BAB II BAB II
9. Pemadatan Tanah
Tanah pada bagian galian tidak perlu dipadatkan lagi kecuali pernah mengalami gangguan yang mengakibatkan tanah menjadi kurang padat. Sebelum kegiatan pemasangan perkerasan jalan, semua daerah timbunan harus dipadatkan dengan mesin gilas, steamper, atau timbrisan. Pemadatan ini membantu menjaga stabilitas dan daya dukung tahan badan jalan.
Proses pemadatan dilakukan pada kadar air tanah optimum yaitu tanah pada keadaan sedikit basah, tetapi kalau digenggam tidak ada air mengalir ke luar.
Pelaksanaan pemadatan tanah dilakukan lapis demi lapis dengan setiap lapis mempunyai tebal maksimum 20 cm. Untuk daerah tempat tanah dasarnya jelek, maka badan jalan harus diadakan perkuatan, misalnya cerucuk atau stabilisasi.
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, fungsi dan jenis Jalan Desa dapat ditetapkan berdasarkan Kepadatan Penduduk untuk setiap Km2, seperti terlihat pada tabel :
Tabel Perkiraan Penduduk, Jenis dan Fungsi Jalan No. Perkiraan
Penduduk / Km2
Jenis dan Fungsi Jalan
Keterangan
1. < 10 Jalan Setapak
Lebar dan jenis perkerasan disesuaikan dengan standar dan spesifikasi teknis jalan desa
2. 11 – 15 Jalan tanah untuk roda 2 3. 16 – 25 Jalan tanah untuk roda 4 4. 26 – 35 Jalan untuk roda 4 diperkeras
Untuk dapat melindungi badan jalan dari pengaruh lalu lintas atau perubahan alam, maka diatas badan jalan diberi lapisan perkerasan.
Jenis - Jenis Perkerasan Jalan
Jenis lapis perkerasan yang disarankan dan untuk dipergunakan dalam pembangunan jalan desa adalah :
Perkerasan sirtu (pasir campur batu), dimana bahan perkerasan Sirtu terdiri dari campuran pasir batu yang langsung diambil dari alam (sungai) atau campuran antara kerikil ukuran 2 – 5 cm dengan pasir urug. Hamparkan Sirtu lapis demi lapis dengan ketebalan lepas tiap lapis 15 cm. Bila tebal pondasi antara 15 – 25 cm, maka pondasi harus dihamparkan dalam dua lapis yang sama tebalnya. Pemadatan dapat dilakukan dengan mesin gilas, apabila sulit ditemukan mesin gilas maka dapat dilakukan pemadatan dengan timbris.
Perkerasan batu belah (telford), terdiri atas pasir urug, batu belah, batu pengisi dan batu tepi. Batu belah disusun sesuai dengan spesifikasi diatas alas pasir urug dengan ketebalan 15-20 cm. Batu belah dipasang dengan posisi tegak dan dipinggir dipasang batu dengan ukuran 20 cm dan diatas batu belah dipasang batu pengunci ukuran 5-7 cm atau sirtu dengan ketebalan 5 cm. Badan jalan harus
sudah dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pasir dihamparkan. Perkerasan Telford harus bebas dari akar, rumput atau sampah dan kotoran lain.
Pondasi jalan batu belah ini perlu ditutup dengan lapis penutup yang berfungsi sebagai lapisan aus serta untuk memperoleh permukaan akhir yang rata.
Sementara lapisan pasir urug dimaksudkan sebagai perbaikan tanah dasar, mencegah kontaminasi tanah liat atau air kapiler dari tanah dasar, atau untuk melancarkan pembuangan air hujan yang masuk dari atas.
Pada jalan lama yang sudah mempunyai permukaan cukup kuat, lapisan pasir urug dan/atau batu belah dapat ditiadakan, cukup meletakkan lapis pengisi dan lapis penutup saja. Jika mesin gilas mekanis tidak tersedia, maka pemadatan dapat dilakukan dengan alat timbris manual. Pemadatan dengan timbris mencakup serentak selebar jalan (berbaris). Untuk itu diperlukan sekitar 6 – 10 pekerja, disesuaikan dengan lebar jalan rencana.
Jembatan
Jembatan adalah suatu bangunan konstruksi di atas sungai atau jurang yang digunakan sebagai prasarana lalu lintas darat. Tujuan dari pembangunan jembatan di perdesaan adalah untuk sarana penghubung pejalan kaki atau lalu- lintas kendaraan ringan di perdesaan, dengan konstruksi sederhana dan menggunakan bahan-bahan lokal atau bahan setempat. Selain itu, jembatan pada jalan desa menghubungkan perkampungan dengan pusat-pusat kegiatan produksi, seperti produksi pertanian, perkebunan dan lain lain.
Jenis jembatan dikembangkan di perdesaan terdiri dari : Jembatan Gantung, Jembatan Kayu, Jembatan Beton, Jembatan Kayu dengan Gelagar Besi.
Alternatif Pilihan Konstruksi Jembatan
Jenis Konstruksi Fungsi Pemakaian Ukuran Konstruksi Jembatan Gantung Pejalan kaki & roda dua Lebar maks. = 1,5 meter
Panjang maks = 60,0 meter Jembatan Beton Kendaraan roda empat beban ringan Lebar maks . = 3,5 meter
Panjang maks = 6,0 meter Jembatan Kayu Kendaraan roda empat beban ringan Lebar maks. = 3,5 meter Panjang maks = 12 meter Jembatan Kayu
dengan Gelagar Besi Kendaraan roda empat beban ringan Lebar maks. = 4,5 meter Panjang maks = 12 meter Sumber : Pedoman Teknis PNPM PISEW 2008
Jembatan Kayu dan Gelagar Besi Kriteria Desain
Jembatan desa difungsikan untuk prasarana penghubung lalu lintas kendaraan ringan dengan volume rendah.
1. Ketentuan Tinggi Jagaan (ruang bebas dibawah jembatan/clearance)
Kondisi Sifat Aliran Sungai Tinggi Jagaan dari Muka Air Banjir (MAB) Irigasi
Dataran
Perbukitan
Tenang Tenang Deras Tenang
Deras
0.50 meter 0.60 meter 1.00 meter 1.0 meter 1.50 eter
[[
Sumber : Pedoman Teknis PNPM PISEW 2008
2. Konstruksi Bangunan Atas a. Bentang Jembatan
- Bentang jembatan < 6 m dengan gelagar kayu - Bentang jembatan 6 s/d 12 meter dengan gelagar besi
b. Konstruksi jembatan gelagar kayu
Konstruksi jembatan gelagar kayu dengan dua perletakan
- Kayu yang digunakan minimal kayu klas kuat II (kruing, meranti merah, rasamala, atau menggunakan bahan lokal) - Lantai menggunakan kayu 6/20 cm
- Baut dan paku untuk sambungan struktur kayu.
c. Konstruksi Jembatan Gelagar Besi
Konstruksi jembatan gelagar besi dengan dua perletakan sistem simple beam
i. Besi profil yang digunakan I profil ii. Lantai dengan balok kayu 6/20 cm
iii. Baut dan paku untuk menghubungkan elemen struktur besi dan kayu. Gelagar Kayu untuk jembatan beban ringan dapat dilihat sbb :
Bentang
Bersih Penampang Balok Panjang Balok
Ukuran Balok (mm)
Lebar Jembatan (m)
2.5 3 4.5
Jumlah Balok s/d 3,0 m Persegi panjang
Persegi bundar
3,0 m + 50 cm
255 × 150 215 × 215 255
3 4 6
s/d 4,5 m Persegi panjang Persegi bundar
4,5 m + 50 cm
300 × 150 240 × 240 300
3 4 6
s/d 6,0 m Persegi panjang Persegi bundar
6,0 m + 50 cm
300 × 200 280 × 280 400
3 4 6
Sumber : Pedoman Teknis PNPM PISEW 2008 3. Pembebanan Jembatan
Pembebanan pada jembatan untuk lalu lintas ringan - Beban merata 300 kg/cm2
- Beban kendaraan ringan : - poros depan 1,5 ton - Poros belakang 3,5 ton 4 Konstruksi Bangunan Bawah
Konstruksi bangunan bawah jembatan terdiri dari kepala jembatan dengan pondasi langsung.
a. Pondasi langsung tipe pasangan batu kali.
b. Pondasi langsung tipe balok kayu
c. Pondasi tiang pancang kayu untuk tanah jelek
Bentang Bersih
Penampang Gelagar (m)
Tinggi (H) (mm)
Lebar Leher (mm)
Berat per m’
(kg)
Lebar Jembatan (m)
2.5 3 4.5
Jumlah Balok 3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 14 15 16
3,5 4,5 5,5 6,5 7,5 8,5 9,5 10,5 11,5 12,5 13,5 14,5 15,5 16,5
200 200 230 260 280 300 320 360 380 400 425 425 450 475
90 90 102 113 119 125 131 143 149 155 163 163 170 178
78 105 166 250 333 430 545 757 918 1100 1340 1442 1725 2040
3 4 6
Sumber : Pedoman Teknis PNPM PISEW 2008
Konstruksi ini digunakan untuk bangunan bawah jembatan yang lokasinya berada di tanah jelek, sehingga kayu yang dugunakan harus terbuat dari kayu klas kuat I.
- Ukuran balok kayu persegi 15 × 15 cm s/d 30 × 30 cm - Ukuran balok gelondong / bulat diameter 24 cm s/d 34 cm
kedalaman pancang yang disyaratkan untuk pondasi ini minimal 3 meter dan maksimum 6 meter.
Jembatan Beton
Untuk desain dan konstrusi jembatan beton konsultan pendamping dapat menggunakan Standar Bina Marga atau Kimpraswpil kabupaten. Keuntungan dan kerugian penggunaan jembatan beton dibanding jembatan kayu atau jembatan gelagar besi, antara lain:
Keuntungan
- Masa pakainya lebih lama
- Kebutuhan untuk pemeliharaan seharusnya/relatif lebih ringan - Harga tidak jauh berbeda dengan jembatan kayu, dan lebih murah
daripada gelagar besi
- Dapat dibangun di tempat yang tidak ada kayu dan pengangkutan gelagar besi sangat sulit/relatif mahal
- Masyarakat mendapatkan ketrampilan baru, yaitu cara menggunakan bahan beton yang notabene sangat dipengaruhi oleh tingkat dan kualitas pemahaman struktur beton dan cara pengerjaannya.
Kerugian
- Perlu ketrampilan khusus dalam desain
- Perlu pengawasan tenaga trampil yang dapat mengawasi tanpa meninggalkan lokasi bangunan
- Perlu perhatian khusus untuk menjamin kualitas pekerjaan
- Sangat peka terhadap penurunan tanah (settlement)/ turunnya pondasi, maka perlu pondasi yang terjamin kuat.
- Lebih sulit pemeliharaan bila ada kerusakan
- Kerusakan lebih sulit dideteksi sampai dengan jembatan ambruk, maka lebih berbahaya
- Bila dibuat lebar dan panjang, proporsi biayanya sangat besar,dan dan proporsi dana untuk bahan lebih tinggi dibanding proporsi untuk tenaga kerja
- Tanpa pengawasan yang ketat, resiko kegagalan cukup besar - Ketrampilan untuk membangun jembatan beton tidak dapat
diterapkan oleh masyarakat sendiri pada masa pasca proyek, karena sangat bergantung pada konsultan dan pemngawas. Mereka tidak mendapatkan ketrampilan yang dapat diterapkan pada kebutuhan lain-lain.
Persyaratan untuk Jembatan Beton
Karena masalah-masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu beberapa pembatasan dan persyaratan untuk jembatan beton, sebagai berikut :
1. Ukuran bentang dibatasi yaitu maksimal 6 meter.
2. Desainer harus sudah berpengalaman dalam pembuatan jembatan beton
3. Harus tersedia tenaga pengawas lapangan yang sudah berpengalaman dengan pembuatan struktur yang sama. Orang
tersebut harus siap bekerja di tempat jembatan selama pelaksanaan jembatan, dan tidak boleh merangkap pengawas lokasi proyek lain.
4. Pondasi harus jelas kuat dan stabil, yang dapat diperiksa melalui tes pit atau pengeboran (soil auger). Jembatan beton tidak diijinkan pada lokasi yang mempunyai sifat tanah kurang stabil dan daya dukung lemah. Jembatan beton untuk lokasi dengan tanah kurang baik memerlukan suatu penelitian yang cukup mahal, termasuk test laboratorium tanah, dengan pondasi yang rumit dan mahal. Harganya sudah tidak memenuhi persyaratan yang ada pada pedoman operasional program.