BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
Pendapatan/keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai nisbah (porsi) antara nasabah dan pihak Bank Syariah yang telah disepakati pada saat akad Mudharabah yang ditandatangani.
penentuan nisbah dan perhitungan bagi hasil didasarkan besarnya nisbah atas kesepakatan bersama”.
Berdasarkan hasil wawancara yang diungkapkan Ervin Asokawaty P selaku narasumber, maka dapat disimpulkan bahwa pada PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar dalam penerapan distribusi bagi hasilnya salah satu metode yang digunakan yaitu Mudharabah. Nasabah sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan Bank Syariah sebagai mudharib (pengelola). Pembagian keuntungan akan dibagi didasarkan atas besarnya nisbah kesepakatan bersama.
PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar menjadi lembaga kepercayaan masyarakat sebagai tempat penyimpanan dan tempat untuk berinvestasi yang aman bagi masyarakat. Sehingga untuk menarik minat masyarakat maka PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar memberikan produk-produk perbankan yang bervariatif seperti yang disampaikan narasumber Ervin Asokawaty P dalam wawancaranya sebagai berikut.
“Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar mempunyai produk-produk perbankan yang digunakan untuk menarik minat masyarakat seperti produk giro yaitu giro mudharabah dan giro wadiah. Kemudian tabungan dan deposito. Bank sulselbar syariah ini bagian unit usaha dari bank sulsebar yang bersifat konvensional yang dimana tgl 26 april 2007 dibentuklah bank sulsebar syariah ini, seperti yang adek tahu bahwa bank syariah ini tidak menerapkan bunga dalam keuntungannya tapi lebih kepada bagi hasil”.
Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar menawarkan berbagai produk-produk perbankan kepada masyarakat.
Selanjutnya dengan penjelasan serupa terkait mengenai metode mudharabah ini dapat dilihat dilihat dari hasil wawancara Ervin Asokawaty P.
“Sebagaimana yang diterapkan oleh PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar, metode mudharabah besifat amanah, kerugian yang terjadi akan ditanggung pihak Bank, kecuali apabila nasabah dengan sengaja melakukan kelalaian. Penerapan metode mudharabah ini jarang terjadi pembiayaan macet karena pihak bank telah mengukur layak atau tidaknya nasabah diberikan pembiayaan. Karena pihak Bank terlebih dahulu telah memilih sektor yang potensial sehingga dana yang diamanahkan bisa dikelola dengan baik”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode mudharabah bersifat amanah, apabila terjadi kerugian maka akan ditanggung oleh pihak bank, kecuali nasabah dengan sengaja melakukan kelalaian.
Metode mudharabah ini merupakan bentuk suatu kerja sama dengan mengutamakan antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian di awal. Transaksi jenis ini tidak mewajibkan adanya wakil dari shahibul maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan, mudharib harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi akibat kelalaian dan tujuan penggunaan modal untuk usaha halal. Sedangkan, shahibul maal diharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal dalam kegiatan yang digunakan dalam bank syariah cabang Makassar.
2. Penerapan Profit Sharing pada PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.
Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar beroperasional sesuai dengan hukum islam, sumber pembiayaannya berasal dari simpanan para nasabah kemudian bank menerima keuntungan melalui sistem bagi hasil antara shahibul maal (pemilik modal) dan Bank Syariah sebagai mudharib (pengelola).
Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar menerapkan sistem bagi hasil profit sharing atau bagi hasil yang dilakukan setelah mengurangkan beban-beban biaya operasional. Seperti hasil wawancara yang diungkapkan oleh Ervin Asokawaty P sebagai berikut.
“PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar menerapkan profit sharing dalam sistem bagi hasil yang dilakukan setelah adanya pengurangan biaya operasional yang menyebabkan kurangnya bagi hasil yang didapatkan oleh pihak nasabah atau penabung karena pendapatan yang dihasilkan dikurangi dengan biaya operasional.Salah satu produk tersebut yang harus di kembangkan. Penggunaan bagi hasil yang digunakan dalam kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar sangat berguna bagi pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola (mudharib). Usaha yang dilakukan ini sangatlah menguntungkan karena merupakan suatu bentuk pembiayaan alternatif, yang memiliki karakteristik yang sangat berbeda dibandingkan bunga”.
Berdasarkan hasil wawancara dari Ervin Asokawaty P dapat disimpulkan bahwa PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar menggunakan prinsip profit sharing. Penentuan bagi hasil dengan profit sharing, Bank sebagai mudharib (Pengelola Modal), tidak ada batasan tertentu yang diberikan kepada Bank sebagai pengelola dana.
Keuntungan yang dihasilkan dari pengelolaan dana tersebut akan dibagikan kepada nasabah (shahibul maal) berdasarkan nisbah yang telah disepakati bersama. Penerapan profit sharing pada PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar menggunakan akad mudharabah.
Berdasarkan hal tersebut, PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar sudah tidak tergolong riba.
Selanjutnya dengan penjelasan serupa terkait untuk mengetahui penentuan nisbah dapat dilihat dari hasil wawancara Ervin Asokawaty P berikut.
“Untuk penentuan nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan antara bank dan nasabah. Penentuan nisbah misalnya 60:40, 50:50, 70:30. Bank akan mengalami kerugian jika nantinya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan tanpa menghitung keuntungan bank yang diambil dari kerjasama.
Sehingga untuk menghitung nisbah pasti ada perhitungannya.
Perhitungan nisbah salah satunya meliputi proyeksi keuntungan yang akan diambil bank itu berapa. Pada bank konvensional menggunakan bunga artinya setiap bulannya jumlah yang diberikan bank kepada nasabah sama, tidak dipengaruhi oleh keuntungan bank. Lain halnya dengan bank syariah yang menggunakan bagi hasil. Setiap bulannya pembagian bagi hasil tidak sama, tergantung pada keuntungan bank. Adapun sistem keuntungan yang didapat pada bank syariah ini itu seperti yang saya katakan tadi bahwa tidak memakai bunga namun bagi hasil. Salah satunya yaitu Mudharabah kalo persentase pembagian (nisbah) ditentukan lewat akad sebelum dilakukan persetujuan.”
Berdasarkan hasil wawancara dari Ervin Asokawaty P, maka dapat disimpulkan bahwa penentuan nisbah bagi hasil pada PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar sesuai dengan kesepakatan bersama antara bank dan nasabah.
Adapun yang dijelaskan mengenai persentase pembagian (nisbah) pada Bank Syariah, jawabannya sebagai berikut
“Adapun sistem keuntungan yang didapat pada bank syariah ini, itu seperti yang saya katakan tadi bahwa tidak memakai bunga namun bagi hasil. salah satunya yaitu Mudharabah kalo persentase pembagian (nisbah) ditentukan lewat akad sebelum dilakukan persetujuan. Tabungan Mudharabah sebesar 22,55% dan 77,5%, jadi 22,5% untuk shahibul maal (nasabah) dan 77,5% untuk mudharib (PT. Bank Sulselbar Syariah). Menghitung saldo rata-rata tabungan
masing-masing nasabah, penentuan nisbah dan perhitungan bagi hasil pada tabungan Mudharabah didasarkan besarnya nisbah atas kesepakatan bersama. Perhitungan bagi hasil akan dilakukan atas dasar saldo rata-rata dan bagi hasil akan dibayarkan setiap bulan”
Berdasarkan hasil wawancara dari Ervin Asokawaty P, maka dapat disimpulkan bahwa persentase pembagian (nisbah) salah satunya yaitu Mudharabah, persentase pembagian (nisbah) ditentukan lewat akad sebelum dilakukan persetujuan. Tabungan Mudharabah sebesar 22,55% dan 77,5%, jadi 22,5% untuk shahibul maal (nasabah) dan 77,5% untuk mudharib.