• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Hasil Uji Validitas

Penulis membagi pernyataan menjadi dua bagian dalam kuesioner, yaitu pernyataan tentang Kredibilitas Penyuluh (Variabel X) dan Tingkat Pemahaman masyarakat mengenai program RS-RTLH (Variabel Y). Output data program SPSS versi 24 untuk uji validitas pernyataan pada Kredibilitas Penyuluh (Variabel X) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Kredibilitas Penyuluh (Variabel X)

Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan

Pernyataan 1 0,699 0,361 Valid

Pernyataan 2 0,513 0,361 Valid

Pernyataan 3 0,635 0,361 Valid

Pernyataan 4 0,617 0,361 Valid

Pernyataan 5 0,597 0,361 Valid

Pernyataan 6 0,632 0,361 Valid

Pernyataan 7 0,747 0,361 Valid

Pernyataan 8 0,558 0,361 Valid

Pernyataan 9 0,738 0,361 Valid

Pernyataan 10 0,592 0,361 Valid

Pernyataan 11 0,582 0,361 Valid

Pernyataan 12 0,551 0,361 Valid

Valid atau tidaknya setiap butir pernyataan maka harus dibandingkan dengan Rtabel dengan taraf kesalahan 10% dan N=100 maka dapat ditentukan

Rtabel sebesar 0,361. Jika Rhitung positif dan Rhitung> Rtabel maka butir pernyataan tersebut valid. Tabel diatas menunjukan bahwa setiap item pernyataan pada Kredibilitas Penyuluh (variabel X) dikatakan “valid” karena nilai Rhitung lebih besar dari 0,361. Untuk itu dapat dilakukan analisis lebih lanjut terhadap data tersebut.

Kemudian setelah melakukan pengujian variabel X maka penulis juga melakukan pengujian validitas pada variabel Y yaitu Tingkat Pemahaman Masyarakat pada Program RS-RTLH dengan 8 pernyataan sebagai tahap selanjutnya. Penulis menggunakan program SPSS versi 24 untuk menguji pernyataan validitas variabel Y. Hasil uji validitas untuk variabel Y dapat dilihat pada output data dari program SPSS versi 24 pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Tingkat Pemahaman Masyarakat pada Program RS-RTLH (Variabel Y)

Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan

Pernyataan 13 0,559 0,361 Valid

Pernyataan 14 0,631 0,361 Valid

Pernyataan 15 0,637 0,361 Valid

Pernyataan 16 0,624 0,361 Valid

Pernyataan 17 0,734 0,361 Valid

Pernyataan 18 0,727 0,361 Valid

Pernyataan 19 0,572 0,361 Valid

Pernyataan 20 0,585 0,361 Valid

Tabel diatas menunjukan bahwa nilai Rhitung lebih besar dari Rtabel

sebesar 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa setiap item pernyataan pada variabel Y (Tingkat Pemahaman Masyarakat pada program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni) dikatakan “valid” sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut terhadap data tersebut. Jadi, berdasarkan hasil uji validitas sebagaimana terurai pada tabel diatas, ditemukan bahwa seluruh item pernyataan yang dituangkan dalam kuesioner penelitian dinyatakan valid.

Hal ini disebabkan karena nilai Korelasi total semua indikator penelitian lebih besar dan tidak bernilai negatif terhadap nilai r-kritis Product Moment sebesar 0.361 di tingkat kesalahan 10% atau 0.01. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai validitas dari variabel X dan Y adalah 100% valid dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

3.7.2 Hasil Uji Reabilitas

Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable), dan tetap (consistent).58 Reliabel adalah alat ukur konsisten yang memberikan hasil atau jawaban yang sama walaupun digunakan berulang kali.

58 Rachmat Kriyantono. 2012. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal: 145

Tabel 3.5

Hasil Uji Reabilitas Kredibilitas Penyuluh (Variabel X) Cronbach's

Alpha N of Items

,881 12

Tabel diatas merupakan kolom Cronbach’s Alpha yang memiliki nilai 0,843. Maka indikator yang digunakan untuk variabel (X) Kredibilitas Penyuluh dikatakan sangat reliabel. Karna Cronbach’s Alpha 0,881 berada pada interval 0,80-1,00 (sangat reliabel).

Tabel 3.6

Hasil Uji Reabilitas Tingkat Pemahaman Masyarakat pada Program RS-RTLH (Variabel Y)

Cronbach's Alpha

N of Items

,776 8

Tabel diatas merupakan kolom Cronbach’s Alpha yang memiliki nilai 0,776. Maka Tingkat Pemahaman Masyarakat pada Program RS-RTLH (variabel Y) dikatakan sangat reliabel. Karna berdasarkan pada tabel diatas nilai Cronbach’s Alpha 0,776 berada pada interval 0,60-0,80 (reliabel).

3.8 Populasi dan Sampel 3.8.1 Populasi

Menurut (Rahmat 2005:78) popolasi merupakan jumlah keseluruhan atau jumlah unit yang di teliti dengan menganalisis ciri-ciri atau biasa di sebut sebagai kumpulan objek penelitian dengan kata lain populasi merupakan kumpulan keseluruhan objek penelitian. Dalam arti lain populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.59 Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kota serang yang mendapat bantuan program RS-RTLH dari berbagai Kecamatan yang berada di Kota Serang, adapun dalam penelitian ini populasi berdasarkan data yang didapat berjumlah 100 Orang per-tahunnya.

3.8.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut,sampel merupakan jumlah sebagian dari elemen tertentu dari suatu populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.60 Dalam penelitian ini peneliti mengambil teknik non probability sampling. Yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau

59 Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta Hlm: 61

60 Ibid 62

anggota populasi untuk di pilih menjadi sampel. Non probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental/incidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.61

Penelitian mengenai Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Dinas Sosial Kota Serang terhadap Tingkat Pemahaman Masyarakat pada Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni terdapat 100 orang dari seluruh Kecamatan di Kota Serang yang mendapatkan bantuan RS-RTLH di tahun 2016. Maka jumlah sampel berjumlah sama dengan jumlah populasi yang didapatkan dari data yang ada.

3.9 Teknik Pengelolaan dan Analisis Data 3.9.1 Teknik Pengelolaan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini di lakukan dengan observasi dan penyebaran kuesioner kepada sampel yang terdahulu yang mana sudah di temtukan oleh peneliti, peneliti juga melakukan kajian pustaka seperti buku, majalah, artikel, literature, situs internet dan bahan lainnya yang menjadi referensi bagi peneliti. Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap pemeriksaan (editing), proses pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating).62

61 Ibid 63

62Burhan Bungin. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana. Hal: 174

1. Tahap Pemeriksaan (Editing)

Editing merupakan kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Proses editing dimulai dengan memberi identitas pada instrumen penelitian yang telah terjawab. Kemudian memeriksa satu per satu lembaran instrument pengumpulan data, kemudian memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia. Apabila terjadi kejanggalan pada instrumen tersebut, berilah identitas tertentu pada instrumen dan poin yang janggal.

2. Proses Pemberian Identitas (Coding)

Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah mengklasifikasikan data-data tersebut melalui tahapan koding.

Terdapat dua cara pengkodean yaitu pengkodean frekuensi dan pengkodean lambang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengkodean frekuensi yang menunjukan jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atau arti frekuensi tertentu. Teknik koding dapat memudahkan peneliti pada saat memasukan data kedalam program komputer.

3. Proses Pembeberan (Tabulating)

Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud dari tabulasi adalah memasukkan data pada table-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala likert sebagai pengukuran sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian, gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik yang disebut sebagai variabel penelitian.

3.9.2 Analisi Data

A. Analisis Deskriptif Data

Analisis ini merupakan metode yang digunakan untuk mendeskripsikan masing masing variabel, yaitu variabel X dan Y dengan rumus sebagai berikut :

Data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner. Setelah data kuesioner diperoleh kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan rumus.63 Adapun rumus analisis data kuantitatif yang penulis gunakan yakni:

63Riduwan.2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Alfabeta: Bandung. Hal: 40-41

P =: x 100 % Keterangan

P = Persentasi Jawaban

∑ = Jumlah skor di tiap pertanyaan n = Banyak responden

Tabel 3.7

Kriteria analisis deskriptif persentase

No Rentang persentase Kriteria

1 81% - 100% Sangat baik

2 61% - 80% Baik

3 41% - 60% Cukup baik

4 21% - 40% Tidak baik

5 0% - 20% Sangat tidak baik

(Sumber : Riduwan 2010 : 41) B. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal ataupun tidak. (Sugiono 2011) menyatakan stasistik parameter menyatakan bahwa data setiap variabel yang akan di anlisis berdistribusi normal oleh karena itu pengujian hipotesis dilakukan untuk pengujian normalitas data. Penulis menggunakan uji Kolomogorof-Smirnov dengan bantuan software SPSS Versi 21, untuk menyatakan apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien AsympSig. Atau P-value dengan 0,05 (taraf signifikan). Apabila P-value lebih besar dari 0,05 (taraf signifikansi) yang

berarti tidak signifikan, maka memiliki makna bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya apabila P-value lebih kecil dari 0,05 yang berarti signifikan, maka bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

C. Uji Koefisiensi Korelasi

Dalam uji koefisiensi korelasi ini peneliti menggunakan koefisien korelasi, dimana penelitian ini menggunakan analisis untuk mengetahui hubungan kedua variabel, yakni antara variabel kolom Kredibilitas Penyuluh (X) dan variabel tingkat pemahaman masyarakat pada program RS-RTLH (Y).

Adapun penelitian ini, penulis menggunakan Korelasi Pearson Product Moment yang digunakan untuk mengetahui derajad hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) sebelum melakukan signifikansi pada korelasi ganda.64 Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

  

 

 

 

2 2 2 2

Y N

X N

Y X XY

r N

Y X

xy

Penjelasan :

rxy : koefisien korelasi product moment

x: jumlah skor dalam selebaran X

y: jumlah skor dalam selebaran

xy: jumlah hasil kali skor x dan y yang berpasangan

x

2: jumlah skor yang di kuadratkan dalam selebaran

64Dominikus Dolet Unaradjan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Universitas Atma Jaya. Hal: 202

y

2: jumlah skor yang di kuadratkan dalam selebaran y n : jumlah sampel

Agar dapatkan penafsiran tentang koefisien korelasi maka di dapatkan pedoman dan ketentuan dari tabel berikut ini :

Tabel 3.8

Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan

0.00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat kuat

Sumber : Sugyono 2010 :231

D. Analisis Regresi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen rumus analisis ini sebagai berikut :

Penjelasan :

Y : subyek dalam variabel yang di prediksi a : harga Y bila X = 0 (harga konstan) b : angka atau koefisien regresi

Y = a + bx

E. Koefisien Determinasi

Dalam penelitian ini koefisien determinasi digunakan pada penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh krediblitas penyuluh dari variabel X dan variabel Y yaitu pemahaman masyarakat pada program RS-RTLH.

Penjelasan :

KD : koefisien determinasi r : koefisien korelasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan program SPSS versi 24 dimana dengan menggunakan program tersebut hasilnya dapat dilihat pada tabel model summary.

F. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini hubungan yang ditemukan berlaku untuk keseluruhan populasi maka perlu di lakukan dengan uji signifikan korelsi uji Thitung, uji F dan uji signifikasi :

1. Uji t ini dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi dengan thitung rumus :

1 2

2 r n t r

 

Penjelasan :

r = koefisien korelasi KD = X 100%

n-2 = derajat keabsahan t = nilai uji t

untuk mencari ttabel maka tentukan dulu taraf signifikasi dengan mengacu pada ketentuan berikut :

thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan.

thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan.

G. Uji F

Penelitian ini untuk mengetahui seberapa kuat hubungan variabel terikat secara bersamaan berupa stimulant dengan rumus dari Fhitung.

Fhitung =

1 2

/

1

2

K n R

r

K

Penjelasan :

R = koefisien korelasi ganda K = jumlah fariabel independen n = jumlah anggota sampel

Nilai Fhitung kemudian di samakan dengan Ftabel dengan dk (drajat kebebasan) pembilang =k (jumlah variabel independen) dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan misalnya 5% dimana dengan dasar pengambilan keputusan yaitu :

 Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan.

 Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan.65

H. Tingkat Signifikan

Yang di tetapkan oleh penulis dalam tingkat signifikan adalah 0,05 dimana bahwa periset mempunyai 5% maka dari itu kesempatan untuk mengambil keputusan yang salah mengenai Ho. Penetapan tingkat atau taraf signifikansi tergantung pada jumlah kesalahan periset yang biasa. 66 Dari ketentuan tersebut bisa di lihat uji signifikasinya adalah :

 Nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak artinya signifikan

 Jika nilai sig > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak signifikan

3.10 Lokasi Dan Jadwal Penelitian 3.10.1 Lokasi

Dalam penelitian Kredibilitas Penyuluh Dinas Sosial Kota Serang terhadap Tingkat Pemahaman Masyarakat pada Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni yang dilaksanakan di berbagai kecamatan di Kota Serang yaitu, Kecamatan Kasemen, Curug, Serang, Taktakan, Cipocok Jaya, dan Walantaka. Dengan

65 Ibid. Hlm: 216

66 Rahmat krianto, teknis praktis riset komunikasi (jakarta :kencana prenada media group,

Desa atau Kelurahan yang berbeda, peniliti memilih Kota Serang- Banten sebagai lokasi penelitian, dikarenakan masih banyak masyarakat yang kurang mampu dengan kondisi memiliki rumah yang sudah tidak layak huni.

3.10.2 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

Bulan April

2017

Mei 2017

Juni 2017

Juli 2018

Oktober 2017

April 2018

Juni 2018

1 Judul

2 Bab I

3 Bab 2

4 Bab 3

5 Sidang Outline 6 Bab 4 dan 5 7 Sidang Skripsi

80 4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Kota Serang

Kota Serang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Banten.

Kota ini terbentuk sebagai daerah otonom sejalan dengan ditetapkannya Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang pada tanggal 2 November 2007. Memulai pemerintahan secara resmi pada tanggal 5 Desember 2008, setelah melaksanakan pemilihan kepada daerah langsung yang kemudian dilantiklah Walikota dan Wakil Walikota secara definitif. Kota Serang merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Serang dan menjadi salah satu daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Banten.

Pembentukan Kota Serang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, seperti yang disebutkan didalam visi pembangunan Kota Serang yaitu, “Terwujudnya Landasan Kota Serang yang Global dan Berwawasan Lingkungan”. Visi pembangunan Kota Serang tersebut diharapkan menjadi landasan pencapaian Visi pembangunan Kota Serang tahun 2008 sampai dengan tahun 2025 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) yakni: “Terdepan Sebagai Pusat Pendidikan, Jasa, dan Perdagangan Menuju Kota Serang Smart 2025”. Smart adalah singkatan dari Sejahtera Maju, Adil, Religius, dan Terdepan. Adapun Misi Kota Serang adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang prima.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keberadaan masyarakat yang produktif, berbudaya dan agamis.

3. Meningkatkan dan mendorong pertumbuhan dan kualitas perekonomian daerah dan masyarakat.

4. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana wilayah yang memadai dan berkualitas.

5. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan penataan ruang yang menunjang pembangunan berkelanjutan.67

Dahulu Serang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Serang, kemudian ditetapkan sebagai kotamadya pada tanggal 2 November 2007. Kota Serang mencakup wilayah daratan seluas 266,74 KM2, yang hampir seluruh bagian wilayahnya berada di daratan, hanya sebagian kecil saja yang berbatasan dengan lautan yaitu Kecamatan Kasemen. Cakupan wilayah Kota Serang terdiri dari 6 (enam) Kecamatan dan 66 (enam puluh enam) Kelurahan, dengan luas wilayah yang berbeda dari setiap masing- masing Kecamatan. Dimana Kota

67 http://dprd-serangkota.go.id/gambaran-umum-daerah-kota-serang/

Serang terdiri atas 6 Kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah kelurahan seperti, Kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Curug, Kasemen, Taktakan, dan Walantaka. Seperti yang tertera pada table dibawah ini :

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kecamatan di Kota Serang

(Sumber: serangkota.bps.go.id, diakses tanggal 10 Juni 2014)

Kota Serang adalah salah satu dari tujuh Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Banten dengan jarak ± 70 KM ke Kota Jakarta, Ibukota Negara Republik Indonesia. Kota Serang mempunyai kedudukan yang strategis karena berada di jalur utama penghubung lintas Jawa-Sumatera. Kota Serang juga dilintasi jalan negara Lintas Jakarta-Merak serta dilintasi jalur kereta apa Lintas Jakarta-Merak.

Selain itu pula Kota Serang merupakan pintu gerbang atau transit perhubungan darat antar Jawa dan Pulau Sumatera.

No. Kecamatan

Luas Wilayah Jumlah

Kelurahan

Km2 Persentase (%)

1. Curug 10 49,60 18,59

2. Walantaka 14 48,48 18,18

3. Serang 12 31,54 11,82

4. Cipocok Jaya 8 25,88 9,70

5. Taktakan 12 47,88 17,95

6. Kasemen 10 63,36 23,75

Jumlah 66 266,74 100

Gambar 4.1

Peta Administrasi Kota Serang

(Sumber: Profil Kota Serang Tahun 2013)

Wilayah Kota Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl. Selain itu, Kota Serang sendiri beriklim tropis dengan suhu rata-rata tiap bulan 27,070C suhu terendah 23,3 0C dan tertinggi 33,0C. kelembaban udara 84%, rata-rata curah hujan 9,4 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Januari

dan Desember.68

Wilayah Kota Serang berada pada ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut, dengan rata-rata ketinggian sekitar 25 meter di atas permukaan laut. Kemiringan Kota Serang berkisar antara 0-40%.

Keadaan wilayah Kota Serang meliputi sistem air tanah dan air permukaan. Wilayah Kota Serang berada di dataran rendah dan memiliki curah hujan yang cukup, berkisar 1500-200 mm/pertahun.

Sebagian besar wilayah Kota Serang digunakan untuk lahan pertanian yaitu 65,81% dari luas seluruhnya, sementara untuk pemukiman dan perumahan sebesar 28,59% dari luas seluruhnya.

4.1.2 Keadaan Penduduk

Kondisi demografi adalah suatu kondisi dinamika kependudukan, meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi sera penuaan. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah Karena disebabkan oleh proses demografi yakni kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan juga migrasi atau perpindahan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk di Kota Serang dalam periode 2 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2012 sebesar 2,16 persen.

Sensus penduduk tahun 2010 mencatat bahwa Kota Serang dihuni 585.319 jiwa, dengan penduduk laki-laki-laki sebanyak

68 http://dprd-serangkota.go.id/gambaran-umum-daerah-kota-serang/

300.540 jiwa lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan yang sebesar 284.779 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebesar 611.897 jiwa, dengan jumlah penduduk laki- laki sebesar 314.049 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 297.848 jiwa seperti yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Pertumbuhan Penduduk

(Sumber: serangkota.bps.go.id, diakses tanggal 10 Juni 2014)

Adapun untuk jumlah penduduk pada tahun 2012 yang terbesar berada di Kecamatan Serang yakni 216.785 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Curug sebesar 49.110 jiwa.

Begitu pun mengenai kepadatan penduduk yang berada di seluruh Kecamatan di Kota Serang. Dimana Kecamatan Serang tercatat memiliki kepadatan penduduk per Km2 terbesar di Kota Serang yakni 2.293,98 jiwa/Km2. Sedangkan Kecamatan Curug memiliki kepadatan penduduk terendah dari seluruh Kecamatan yang ada di Kota Serang yakni 990,12 jiwa/Km2.

Tahun

Jenis Kelamin

Jumlah Petumbuhan Penduduk Laki-Laki Perempuan

2010 300.540 284.779 585.319

2,16

2012 314.049 297.848 611.897

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kota Serang Tahun 2012

( S u m b e r :

4.1.3 Gambaran Umum Dinas Sosial Kota Serang

Dinas Sosial Kota Serang adalah unit pelaksana teknis yang berada di daerah dalam naungan Kementerian Sosial RI dan salah satu SKPD Pemerintahan Kota Serang. Dinas Sosial Kota Serang terbentuk Tahun 2008 melalui Peraturan Daerah Kota Serang nomor 9 tahun 2008 tentang pembentukan dan susunan organisasi Dinas Daerah Kota Serang dan Peraturan Daerah Kota Serang nomor 14 tahun 2010 tentang pembentukan dan susunan organisasi..

Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Sosial Kota Serang Banten dibantu oleh bidang-bidang dibawahnya yang terdiri dari 5 bidang,yakni 4 bidang pelaksana teknis, serta 1 bidang sekretariatan, dan 2 Unit Pelaksana teknis yaitu Badan Perlindungan Sosial (BPS) serta Balai Perlindungan dan Pemulihan Sosial (BPPS). Setiap bidang di Kepalai oleh seorang kepala bidang yang memiliki kepala seksi- kepala seksi di bawahnya, dalam rangka membantu tugas dan program masing-masing bidang.

No Kecamatan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk per Km2

1. Curug 49.110 990,12

2. Walantaka 81.503 1.681,17

3. Cipocok Jaya 89.950 2.851,93

4. Serang 216.785 8.376,55

5. Taktakan 83.059 1.734,73

6. Kasemen 91.490 1.443,97

4.1.4 Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Serang

Adapun Visi yang disepakati dan ditetapkan untuk Dinas Sosial Kota Serang tidak dapat lepas dari ruang lingkup “Visi Pemerintah Kota Serang”, karena Inspektorat Kota Serang merupakan Perangkat Daerah di Bidang

Dalam hal ini Visi Dinas Sosial Kota Serang adalah

“TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL”

Misi Dinas Sosial kota Serang sebagai tingdak lanjut dari visi adalah

1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dan infrastruktur dalam rangka penataan kelembagaan.

2. Meningkatkan akses pelayanan sosial dalam aspek: rehabilitasi, pemberdayaan, perlindungan, dan jaminan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

3. Memperkuat kelembagaan dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam rangka mendorong inisiatif dan partisipasi masyarakat sehingga terjalin kemitraan dalam kesejahteraan sosial.

4. Meningkatkan system informasi dan pelaporan

88

DEWI YULIANI NIP. 19630711 198303 2 007 BIDANG PENGEMBANGAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL

Drs.H.M.SYAMLAN.MM NIP. 19590315 198603 1 014

SEKSI PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN IIP MUHAMAD ARIF, S.Pd NIP. 19680904 199005 1 001

AGUS M. ARIF DJ, S.Sos, M.Si NIP. 19610223 198603 1 003

SEKSI PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN

IIN MAYA ALIYYUIDA, S.Pd, M.Pd NIP. 19730116 199703 2 004

SEKSI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN SEKSI PENYULUHAN DAN PELATIHAN

KESEJAHTERAAN SOSIAL HJ. IMAS LASTURIAH, S.Pd, M.Si

NIP. 19691021 199702 2 006

SEKSI PEMBERDAYAAN SDM DAN LINGKUNGAN SOSIAL TB. AHMAD SAFARI, SE

SEKSI REHABILITASI TUNA SOSIAL DAN EKS KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

HELI PRIATNA, A.Ma.Pd NIP. 19620301 198204 1 001 NIP. 19600807 198303 1 015

SEKSI PEMBERDAYAAN KELUARGA

UDIN BAKHRUDIN, M.Pd NIP. 19600604 197912 1 003

SEKSI PERLINDUNGAN SOSIAL KORBAN BENCANA TATANG SUTRISNO, S.Pd, M.Pd NIP. 19660211 199212 1 003

SEKSI PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG CACAT

BARANI SIHALOHO, NIP. 19591231 198403 1 079

SEKSI PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN SOSIAL ANAK DAN

LANSIA HENDRI SUDIARNI, S.Sos NIP. 19620126 198502 2 002

SEKSI PERLINDUNGAN SOSIAL TINDAK KEKERASAN DAN PEKERJA

MIGRAN AHMAD SAMLAWI, S.Ag, M.Si NIP. 19681010 199303 1 008

SEKSI PENGELOLAAN SUMBER DANA SOSIAL DAN JAMINAN SOSIAL

SAFANI, SE NIP. 19620604 198308 1 002 BIDANG PELAYANAN DAN

REHABILITASI SOSIAL H. DULBARID, M.Si NIP. 19730317 200112 1 001

BIDANG PERLINDUNGAN DAN JAMINAN

Dra. ETI MULYATI, MM NIP. 19660209 199303 2 007 KEPALA DINAS

EDINATA SUKARYA, S.Sos, M.Si NIP. 19610625 198303 1 009

NIP. 19700410 199103 2 005 NIP. 19581114 198603 2 007 NIP. 19600617 198602 2 001 HJ. VENI MARYATI, SKM, MM

KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

SEKRETARIS Dra. HJ. DINAR TRICAHYANI, M.Si

NIP. 19660504 199202 2 002 KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

UNIT PELAKSANA TEKNIS

KASUBAG UMU HIKMAH, SIP

KASUBAG PROGRAM, EVALUASI DAN PELAPORAN

H. ETI SUKMAWATI, S.Sos

(Sumber:Dinas Sosial Kota Serang)

Dokumen terkait