• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Wawancara Terhadap Orangtua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Hasil Wawancara Terhadap Orangtua

a. Motivasi Orangtua Memilih Pendidikan Pesantren 1) Motivasi Intrinsik

(a) Hal yang Mendasari Memilih Pendidikan Pesantren

Setiap tindakan dan prilaku manusia selalu berdasarkan pada motivasi, motivasi digunakan untuk mencapai tujuan dari sebuah tindakan yang dilakukan seseorang. Hal ini juga terjadi pada prilaku orangtua yang memilih pendidikan Pesantren Untuk anaknya. Berdasarkan hasil wawancara yang Penulis lakukan terhadap orangtua yang memilih pendidikan Pesantren untuk anaknya di Desa Sritunggal menunjukan beragamnya hal yang mendasari orangtua memilih pendidikan Pesantren.

Berdasarkan wawancara dengan (W.P1/I1/10 November 2018) mengenai pertanyaan, apakah yang mendasari

Bapak/Ibu memasukan anak di Pondok Pesantren? Mengatakan:

“saya menginginkan anak saya belajar ilmu agama dan memiliki pengetahuan yang luas tentang ilmu agama”.83

Hal yang sama disampaikan oleh (W.P1/I2/10 November 2018) mengatakan “hal yang mendasari saya memilih pendidikan Pesantren supaya anak saya mendalami ilmu agama dan memiliki akhlak yang bagus”.84 Hal serupa juga disampaikan oleh beberapa responden dari hasil wawancara yang Penulis lalukan terhadap orangtua bahwa yang mendasari orangtua memilih pendidikan Pesantren adalah orangtua menginginkan supaya anak mereka belajar ilmu agama dan memiliki akhlak yang bagus.

Sedikit berbeda dengan yang disampaikan oleh (W.P1/I6/12 November 2018) mengatakan “supaya anak saya mendalami ilmu agama dan jadi anak yang mandiri”.85

Selain itu keinginan orangtua tidak sampai pada agar anak belajar maupun mendalami ilmu agama saja, melainkan agar anak dapat memahami ilmu agama. Hal tersebut diungkapkan oleh (W.P1/I7/13 November 2018) mengatakan

83 Hasil Wawancara dengan Ibu Mamah, pada tanggal 10 November 2018, pukul 09.15 WIB.

84 Hasil Wawancara dengan Ibu Munawaroh, pada tanggal 10 November 2018, pukul 11.00

WIB.

85 Hasil Wawancara dengan ibu Sikam Sinah, pada tanggal 12 November 2018, pukul 08.30

WIB.

“saya menginginkan anak saya belajar ilmu agama dan memahaminya”.86

Wawancara berikutnya ditunjukan kepada (W.P1/I10/13 November 2018) mengatakan “yang mendasari saya memasukan anak di Pondok Pesantren adalah saya menginginkan agar anak saya paham dengan agama dan menjadi anak yang shalehah”.87

Berdasarkan wawancara yang Penulis lakukan terhadap orangtua mengenai hal yang mendasari orangtua memilih Pesantren sebagai tempat belajar anak dapat diketahui bahwa orangtua menginginkan agar anak-anak mereka belajar serta memahami ilmu agama, memiliki akhlak yang bagus dan menjadi anak yang mandiri.

(b) Kebutuhan (Pendidikan Merupakan Kebutuhan Manusia, Terlebih Pendidikan Agama)

Pendidikan adalah kebutuhan penting bagi kehidupan manusia, terebih lagi pendidikan agama. tentu saja setiap orangtua berharap kepada anak-anak mereka kelak menjadi orang yang mereka banggakan. Pada saat ini telah banyak berdiri lembaga pendidikan Islam salah satunya adalah Pondok Pesantren yang telah ada diberbagai daerah yang turut

86Hasil Wawancara dengan ibu Rofi’ah, pada tanggal 13 November 2018, pukul 14.45 WIB.

87 Hasil Wawancara dengan ibu Kimah, pada tanggal 14 November 2018, pukul 14.15 WIB.

membantu dalam mendidik anak-anak bangsa. Pondok Pesantren hadir dengan visi, misi, dan backgroundnya masing- masing Oleh karena itu dalam memilih Pondok Pesantren tentu ada pertimbangan-pertimbangannya.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh (W.P2/I1/10 November 2018), mengatakan “pertimbangan yang pertama yaitu biaya di Pesantren yang terjangkau, kedua Pesantren itu dekat dengan sekolahan, dan banyak orang sekitar daerah sini yang memondokan ananya disana”.88

Berbeda halnya dengan yang disampaikan oleh W.P2/I1/10 November 2018) mengenai pertimbangan memilih pendidikan Pesantren, beliau mengatakan “pondok tahfidz, pondok NU, dan di pimpin oleh keluarga sendiri”.89 Senada dangan yang disampaikan oleh (W.P2/I3/10 November 2018), mengatakan “Pondok Pesantren tersebut dikelola oleh keluarga sendiri dan pondok NU”.90 Beberapa responden pun juga mengatakan hal yang tidak berbeda jauh mengenai pertimbangan orangtua dalam memilih pendidikan Pesantren sebagai tempat belajar anak-anak mereka.

88Hasil Wawancara dengan Ibu Mamah, pada tanggal 10 November 2018, pukul 09.15 WIB.

89 Hasil Wawancara dengan Ibu Munawaroh, pada tanggal 10 November 2018, pukul 11.00

WIB.

90 Hasil Wawancara dengan Ibu Triyani, pada tanggal 10 November 2018, pukul 14.30

WIB.

Sedikit berbeda dengan yang disampaikan oleh (W.P2/I10/13 November 2018) mengatakan “pertimbangan saya memilih Pesantren biaya yang dikenakan tidak terlalu mahal dan saya memasukan anak saya di Pesantren itu karena memang pilihan anak saya”.91

Berdasarkan hasil wawancara yang telah Penulis uraikan di atas dapat diketahui bahwa biaya Pesantren yang dirasa tidak terlalu mahal, dalam artian terjangkau bagi para orangtua menjadi jawaban yang dominan dari pertanyaan yang Penulis ajukan kepada orangtua. Selain itu kurikulum Pondok Pesantren, organisasi Islam yang digunakan oleh Pondok Pesantren tersebut, serta jarak antara sekolah dan Pondok Pesantren juga turut menjadi bahan pertimbangan orangtua dalam memilih Pondok Pesantren sebagai tempat belajar anak.

(c) Sikap (Tindakan yang Diambil Setelah Adanya Minat dan Kebutuhan)

Dalam hal ini, tentu orangtua memiliki keinginan, harapan, dan cita-cita berkenaan dengan masa depan anak- anaknya. Sehingga mengambil sebuah sikap dengan memasukkan anaknya ke Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang sesuai harapan.

91 Hasil Wawancara dengan ibu Kimah, pada tanggal 14 November 2018, pukul 14.15

WIB.

Seperti yang dikatakan oleh (W.P3/I1/10 November 2018), mengatakan “dengan memasukan anak saya di Pesantren saya sangat berharap anak saya juga memiliki akhlak yang bagus”.92

Wawancara berikutnya ditunjukan kepada (W.P3/I2/10 November 2018) mengatakan “senang melihat akhlak anak yang mondok, karena di pondoklah akhlak mereka dibina, jadi saya memondokan anak supaya akhaknya juga bagus.”93

Tidak berbeda jauh dengan yang disampaikan oleh (W.P3/I3/10 November 2018), mengatakan “saya memasukan anak saya ke pondok supaya akhlaknya juga bagus, seperti orang-orang yang sudah mondok, syukur-syukur jadi ustadzah.”94

Ungkapan selanjutnya disampaikan oleh (W.P3/I4/10 November 2018) mengatakan, “saya menginginkan anak saya mempunyai akhlak yang bagus juga, jadi saya memasukan anak saya di pondok, terlebih lagi masuk di pondok memang karena keinginan anak saya”.95

92 Hasil Wawancara dengan Ibu Mamah, pada tanggal 10 November 2018, pukul 09.15

WIB.

93 Hasil Wawancara dengan Ibu Munawaroh, pada tanggal 10 November 2018, pukul 11.00

WIB.

94 Hasil Wawancara dengan Ibu Triyani, pada tanggal 10 November 2018, pukul 14.30

WIB.

95 Hasil Wawancara dengan ibu Siti Asiah, pada tanggal 10 November 2018, pukul 20.10

WIB.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah diuraikan diatas dapat diketahui bahwa para orangtua menginginkan anak- anak mereka memiliki akhlak yang bagus, oleh karena itu orangtua mengambil sikap untuk memasukan anak-anak mereka di Pondok Pesantren, karena di sana tempat yang tempat untuk membina akhlak seseorang.

2) Motivasi Ekstrinsik

(a) Pengaruh Lingkungan (Lingkungan Pondok Pesantren Lebih Kondusif dalam Pembentukan Jiwa Keagamaan)

Lingkungan atau masyarakat pada umumnya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang.

Ketika orangtua melihat kondisi keagamaan yang kondisi keagamaan yang kondusif di lingkungan ia akan peduli dengan pendidikan agama pada anak-anaknya. Di lingkungan santri misalnya akan lebih memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan bagi anak.

` Berdasarkan wawancara dengan (W.P4/I3/10 November 2018) mengenai pertanyaan mengapa Bapak/Ibu memilih Pendidikan Pesantren sebagai tempat belajar anak?

mengatakan: “karena fokus pembelajaran di Pesantren adalah

pembelajaran agama, jadi supaya anak saya punya pemahaman yang luas tentang agama, selain itu supaya terbina akhlaknya”.96

Tidak berbeda jauh dengan yang disampaikan oleh (W.P4/I4/10 November 2018) mengatakan:

“saya memilih Pondok Pesantren sebagai tempat belajar anak saya karena saya merasa kurang mampu mendidik anak saya di rumah dan juga kalau di Pondok Pesantren anak saya akan lebih fokus belajar, karena di Pondok Pesantren adalah lingkungan pendidikan”.97

Wawancara berikutnya ditunjukan kepada (W.P4/I7/13 November 2018) mengatakan “supaya terhindar dari pergaulan yang tidak baik, karena kalau di Pesantren ia akan banyak belajar tentang agama sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yan

Pernyataan lain disampaikan oleh (W.P4/I10/13 November 2018) mengatakan “karena di Pesantren sebuah tempat untuk belajar agama, saya sangat menginginkan anak saya menjadi orang yang paham agama, sehingga anak saya mempunyai bekal hidup di masyarakat berguna bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain”.98

Berdasarkan hasil wawancara yang telah Penulis lakukan dengan orangtua yang memilih pendidikan Pesantren

96Hasil Wawancara dengan Ibu Triyani, pada tanggal 10 November 2018, pukul 14.30 WIB.

97 Hasil Wawancara dengan ibu Siti Asiah, pada tanggal 10 November 2018, pukul 20.10

WIB.

98 Hasil Wawancara dengan ibu Kimah, pada tanggal 14 November 2018, pukul 14.15 WIB.

dapat diambil garis besarnya bahwa orangtua memilih pendidikan Pesantren karena lingkungan yang kondusif sebagai tempat untuk belajar, orangtua menganggap bahwa Pesantren adalah tempat yang tempat untuk anak-anak mereka belajar dengan harapan tujuan mereka dapat tercapai.

(b) Biaya Pendidikan (Biaya yang Ringan dan Terjangkau Merupakan Pendorong Orangtua Memasukan Anaknya di Pondok Pesantren)

Biaya yang ringan dan terjangkau merupakan pendorong orangtua untuk memasukkan anaknya ke Pesantren.

Berdasarkan hasil wawancara dengan (W.P5/I1/10 November 2018) mengatakan “administrasinya terjangkau tidak terlalu mahal bagi saya”.99 Senada dengan yang disampaikan oleh (W.P5/I2/10 November 2018) mengatakan “administrasinya atau biayanya terjangkau apalagi untuk petani seperti saya”.100

Wawancara selanjutnya ditunjukan kepada (W.P5/I3/10 November 2018) mengatakan “administrasi di Pondok terjangkau, tidak sampai jutaan rupiah”.101 Ungkapan lainnya disampaikan oleh (W.P5/I4/10 November 2018) mengatakan “administrasinya terjangkau untuk buruh tani

99 Hasil Wawancara dengan Ibu Mamah, pada tanggal 10 November 2018, pukul 09.15

WIB.

100Hasil Wawancara dengan Ibu Munawaroh, pada tanggal 10 November 2018, pukul 11.00 WIB.

101 Hasil Wawancara dengan Ibu Triyani, pada tanggal 10 November 2018, pukul 14.30

WIB.

seperti saya, biayanya Rp.500.000/bulan”.102 Begitupun responden yang lain menyatakan bahwa administrasi atau biaya di Pondok Pesantren terjangkau bagi mereka.

(c) Simpatik (Karismatik dan Figur Kyai Mendorong Orangtua Memasukan Anaknya di Pondok Pesantren)

Seorang kiai, ustadz, ulama, dan tokoh masyarakat setempat dapat menumbuhkan simpati seseorang karena keikhlasannya dalam mengajar murid-murid atau santri- santrinya. Sikap seperti ini dapat menumbuhkan simpati pada orngtua yang kemudian bergerak hatinya untuk menyerahkan anak-ananya ke Pesantren agar dididik dengan pendidikan agama yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan (W.P6/I5/11 November 2018) mengenai pertanyaan Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu mengenai seorang kyai di Pondok Pesantren? Mengatakan “beliau selain mengajarkan ilmu agama kepada santri juga sebagai teladan atau contoh yang baik bagi santri dan masyarakat”.103

Pendapat lain disampaikan oleh (W.P6/I6/12 November 2018) mengatakan beliau adalah guru yang memiliki

102 Hasil Wawancara dengan ibu Siti Asiah, pada tanggal 10 November 2018, pukul 20.10

WIB.

103 Hasil Wawancara dengan ibu Muyasaroh, pada tanggal 11 November 2018, pukul 10.20

WIB.

pengetahuan agama yang uas dan berbudi luhur”.104 Ungkapan selanjutnya disampaikan oleh (W.P6/I7/13 November 2018) mengatakan “kyai adalah orang yang mengajar, membina dan membimbing santrinya agar menjadi orang yang berilmu”.105

Wawancara selanjutnya ditunjukan kepada (W.P6/I8/13 November 2018) mengatakan “orang yang memiliki ilmu yang banyak, sebagai guru serta contoh untuk santrinya”.106

Tidak berbeda jauh dengan yang disampaikan oleh (W.P6/I9/14 November 2018) mengatakan “beliau adalah guru bagi santri-santri dan juga masyarakat, orang yang memiliki ilmu yang luas”.107 Ungkapan selanjutnya disampaikan oleh (W.P6/I10/13 November 2018) mengatakan “kyai orang yang banyak ilmunya, orang yang menjadi panutan bagi para santrinya dan bagi para jama’ahnya”.108

(d) Tujuan (Adanya Tujuan yang Ingin Dicapai)

Tujuan mendorong seseorang untuk bertindak atau berbuat untuk mencapainya, semakin tinggi suatu tujuan, makin

104Hasil Wawancara dengan ibu Sikam Sinah, pada tanggal 12 November 2018, pukul 08.30 WIB.

105 Wawancara dengan ibu Rofi’ah, pada tanggal 13 November 2018, pukul 14.45 WIB.

106 Hasil Wawancara dengan ibu Purwanti, pada tanggal 13 November 2018, pukul 19.50

WIB.

107 Hasil Wawancara dengan ibu Murtini, pada tanggal 14 November 2018. Pukul 09.35

WIB.

108Hasil Wawancara dengan ibu Kimah, pada tanggal 14 November 2018, pukul 14.15 WIB.

kuat usaha yang harus dilakukannya. Sehingga dalam hal ini tujuan merupakan faktor yang sangat mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan (W.P7/I1/10 November 2018) mengenai pertanyaan Apakah tujuan Bapak/Ibu memasukan anak di Pondok Pesantren? Mengatakan

“tujuannya agar anak saya memiliki akhlak yang bagus, pemahaman agama yang luas dan berguna di masyarakat”.109

Tidak berbeda jauh dengan yang disampaikan oleh (W.P7/I2/10 November 2018) mengatakan “supaya kelak dapat berguna untuk lingkungannya, menjadi seseorang yang paham akan agama”.110 Berbeda dengan yang disampaikan oleh (W.P7/I3/10 November 2018) mengatakan “tujuannya dalah agar anak saya menjadi anak yang shalehah taat beragama”.111

Ungkapan selanjutnya disampaikan oleh (W.P7/I4/10 November 2018) mengatakan “tujuan saya memasukan anak saya di Pondok Pesantren agar anak saya menuntut ilmu agama, mempunyai bekal hidup dan bermanfaat bagi orang lain”.112

109 Hasil Wawancara dengan Ibu Mamah, pada tanggal 10 November 2018, pukul 09.15

WIB.

110Hasil Wawancara dengan Ibu Munawaroh, pada tanggal 10 November 2018, pukul 14.30 WIB.

111 Hasil Wawancara dengan Ibu Triyani, pada tanggal 10 November 2018, pukul 14.30

WIB.

112 Hasil Wawancara dengan ibu Siti Asiah, pada tanggal 10 November 2018, pukul 20.10

WIB.

Hasil wawancara di atas adalah jawaban serta pendapat orangtua yang seluruhnya hampir mempunyai kesamaan dalam pendapat, hampir seluruh orangtua bertujuan supaya anaknya menguasai ilmu agama dan memiliki akhlak yang bagus dan memiliki bekal untuk kehidupan di masa yang akan datang di samping mempelajari ilmu pengetahuan umum.

Dokumen terkait