BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
2. Hasil Wawancara Terhadap Anak
Hasil wawancara di atas adalah jawaban serta pendapat orangtua yang seluruhnya hampir mempunyai kesamaan dalam pendapat, hampir seluruh orangtua bertujuan supaya anaknya menguasai ilmu agama dan memiliki akhlak yang bagus dan memiliki bekal untuk kehidupan di masa yang akan datang di samping mempelajari ilmu pengetahuan umum.
yang sangat luas, selalu memberikan motivasi kepada santrinya untuk semangat hafalan al-Qur’an.114
Ungkapan selanjutnya disampaikan oleh (W/A3/12 November 2018) mengatakan bahwa:
“orangtua saya ingin saya menjadi anak yang berilmu, mempunyai akhlak yang bagus punya unggah-ungguh dengan orang lain terutama orang yang lebih tua, berlajar sungguh- sungguh di Pondok tidak menjadi anak yang mengecewakan orangtua. Tujuannya agar saya menjadi orang berguna bagi banyak orang nantinya, orangtua saya tidak menginginkan jika saya menjadi buta akan agama, makanya orangtua saya memasukan di Pondok Pesantren dan memang masuk di Pondok Peasntren atas keinginan saya”.115
Pendapat lainnya disampaikan oleh (W/A4/12 November 2018) mengatakan bahwa:
“orangtua saya memasukan saya di Pondok Pesantren agar saya menuntut ilmu agama selain ilmu umum di sekolahan. Yang jadi pertimbangannya yaitu pondok tahfidz walaupun hafalan saya masih pada surat-surat yang penting saja, tapi orangtua saya selalu mendukung dan memotivasi saya untuk terus hafalan”.116
Wawancara selanjutnya ditunjukan kepada (W/A5/13 November 2018) mengatakan bahwa:
“yang mendasari orangtua saya memasukan saya di Pondok Pesantren adalah orangtua saya menginginkan saya belajar agama sehingga bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dan menjadi wanita shalihah sesuai dengan nama saya.
Karena di Pondok Pesantren merupakan tempat yang pas untuk belajar agama. Biaya di Pondok Pesantren tidak terlalu mahal juga
114Hasil wawancara dengan Jamilatun Ni’mah, Putri ibu Munawaroh, pada tanggal 12 November 2018, Pukul 13.20 WIB.
115 Hasil wawancara dengan Nailul Faizah, Putri ibu Triyani, pada tanggal 12 November
2018, Pukul 14.35 WIB.
116Hasil wawancara dengan Maulidatun Khoiriyah, Putri ibu Siti Asiah, pada tanggal 12 November 2018, Pukul 14.35 WIB.
jadi termasuk pendorong orangtua saya memasukan saya di Pondok Pesantren”.117
Berdasarkan data hasil penelitian di atas dapat dipahami bahwa motivasi orangtua memilih pendidikan Pesantren untuk anaknya di Desa Sritunggal Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way kanan terdapat inti yang sama dari jawaban orangtua dan anak bahwasanya motivasi orangtua memilih pendidikan Pesantren untuk anaknya adalah supaya anak-anak mereka mendalami ilmu agama dan memiliki akhlak yang bagus.
3. Hasil Wawancar terhadap Kaluarga Atau Tetangga
Wawancara dengan anggota keluarga atau tetangga sekitar peneliti lakukan untuk mendapatkan data yang utuh. Berikut hasil wawancara tersebut:
Sebagai anggota keluarga atau tetangga tentu banyak sedikitnya mengetahui mengenai motivasi orangtua memilih pendidikan Pesantren untuk anaknya. Sebagaimana yang disampaikan oleh (W/T1/14 November 2018) mengatakan bahwa :
“tujuan ibu Mamah memasukan anaknya di Pondok Pesantren supaya anaknya tidak cuma belajar disekolah saja, biar anaknya belajar agama juga menjadi orang yang berilmu yang luas.
Apalagi kalau di Pondok tidak bisa main kemana-kemana, pulang
117 Hasil wawancara dengan Mar’atus Sholihah, Putri ibu Sikam Sinah, pada tanggal 12
November 2018, Pukul 14.35 WIB.
sekolah langsung ke Pondok dan juga agar anaknya menjadi mandiri”.118
Hasil wawancara berikutnya dengan (W/T2/15 November 2018) mengatakan bahwa:
“ibu munawaroh memasukan anaknya di Pondok Pesantren hafidz jadi ibu munawaroh berharap anaknya menjadi hafidzoh. Saya sebagai bibiknya juga berharap ponakan saya menjadi orang yang berilmu dan paham agama. setiap orangtua juga pasti berharap anaknya begitu”.119
Selanjutnya disampaikan oleh (W/T3/15 November 2018) mengatakan bahwa: “yang mendorong ibu Murtini memasukkan anaknya di pondok Pesantren supaya anaknya menjadi orang memiliki pengetahuan agama dan dapat diamalkan serta bermanfaat bagi orang banyak. Biaya yang tidak mahal jadi pendorong juga memasukan anaknya di Pondok Pesantren.120
Wawancara selanjutnya ditunjukan kepada (W/T4/16 November 2018) mengatakan bahwa: “ibu Siti Asiah menginginkan anaknya menjadi anak shalihah, belajar agama dengan sungguh-
118 Hasil wawancara dengan ibu Ngainah, tetangga ibu Mamah, pada tanggal 14 November
2018, Pukul 16.30 WIB.
119 Hasil wawancara dengan ibu Ponikem, tetangga ibu Munawaroh, pada tanggal 15 November 2018, Pukul 09.20.
120Hasil wawancara dengan ibu Bibit, tetangga ibu Triyani, pada tanggal 15 November 2018, Pukul 15.30.
sungguh di Pondok terlebih lagi bisa menjadi hafidzoh, karena anaknya masuk di pondok tahfidz”.121
Pendapat lainnya disampaikan oleh (W/T5/18 November 2018) mengatakan bahwa :
“yang mendorong ibu muyasaroh memasukan anaknya di Pondok Pesantren adalah agar anaknya menjadi anak yang shaleh, paham dengan agama dan dapat mengamalkan ilmunya sehingga bermanfaat bagi orang lain. Kalau di Pondok anak diajarkan hidup mandiri agar nantinya tidak selalu bergantung kepada orangtua ataupun orang lain”.122
Dari wawancara yang dipaparkan di atas hal tersebut Penulis beranggapan bahwa anggota atau tetangga sebagai sumber data sekunder akan mampu memberikan data tambahan yang mampu menunjang kebenaran data yang Penulis kumpulkan.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara yang Penulis lakukan di Desa Sritunggal Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan, dapat dibahas sebagai berikut:
1. Motivasi Orangtua Memilih Pendidikan Pesantren untuk Anaknya Orangtua sebagai manusia yakni makhluk sosial, setiap tingkah laku atau tindakannya tidak terlepas dari dorongan yang melatar belakanginya. Termasuk dorongan yang melatar belakangi mereka dalam memilih sebuah lembaga pendidikan yang baik bagi anak. Dorongan yang
121 Hasil wawancara dengan ibu Siti Atun, tetangga ibu Siti Asiah, pada tanggal 15 November 2018, Pukul 15.30
122 Hasil wawancara dengan ibu Nani, tetangga ibu Muyasaroh, pada tanggal 15 November
2018, Pukul 16.25 WIB.
mendasari tingkah laku atau tindakanya dikenal dengan istilah Motivasi.
Motivasi memiliki dua macam yaitu dari dalam diri sendiri (Motivasi Instrinsik) dan motivasi dari luar (Motivasi Ekstrinsik).
a) Motivasi Intrinsik
(1) Minat (harapan dan keinginan orangtua memilih pendidikan Pesantren)
Orangtua memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan pendidikan yang baik untuk anak-anaknya. Baik buruknya anak itu sangat berkaitan erat dengan pembinaan dan pendidikan agama Islam dalam keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan agama dan sosial. Oleh karena itu, memberikan pendidikan yang baik bagi anak adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Setiap orangtua memiliki harapan yang sangat besar terhadap anak-anak mereka. Begitupun orangtua yang memilih pendidikan Pesantren. Harapan yang dimiliki orangtua tidak lepas dari hal yang mendasari memilih pendidikan Pesantren untuk anaknya.
Bersasarkan hasil penelitian yang Penulis lakukan terhadap beberapa responden harapan, serta hal yang mendasari orangtua memilih pendidikan Pesantren untuk anaknya terbilang serupa yakni supaya anak-anak mereka mendalami ilmu agama dan orangtua berkeinginan anak-anak mereka memiliki akhlak yang bagus.
(2) Kebutuhan (pendidikan merupakan kebutuhan manusia, terlebih pendidikan agama)
Memberikan pendidikan yang baik bagi anak adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh orang tua, tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan dalam memilih lembaga pendidikan yang dirasa baik. Begitu juga dengan orangtua yang memilih pendidikan Pesantren untuk anaknya tentu saja memiliki pertimbangan-pertimbangan sendiri.
Pertimbangan-pertimbangan yang didapati dari hasil penelitian yang Penulis lakukan cukup beragam yaitu biaya yang terjangkau, Pondok yang sesuai dengan ajaran yang dianut, dan jarak antar Pondok dan sekolah berdekatan.
(3) Sikap (tindakan yang diambil setelah adanya minat dan kebutuhan) Tindakan yang dilakukan oleh orangtua dalam memilih pendidikan Pesantren untuk anakya adalah wujud dari kebutuhan akan pendidikan agama. Peran serta orangtua dalam membina anak dalam hal memilih lembaga pendidikan itu sudah menunjukkan bahwa orangtua ingin melihat anaknya memiliki ilmu pengetahuan agama yang dapat mengarahkan hidupnya di masa yang akan datang, dengan tujuan agar anaknya menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan.
b) Motivasi Ekstrinsik
(1) Pengaruh lingkungan (lingkungan Pondok Pesantren lebih kondusif dalam pembentukan jiwa keagamaan)
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berkarakter Islam yang didalamnya mempelajari ajaran-ajaran agama Islam yang memberikan bekal atas tuntutan zaman masa kini. Pesantren juga berperan dalam pembentukkan akhlak yang baik. Karena di pondok Pesantren di bekali ilmu Agama, di ajarkan tatakrama kepada guru, orang tua, teman atau yang lainnya. banyak hal yang menjadi contoh di pondok pesantren bagi setiap santrinya. Oleh sebab itulah hal yang mendorong orangtua memasukan anaknya di Pondok Pesantren.
(2) Biaya Pendidikan (biaya yang ringan dan terjangkau merupakan pendorong orangtua memasukan anaknya di Pondok Pesantren)
Memilih lembaga pendidikan untuk anaknya, orangtua memang pasti menyesuaikan dengan keadaan ekonominya. Insentif, besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk mencapai tujuan pendidikan bagi anaknya menjadi pertimbangan tersendiri. Biaya yang ringan dengan fasilitas yang memadai tentu akan menjadi pilihan utama. Karena oleh itu tidak sedikit orang tua yang memilih pondok pesantren sebagai pendidikan anaknya karena biaya yang tidak begitu mahal.
(3) Simpatik (karismatik dan figur kyai mendorong orangtua memasukan anaknya di Pondok Pesantren)
Seorang kiai, ustadz, ulama, dan tokoh masyarakat setempat dapat menumbuhkan simpati seseorang karena keikhlasannya dalam mengajar murid-murid atau santri-santrinya.
Sikap seperti ini dapat menumbuhkan simpati pada orangtua yang kemudian bergerak hatinya untuk menyerahkan anak-ananya ke Pesantren agar dididik dengan pendidikan agama yang baik. Seorang kyai merupakan tauladan bagi santri-santrinya serta masyarakat, seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas mengenai, sehingga banyak orangtua yang menginginkan anak-anak merak dapat mencotohnya.
(4) Tujuan (adanya tujuan yang ingin dicapai)
Tujuan mendorong seseorang untuk bertindak atau berbuat untuk mencapainya, semakin tinggi suatu tujuan, makin kuat usaha yang harus dilakukannya. Sehingga dalam hal ini tujuan merupakan faktor yang sangat mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu.
Tujuan tersebut adalah supaya anak memiliki bekal kehidupan yang cukup, dapat mengamalkan ilmu yang diperolehnya sehingga bermanfaat untuk dirinya sendiri serta orang lain.
2. Alasan Orangtua Memilih Pendidikan Pesantren untuk Anaknya a. Kondisi lingkungan tempat tinggal yang kurang kondusif
Lingkungan tempat tinggal memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan anak, baik dan buruknya perilaku anak tidak hanya tergantung pada lingkungan keluarga semata. Dari hasil penelitian
yang telah penulis lakukan semua responden mengatakan hal yang sama karena mereka tinggal dalam satu desa sehingga pandangan mengenai kondisi lingkungan tempat tinggal mereka pun sama.
Hasil penelitian yang Penulis lakukan menunjukan bahwa kondisi lingkungan tempat tinggal responden dirasa kurang kondusif sehingga menjadi alasan orangtua di Desa Sritunggal memasukan anaknya di Pesantren. Dari keseluruhan responden mengatakan bahwa di lingkungan tempat tinggal mereka banyak orang-orang yang meminum- minuman keras dan ada yang hamil diluar nikah. Orangtua mengkhawatirkan anak-anak mereka akan terjerumus dalam pergaulan yang salah karena lingkungan tempat tinggal yang kurang kondusif.
b. Menyaring Sisi Negatif dari Semakin Majunya Perkembangan Teknologi
Di era modernisasi seperti sekarang, peran orangtua sangat diperlukan terutama berkaitan dengan kecanggihan teknologi. Dengan kecanggihannya sekarang teknologi banyak membantu aktifitas manusia, akan tetapi kecanggihan tersebut teknologi sering disalahgunakan oleh penggunanya digunakan untuk hal yang tidak semestinya. Teknologi yang canggih semestinya dapat menambah wawasan malah berakibat pada moral yang jelek. Hal tersebut membuat orangtua merasa khawatir terhadap perkembangan anak-anak mereka. Sehingga harus ada penangan dari orangtua.
Hasil penelitian yang Penulis lakukan menunjukan bahwa upaya orangtua dalam menyaring sisi negatif dari semakin majunya perkembangan teknologi yaitu mengawasi penggunaan teknologi pada anak, serta membatasi penggunaan teknologi pada anak-anak mereka.
Sehingga anak tidak lupa kewajiban mereka yakni belajar. Selain upaya mengawasi dan membatasi penggunaan teknologi, upaya lain dari orangtua adalah dengan memasukan anak di Pondok Pesantren, karena penggunaan teknologi di Pondok Pesantren sangat terbatas, sehingga hal ini sangat membantu orangtua dalam menyaring sisi negatif dari semakin majunya perkembangan teknologi.
Kekhawatiran orangtua terhadap anak-anak mereka mengenai kecanggihan teknologi bukan tanpa alasan. Kecanggihan teknologi yang dirasakan sekarang banyak memberikan pengaruh. Karena dalam kecanggihan teknologi seseorang dapat mencari segala informasi yang diinginkan. Bagaimana pengaruh tersebut tergantung isi baik atau buruknya dari informasi yang di dapat dari teknologi itu sendiri.
Sebagaimana yang diketahui bahwa anak juga turut sebagai pengguna teknologi. Dalam hal ini harus adanya penanganan, pengawasan maupun dampingan dari orangtua agar anak tidak mendapatkan informasi yang tidak baik sehingga anak tidak terpengaruh atau terkena dampak yang negatif dari kemajuan teknologi saat ini.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa motivasi serta alasan orangtua memilih pendidikan Pesantren untuk anaknya bertujuan
agar anak-anak mereka menjadi orang yang mampu membedakan mana yang baik dan buruk sehingga kehidupan mereka akan terarah dijalan kebaikan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil wawancara yang telah Penulis lakukan dengan Informan dapat diketahui yang mendominasi Motivasi orangtua memilih pendidikan Pesantren untuk anaknya di Desa Sritunggal Kecamatan Buay Bahuga Kabupeten Way Kanan yaitu: (1) keinginan orangtua agar anak mendalami ilmu agama (2) keinginan orangtua agar anak memiliki akhlak yang bagus (3) biaya yang terjangkau (4) pertimbangan organisasi sesuai yang dianut (5) jarak antar Pondok dan sekolah berdekatan (6) perasaan ketidak mampuan orangtua mendidik anak di rumah (7) keinginan orangtua agar anak menjadi hafidz atau hafidzoh.
2. Alasan orangtua memilih pendidikan Pesantren untuk anaknya di Desa Sritunggal Kecamatan Buay Bahuga Kabupeten Way Kanan yaitu:
pertama, kondisi lingkungan tempat tinggal responden dirasa kurang kondusif, karena lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan anak. Kedua, Pondok Pesantren menjadi tempat yang sangat membantu orangtua dalam menyaring sisi negatif dari semakin majunya perkembangan tekhnologi. Hal ini dikarenakna penggunaan tekhnologi di Pondok Pesantren sangat terbatas.
78
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran atau masukan kiranya yang kiranya dapat bermanfaat.
Terutama pihak-pihak yang bersangkutan yaitu sebagai berikut:
1. Untuk para orangtua agar tidak melepaskan begitu saja tanggung pendidikan terhadap anak kepada orang lain, meskipun orangtua telah memasukan anak di Pondok Pesantren bukan berarti tanggung jawab pendidikan tersebut telah dilimpahkan sepenuhnya. Lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal adalah bentuk bantuan kepada orangtua untuk mendidik anak.
2. Untuk para anak agar bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu di Pondok Pesantren. Sehingga apa yang menjadi harapan, cita-cita, maupun tujuan orangtua maupun anak dapat tercapai. Setiap orangtua menginginkan agar anaknya menjadi orang yang berilmu, shaleh shalehah, memiliki bekal kehidupan untuk kedepan dan dapat mengamalkan ilmu yang diperoleh sehingga menjadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain.
3. Untuk Penulis semoga dapat bermanfaat dan menjadi tambahan wawasan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Armidi. Skripsi. Hubungan Motivasi Orangtua dengan Hasil Belajar Santri Pondok Pesantren Darul Ma’arif Desa Sumbersari Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013. Metro: STAIN Jurai Siwo Metro, 2013.
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rodaskarya, 2013.
A. Fatah Yasin. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Sukses Offest, 2008
Andi Supangat. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010 Bukhari Umar. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2010.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Edi Kusnadi. Metodologi Penelitian. Metro: STAIN Metro dan Ramayana Pers, 2008.
Erdiyanti, “Fenomena Orangtua dalam Memilih Lembaga Pendidikan Islam (Studi pada Mis Pesantren Ummushabri Kendari)” dalam SHAUTUT TARBIYAH, Kendari: Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Ed. Ke-37 Th. XXIII, November 2017.
Haidar Putra Daulay. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Hamzah B. Uno. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Heri Juhairi Muchtar. Fikih Pendidikan, Bandung: Remaja Rodasakarya, 2008.
Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.
Moh. Nazir. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
Masykurillah. Ilmu Tauhid (Pokok-Pokok Keimanan). Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja, 2013.
M. Sudiyono. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Purwa Atmaja Prawira. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogjakarta:
Ar-Ruz Media, 2013
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
Siti Hartinah. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama, 2011.
Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.
Suyanto. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pedekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, 2010.
---, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfebta, 2014.
---, Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, 2013.
W. Gulo. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo, 2003.
Yasmadi. Modernisasi Pesantren. Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Zakiah Darajdat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Zuhairi,et.al. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016.