• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Hasil Penelitian

sebagai pengatur sendi-sendi kehidupan untuk mewujudkan sebuah keluarga.

Sebelum memasuki perkawinan terlebih dahulu setiap manusia melalui sebuah proses dalam pergaulan dan interaksinya.

Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan di Kelurahan Batua

No Status Frekuensi Persen

1 Beristri 9 100

Jumlah 9 100

Sumber : Data Primer diolah, 2014

Dari tabel diatas dapat diketahui distribusi responden menurut status perkawinan bahwa 9 orang responden semuanya berstatus sudah beristri.

muda darinya yaitu 29 tahun. Dari pernikahan mereka di karuniai 2 orang anak. Anak pertama beliau adalah perempuan yang berusia 5 tahun dan belum sekolah.

Sedangkan Anak kedua adalah laki-laki yang masih berusia 2 bulan. keseharian PTL adalah seorang anggota TNI AL.

Begitu cukup menanyakan identitas PTL dan keluarga, penulis menanyakan pertanyaan selanjutnya yaitu apakah PTL sering berkumpul dengan anak beliau. PTL menceritakan bahwa dirinya dan anak selalu berusaha untuk dapat berkumpul bersama. Sebab beliau meninggalkan rumah dari pukul 07.00 pagi dan kembali Pukul 16.30 sore.

Berbicara mengenai aturan dalam keluarga PTL menjelaskan bahwa ada aturan kepada anaknya seperti jam 10 pagi baru bisa meninggalkan rumah, jam 6 sore harus masuk rumah. Tetapi PTL membatasi pergaulan anaknya karena anak beliau masih kecil, anaknya hanya bermain dengan orang yang dikenal, anak tidak boleh terlalu jauh bermain dan bermain yang membuat anaknya kotor. PTL selalu berkomunikasi dengan anaknya saat kembali dari tempat kerja.

b. PS

Tanggal 14 Mei 2015 sekitar jam 3 sore, peneliti menuju ke rumah responden yang bernama PS. Tiba di depan rumah PS, peneliti mengucapkan salam. Peneliti dipersilahkan masuk oleh istri PS. Sore itu Peneliti mendapati PS sedang menjaga anak bungsunya yang masi balita. Penelitipun mengutarakan maksud kedatangan peneliti ke rumah PS. PS tidak keberatan untuk di wawancarai.

Awalnya penulis menanyakan identitas dan keluarga. PS berusia 41 tahun dan mempunyai seorang istri yang bernama ISR yang berusia 38 tahun. Keluarga ini mempunyai 4 orang putra. Anak pertama mereka baru menginjak usia 12 tahun yang sekarang telah duduk di bangku kelas VI sekolah dasar (SD). Anak kedua berumur 10 tahun yang sekarang telah duduk di bangku kelas IV sekolah dasar (SD). Anak ketiga berumur 5 tahun yang sekarang sudah bersekolah di Taman kanak-kanak (TK).

Sedangkan anak bungsu masi berumur 5 bulan. Sedangkan riwayat pendidikan PS dan ISR yaitu jenjang pendidikan SMA. Aktivitas PS sehari-hari adalah seorang TNI AD yang berpangkat Sertu, PS berangkat kerja pukul 7.00 dan kembali pukul 06.00 sehingga beliau tidak memiliki banyak waktu di siang hari untuk bersama dengan anak-anaknya.

PS menceritakan bahwasanya beliau berkumpul dengan anak-anaknya saat pagi hari sebelum berangkat kerja dan malam hari ketika nonton tv bersama. Ketika sedang berkumpul PS sering memberikan nasehat kepada anak-anaknya.

Mengenai aturan yang ada di keluarga PS menjelaskan bahwa aturan pasti ada karena ini demi kebaikan anak-anaknya nanti. Seperti anak beliau harus rajin ke sekolah, belajar, rajin sholat, mengaji, diperbolehkan bermain jika anak sudah ganti pakaian dan makan siang. PS juga membatasi pergaulan anak-anaknya karena beliau takut anaknya salah memilih teman sehingga terjerumus keperbuatan yang tidak benar seperi mengkonsumsi obat-obat terlarang.

c. PK

Tanggal 15 Mei 2015 sekitar jam 03.00 sore, penulis menuju ke rumah informan. Dari kejauhan istri informan sedang menyapu teras rumah. Sesampai di depan rumah, penulis dipersilahkan masuk. Kebetulan sore itu informan sedang berkumpul dengan anak laki-lakinya di ruang tamu. Penulispun duduk di sebuah sofa di ruang tamu dan mengutarakan maksud kedatangan penulis. Informan tidak keberatan untuk diwawancarai.

Penulis mengawali wawancara dengan menanyakan identitas beliau. PK adalah seorang TNI AD yang berpangkat Serka. PK berumur 43 tahun dan memiliki timgkat pendidikan SMA. PK ini menikah dengan IID yang umurnya 41 tahun, dimana IID memiliki tingkat pendidikan sampai jenjang SMA. Dari hasil perkawinannya dikaruniai seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Anak pertama berumur 16 tahun yang sudah duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) kelas X . Anak kedua berumur 12 tahun yang masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) kelas VI.

PK menceritakan bahwa beliau sering berkumpul dengan anaknya ketika pulang dari tempat kerja yaitu ketika sore dan malam hari. Ketika berkumpul PK sering memberikan nasehat kepada anak-anaknya.

Disinggung mengenai aturan, dalam keluarga PK menerapkan suatu aturan yaitu anak harus menjaga kehormatan keluarga, harus rajin masuk sekolah, disiplin waktu dan kebersihan dalam rumah. PK akan menghukum anaknya yang melakukan

hal-hal yang sudah melebihi batas kesalahan anak, biasanya hukuman yang diberikan kepada anaknya seperti dimarahi.

d. PR

Tanggla 16 Mei 2015 sekitar pukul 05.30 sore, diperjalanan menuju rumah penulis, penulis bertemu dengan responden. Penulis menyapa responden dan mengutarakan maksud dan tujuan penulis. Responden merasa tidak keberatan ketika dia di wawancarai di luar rumah.

Responden bernama PR. Berusia 58 tahun. Memiliki tingkat pendidikan SMP.

PR menikah dengan IR dan berumur 53 tahun. Dari hasil perkawinan PR dan IR dikaruniai 2 orang putra dan 3 orang putri. Anak pertama adalah seorang laki-laki berumur 35 tahun dan telah berkeluarga. Anak kedua adalah laki-laki berumur 33 tahun dan telah berkeluarga. Anak ketiga seorang putri berumur 30 tahun dan telah berkeluarga. Anak keempat juga seorang perempuan yang berumur 24 tahun dan sekarang sedang melanjutkan kuliah Magister di salah satu Universitas Negeri di Makassar. Sedang kan anak kelima adalah seorang perempuan berusia 17 tahun dan masi duduk dibangku kelas 2 SMA. PR merupakan seorang Perwira TNI yang memiliki waktu yang cukup banyak untuk bersama dengan anak-anaknya.

Berbicara mengenai aturan dalam keluarga, PR menerapkan suatu aturan karena ini merupakan suatu kebaikan kelak bagi anak-anaknya. Anak-anak beliau harus rajin ke sekolah, pulang tepat waktu, sholat, mengaji dan belajar. PR juga membatasi pergaulan anak-anak mereka karena menurutnya jaman sekarang dengan jaman dulu itu berbeda maka anak harus benar-benar dikontrol. PR betul-betul

mengontro anaknya ketika anak hendak keluar rumah maka PR tidak segan-segan untuk mengantar anaknya sampai ke tempat tujuan anaknya, menurutnya ini demi keselamatan anaknya. Ketika anak melanggar apa yang di tetapkan oleh orang tua maka anak akan diberi nasehat dan ketika keseringan melanggar maka anak akan dimarahi.

e. PHK

Tanggal 17 Mei 2015 sekitar jam 04.00 sore, penulis Sesampai di depan rumah responden, dimana responden sedang bercerita dengan istrinya.

Pak H.Muhammad Kastam yang kemudian disingkat PHK berumur 57 tahun.

Menikah dengan IHM ynag berumur 56 tahun. Keduanya mengenyam pendidikan jenjang sekolah menengah pertama (SMP). Dari hasil perkawinannya, mereka dikaruniai dua orang anak laki-laki. Anak pertama berumur 16 tahun dan telah duduk dibangku kelas 3 sekolah menengah pertama (SMP). Anak kedua berumur 11 tahun dan masih duduk dibangku kelas 5 sekolah dasar (SD).

PHK merupakan Purnawirawan TNI AD yang memiliki sangat banyak waktu untuk mengawasi anak-anaknya. PHK berkumpul bersama keluarga seusai sholat isya’ atau makan malam. Biasanya PHK memberikan nasehat kepada anak-anaknya.

Berbicara mengenai aturan dalam keluarga PHK, PHK menerapkan suatu aturan yaitu harus rajin ke sekolah, mengerjakan tugas, pulang tepat waktu, sholat, mengaji dan tidak merokok. ketika anak melanggar salah satu aturan yang telah diterapkan maka tidak segan-segan PHK memukul anaknya, ini dilakukan sebagai

bentuk pelajaran kepada anaknya agar dia tidak mengulang keslahan yang telah dia perbuat.

f. PY

Tanggal 18 Mei 2015 sekitar pukul 05.00 sore penulis ke rumah responden.

Responden bernama PY berusia 51 tahun. PY memiliki riwayat kesehatan yang tak sesehat tahun-tahun sebelumnya, PY menderita Gula dan asma. Menikah dengan IN yang berusia 50 tahun. Keduanya menempuh pendidikan SMA. Dari buah perkawinan mereka dikaruniai 5 orang anak. Anak pertama adalah seorang perempuan berusia 23 tahun yang sekarang sudah bekerja di salah satu BANK di Kota Makassar. Anak kedua adalah seorang perempuan berumur 20 tahun yang sekarang sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Makassar. Anak ketiga adalah seorang putra yang berusia 15 tahun dan sekarang sedang duduk dibangku kelas 3 sekolah menengah pertama (SMP). Anak keempat adalah seorang perempuan berusia 8 tahun dan sekarang masih duduk dibangku kelas 2 sekolah dasar (SD). Anak ke lima masi berusia 4 tahun dan belum sekolah.

PY merupakan seorang TNI AD yang berpangkat Peltu yang mempuyai kebersamaan yang kurang dengan keluarga diwaktu siang. PY berkumpul dengan anaknya diwaktu sore hari dan setelah sholat isya.

Berbicara tentang aturan yang diterapkan dalam keluarga, PY menjelaskan bahwa dia menerapkan suatu aturan untuk anaknya, untuk anak yang berusia remaja dibatasi pergaulannya. Ketika anak melanggar aturan yang telah ditetapkan maka PY akan memberikan nasehat, memarahi dan memukul kepada anaknya melalui IN.

g. PKM

Hari senin Tanggal 18 Mei 2015 sekitar jam 08.00 malam penulis mewawancarai informan. Informan ini PKM yang berusia 35 tahun. PKM menikah dengan INR yang berusia 35 tahun. Dari perkawinan beliau dikaruniai tiga orang anak yang terdiri dari dua orang anak perempuan dan satu orang anak laki-laki. Anak pertama adalah perempuan yang berumur 11 tahun dan sekarang telah duduk dibangku kelas 6 sekolah dasar (SD). Anak kedua adalah laki-laki yang berumur 8 tahun dan sekarang telah duduk dikelas 3 sekolah dasar (SD). Anak ketiga adalah perempuan yang masih berumur 6 tahun dan sekarang sekolah di taman kanak-kanak (TK). PKM merupakan seorang anggota TNI AD yang berpangkat Serka.

Kemudian PKM menceritakan bahwa dirinya berusaha berkumpul dengan anak-anaknya walaupun mempunyai kesibukan yang cukup padat. PKM berusaha berkumpul dengan anaknya diwaktu malam hari saat usai shalat isya’, saat nonton tv

bersama, beliau akan bercengkrama dan bercanda dengan anak beliau.

Berbicara mengenai aturan dalam keluarga, PKM menceritakan bahwa beliau hanya membiasakan anak-anaknya untuk disiplin dan menghargai waktu. Seperti pulang sekolah tepat waktu, tidak boleh bermain sampai malam, melaksanakan shalat tepat waktu, mengaji, menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

h. PSY

Tanggal 19 Mei 2015 sekitar pukul 07.00 pagi penulis mewawancarai informan yang bernama PSY. Menikah ISA yang berumur 57 tahun. Dari hasil perkawinannya dikaruniai tiga orang anak. Anak pertama adalah perempuan dan

berusia 30 tahun dan telah berkeluarga. Anak kedua adalah seorang laki-laki yang berumur 18 tahun yang sedang kuliah di salah satu Universitas Negeri di Kota Makassar. Anak ketiga adalah seorang perempuan yang telah berumur 16 tahun dan sekarang masih duduk dibangku sekolah menengah atas (SMA).

PSY merupakan Purnawirawan TNI AD. Sekarang PSY memiliki waktu lebih banyak di rumah bersama dengan keluarganya. Berbicara tentang aturan dalam keluarga bahwa dia menerapkan suatu aturan dalam keluarganya. PSY selalu mengawasi anak-anaknya. PSY selalu memerintahkan kepada anaknya untuk sholat.

i. PD

Tanggal 19 Mei 2015 sekitar jam 05.00 sore penulis melewati sebuah rumah di ujung lorong, penulis mendapati responden sedang bercerita dengan tetangganya.

Namun peneliti menyapa dan mengutarakan maksud peneliti. Responden tidak keberatan untuk diwawancarai di tempat dia berdiri. Wawancarapun dimulai.

Responden bernama PD berusia 31 tahun. Dia merupakan seorang anggota TNI AD yang berpangkat Serka. PD merupakan lulusan SMA. PD menikah dengan IS yang berumur 30 tahun. Dari hasil perkawinannya dikaruniai 2 orang anak. Anak pertama adalah seorang laki-laki yang berumur lima tahun yang belum sekolah. Anak kedua adalah seorang perempuan yang masih berusia 4 bulan.

PD sering berkumpul dengan anaknya pada saat pulang kantor yaitu sore hari dan pada waktu hari libur. Saat bersama dengan anaknya beliau sering mengajari anaknya tentang nilai-nilai keagamaan, mengajari anaknya shalat sebab menurutnya shalat merupakan pondasi bagi anak-anaknya.

PD tidak melarang anaknya untuk bermain diluar rumah bersama dengan temannya sebab anaknya masi kecil. Tetapi ketika waktu telah menunjukkan pukul 06.00 sore maka anak harus kembali ke rumah.

2. Cara pengasuhan pada Keluarga Militer a. Memaksa

Orang tua melakukan paksaan kepada anaknya jika tidak sholat atau mengaji.

Karena merasa penting menyuruh anaknya untuk sholat dan mengaji karena dapat membentengi diri dari perbuatan jahat. Seperti yang diungkapkan PKM:

Selalu saya suruh anak saya sembahyang dan mengaji kadang biar tidur saya kasih bangun kalo sudah waktunya”. (wawancara tanggal 19 Mei 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh PS bahwa shalat merupakan pondasi bagi perkembangan anak-anaknya kelak. Seperti yang di ungkapkan PS:

Saya selalu memaksa anak saya untuk shalat berjamaah, biar mulai dari sekarang belajar memangmi untuk shalat”. (Wawancara tanggal 14 Mei 2015)

Juga diungkapkan oleh PHK bahwa shalat merupakan hal yang utama yang harus diterpkan dalam kehidupan anak. Seperti yang di ungkapkan PHK::

“Selalu ku paksa anak ku shalat kalau tdk shalat saya pukul, sebab sudah besarmi, apalagi shalat itu merupakan hal yang utama”.

(Wawancara tanggal 17 Mei 2015)

Dari hasil wawancara di atas sangat jelas bahwa orang tua menggunakan paksaan dalam mengasuh anak-anak mereka karena shalat dapat menjadi pondasi dan membentengi diri dari perbuatan jahat.

b. Menyuruh/memerintah

Pada keluarga militer memerintah atau menyuruh anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua, berbuat baik kepada sesama merupakan sebagai penanaman nilai-nilai moral yang merupakan bekal untuk si anak kelak agar berkelakuan baik. Seperti yang di ungkapkan oleh PTL:

Saya sering mengingatkan kepada anak saya agar selalu berbuat baik kepada sesama dan menghormati orang yang lebih tua darinya”.

(wawancara pada tanggal 14 mei 2015)

Hal ini juga dikemukakan oleh PK dalam menyuruh anaknya untuk berbuat sesuatu yang sesuai dengan norma yang berlaku. Seperti yang diungkapkan PK:

“Saya selalu menyuruh anak saya agar menjaga kehormatan keluarga.”(wawancara 15 Mei 2015)

Juga diungkapkan oleh PR dalam memerintahkan kepada anaknya untuk tidak berlaku angkuh. Seperti yang diungkapkan PR:

“saya sering berkata kepada anak saya agar jangan angkuh kepada orang, karena kita semua sama dihadapan tuhan. Biarpun kamu anak tentara tapi di hadapan tuhan kamu sama dengan mereka”.

(Wawancara 16 Mei 2015)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa orang tua selalu memerintahkan kepada anak-anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua, berbuat baik kepada sesama dan berbuat sesuai dengan norma yang berlaku.

c. Menasehati

Menasehati anak seharusnya dilakukan kedua orang tua, namun ketika melihat pada keluarga militer dengan kesibukan ayah dalam melakukan aktivitasnya, ibu akan mengambil perannya untuk menasehati anaknya. Seperti yang di ungkapkan oleh PY:

“saya sibuk sekalika, jadi biasa tidak ada waktuku untuk kasi nasehat anakku makanya biasa saya kasittau ibunya bahwa apa yang naperbuat anakku ini salah, harusnya begini. Maka selanjutnya ibunya yang akan menasehati anakku”. (Wawancara tanggal 18 Mei 2015)

Hal ini juga dikemukakan oleh PS dalam menasehati anaknya agar tidak bertengkar. Seperti hasil wawancara PS berikut:

“Biasa kalau malam hari sementara asyik main anakku biasa tiba-tiba bertengkar, kubilangimi itu anakku jangki bertengkar, sama-sama miki main karena bersaudaraki”.(Wawancara tanggal 14 Mei 2015) Juga dikemukakan oleh PR dalam menasehati anaknya saat melakukan kesalahan agar tidak terulang lagi.

“Sering ku kasittau anakku kalau saat berbuat salah, nak jaman sekarang beda dengan jam dulu, apa lagi kalau cewek”. (Wawancar 16 Mei 2015)

Dari hasil wawancara di atas dapat dietahui bahwa orang tua selalu memberikan nasehat untuk anak-anaknya agar anak-anaknya tidak melakukan kesalahan lagi.

d. Melarang

Orang tua pada keluarga militer juga memberikan perhatian kepada anak- anaknya dalam bentuk larangan, seperti yang diungkapkan PS:

“Saya larang anak saya keluar main kalau belum ganti seragam sekolah dan belum makan.”(Wawancara tanggal 14 mei 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh PR ketika anaknya meminta izin untuk keluar rumah bersama teman-teman anaknya, seperti yang di ungkapkan beliau:

“Nak sekolah ya sekolah, klaw yang begini-begini jangan, kalaw cuman perkumpulan dengan teman-teman tidak usah, karena sekarang banyak orang yang kasi minum temannya sampai mabuk seperti yang ada di telvisi-telvisi”.(Wawancara tanggal 16 Mei 2015)

Hal ini juga diungkapkan oleh PHK dalam melarang anaknya merokok, seperti yang diungkapkan beliau:

“Saya larang anak saya merokok karena itu demi kebaikannya juga, demi kesehatannya.”(Wawancara PHK tanggal 17 mei 2015)

Dari hasil wawancara di atas jelas bahwa seorang keluarga militer memberikan larangan kepada anak-anak mereka demi keselamatan dan kebaikan anak-anak mereka. Sebab awal dari sikap baik anak berawal dari lingkungan tempat tinggal mereka yaitu keluarga.

e. Membiarkan

Dari hasil wawancara 9 informan dalam mengasuh anak-anak mereka tidak ada orang tua yang cenderung acuh tak acuh pada anaknya dengan membiarkan anaknya begitu saja.

Tabel.10

Pengasuhan yang dilakukan keluarga militer pada anak

No Cara pengasuhan Informan

PTL PS PK PR PHK PY PKM PSY PAN

1 Memaksa - - - - √ - √ √ -

2 Menyuruh

3 Menasehati

4 Melarang √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 Membiarkan - - - -

Keterangan :

√ = Melakukan --= Jarang/Tidak

Dari 9 keluarga militer diketahui orang tua pada umumnya melakukan peran pengasuhan dengan cara menyuruh, menasehati, melarang, dan hanya sebagian kecil

yang melakukan pengasuhan dengan cara memaksa anaknya. Serta tidak ada orang tua yang mengasuh anaknya dengan cara membiarkan.

3. Pola asuh anak dalam keluarga Militer a).Pola Demokratis

1) Pola Asuh Anak Usia Dini

Dalam keluarga militer, orang tua sering memberikan dorongan atau motivasi kepada anak-anaknya, misalnya dengan menyemangati anak untuk rajin belajar dan menyemangati anak untuk tidak putus asa. Hal ini sesui dengan hasil wawancara dengan PKM yang menyatakan bahwa:

“Kalo saya pulang dari kantor saya berkumpul dengan anak saya, sering ku bilang sama anakku rajinko ke sekolah, kalau pintarko dan dapatko peringkat saya belikanko mobil-mobil remot yang besar.”

(Wawancara tanggal 19 Mei 2015)

Orang tua akan berusaha memberikan yang terbaik buat anak, misalnya jika ada keinginan dari anak, orang tua akan memenuhi kebutuhan anak. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan PTL yang menyatakan:

“Kita sebagai orang tua hanya memenuhi apa yang dibutuhkan anak.”(Wawancara tanggal 18 Mei 2015)

Bila ada keinginan anak maka orang tua akan melakukan musyawarah untuk mencari jalan keluar yang terbaik bagi semua. Seperti yang diungkapkan PD dari hasil wawancara yaitu:

“Kalau ada keinginannya anakku, biasa saya kasittau dulu ibunya biar sama-samaka carikangi solusi dari keinginannya ini anakku.”

(Wawancara tanggal 19 Mei 2015)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa orang tua dalam mendidik anak yang berusia dini yaitu dia akan memberikan motivasi dan dorongan kepada anaknya agar tidak pantang menyerah. Orang tua juga memberikan pengertian kepada anak demi untk kebaikan anaknya. Serta komunikasi dalam keluarga ini sangat baik sebab keluarga bisa berkumpul diwaktu sore atau malam hari. Dengan adanya komunikasi dengan anak maka akan tercipta suasana yang hangat dan kedekatan dngan keluarga terutama seorang ayah yang mempunyai kesibukan yang cukup padat setiap hari.

2) Pola Asuh Anak Remaja

Dalam keluarga militer, orang tua sering memeberikan motivasi kepada anak- anaknya ketika anak malas ke sekolah. Seperti hasil wawancara dengan PY, yang menyatakan bahwa:

“Biasa kalau pagi-pagi sebelum berangkat ke kantor, biasa loyo skali ku liat anakku, biasami itu ku bilangi harusko semangat nak, jangko loyo, harusko rajin masuk sekolah.”(Wawancara tanggal 18 Mei 2015)

Menunjukkan perhatian kepada anak dengan cara orang tua memenuhi keinginan dari anak serta memusyawarakannya terlebih dahulu sebelum mwujudkan keinginan anak. Seperti yang diungkapkan PSY :

“Anakku sebelum masuk SMA dia meminta sama saya untuk dibelikan motor, jadi ku ceritakan dulu sama Ibunya sebelum saya putuskan bahwa saya mau membelikan motor atau tidak.” (Wawancara tanggal 19 Mei 2015)

Hal senada juga diungkpakan oleh PHK saat anak menginginkan sesutau maka orang tua akna memusyawarakannya terlebih dahulu. Seperti yang diungkapkan PHK:

“Kalau ada permintaannya anakku saya bicarakan dulu sama ibunya.Karena ini demi kebaikannya anakku kelak”.(Wawancara tanggal 17 Mei 2015) Dengan melihat hasil wawancara di atas orang tua dalam keluarga militer dalam mendidik anak remaja, akan memberikan motivasi kepada anaknya agar anaknya rajin ke sekolah. Serta berusaha untuk mengerti dan memahami keinginan anak. Komunikasi yang terjalin di dalam keluarga ini cukup baik, biasanya orang tua dan anak berkumpul bersama untuk bercanda dan bercerita pada waktu senggang yaitu sore hari atau malam hari.

3) Pola Asuh Anak Laki-laki

Dalam keluarga ini orang tua sering memberikan motivasi kepada anak- anaknya. Seperti dalam hal kedisiplinan yaitu masuk sekolah, kebersihan, bangun tepat waktu. Sesuai denagan hasil wawancara dengan PHK yang mengatakan:

“Saya sering menasehati anak saya agar disiplin ke sekolah, kebersihan, bangun tepat waktu, apa lagi kalau anak cowok.” (Wawancara tanggal 17 mei 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh PS bahwa dengan memberikan motivasi kepada anak maka anak akan bersemanagat. Serta dengan memberi perhatian kepada anak maka anak akan merasa senang. Ini sesui dengan hasil wawancara denag PS :

“Sebelum berangkat ke sekolah saya sering memberikan motivasi kepada anak saya agar rajin belajar. sebelum berangkat ke kantor saya kasimi uang jajan untuk anakku di sekolah. (Wawancara tanggal 14 Mei 2015)

Dokumen terkait