Oleh karena itu, sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih dan terima kasih kepada para dosen dan anggota dewan penguji atas segala bantuan, koreksi dan perbaikan yang sangat penting dalam menambah mutu keilmuan penulisan karya ini. disertasi. Ismail Said, SH.MH, prof. dr. H. Sulaeman Asang, MS, Prof. Deddy T. Tikson Ph.D.
Latar Belakang Penelitian
Secara konseptual akan dikembangkan barang-barang unggulan di wilayah KSK yang akan diseleksi berdasarkan beberapa kriteria evaluasi. Minimnya identifikasi komoditas unggulan di wilayah KSK Kabupaten Bone selama ini membuat KSK belum bisa diandalkan sebagai penggerak perekonomian daerah di Kabupaten Bone.
Rumusan Masalah
Oleh karena itu penulis menjadikannya sebagai landasan untuk memahami permasalahan sosial ekonomi di wilayah KSK Kabupaten Bone.
Maksud dan Tujaun Penelitian 1. Maksud Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada pelaksanaan program infrastruktur sosial ekonomi daerah (PISEW) di Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) di Kabupaten Bone bertujuan untuk. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pemerintah daerah dan masyarakat serta berbagai pihak mengenai pelaksanaan program PISEW sebagai kebijakan dalam upaya mengentaskan kemiskinan, mengurangi angka pengangguran dan kesenjangan antar daerah.
BAB II
Hasil – hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan Alamsyah (2003) berjudul “Perilaku Birokrasi Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pelayanan di Kabupaten Lebak Provinsi Banten)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku birokrasi terhadap kualitas pelayanan publik di Kabupaten Lebak.
Beberapa Pemikiran
Generasi kedua; Generasi 1980-an adalah generasi yang mengembangkan pendekatan “top-down” dalam implementasi kebijakan. Kekuasaan untuk menetapkan kebijakan menjadikan birokrasi jalanan sebagai aktor penting dalam implementasi kebijakan publik.
Model Edward III
Wewenang adalah kewenangan atau legitimasi para aktor dalam pelaksanaan kebijakan yang ditentukan secara politik. Selanjutnya mengenai langkah-langkah proses implementasi sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel terikat), sebagai berikut.
Model Van Meter dan Horn
Hal ini sangat penting karena efektivitas implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh gaya pelaksananya. Sikap menerima atau menolak kontraktor sangat mempengaruhi berhasil tidaknya implementasi kebijakan publik. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang kurang mendukung akan mempengaruhi dan berpotensi menjadi kelemahan dalam implementasi kebijakan publik.
Sedangkan kelemahan model implementasi kebijakan yang dibangun oleh Van Meter dan Van Hom adalah adanya tumpang tindih antara indikator dan dimensi variabel kinerja (policy performance).
Model Merilee S. Grindle
Perubahan ini tentunya memberikan pengaruh positif terhadap pencapaian hasil kebijakan yang akan diterapkan. Singkatnya, dalam suatu perumusan kebijakan yang diputuskan untuk menjadi kebijakan yang diimplementasikan, harus diperhatikan waktu yang tepat untuk mengambil keputusan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah seorang aktor yang akan melaksanakan suatu kebijakan harus memperhatikan kekuatan dan kekuasaan yang mempengaruhinya, kepentingan-kepentingan yang terlibat, dan strategi yang digunakan dalam melaksanakan suatu kebijakan.
Oleh karena itu, dalam implementasi kebijakan pemilu daerah, keberhasilan kinerja dapat diukur dari sejauh mana kepatuhan dan respon para pelaksana kebijakan dalam menafsirkan suatu kebijakan.
Model Goggin
- Paradigma dan teori-teori yang mendasari PISEW KSK
- Teori Pemberdayaan
- Integrated Implementation Theory
- Struktur Kelembagaan Program PISEW KSK
Istilah ini secara keseluruhan dikenal sebagai hubungan koordinasi antar organisasi yang dapat memperbaiki dan menentukan pola implementasi kebijakan. Faktor berikutnya adalah proses penerapan kebijakan organisasi dan antar organisasi ditandai dengan komitmen dan koordinasi (Winter, 2004). Dengan demikian, proses implementasi kebijakan dapat tercapai pada waktu yang optimal untuk mewujudkan kebutuhan dan kepentingan.
Oleh karena itu, birokrasi tingkat bawah menjadi aktor penting dalam implementasi kebijakan publik, dan kinerjanya sangat konsisten dengan standar program yang terkait dengan kegiatannya (Lipsky, 1980).
Tim Koordinasi Kabupaten
Menyusun rencana dan langkah operasional di bidang administrasi dan teknis pelaksanaan PNPM PISEW. Hal ini terkait dengan tugas pemerintah daerah kabupaten yaitu membentuk tim koordinasi untuk mengakomodir seluruh kebutuhan dan kepentingan masyarakat, melalui kegiatan PISEW. Proses kebijakan tidak hanya melibatkan perilaku administratif dan organisasi, tetapi juga perilaku politik (Dunn, 1981).
Sekretariat Kabupaten
Keterlibatan SKPD dengan Sekretariat Daerah berperan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari PISEW di tingkat kabupaten sesuai jadwal. Melaksanakan TUPOKSI sesuai bidangnya masing-masing dan dapat melakukan kegiatan secara lengkap sesuai petunjuk teknis. Terjadi komunikasi intensif antara Sekretariat Daerah dengan SKPD terkait untuk membahas rencana kegiatan PISEW, yang dapat mendukung dalam bentuk subkegiatan yang sesuai, yaitu kegiatan pemerintah kabupaten yang dibiayai APBD Kabupaten untuk mendukung atau menyinkronkan kegiatan program PNPM PISEW .
Satuan kerja PNPM PISEW yang dibentuk di tingkat kabupaten adalah pejabat pengelola anggaran seperti Kuasa Pengguna Anggaran (AKP) yang ditunjuk oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) atas usul Bupati.
Penanggung Jawab Operasional Kegiatan ( PJOK )
Kelompok Diskusi Sektor ( KDS )
Lembaga Kemasyarakatan Desa ( LKD )
Menyelenggarakan transparansi pelaksanaan kegiatan melalui musyawarah desa dan publikasi informasi pelaksanaan kegiatan pada papan pengumuman serta menjamin aksesibilitas bagi semua orang. Sesuai dengan kriteria infrastruktur yang dibangun, LKD mengutamakan teknologi sederhana, peralatan sederhana, terutama material lokal. Apabila dalam satu desa terdapat paket pekerjaan yang bernilai lebih dari 50 juta, maka secara teknis masing-masing jenis pekerjaan dapat dipecah menjadi beberapa paket dengan memperhatikan kendala pendanaan, yang akan dibahas lebih rinci pada BAB IV.
Namun apabila di desa dimaksud terdapat beberapa LKD, maka masing-masing LKD dapat ditunjuk sebagai pelaksana secara langsung.
Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah
- Pelaksanaan Program PISEW KSK
Penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam PNPM-PISEW pada dasarnya dilakukan dengan memperkuat peran, pengetahuan dan pengalaman lembaga dan perangkat di dalamnya. Pada diagram di bawah ini, dilihat pada tingkat sistem, PNPM PISEW memberikan kerangka kebijakan bagi pengambil keputusan di Kabupaten Bone (eksekutif dan legislatif). Kegiatan yang akan dilakukan adalah pelibatan pendamping PNPM PISEW dalam proses Musrenbang Kabupaten Bone hingga disepakatinya kegiatan di SKPD.
Pada tingkat individu, PNPM PISEW mengutamakan kerangka pengembangan profesionalisme, kompetensi dan kemahiran aparatur pemerintah daerah (SDM) dalam melaksanakan tugasnya.
Pertimbangan Drainase
Standar teknis jalan desa mengacu pada Petunjuk Teknis Pembangunan Jalan Desa yang sudah ada, antara lain:
Geometri Jalan
Tempat Persimpangan
Tanjakan Jalan
Tikungan pada Tanjakan Curam
Bentuk Badan Jalan
Bentuk Badan Jalan Di Daerah Curam
Bahu Jalan
Pemadatan Tanah
Jenis jembatan yang dikembangkan di perdesaan terdiri atas: Jembatan Gantung, Jembatan Kayu, Jembatan Beton, Jembatan Kayu Lalu Lintas Besi. Dapat dibangun di tempat yang tidak terdapat balok kayu dan besi yang sangat sulit/relatif mahal untuk diangkut. Tanpa pengawasan yang ketat, risiko kegagalan cukup tinggi - Keterampilan membangun jembatan beton tidak tersedia.
Jembatan beton tidak diperbolehkan di tempat yang sifat tanahnya kurang stabil dan daya dukungnya buruk.
Tambatan Perahu
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan tambatan kapal antara lain; (a) Pada sungai yang tidak pada bagian yang melengkung, (b) tidak pada bagian yang mudah tererosi, (c) pada lalu lintas sungai yang cukup padat dan sempit, tidak menggunakan tipe pier mooring, (d) tidak pada pantai yang terdapat ombaknya cukup besar. Tempat tambatan perahu berbentuk memanjang dengan jenis konstruksi berdasarkan bentuk pantai atau tepian sungai. Bahan utama yang digunakan untuk pengikatan bangunan adalah kayu keras golongan I (satu) atau kayu keras golongan kuat II (dua) sesuai dengan SKBI yang berkaitan dengan spesifikasi perumahan dan bangunan.
Standar kekuatan tambatan perahu terhadap beban tanah minimal 300 kg/m2, dan ketahanan material minimal 10 tahun.
Kriteria Infrastruktur untuk Peningkatan Produksi Pertanian
Berfungsi untuk menaikkan tinggi muka air sungai sesuai kebutuhan dan mengalihkan air ke saluran pembawa sesuai debit yang dibutuhkan. Bendung bronjong tidak diperbolehkan di aliran sungai yang membawa batu, kayu, dan air sungai yang agresif. Sifatnya tidak permanen, berupa deretan bendungan yang ditempatkan di sepanjang sungai pada bagian sungai yang relatif lurus dan dasar sungainya tidak terlalu kuat.
Setiap baris cerucuk terdiri daripada lajur yang digerakkan secara menegak dengan jarak paling jauh antara lajur 1 m.
Kriteria Infrastruktur untuk Pemasaran Pertanian / Pasar Desa
Setiap deretan cerucuk ditutup dengan dinding penutup yang terdiri dari kayu-kayu yang disusun rapi secara horizontal, sehingga bahan pengisi yang ditempatkan pada ruang di antara deretan cerucuk tidak keluar. Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan untuk kebutuhan minum, memasak, mandi, dan energi. Air sebagai salah satu faktor penting bagi kehidupan sangat dibutuhkan dalam kriteria air bersih.
Petunjuk teknis tersebut mencakup pengelolaan air bersih di pedesaan dengan beberapa contoh, antara lain: Sumur pompa. Sumur pompa tangan merupakan suatu cara penyediaan air bersih dalam bentuk sumur yang dibuat dengan cara mengebor tanah pada kedalaman air minimal 7 meter dari permukaan tanah. Di atas permukaan tanah, kedalaman dasar biasanya antara 12 – 15 meter agar rendemen air yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.
Kriteria Sarana Pendidikan
Kriteria Infrastruktur untuk Sarana Kesehatan
- Komoditas Unggulan Daerah
- Perspektif Komunikasi dalam Program PNPM – PISEW KSK
- Objek Penelitian
- Definisi Konsep
- Desain dan Jenis Penelitian
- Strategi Penelitian
- Informan
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Peran pemerintah daerah sangat penting dan sangat penting dalam pengembangan dan pemberdayaan komoditas unggulan lokal sebagai salah satu penopang perekonomian daerah. Oleh karena itu, komoditas unggulan lokal mempunyai keterkaitan dengan berbagai pemangku kepentingan yang saling berperan sesuai dengan kewenangannya. Para pemangku kepentingan tersebut saling terkait dan saling mendukung sehingga peran koordinasi dalam mencapai tujuan menjadi unsur utama dalam pengembangan komoditas unggulan.
Mitra kerja lainnya mengumpulkan data tanggapan mereka terhadap proses pelaksanaan kerja sama pengembangan fasilitas premium di kawasan strategis kabupaten.
Taknik Penjodohan Pola
Dalam hal ini generalisasi yang digunakan adalah generalisasi analitik, bukan generalisasi berbasis populasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini, beserta strateginya, adalah teknik pencocokan pola, teknik pembangkitan penjelasan, dan teknik analisis deret waktu. Dalam penelitian ini ketiga teknik tersebut digunakan secara bersamaan untuk saling melengkapi.
Dalam penelitian ini, temuan-temuan berupa wawancara, pengamatan terhadap 'objek nyata' dan data sekunder akan mampu menunjukkan bahwa sistem jaringan antar organisasi menentukan atau tidak menentukan strategi pertumbuhan ekonomi daerah.
Teknik Pembuatan Penjelasan
Teknik Analisis Deret Waktu
- Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Data yang bias akibat kesalahan pengumpulan data akan sangat mempengaruhi keakuratan dalam menarik kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang umum digunakan oleh peneliti kualitatif adalah triangulasi (Huberman & Miles. Teknik ini menggunakan metode yang berbeda untuk memeriksa keabsahan data yang dikumpulkan, melalui sumber informasi yang berbeda, peneliti yang berbeda dan metode pengumpulan data yang berbeda. (Creswell.
Untuk menjamin keabsahan data penelitian ini, peneliti dalam penelitian ini menggunakan sumber informasi yang berbeda dan metode pengumpulan data yang berbeda.
BAB IV
Ketinggian Tempat (Elevation of Place)
Wilayah Kabupaten Bone terletak pada ketinggian yang berbeda-beda mulai dari 0 meter hingga lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Kondisi permukaan tanah bervariasi dari landai, bergelombang hingga curam, daerah yang landai terdapat di sepanjang pantai dan bagian utara, sedangkan di bagian barat dan selatan umumnya bergelombang hingga curam, dengan rincian sebagai berikut :.
Kedalaman Tanah (Depth of Land)
Jenis Tanah (Type of land)
Iklim (Climate)
Jumlah Penduduk
Potensi Sektor Pertanian Kabupaten Bone a. Pertanian Tanaman Pangan (Food Crops)
Namun produktivitas padi di Kabupaten Bone masih lebih tinggi dibandingkan produktivitas padi di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yaitu hanya 4,89 ton/ha. Produktivitas komoditas perkebunan di kabupaten Bone masih tergolong rendah, hal ini disebabkan karena teknik budidaya yang dilakukan petani belum intensif. Populasi ternak utama di Kabupaten Bone adalah populasi ternak utama (sapi, kerbau, kuda dan kambing) dan unggas (ayam petelur, ayam pedaging, ayam kampung dan itik).
Persentase ternak yang dipelihara di Kabupaten Bone cukup tinggi dari segi jumlah penduduk, yaitu sebesar 38,63%, lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk ternak lainnya.
Perkembangan Ekonomi
- Profil Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) 1. Sumberdaya Alam
Lahan bendungan satu-satunya berada di Kecamatan Awangpone dengan luas 850 Ha, disusul Kecamatan Barebbo dengan luas 270 Ha. Tabel 4.12 menunjukkan luas panen tertinggi tanaman pangan dan palawija terdapat di Kecamatan Barebbo yaitu 11.235 Ha, kemudian Kecamatan Awangpone 7.441 Ha dan Kecamatan Palakka 4.514 Ha. Usaha pemancingan tambak di wilayah KSK hanya terdapat di Kecamatan Awangpone dan Kecamatan Barebbo yang merupakan wilayah pesisir.
Dengan membandingkan Tabel 4.17 dan Tabel 4.18, diperoleh hasil bahwa produktivitas perikanan tambak di Kecamatan Barebbo lebih tinggi dibandingkan di Kecamatan Awangpone.
Kondisi Infrastruktur
Keberadaan pelayaran untuk wilayah ini sangat penting untuk melancarkan pergerakan antar pulau khususnya dari dan ke Sultra. Dari data yang ada, jumlah sambungan telepon yang terpasang di kawasan ini sebanyak 1239 unit dan trennya terus meningkat setiap tahunnya. Sumber listrik di kawasan ini diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang digunakan untuk perumahan, komersial, kegiatan perkantoran, fasilitas sosial, pelayanan umum, dan penerangan jalan.
Keberadaan gardu listrik yang dialokasikan untuk pembangunan daerah diharapkan dapat menunjang jenis kegiatan yang dimungkinkan dan mampu mendorong kegiatan agroindustri.
Sumberdaya Manusia a. Jumlah Penduduk