BAB II BAB II
2.1.1. Hasil – hasil Penelitian
Beberapa hasil penelitian implementasi yang telah dikemukakan oleh sejumlah pakar, telah menambah jumlah deretan proses implementasi dalam pengambilan suatu kebijakan. Untuk memperlihatkan urgensi penelitian ini dalam penelitian implementasi kebijakan publik, atau meletakkan di mana posisi penelitian ini dalam penelitian terdahulu, maka penelitian-penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut .
1. Penelitian yang dilakukan oleh TR.Rachmat Sentika (Disertasi,2007), yang berjudul “Implementasi Kebijakan Nasional Dan Peran Pemerintah daerah Dalam Penghapusan Perdagangan Anak.( Studi Di Kabupaten Karawang ).
Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri masalah yang berkaitan dengan Implementasi Kebijakan Nasional Penghapusan Perdagangan Anak khususnya peran Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan kebijakan nasional Penghapusan Perdagangan Anak secara komprehensif dari para pelaksana di tingkat kabupaten.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi implementasi Kebijakan Penghapusan Perdagangan Anak yaitu : Faktor lingkungan, faktor nilai dan faktor sumber daya, yang ketiganya saling berinteraksi melalui peran pemerintah daerah yang kuat. Hasil analisis kondisi EVR digambarkan dalam penelitian ini berada dalam kuadran kiri seimbang diantara atas dan
bawah, sehingga disimpulkan bahwa EVR rendah sehingga menjadi faktor kelemahan dan faktor ancaman bagi implementasi Kebijakan Penghapusan Perdagangan Anak, sehingga dibutuhkan pengikat berupa peran Pemerintah Daerah yang peduli anak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dimana instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri.
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang berkaitan dengan situasi dan kondisi empiris implementasi kebijakan nasional penghapusan perdagangan anak di Kabupaten Karawang, baik yang ditemukan di lapangan, maupun yang dianalisis dengan data sekunder.
Sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah orservasi,wawancara mendalam, fokus diskusi group dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian tersebut menujukkan bahwa Implementasi Kebijakan Nasional Penghapusan Perdagangan Anak belum dilaksanakan sebagaimana mestinya dan Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan kebijakan penghapusan perdaganga anak belum berperan sebagaimana mestinya sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh kebijakan nasional penghapusan perdagangan anak. Hal ini karena kepemimpinan pemerintah daerah belum peduli anak dan belum mampu memadukan tiga unsur EVR.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Timbul Butar-Butar (Disertasi,2007), berjudul “Pengaruh Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi, Dan Struktur Birokrasi Terhadap Kualitas Pelayanan Angkutan Kota (Studi Implementasi Kebijakan Angkutan Kota Di Kota Bogor )”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membangun konsep baru berupa model implementasi kebijakan angkutan kota dalam meningkatkan kualitas pelayanan angkutan kota di Kota Bogor, meliputi ; 1) Besarnya pengaruh komunikasi terjhadap kualitas pelayanan angkutan kota di Kota Bogor 2) Besarnya pengaruh sumber-sumber daya terhadap kualitas pelayanan angkutan kota di Kota Bogor 3) Besarnya pengaruh disposisi terhadap kualitas pelayanan angkutan kota di Kota Bogor, dan 4) Besarnya pengaruh strktur birokrasi terhadap kualitas pelaynan angkutan kota di Kota Bogor.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Strategi penelitian yang digunakan adalah survey. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terstruktur, pengmatan, dan dokumentasi. Teknik analisisnya menggunakan analisis jalur. Uji validitas alat ukur yang digunakan adalah produk moment pearson dan uji reliabilitas instrukmen yang digunakan adalah alfa cronbach.
Hasil penelitian menunjukan, bahwa komunikasi,sumber daya, dan disposisi berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan angkutan kota di Kota Bogor. Pengaruh komunikasi yang signifikan ini (25,2%), karena baik para pejabat pelaksana maupun para petugas lapangan memahami dengan baik isi kebijakan tersebut. Kemudian, pengaruh sumber daya yang signifikan (22,0%),karena para petugas lapangan memiliki kemampuan melalui teknik pemagangan yang dikoordinir oleh koordinator lapangan.
Pengaruh disposisi yang signifikan (23,3%), karena para petugas lapangan, selain mereka direkrut melalui sistem kontrak juga mereka diberikan
insentif yang menarik bagi mereka yang memiliki prestasi. Sedangkan struktur birokrasi tidak berpengaruh secara signifikan dalam penelitian ini.
Hal ini disebabkan oleh belum efektifnya koordinasi eksternal (Fragmentasi) antara polisi lalu lintas dan para petugas lapangan dalam menangani kemacetan lalu lintas.
Penelitian ini tidak banyak memberikan penjelasan mengenai belum efektifnya koordinasi eksternal yang dibangun antara polisi lalu lintas dan para petugas lapangan terutama dalam menangani kemacetan lalu lintas.
Tidak juga menjelaskan lebih rinci bagaimana strategi menghadapi bila terjadi kemacetan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Thoriq,Muhammad ( Thesis,2005) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Publik Pada Prona Swadaya Di Kabupaten Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruhi komunikasi, kemampuan pegawai dan struktur birokrasi terhadap pelaksanaan pensertifikatan tanah melalui Prona Swadaya di Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang.
Hasil penelitian diperoleh jawaban responden dimana Implementasi Kebijakan Publik pada Prona Swadaya di Kabupaten Semarang dikategorikan baik. Namun penilaian yang kurang baik dan tidak baik ada sebanyak 45,5 %. Hal ini menunjukan bahwa masih ada kekurangan dalam implementasi kebijakan publik pada prona swadaya di Kabupaten Semarang dimana target selama tiga tahun terakhir tidak tercapai, baik ditinjau dari
jumlah pendaftar maupun jumlah bidang tanah yang didaftarkan. Dalam hal komunikasi perlu ditingkatkan dalam menunjang implementasi kebijakan publik pada prona swadaya di Kabupaten Semarang. Selain itu, hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian angtara lain sosialisasi yang belum merata, termasuk kepala desa/perangkat desa yang belum memahami tentang Prona Swadaya. Begitu pula media yang belum maksimal dalam penyampaian informasi Prona Swadaya. Berkaitan dengan pegawai, hal ini menunjukan masih diperlukan adanya pembenahan dan perbaikan dalam peningkatan mutu atau kualitas pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang.
Adapun struktur birokrasi secara umum dinilai belum menunjukan secara proporsional dan profesional yang memerlukan pembenahan segera, seperti; adanya kontradiktif kewenangan dalam pelaksanaan tugas antar seksi, beban tugas yang tidak seimbang antar seksi, kurangnya koordinasi dengan Kepala Desa/Kelurahan dan belum adanya strategi yang akan dilaksanakan untuk tahun berikutnya.
Penelitian ini hanya menyoroti dan menampilkan data-data yang sifatnya mikro melalui data-data sekunder dan sangat miskin penjelasan yang konkrit melalui kasus-kasus atau bukti-bukti empiris.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Alamsyah (2003) berjudul “Perilaku Birokrasi Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi pada Dinas-Dinas di Kabupaten Lebak Provinsi Banten)”. Masalah utama dalam penelitian ini kualitas pelayanan publik di Kabupaten Lebak yang dilakukan oleh dinas-
dinas belum optimal, dan perilaku birokrasi belum kondusif terhadap kualitas pelayanan publik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pangruh perilaku birokrasi terhadap kualitas pelayanan publik di Kabupaten Lebak. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan tipenya adalah survey. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku birokrasi yang dilakukan oleh dinas-dinas Kabupaten Lebak secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelayanan publik, dengan kata lain bahwa dimensi adil,peduli,disiplin, peka dan tanggung jawab adalah dimensi- dimensi konstruk yang signifikan atau bermakna dari variabel laten perilaku birokrasi. Sedangkan perilaku birokrasi yang dilakukan oleh dinas-dinas di Kabupaten Lebak secara simultan berpengaruh signifikan atau nyata terhadap kualitas pelayanan publik. Artinya, semakin baik perilaku birokrasi akan diikuti, semakinh baik pula kualitas pelayanan publik pada dinas-dinas di Kabupaten Lebak.
Penelitian ini kurang memberikan penjelasan mengenai dimensi- dimensi dari perilaku birokrasi seperti; adil, peduli, disiplin, peka dan tanggung juawab.
Dari hasil-hasil penelitian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa belum ada penelitian yang memfokuskan pada peningkatan kualitas pelayanan publik dengan mengintegrasikan berbagai stakeholder yang terkait dan saling berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan. Hal tersebut terutama
dalam hubungan organisasi dan antar organisasi untuk membangun komitmen dan koordinasi dalam implementasi kebijakan, seperti ; hubungan koordinasi organisasi pemangku kepentingan, pelaksana kebijakan level bawah dan sasaran dari suatu kebijakan. Hal inilah yang menjadi alasan utama sehingga memilih fokus penelitian sebagaimana diuraikan dalam tulisan ini, yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.