormone adrenalin ini menciptakan detak jantung nir normal. Hormon adrenalin akan mengalami peningkatan yang sangat signifikan jika mengalami tekanan emosi.

d. Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar yang masih ada didalam tubuh, yang letaknya pada rongga perut sebelah kanan atas, di bawah sekat rongga badan atau diafragma. Hati secara luar dilindungi sang iga-iga.

Hati berwarna merah tua, dalam orang dewasa berat hati kira-kira dua kilogram. Fungsi hati berhubungan dengan metabolisme tubuh.

Metabolisme merupakan kata buat memberitahukan perubahan perubahan kimiawi yg terjadi didalam tubuh buat melaksanakan aneka macam fungsinya.

30

Berikut merupakan gambar organ hati bersama bagian-bagian penyusunnya.

Gambar 2.4 : Hati Sumber: Https://biologijk.com

Hati dapat dimasukkan dalam sistem pengeluaran atau pembuangan karena organ ini dapat menghasilkan getah empedu.

Empedu merupakan cairan kehijauan yang mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, serta pigmen yang disebut biliverdin dan bilirubin. Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu dan dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan, misalnya: untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, mengubah zat yang tak larut dalam air menjadi zat yang dapat larut dalam air, dan membantu daya absorpsi lemak pada dinding usus.

Kurang lebih dari 10 (sepuluh) juta sel darah merah yang sudah tua dan rusak dirombak dalam hati oleh sel khusus yang biasa disebut

31

dengan histiosit. Hasil perombakan sel darah merah adalah: fe, haemin, globin, haemin merupakan bahan dasar pembentukan zat warna empedu yaitu bilirubin dan biliverdin, kemudian dikeluarkan kedalam usus 12 jari dan dioksidasi sehingga berwarna kuning.

Fungsi hati diantaranya yaitu menetralkan racun, pembentukan dan perombakan sel darah merah. Hati juga mempunyai fungsi yang sangat penting ialah menghasilkan getah empedu dari hasil perombakan sel darah merah. Organ hati juga merupakan kelenjar yang mampu menghasilkan enzim arginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino ornitin dan urea. Ornitin mampu mengikat NH3dan CO2 yang bersifat racun agar mudah diekskresikan ke dalam empedu dan air kemih (urine)

3. Gangguan atau Kelainan pada Sistem Ekskresi Manusia 1. Gangguan pada paru-paru

a) Disebabkan dari infeksi bakteri misalnya TBC, pleuritic, silicosis.

b) Sesak nafas, disebabkan dari debu dan sebagainya.

c) Pneumonia, disebut juga peradangan pada dinding alveolus dari bakteri Diplococcus pneumonia.

d) Kanker paru-paru, disebabkan oleh tumor ganas yang terbentuk dalam epitel bronkus dan bronkiolus.

e) Emfisema, yaitu kerusakan dinding alveolus yang diikuti pengurangan bagian respirasi paru-paru.

2. Gangguan pada hati

32

a) Penyakit kuning, disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu.

b) Hepatitis, merupakan penyakit pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis.

c) Kanker hati, peradangan pada hati yang menyebabkan terganggunya fungsi hati.

3. Gangguan pada kulit

a) Kudis, disebabkan dari infeksi tungau.

b) Gangrene, matinya sel kulit karena tidak mendapat suplai makanan akibat berhentinya aliran darah.

c) Jerawat, ialah gangguan kronis pada kelenjar minyak karena tersumbatnya pori-pori kulit.

d) Panu, disebabkan dari infeksi jamur Malassezia furfur pada permukaan kulit dan menyebabkan bekas berwarna putih.

4. Gangguan pada ginjal

a) Diabetes melitus, ialah disebabkan karena adanya glukosa dalam urine yang dikarenakan menurunnya produksi hormon insulin oleh pankreas.

b) Batu ginjal, terdapatnya batu dari pengendapan garam mineral dalam saluran urine (uretra atau ureter) yang menyebabkan kesulitan saat mengeluarkan urine.

c) Nefritis, peradangan pada glomerulus yang karenakan oleh infeksi bakteri Streptococcus.

d) Hematuria, yaitu adanya sel darah merah dalam urine

33

Menurut Hasrudin, materi biologi dapat dipandang sebagai sesuatu yang sederhana, namun juga dapat dipandang sebagai sesuatu yang rumit dan kompleks (Hasruddin,2009:149). Salah satu materi yang dianggap sulit untuk dipahami oleh para siswa, menurut penelitian Aprilianti adalah materi sistem ekskresi manusia karena sistem ekskresi mencakup sub bab yang cukup banyak (Aprilianti, 2013:1). Hal serupa juga diungkapkan oleh guru biologi di SMAN 28 Jakarta, berdasarkan hasil wawancara peneliti, materi sistem ekskresi merupakan salah satu materi biologi yang tidak mudah dipahami oleh siswa, terutama materi tentang ginjal. Hal ini dikarenakan materi sistem ekskresi pada manusia berisikan serangkaian proses yang terjadi di dalam tubuh manusia dan melibatkan organ-organ dalam tubuh yang sulit untuk dijelaskan tanpa menggunakan alat atau teknologi yang mendukung. Oleh sebab itu, dibutuhkan alat atau teknologi yang dapat menggambarkan materi tersebut secara representatif.

Menurut Sohriati, 2016 Konsep sistem ekskresi yang dipelajari oleh peserta didik kelas XI merupakan suatu materi yang dianggap cukup sulit untuk dijelaskan oleh guru jika hanya menggunakan metode ceramah tanpa adanya strategi dan model pembelajaran yang cukup menarik minat peserta didik untuk belajar. Pada konsep sistem ekskresi membahas tentang organ-organ ekskresi pada manusia, struktur dan fungsi organ ekskresi pada manusia, proses pembentukan urine, proses pengeluaran keringat, kelainan atau penyakit pada sistem ekskresi, dan organ-organ ekskresi pada hewan vertebrata dan invertebrata (misalnya pada ikan dan

34

serangga) yang banyak menggunakan gambar dan memerlukan waktu yang banyak. Sehingga tanpa ada penjelasan guru melalui model pembelajaran yang menarik, peserta didik akan kesulitan dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya strategi dan model yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik, sehingga dalam belajar lebih terarah namun tetap rileks, peserta didik tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran.

B. Kerangka Pikir

Kerangka Pikir merupakan kesimpulan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Latar belakang permasalahan yang timbul di SMA Negeri 3 Binamu jeneponto kelas XI pada materi Sistem Ekskresi adalah hasil belajar dan minat siswa yang rendah, rendahnya hasil belajar dan minat siswa disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran di SMA 3 binamu jeneponto masih kurang bervariasi dan kurangnya sarana media pembelajaran di sekolah. Aktivitas belajar dengan permainan dirancang dalam pembelajaran kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, pesaing sehat, dan keterlibatan belajar. Berdasarkan pokok pemikiran diatas, memungkinkan bahwa model pembelajaran TGT berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Siswa dapat menguasai dan memahami materi pelajaran dengan baik sehingga peneliti memberikan solusi untuk melakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran tgt untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Tujuannya agar siswa

35

mampu menguasai materi yang diberikan, dan hasil yang diharapkan agar hasil belajar siswa dapat meningkat sesuai dengan yang diinginkan. Pemikiran ini dijabarkan melalui berbagai bagan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir C. Hipotesis Penelitian

1. Diduga melalui pembelajaran TGT dengan media puzzle motivasi siswa belajar akan meningkat

PROSES BELAJAR MENGAJARDI SMA NEGERI 3 BINAMU JENEPONTO

KONSEP EKSRESI

KONVENSIONAL TGT DENGAN MEDIA PUZZLE

KELAS X A KELAS X B

HASIL BELAJAR

ANALISIS

TEMUAN

REKOMENDASI

36

2. a. H0 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran TGT dengan media puzzle terhadap hasil belajar biologi konsep ekskresi pada siswa kelas XI SMA negeri 3 binamu jeneponto.

b. H1 : Ada pengaruh model pembelajaran TGT dengan media puzzle terhadap hasil belajar biologi konsep ekskresi pada siswa kelas XI SMA negeri 3 binamu jeneponto.

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Eksperimen yang melibatkan dua kelas, dimana ada sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Model pembelajaran TGT. Dengan Media Puzzle terhadap hasil belajar kognitif dan motivasi belajar pada Materi Sistem Ekskresi di SMA Negeri 3 Binamu Jeneponto.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah pretest, posttest, control group design, yaitu, eksperimen yang dilaksanakan pada dua kelompok. Kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kedua sebagai control, dan akan diawali dengan pretest, dan diakhiri dengan posttest setelah diberikan perlakuan. Secara umum model penelitian eksperimen ini disajikan pada tabel 3.1

Table 3.1 Bentuk Desain Pretest-Posttest Kontrol Group Ke

lompok

Pr etest

Pe rlakuan

Po sttest

R 0¹ X 0²

R 0³ - 0⁴

Sumber : Sugiyono (2011)

38 Keterangan

R : pengambilan sampel secara acak X : perlakuan pada kelas eksperimen 0¹ : pretest kelas eksperimen

0² : posttest kelas eksperimen 0³ : pretest kelas kontrol 0⁴ : pretest kelas eksperimen

3. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas, definisi operasional variabel dimaksud untuk memberikan gambaran yang jelas tentang variabel-variabel yang diperhatikan sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran. Adapun definisi operasional variabel yang dipakai dalam penelitian ini yaitu:

1. Model Pembelajaran TGT

Model pembelajaran TGT ini diterapkan pada kelas eksperimen atau kelas XI IPA 1 adapun materi yang dibawakan yaitu materi Sistem Ekskresi dengan alokasi waktu yaitu 4 kali pertemuan.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh setelah siswa menjalani pretest dan posttest. Hasil belajar dimaksud adalah hasil belajar kognitif berupa angka-angka atau nilai yang didapatkan oleh siswa setelah pembelajaran yang dilakukan selesai. Nilai ini diperoleh dengan melihat

39

1 hasil tes belajar siswa setelah mengerjakan soal 30 butir pada pilihan ganda tentang materi Sistem Ekskresi.

4. Subjek penelitian

Pada penelitian kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 3 Binamu untuk dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran TGT dengan media Puzzle.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sma Negeri 3 Binamu Jeneponto. XI Ipa 1 = Kelas eksperimen XI Ipa 2 = kelas kontrol sedangkan waktu pelaksanaan dalam penelitian ini selama dua bulan. Pelaksanaan sesuai dengan program pembelajaran efektif pada semester 2 tahun ajaran 2019/2020

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA negeri 3 Binamu jeneponto, 100 siswa dan terbagi menjadi 4 kelas.

Tabel 3.2 Siswa Kelas XI Sma Negeri 3 jeneponto Romb

el

Jumla h siswa XI IPA

1

20

XI IPA 20

40 2

XI IPA 3

30

XI IPA 4

30

Total 100

Sumber: SMA Negeri 3 jeneponto 2019 2. Sample

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik “simple random sampling” dengan alasan bahwa sifat populasi yang terdiri dari beberapa kelompok/kelas dan setiap kelompok/kelas di sekolah yang bersangkutan memiliki anggota dengan sifat dan karakteristik yang diasumsikan sama atau hampir sama, hal ini dikarenakan pembagian kelas di sekolah tersebut tidak berdasarkan peringkat atau bersifat homogen. Setelah diambil dua kelas secara acak, terpilihlah kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran (TGT) dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol

Tabel 3.3 Sampel Penelitian Sam

pel

Jumlah

XI IPA 3

20 siswa

41 XI

IPA 4

20 siswa

Tota l

40 Siswa

Sumber : Sma Negeri 3 jeneponto C. Jenis dan Sumber data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Menurut Rubino Rubiyanto (2009: 77) data kualitatif adalah

“data yang bersifat deskriptif, keterangan, informasi, kata-kata bukan bersifat angka-angka”. Peneliti memperoleh data-data berupa keterangan dan informasi serta fakta-fakta dari responden secara lisan maupun tertulis, kemudian dikumpulkan, diidentifikasi dan dikategorikan. Selanjutnya dicari hubungan dengan data yang ada dan disusun secara sistematis.

2. Sumber data

Sumber data penelitian diperoleh dari seluruh siswa kelas XI Sma Negeri 3 Jeneponto ,yang siswanya berjumlah 20 S, data yang diambil tentang interaksi siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, khususnya data tentang hasil tes belajar siswa di akhir proses pembelajaran. Peneliti dalam hal ini merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, pengumpulan data juga akan dilakukan dengan cara

Dokumen terkait