• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses implementasi terapi berpikir positif terhadap Peningkatan self

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

C. Proses implementasi terapi berpikir positif terhadap Peningkatan self

lingkungan keluarga, teman sebaya dan lingkungan sekolah.

C. Proses Implementasi Terapi Berpikir Positif Terhadap Peningkatan Self Esteem Siswa Kelas XII MA NW Pringgajurang Utara.

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek yang ada dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan proses atau tahapan dari implementasi terapi

60 Siswi berinisial S, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 23 januari 2022

35

berpikir positif terhadap peningkatan self esteem siwa kelas XII MA NW Pringgajurang utara, di mana dari hasil wawancara peneliti menemukan 3 tahap yakni tahap awal diantaranya :

1. Tahap awal yakni tahap pembukaan dan perkenalan tahap yang dilakukan guru BK MA NW Pringgajurang utara sebelum memulai kegiatan terapi dimana tahapan-tahapan yang dilakukan adalah : yang pertama guru BK mengajak siswa untuk membuka kegiatan terapi dengan mengucapkan basmalah agar kegiatan terapi berjalan dengan lancar, guru BK menanyakan kabar siswa untuk mencairkan suasana dan membangun hubungan yang baik dengan siswa, guru BK membuat kesepakatan dengan siswa agar siswa berjanji tidak membocorkan apa yang di dengar ketika kegiatan terapi, serta tidak ribut dan saling menghargai satu sama lain ketika akan berlangsungnya kegiatan terapi, dan yang terakhir guru BK meminta siswa untuk duduk senyaman mungkin. Seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Nurul Huda, S.Pd yakni61 :

“Sebagai tahapan awal sebelum melakukan terapi, selaku konselor mangajak siswa untuk membuka kegiatan terapi dengan membaca basmalah dan doa untuk kelancaran kegiatan terapi, kemudian selaku konselor saya juga menanyakan kabar semua siswa yang mengikuti kegiatan terapi untuk membangun situasi yang lebih nyaman, disini juga sebelum dimulai terapi kita membuat kesepakatan bersama agar tidak siswa mampu menjaga dan tidak membocorkan apa yang didengar ketika terapi. Yang terakhir saya meminta siswa agar duduk senyaman mungkin agar nyaman ketika mengikuti kegiatan terapi”.

Berdasarkan hasil observasi peneliti ketika kegiatan terapi pada tahap awal ini, peneliti melihat langsung dan mendapatkan bahwa : siswa yang mengikuti kegiatan terapi datang tepat waktu sesuai dengan jam atau waktu yang sudah ditentukan, kemudian siswa juga mengikuti peraturan yang sudah di buat bersama dengan guru BK, kemudian siswa juga terlihat memperhatikan dan mendengarkan apa yang guru BK katakan dengan fokus menghadap guru BK dan tidak bicara dengan temannya yang lain, dan juga pada tahap awal ini ketika siswa ditanya oleh guru BK siswa mampu menjawabnya.

2. Tahap kedua yakni tahap proses terapi, dimana pada tahap ini guru BK memulaikan kegiatan terapi yang dilakukan dengan beberapa tahapan yakni:

a. Pertemuan pertama yakni guru BK di MA NW Pringgajurang utara menggunakan materi yakni materi yang membahas tentang pentingnya

61 Guru BK Ibu nurul huda, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 21 februari 2022

36

terapi berpikir positif yang dijelaskan kepada siswa yang mengikuti kegiatan terapi agar mereka paham pentingya dari terapi berpikir positif, disini guru BK membuat sebuah PPT yang mencangkup point- point dari pentingnya terapi berpikir positif yang ditampilkan oleh guru BK.

Respond siswa Ketika pemberian materi di pertemuan pertama ini yang dilihat peneliti ketika kegiatan terapi berlangsung yakni : siswa menikmati, antusias, semangat, tidak mengantuk,fokus mendengarkan karena materi yang di sampaikan oleh guru BK dan desain power pointnya juga menarik, tidak monoton dan juga tidak membuat jenuh atau bosan.

b. Pertemuan kedua yakni guru BK di MA NW Pringgajurang utara menggunakan metode kelompok yang dibagi menjadi 2 kelompok atau disebut dengan konseling kelompok. Pada tahap ini guru BK memastikan agar siswa bisa terbuka satu sama yang lain, ketika siswa sudah siap guru BK Memulaikan kegiatan konseling kelompok ini, dimana guru BK disini meminta satu persatu siswa dalam anggota kelompok tersebut untuk bercerita mengenai permasalahan yang dialami.

Kemudian setelah masing-masing siswa menyampaikan kesulitan yang mereka rasakan guru BK mengarahkan siswa untuk saling memberikan tanggapan terhadap kesulitan yang mereka hadapi dengan masing-masing anggota kelompok memberikan masukan atau solusi.

Dimana dengan metode diskusi kelompok ini anggota kelompok bisa saling berbagi tentang cara membangun hubungan yang baik antar siswa, dan juga menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Setelah diskusi selesai, guru BK meminta siswa satu persatu untuk menyampaikan kesan dan pesan mereka setelah mengikuti kegiatan konseling kelompok ini. dimana dari hasil pengamatan peneliti yang didapatkan bahwa dengan diadakannya kegiatan ini mereka merasa lega, nyaman, karena mereka merasa bahwa ada tempat mereka mengeluarkan apa yang mereka rasakan terkait dengan kesulitan yang ada dalam diri mereka, baik dari sulitnya menghagai orang lain, kemudian kurangnya rasa percaya diri. Dari metode diskusi ini guru BK mengharapkan mereka mendapatkan pengalaman dan energi- energi positif pada pikiran dan perasaan yang akan berpengaruh kepada aktifitas atau kegiatan positif mereka.

Sesi terakhir ini guru BK memberikan bimbingan terkait dengan perilaku positif yang bisa diterapkan oleh siswa dikehidupan sehari

37

hari dengan harapan agar memberikan energi-energi positif terhadap diri siswa yang dapat menumbuhkan sikap percaya diri, bisa menghargai dan menghormati orang lain, serta mampu mengubah pola pikirnya menjadi lebih baik lagi. Seperti melakukan sholat duha setiap paginya di sekolah, membaca alquran dan setiap hari jumat membaca hizib.

Seperti yang diungkapkan oleh guru BK yakni yang bernama Ibu Nurul Huda, S.Pd yakni62 :

“pada tahap proses ini, yakni tahap dimulainya terapi, dimana pada pertemuan pertama selaku konselor terlebih dahulu saya menjelaskan materi mengenai pentingnya terapi berpikir yang saya buat dalam bentuk Powe point, kemudian dipertemuan kedua saya menggunakan sistem kelompok yang dibagi menjadi dua kelompok agar siswa bisa belajar membangun hubungan yang baik antara satu dengan lainnya yang mengikuti kegiatan, dan yang terakhir memberikan bimbingan terkait dengan perilaku positif yang bisa diterapkan oleh siswa di kehidupan sehari-hari.”.

Jadi Untuk kegiatan terapi berpikir positif untuk peningkatan self esteem siswa kelas XII yang di berikan guru BK MA NW pringgajurang utara menggunakan dua metode yakni dengan memberikan materi menggunakan power point dan menerapkan sistem konseling kelompok untuk membangun energi-energi positif dalam diri siswa.

3. Tahap akhir yakni dimana guru BK MA NW Pringgajurang utara melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan ketika proses terapi, dimana disini proses memutuskan perubahan sikap perilaku siswa.

guru BK juga melihat apakah siswa mampu untuk menerapkan beberapa hal positif yang sudah ditulis oleh siswa secara sedikit demi sedikit.

Kemudian ditahap akhir ini juga guru BK menentukan tindak lanjut yang akan diberikan setelah melihat hasil dari proses terapi ini yakni dimana jika proses terapi ini terlihat berhasil dan secara keseluruhan disimpulkan baik, maka tindak lanjutnya dilakukan dengan pengembangan atau meningkatkan program kedepannya agar mencapai tujuan dan target yang lebih baik lagi. dimana tahap akhir ini menjadi berhasil dan sukses apabila terjadinya peningkatan self esteem. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Nurul Huda S.Pd yakni63 :

62 Guru BK Ibu nurul huda, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 21 februari 2022

63 Guru BK Ibu nurul huda, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 21 februari 2022

38

“pada tahap terakhir ini, diadakan proses evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan ketika proses terapi, disini juga selaku konselor melihat dan memutuskan apakah terjadi perubahan sikap dan perilaku siswa, saya juga meminta agar siswa bisa menerapkan hal-hal positif yang sudah ditulis ketika kegiatan terapi, kemudian pada tahap ini juga dilakukan evaluasi tindak lanjut untuk proses terapi jika terlihat berhasil maka pengembangan program akan lebih ditingkatkan lagi.

Dimana ditahap akhir ini akan dikatakan berhasil jika terjadinya peningkatan self esteem”.

Selain itu juga dari hasil wawancara dan observasi peneliti mengenai proses impelementasi terapi berpikir positif terhadap peningkatan self esteem siswa kelas XII MA NW Pringgajurang utara, peneliti mendapatkan beberapa program khusus yang diberikan guru BK kepada siswa yakni diantaranya : setiap hari jumat diadakan ngaji bersama dan melakukan hiziban bersama yang dilakukan setiap minggunya, meminta siswa untuk membuat time schedule untuk menentukan waktu-waktu yang bisa dimanfaatkan dengan baik agar tidak terbuang sia-sia, kemudian mengajak siswa untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengadakan sholat duha setiap paginya, dan guru BK juga memberikan homework assignment yakni dengan memberikan tugas dari apa yang didapatkan ketika melakukan terapi seperti menuliskan hal-hal positif yang dipikirkan oleh siswa. Hal ini diperkuat dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Nurul Huda, S.Pd yakni64 :

“Selaku guru BK saya memberikan beberapa program khusus untuk menunjang siswa agar bisa lebih mengubah pola pikirnya ke hal-hal yang positif. Yakni agar siswa juga rajin beribadah dan mengingat Allah SWT.

karena dengan mengingat Allah pikiran juga akan jauh lebih tenang dan akan menciptakan ketentraman dalam jiwa, ini lah yang membuat saya tertarik untuk memberikan program-program seperti mengaji dan hiziban setiap hari jumat, sholat duha, memberikan tugas rumah, dan membuat time schedule, dengan harapan agar bisa membantu siswa menjadi orang yang bisa berpikir positif, bisa meningkatkan harga diri dan ketakwaan mereka serta lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT”.

Dari hasil wawancara di atas peneliti memperkuat dengan melakukan observasi, peneliti mengamati bahwa memang ketika di sekolah siswa melakukan sholat duha setiap paginya,membaca al-qur’an sebelum masuk kelas, pada hari jumat di siang hari membaca hizib yang di ikuti oleh semua siswa MA NW Pringgajurang utara.

64 Guru BK Ibu nurul huda, wawancara di MA NW Pringgajurang utara, 22 februari 2022

39

Waktu pelaksanaan kegiatan terapi ini dilakukan 2 kali dalam seminggu yakni pada hari jumat dan sabtu. Jadwal kegiatan ini dibuat atas kesepakatan bersama antara guru BK dengan siswa agar siswa rajin dan tidak bosen untuk mengikuti kegiatan terapi. Kemudian Yang terlibat dalam kegiatan terapi ini yakni guru BK dan siswa yang mengalami self esteem rendah. Seperti yang di ungkapkan oleh guru BK yakni ibu nurul huda, S.Pd yakni65:

“Waktu pelaksanakan kegiatan terapi ini dilakukan 2 kali dalam seminggu,pada hari jumat dan sabtu. Karena kalau dilakukan secara berturut turut siswa akan merasa jenuh dan juga ini hari yang disepakati bersama dengan siswa yang mengikuti kegiatan terapi yakni atas kesepakatan bersama. Kemudian yang dilibatkan dalam kegiatan terapi berpikir positif ini hanya guru BK dan siswa yang mengikuti kegiatan terapi saja, agar siswa bisa fokus ketika kegiatan terapi berlangsung”.

D. Hasil Implementasi Terapi Berpikir Positif Terhadap Peningkatan Self

Dokumen terkait