• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Implementasi terapi berpikir positif terhadap peningkatan self

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

D. Hasil Implementasi terapi berpikir positif terhadap peningkatan self

39

Waktu pelaksanaan kegiatan terapi ini dilakukan 2 kali dalam seminggu yakni pada hari jumat dan sabtu. Jadwal kegiatan ini dibuat atas kesepakatan bersama antara guru BK dengan siswa agar siswa rajin dan tidak bosen untuk mengikuti kegiatan terapi. Kemudian Yang terlibat dalam kegiatan terapi ini yakni guru BK dan siswa yang mengalami self esteem rendah. Seperti yang di ungkapkan oleh guru BK yakni ibu nurul huda, S.Pd yakni65:

“Waktu pelaksanakan kegiatan terapi ini dilakukan 2 kali dalam seminggu,pada hari jumat dan sabtu. Karena kalau dilakukan secara berturut turut siswa akan merasa jenuh dan juga ini hari yang disepakati bersama dengan siswa yang mengikuti kegiatan terapi yakni atas kesepakatan bersama. Kemudian yang dilibatkan dalam kegiatan terapi berpikir positif ini hanya guru BK dan siswa yang mengikuti kegiatan terapi saja, agar siswa bisa fokus ketika kegiatan terapi berlangsung”.

D. Hasil Implementasi Terapi Berpikir Positif Terhadap Peningkatan Self

40

berpikir positif. Saya selaku guru BK terus berusaha memberikan hal-hal yang baik serta membimbing dan memberikan motivasi ataupun mensuport siswa untuk bisa memperbaiki pola pikirnya agar siswa mampu untuk meningkatkan self esteem yang ada pada dirinya. Hal ini juga disebabkan karena memang rata-rata siswa yang mengikuti terapi berpikir positif ini sangat rajin dan selalu datang tepat waktu, ini juga yang menurut saya membuat siswa mengalami perubahan yang cukup baik untuk peningkatan self esteem tersendiri”.

Dari penuturan Ibu Nurul Huda di atas peneliti memperkuat dengan melakukan observasi. Peneliti mengamati siswa ketika berada di dalam kelas peneliti melihat adanya perubahan sikap dari siswa yang mengikuti kegiatan terapi, mulai dari datang kesekolah tepat waktu, mendengarkan perkataan gurunya, menghormati guru, dan teman-teman kelasnya, terlihat ketika gurunya meminta maju kedepan siswa menuruti perintah dari gurunya dan tidak melawan, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa mulai menunjukkan karakter positifnya. Siswa juga mulai terlihat mengikuti kegiatan yang berbentuk positif seperti mengikuti organisasi sekolah untuk menambah wawasan dan pengalaman mereka.

Kemudian Selain perubahan yang diatas, peneliti juga menemukan beberapa perubahan dari implementasi terapi berpikir positif terhadap peningkatan self esteem siswa yakni :

1. Perasaan berharga

Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa siswa yang memiliki perasaan berharga dan dapat menghargai orang lain setelah mengikuti kegiatan terapi berpikir positif, yakni diantaranya : siswa yang berinisial MBA mengungkapkan bahwa67 :

“Awal mula saya mengikuti terapi berpikir positif karena melihat banyak teman-teman saya yang mengikuti kegiatan tersebut.

Ternyata seiring berjalannya waktu saya nyaman banget mengikuti terapi karena saya rasa ketika terapi ada hal-hal positif yang di berikan atau di sugestikan untuk diri kita. Dari sana saya mulai ketagihan dan rajin mengikuti terapi, sampai akhirnya pada suatu waktu saya ternyata merasakan manfaat dan perubahan setelah mengikuti terapi tersebut dimana perubahan yang saya rasakan sampai sekarang yakni saya merasa percaya diri, saya lebih suka mengerjakan hal-hal yang positif dan bermanfaat, saya bisa menghargai guru dan teman, memiliki tata krama atau sopan santun

67 Siswa berinisial MBA, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 25 februari 2022

41

dengan guru dan keluarga, yang terakhir saya merasakan dalam terapi tersebut dapat melatih mental saya tentunya”.

Berdasarkan wawancara di atas peneliti memperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan ketika jam istirahat, peneliti mengamati MBA mulai bisa menghormati dan menghargai guru dan teman-temannya, mulai mengikuti organisasi yang ada di sekolah, serta MBA terlihat percaya diri ketika di suruh maju kedepan oleh guru untuk bercerita.

Kemudian hal ini juga dirasakan oleh siswi yang berinisial H mengungkapkan bahwa68:

“Saya merasa lega dan tidak ada beban setelah mengikuti kegiatan terapi berpikir positif. Saya merasakan bahwa terapi ini memberikan wawasan yang cukup baik untuk peningkatan pola pikir kita, karena saya yang sering merasa kesepian, tidak suka bergaul, tidak semangat belajar dan sering merasakan stresss mendapatkan perubahan pola pikir yang baik setelah mengikuti terapi. Awalnya saya tidak suka tapi setelah kedua kali sampai seterusnya saya senang mengikuti terapi ini karena materi yang diberikan juga cukup menarik bagi saya. saya merasa lebih bisa menghargai diri saya sendiri sekarang dan lebih sabar ketika menghadapi suatu masalah, serta pola pikirpun menjadi lebih positif. Perubahan yang sangat saya rasakan sampai sekarang yakni saya lebih mandiri, bisa menjaga sikap ke teman, guru, dan keluarga, menambah wawasan saya atau lebih tepatnya membuka pikiran saya menjadi lebih baik dan memiliki akhalakul karimah yang baik terhadap guru, teman, dan keluarga”.

Berdasarkan wawancara di atas peneliti memperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti mengamati H mulai bisa menghargai dirinya sendiri karena keadaan fisiknya, mulai bisa menerima apapun yang di katakan oleh teman-temannya. H juga terlihat mandiri ketika di sekolah apapun dilakukan sendiri tanpa menyusahkan orang lain, kemudian bisa menghormati guru, keluarga dan teman.

2. Perasaan mampu

Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa siswa yang memiliki perasaan mampu mencapai suatu hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan terapi berpikir positif, yakni diantaranya : siswi yang berinisial LR mengungkapkan bahwa69:

68 Siswi berinisial H, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 24 februari 2022

69 Siswi berinisial LR, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 24 februari 2022

42

“Yang saya rasakan setelah mengikuti terapi yakni saya merasa nyaman. Saya merasa saya berharga, yang awalnya saya tidak disiplin akhirnya saya bisa disiplin ketika masuk sekolah, saya juga merasa bisa keluar dari sikap introvert saya, sekarang saya bisa bergaul dengan orang lain. Menurut saya dengan di adakannya terapi ini bisa memberikan hal-hal positif untuk diri kita. Setelah satu bulan saya mengikuti terapi yang diberikan guru BK saya juga sekarang berani terlibat dalam organisasi sekolah sampai mempunyai jabatan yang lumayan bagus. Berinteraksi dengan teman pun sekarang sudah bisa. Selain itu juga perubahan yang saya rasakan yakni saya lebih rajin beribadah, bisa menghargai dan menghormati sesama teman, dan memilik sikap takzim terhadap guru”.

Berdasarkan wawancara di atas peneliti memperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti mengamati LR yang biasanya datang terlambat ke sekolah sekarang terlihat datang lebih awal, bisa berbaur dengan bermain bersama teman-teman yang awalnya hanya terdiam di dalam kelas, berani mengikuti organisasi yang ada di sekolah dan luar sekolah dan mendapatkan jabatan sebagai ketua dalam organiasi yang di ikuti, dan mulai bisa menghormati sesama teman dan menghormati guru ketika di dalam kelas. Kemudian LR juga terlihat ceria, semangat yang awalnya pendiam.

Kemudian hal ini juga di rasakan oleh siswa yang berinisial MKH mengungkapkan bahwa70:

“Setelah melakukan terapi berpikir positif saya merasa lega dan senang, karena dengan adanya terapi ini saya merasa sikap, dan beban pikiran menjadi terangkat dan ringan. Terapi ini sangat membantu untuk menjadi orang yang bisa berpikir positif terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Seiring berjalannya waktu rasa percaya diri saya juga mulai muncul, lebih mudah berinteraksi sama orang lain terutama teman sekolah, saya yang suka main futsal sekarang lebih dekat dengan teman futsal saya yang saya rasa sangat mengasyikan karena ini merupakan hoby saya juga, saya juga lebih berani untuk menghadapi suatu masalah, yang dulunya sering bolos tapi sekarang tidak pernah, lebih bisa berinteraksi dengan orang tua. Perubahan yang sangat saya rasakan sampai sekarang yakni saya menjadi lebih rajin beribadah, merasa memiliki keyakinan terhadap diri sendiri, merasa percaya diri, dan merasa menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya”.

70 Siswa berinisial MKH, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 25 februari 2022

43

Berdasarkan wawancara di atas peneliti memperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti mengamati MKH ketika di sekolah mulai bisa berinterakis dan mulai ikut kumpul bareng bersama teman-temannya, sekarang udah rajin masuk sekolah dan mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas yang awalnya tidak sering masuk di jam bepalajaran, mulai berani untuk maju kedepan ketika di suruh oleh guru dan berani untuk mengeluarkan pendapat, dirumah juga peneliti melihat MKH sudah bisa mengobrol dengan orang tuanya secara perlahan lahan.

Kemudian hal ini juga dirasakan oleh siswi yang berinisial S mengungkapkan bahwa71:

“Saya sangat tertarik untuk mengikuti kegiatan terapi berpikir positif dari awal sampai akhir, saya berpikir mungkin dengan adanya terapi ini bisa membantu saya dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam diri saya. Setelah saya mengikuti kegiatan terapi ini saya merasa lega karena sudah meluapkan semua keluh kesah yang selama ini terpendam. Konselor disini memberikan sugesti dengan hal-hal yang bersifat positif dengan sangat sabar dan tekun membimbing siswa sampai mampu keluar dari rasa tidak nyamannya. Seiring berjalannya waktu setelah mengikuti kegiatan terapi saya merasakan perubahan-perubahan positif dalam diri saya seperti, terciptanya kedisiplinan dalam diri saya, lebih bisa menghargai waktu, terlatihnya mental, bisa menjaga akhlaq, menjaga nama baik madrasah, rajin beribadah, percaya diri, mulai bisa memikirkan bagaimana menggapai cita- cita kedepannya, lebih sabar, bisa mengontrol emosi, suka bergaul dan yang paling saya ingat yakni harus sami’na waato’na untuk berjuang, itulah hal positif yang saya rasakan setelah mengikuti terapi berpikir positif”.

Berdasarkan wawancara di atas peneliti memperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti mengamati S yang awalnya sering terlambat datang kesekolah sekarang sudah lebih awal datang dari pada teman-temannya yang lain, mulai bisa mengatur waktunya ketika di sekolah, mulai bisa memaafkan teman-temannya dan mengobrol serta berkumpul bersama, terlihat juga S menjaga sikap dan menghormati guru, serta terlihat rajin sholat duha setiap paginya.

3. Perasaan diterima

Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa siswa yang memiliki perasaan diterima sebagai dirinya sendiri oleh suatu kelompok atau orang

71 Siswi berinisial S, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 25 februari 2022

44

sekitarnya setelah mengikuti kegiatan terapi berpikir positif, yakni diantaranya : siswi yang berinisial H mengungkapkan bahwa72 :

“Setelah melakukan terapi saya merasa lebih nyaman terhadap diri saya, sekarang sudah bisa mengatur waktu dimana harus belajar dan dimana harus main-main. Selama kegiatan terapi saya rajin dan selalu datang tepat waktu, Seiring berjalannya waktu saya menikmati dan mengikuti semua alur kegiatan terapi, saya senang mengikuti terapi karena konselor atau guru BK nya sangat baik, ramah, saya juga merasa ada orang yang bisa mengerti dan mendengarkan keluh kesah saya. Sampai pada akhirnya seiring berjalannya waktu saya merasakan perubahan-perubahan positif dalam diri saya yakni saya lebih rajin beribadah pastinya karena mungkin saya dulu tidak rajin beribadah sehingga sering berpikiran yang negatif, saya yang suka marah-marah bisa mengontrol emosi, merasa percaya diri, bisa menghormati teman, guru dan keluarga, suka bergaul, dan juga suka membantu orang lain yang lagi membutuhkan atau ke susahan, yang terakhir saya berusaha menjadi orang yang penyabar”.

Berdasarkan wawancara di atas peneliti memperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti mengamati hulnawati mulai bisa menghormati teman dan guru, terlihat dekat dengan teman-temannya berkumpul bersama ketika jam istirahat, dan juga hulnawati yang awalnya tidak semangat belajar sekarang malah menjadi juara kelas dan terlihat juga membantu temannya ketika kesusahan di mata pelajaran dengan mengjakan teman-temannya bediskusi bersama. Kemudian juga terlihat ketika disuruh maju kedepan oleh guru untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis dia mampu untuk menjawabnya.

Kemudian hal ini juga dirasakan oleh siswi yang bernama berinisial HN yang mengungkapkan bahwa73:

“Saya sangat senang mengikuti kegiatan terapi berpikir positif karena memang guru BK yang memberikan terapi sangat menarik dan tidak membosankan. Saya alhamdulillah rajin mengikuti kegiatan terapi. Setelah saya mengikuti kegiatan terapi saya lebih merasa percaya diri, kemudian saya lebih bisa berpikir dengan jernih, bisa mengontrol diri saya. yang dimana awalnya saya tidak bisa menghargai orang lain, alhamdulillah sekarang saya bisa menghargai dan menghormati sesama. Selain itu juga saya merasa tenang dan nyaman, saya merasa keluar dari zona tidak nyaman yang saya rasakan ketika sebelum melakukan terapi. Sekarang saya

72 Siswi berinisial H, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 25 februari 2022

73 Siswi berinisial HN, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 24 februari 2022

45

sedikit demi sedikit mencoba untuk lebih dekat dengan keluarga dan bisa bergaul”.

Berdasarkan wawancara di atas peneliti memperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti mengamati HN ketika di dalam kelas mulai bisa mengeluarkan pendapat dan ketika ditanya oleh guru dia mampu menjawabnya dengan jelas dan dengan suara yang lantang, mulai bisa menghargai dan menghormati guru dan teman-temannya, kemudian juga bisa berbaur dengan ikut kumpul bersama teman-temannya ketika jam istirahat yang awalnya hanya sibuk dengan membaca novel di pojokan kelas.

Selain perubahan-perubahan positif yang dirasakan oleh siswa yang mengikuti kegiatan terapi berpikir positif, perubahan ini juga turut di rasakan oleh beberapa teman kelas mereka berdasarkan dari hasil wawancara peneliti yakni pertama siswi yangberinisial J mengungkapkan bahwa74 :

“saya ikut merasakan perubahan dari mereka setelah mengikuti kegiatan terapi berpikir positif yakni pertama LR dia bisa bergaul yang awalnya pendiam, kemudian juga orangnya baik, lebih terlihat percaya diri dan juga perubahan yang paling saya rasakan yakni dia menjadi lebih cepat menangkap pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Kedua S dia lebih bisa mengontrol emosinya, lebih ramah, lebih percaya diri ketika ngomong di kelas, orangnya baik, dan juga ketika disuruh oleh guru dia langsung melakukannya. Ketiga MBA dia terlihat lebih percaya diri, mentalnya menjadi kuat, lebih bisa ngomong dan mengeluarkan pendapat, dan juga perubahan yang paling saya rasakan dari bahaji yakni dia bisa memotivasi teman- teman dikelas. Keempat MKH dia yang awalnya pendiam menjadi lebih bisa berinteraksi sama teman-teman yang lain, dan juga lebih berani ketika di dalam kelas. Kelima H dia lebih rajin, dan lebih bisa berinteraksi sama yang lain karena dia orangnya agak pendiam ketika dikelas. Ke enam HN dia lebih rajin, datangnya juga selalu tepat waktu, dan juga lebih bisa menghargai teman-teman dikelas. Ke tujuh H dia orangnya lebih berani bergaul atau ikut kumpul-kumpul karena pada awalnya dia hanya suka menyendiri, dia juga rajin belajar, dan juga ketika di suruh maju oleh guru dia terlihat percaya diri”.

74 Siswi berinisial J, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 26 februari 2022

46

Selanjutnya perubahan ini juga di rasakan oleh siswi berinisial E yang mengungkapkan bahwa75 :

“saya sebagai teman kelas mereka merasakan beberapa perubahan yang di alami walaupun sedikit demi sedikit yakni yang pertama LR yang awalnya dia jarang ngomong sekarang malah asik ketika diajak cerita, orangnya baik juga, dia sekarang berani untuk ikut organiasi yang ada disekolah sampai memiliki jabatan yang bagus, dan menjadi lebih peramah. Kedua S dia lebih bisa terbuka karena yang awalnya ketika ada masalah dia jarang mau bercerita, kemudian juga lebih bisa bergaul dan berinteraksi karena awalnya dia paling suka menyendiri, dan juga sekarang terlihat percaya diri ketika dikelas.

Ketiga H dia yang awalnya pendiam jadi banyak omong sekarang, lebih rajin, baik hati ke semua teman kelas, suka bercanda, dan juga lebih aktif ketika dikelas. Keempat HN dia orangnya baik, lebih bisa menghargai orang lain, dan sekarang dia bisa mengeluarkan pendapat atau ide-ide ketika didalam kelas. Kelima MKH dia yang awalnya pendiam kalau tidak diajak ngomong dia ndk ngomong sekarang lebih bisa berinteraksi dikelas, dan yang dulunya dia sering bolos sekarang tidak pernah. Keenam MBA dia menjadi orang yang percaya diri ketika dikelas, sikap juga lebih baik, lebih rajin, selalu mau ketika diminta tolong oleh guru maupun temen dikelas, dan suka memotivasi kita ketika di kelas. Ketujuh H dia lebih terlihat ceria, suka bergaul, lebih semangat belajar dan juga lebih bisa menyelesaikan masalah yang dialami yang bisanya dia selalu menghindar dari masalah apalagi di dalam kelas”.

Hal ini juga sama seperti yang di rasakan oleh siswi berinisial HW yang mengungkapkan bahwa76 :

“saya juga merasakan perubahan positif dari mereka ketika di dalam kelas yakni yang pertama LR dia menjadi orang yang lebih ramah, bisa terbuka, rajin, dan juga orangnya lebih aktif dikelas. Kedua S dia lebih rajin, bisa menghargai waktu, dia juga asik ketika diajak ngobrol yang awalnya dia pendiam, dan lebih percaya diri. Ketiga H dia lebih rajin, bisa mengontrol emosinya, lebih bisa menghormati teman, bisa berbaur dengan teman kelas dan lebih terlihat percaya diri. Keempat HN dia lebih dia orangnya baik, lebih bisa menghargai orang lain, lebih rajin dan sering mengeluarkan pendapat ketika dikelas. Kelima MKH dia lebih bisa berinteraksi yang awalnya pendiam dan lebih rajin tidak pernah bolos lagi. Keenam MBA dia lebih percaya diri, mentalnya juga kuat, sering mengajak kita memanfaatkan jam kosong dengan hal-hal positif dan juga bisa memotivasi kita di dalam kelas.

Ketujuah H dia lebih bisa menjaga sikap, rajin belajar, bisa bergaul,

75 Siswi berinisial E, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 26 februari 2022

76 Siswi berinisial HW, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 26 februari 2022

47

dia sekarang suka membantu teman di kelas ketika ada tugas dari guru dan juga dia bisa menyelesaikan permasalah yang dia hadapi”.

Berdasarkan hasil temuan data di atas, peneliti menemukan beberapa hasil dari implementasi terapi berpikir positif terhadap peningkatan self esteem siswa kelas XII MA NW Pringgajurang utara yakni di antaranya : adanya perasaan berharga yang di rasakan oleh dua orang siswa, kemudian adanya persaan mampu yang di rasakan oleh tiga orang siswa, dan yang terakhir adanya perasaan di terima yang di rasakan oleh dua orang siswa setelah mengikuti kegiatan terapi berpikir positif. di mana dari ke tujuh siswa yang telah mengikuti kegiatan terapi berpikir positif merasakan hal seperti berikut ini : siswa lebih rajin, disiplin, bisa menghormati guru dan teman ketika berada di sekolah, bersifat takzim atau sopan santun kepada guru dan orang tua, saling menghargai antar teman, mandiri, bisa menjaga sikap, menumbuhkan akhlakul karimah, rajin beribadah, bisa menambah wawasan, mempunyai tata krama yang baik, terlatihnya mental terutama dalam public speaking, lebih sabar, bisa berinteraksi dengaan baik bersama keluarga, pandai bergaul, tumbuhnya rasa percaya diri pada siswa, bisa menghargai waktu, dan yang terakhir berusaha untuk bersikap sami’na waato’na untuk berjuang.

Selain itu juga dari pengamatan peneliti sendiri, peneliti merasakan hal-hal positif yang terjadi dalam diri siswa ketika melakukan wawancara secara langsung, dimana hal-hal positif yang ditemukan peneliti yakni diantaranya : siswa terlihat ceria, semangat, kemudian siswa terlihat percaya diri dan siswa mampu diajak berkomunikasi dengan baik.

48 BAB III

Dokumen terkait