• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

6. Profil Sekolah

Visi

β€œTerwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia, berprestasi, berwawasan lingkungan disiplin dan bertanggung jawab”

Misi :

1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu pembelajaran yang aktif kreatif, efektif`kebiasaan disiplin serta berakhlakul karimah baik di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah dengan melibatkan peran serta masyarakat 2) Mengembangkan sikap dan perilaku religiusitas di lingkungan

sekolah dan luar sekolah

3) Mengembangkan budaya gemar membaca, bekerjasama, dan saling menghargai

4) Mengembangkan lingkungan sekolah menjadi adiwiyata dengan melibatkan warga sekolah, stake holder dan instansi terkait

5) Menciptakan lingkungan hidup di sekolah yang aman dan rapi, bersih dan nyaman

6) Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan, komunikatif, tanpa takut salah, dan demokratis.

7) Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar, sumber daya fisik, dan manusia agar memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan peserta didik

8) Menanamkan kepedulian sosial di lingkungan sekolah dan masyarakat

9) Mengupayakan terwujudnya kepedulian terhadap lingkungan sekolah.

b. Identitas Sekolah

Tabel 2.1 Identitas Sekolah SD Inpres Bontonompo 1. Identitas Sekolah :

Nama Sekolah :

NPSN : 40313199

Jenjang Pendidikan : SD Status Sekolah : INPRES Alamat Sekolah : Tamallaeng

RT/RW : 1 1

Kode Pos : 92153

Kelurahan : Tamallayang

Kecamatan : Bontonompo

Kabupaten : Gowa

Provinsi : Sulawesi Selatan

Negara : Republik Indonesia

PosisiGeografis : -5,3393 Lintang : 119,4437 Bujur 2 Data Pelengkap :

SK PendirianSekolah : Januari 1973 Tanggal SK Pendirian : 01 Januari 1910 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah SK Izin Operasional :

Tanggal Izin Operasional

: 06 Desember 1972 Sumber: KTU SD Inpres Bontonompo

SD INPRES BONTONOMPO

c. Jumlah Siswa

Tabel 2. 2 Jumlah Siswa SD Inpres Bontonompo Tahun Ajaran 2019-2020

Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 A 13 10 23

1 B 12 15 27

II A 14 9 23

II B 12 7 19

III A 8 16 24

III B 8 10 18

IV A 9 13 22

IVB 6 13 19

V A 9 13 22

V B 9 12 21

V C 11 10 21

VI A 14 11 25

VI B 11 10 21

Jumlah Total 136 149 285

Sumber: KTU SD Inpres Bontonompo d. Data Sarana dan Prasarana

Tabel 2. 3 Data Sarana dan Prasarana SD Inpres Bontonompo

Jumlah siswa Orang 285

Jumlah siswa pria Orang 136

Jumlah siswa wanita Orang 149

Jumlah guru Orang 19

Jumlah rombel Rombel 13

Sumber: KTU SD Inpres Bontonompo

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan tindakan yang diambil dalam sebuah persoalan yang dihadapi dalam penelitian. Penggunaan media pembelajaran herbarium dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPA.

Dalam pembelajaran IPA kelas IV SD Inpres Bontonompo Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa siswa kurang tertarik dengan proses pembelajaran yang dilakukan akibatnya hasil belajar siswa rendah dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Terdapat beberapa siswa hasil belajarnya rendah dari nilai KKM yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena guru hanya menggunakan buku cetak dalam proses belajar mengajar

Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka peneliti akan menggunakan media herbarium dalam konsep bagian-bagian tumbuhan. Media yang digunakan tersebut diharapkan dapat memberikan perubahan terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajara IPA. Sebelum diterapkan perlakuan yaitu penggunaan media pembelajaran herbarium terlebih dahulu peneliti manerapkan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui nilai siswa sebelum adanya perlakuan.

Peneliti akan melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media herbarium pada kelas eksperimen. Setelah diberikan perlakuan maka peneliti akan memberikan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai dari posttest tersebut akan menjadi kesimpulan atau temuan apakah terdapat pengaruh penggunaan media herbarium atau tidak terhadap hasil belajar IPA siwa kelas IV SD Inpres Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Kerangka pikir dapat dilihat melalui bagan berikut:

Gambar 2. 6 Kerangka Pikir C. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2018: 96).

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir di atas, dapat diambil suatu hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh penggunaan media

Pembelajaran IPA kelas IV SD Inpres Bontonompo

Peserta didik kurang tertarik terhadap proses pembelajaran berakibat pada rendahnya hasil belajar

Media pembelajaran yang digunakan hanya terfokus pada buku cetak

Pemberian pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

Penggunaan media herbarium pada kelas eksperimen konsep bagian-bagian tumbuhan

Pemberian posttest pada kelas ekperimen dan kontrol

TEMUAN

Terdapat pengaruh terhadap hasil belajar IPA konsep bagian-bagian tumbuhan Tidak berpengaruh terhadap

hasil belajar IPA konsep bagian-bagian tumbuhan

herbarium terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam konsep bagian- bagian tumbuhan siswa kelas IV SD Inpres Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.. Untuk keperluan pengujian dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : πœ‡1 = πœ‡2

H1 : πœ‡1 > πœ‡2

H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan media herbarium terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam konsep bagian-bagian tumbuhan siswa kelas IV SD Inpres Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

H1 : Terdapat pengaruh penggunaan media herbarium terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam konsep bagian-bagian tumbuhan siswa kelas IV SD Inpres Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Keterangan:

H0 = Hipotesis Nihil H1 = Hipotesis Alternatif

πœ‡1 = Nilai posttest kelas eksperimen (yang diberikan perlakuan) πœ‡2 = Nilai posttest kelas kontrol (tanpa diberikan perlakuan)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2018: 107).

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Experimental Design tipe Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain ini hampir sama dengan Pretest-Posttest Control Group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

(Sugiyono, 2018: 114).

Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

Tabel 3. 1 Desain Penelitian

Keterangan:

O1 : hasil belajar siswa kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan O2 : hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan

O

1

X O

2

O

3

O

4

O3 : hasil belajar siswa kelas kontrol sebelum diberi perlakuan O4 : hasil belajar siswa kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan X : perlakuan yang diberikan, yaitu menggunakan media herbarium 3. Variabel Penelitian

Sugiyono (2018: 60-61) bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media herbarium.

b) Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dari penelitian ini adalah hasil belajar IPA konsep bagian-bagian tumbuhan.

B. Populasi dan sampel 1. Populasi

Sugiyono (2018: 117) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek /subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IVA dan IV B SD Inpres Bontonompo.

2. Sampel

Sugiyono (2018: 118) bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimuliki oleh populasi tersebut.

Penelitian ini menggunakan Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, yaitu seluruh siswa kelas IV A yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas IV B berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan sebagai kelas kontrol.

C. Definisi Operasional Variabel 1. Media herbarium

Media herbarium yaitu media yang di dalamnya terdapat tumbuhan yang diawetkan berupa herbarium kering kemudian ditempelkan ke dalam kertas dan membentuk album.

2. Hasil Belajar IPA

Hasil belajar IPA adalah perubahan yang terjadi pada diri individu sebagai hasil proses belajar IPA yang meliputi bertambahnya ilmu pengetahuan, afektif maupun psikomotorik.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2018: 308).

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah pengumpulan data yang terkait aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

2. Tes

Tes yang digunakan peneliti adalah tes tertulis yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda. Penggunaan tes dalam penelitian bertujuan agar peneliti mendapatkan data berupa hasil belajar peserta didik baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa pretest dan posttest dengan soal yang berbeda. Dengan langkah- langkah sebagai berikut:

a. Pemberian pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Memberikan treatment kepada kelas eksperimen sedangkan kelas kontrol tidak diberikan treatment yaitu dengan menggunakan media herbarium untuk membantu siswa dalam memahami konsep bagian-bagian tumbuhan.

c. Memberikan posttest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberikan treatment.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah gambar pada saat proses penelitian berlangsung.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar observasi

Lembar observasi yaitu berupa catatan tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan sebagai pedoman untuk menentukan tindakan berikutnya.

2. Tes

Dalam penelitian ini hasil belajar siswa yang dinilai adalah kognitif.

Instrumen memiliki kedudukan yang sangat penting karena sebagai alat ukur sekaligus menjadi gambaran variabel yang diteliti dan berfugsi sebagai penelitian hipotesis.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal. Tes dilakukan sebelum pembelajaran pretest dan setelah pembelajaran (posttest). Tes diberikan untuk mengukur kemampuan belajar IPA peserta didik. Tes yang diberikan kepada kelas eksperimen berbeda dengan tes yang diberikan kepada kelas kontrol.

Meskipun berbeda tetapi tetap pada indkator yang sesuai dengan soal pretest.

Sebelum digunakan untuk penelitian instrumen, Instrumen terdiri dari 15 soal tersebut terlebih dahulu diuji cobakan kepada peserta didik diluar kelas eksperimen dan kontrol, guna mengukur validitas dan reliabilitas. Soal tes yang diberikan berbentuk pilihan ganda. Tes yang akan diberikan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar pada pelajaran IPA peserta didik.

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrument Penilaian

No. Indikator Tujuan

Pembelajaran

Teknik penilaian

Butir soal 1 3.1.1

Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian- bagian tumbuhan

Siswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian tubuh tumbuhan

Tes Tertulis

1, 2,3 4, 5, 6 dan 9

2 Siswa mampu

menjelaskan fungsi bagian-bagian tumbuan.

Tes Tertulis

7, 8 dan 10

Nilai yang didapatkan peserta didik menggunakan formula berikut:

Tes pilihan ganda:

Nilai Persentase =π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘’π‘Ÿπ‘œπ‘™π‘’β„Ž

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘Žπ‘™ x 100 F. Uji Coba Instrumen

Sebelum diujikan dikelas sampel, soal-soal instrumen telah diuji cobakan diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji coba tes bertujuan untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas butir soal tes.

1. Uji Validitas

Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Sugiyono, 2018:172). Jadi penelitian dengan instrument yang valid serta reliabel merupakan syarat yang mutlak bagi peneliti untuk dapat mengahasilkan penelitian yang valid serta

reliabel. Untuk menguji validitas soal pilihan ganda dengan perhitungan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 18.

Untuk mengetahui valid atau tidaknya setiap soal, maka hasil perhitungan dikorelasikan dengan rtabel. Jika rxy > rtabel , maka soal dikatakan valid, sebaliknya jika rxy < rtabel, maka soal dikatakan tidak valid.

2. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal merupakan suatu cara untuk mengukur butir soal apakah soal itu sukar, sedang, atau mudah. Untuk menentukan perhitungan tingkat kesukaran menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 18.

Tolak ukur untuk menginterprestasikan taraf kesukaran tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Taraf Kesukaran

Nilai Dp Interprestasi Nilai Dp Interprestasi

TK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < P ≀ 0,30 Sukar

0,30 < P ≀ 0,70 Sedang

0,71 < P ≀ 1,00 Mudah

P = 100 Sangat Mudah

Supriadi (2017: 90)

Soal dapat dikatakan baik apabila soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Alasannya karna apabila peseta didik diberikan soal yang mudah maka tidak ada tantangan bagi peserta didik untuk memecahkan soal, sedangkan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik putus asa karena pemecahan soal itu berada di luar kemampuannya lalu tidak lagi bersemangat mencobanya.

3. Uji Realibilitas

Realibilitas instrumen ialah suatu ketetapan atau ketelitian sebagai suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi atau tes dikatakan reliable jika suatu tes tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil produktif. Untuk menghitung reliabilitas peneliti menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 18.

Dalam pemberian interprestasi terhadap koefisein reliabilitas tes pada umumnya menggunakan patokan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Intrepetasi Uji Reliabilitas

Nilai Interpretasi

0,00 – 0,20 Reliabilitas kecil

0,21- 0,40 Reliabilitas rendah

0,40 – 0,70 Reliabilitas sedang

0,70 – 0,90 Reliabilitas tinggi

0,90 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi Supriadi (2017: 89)

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial Sugiono (2019: 241).

1. Analisis statistik deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan hasil belajar siswa yang telah diberikan treatment yaitu penggunaan media herbarium. Hasil belajar siswa tersebut akan dibandingkan dengan sebelum diberikan perlakuan berupa penggunaan media herbarium. Adapun analisis deskriptif yang dilakukan adalah mencari nilai rata-rata (mean), modus,

median dan standar deviasi. Setelah rata-rata skor telah didapat, maka peneliti mengklasifikasikan hasil tersebut.

Tabel 3. 5 Kategori Hasil Belajar

Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar

Kurang dari 60 Sangat rendah

60-69 Rendah

70-79 Sedang

80-89 Baik

90-100 Sangat Baik

Nana Sudjana (2012: 118)

Hasil keterampilan belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar secara individual. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas apabila memiliki nilai minimal 70 sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Kategorisasi ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 6 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar

Nilai Kriteria

<70 Tidak Tuntas

β‰₯70 Tuntas

Sumber: KTU SD Inpres Bontonompo

Tabel 3. 6 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai <70 dinyatakan tidak tuntas dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa yang tuntas dalam proses pembelajaran.

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji

normalitas ini digunakan aplikasi SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 18. Data hasil belajar siswa akan berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Sebaliknya jika tidak berdistribusi normal jika signifikansi yang diperoleh < 0,05. Adapun taraf kesalahan (a) yang digunakan adalah 0,05

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas variansi adalah pengujian untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Pengujian ini menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 18. Adapun taraf kesalahan (taraf siginifikan) yang digunakan adalah a = 0,05. Kaidah pengujiannya adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai Sig > 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima (data homogen) 2) Jika nilai Sig < 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak (data tidak

homogen).

c. Uji Hipotesis T-Test

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media herbarium terhadap hasil belajar IPA kelas IV SD Inpres Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Pengujian ini dilakukan dengan metode uji t (t-test) pada program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 18. Adapaun taraf kesalahan (a) yang digunakan adalah 0,05 dan df = N-2. Untuk menguji hipotesis tersebut, diuji secara inferensial yaitu:

H0 : πœ‡1 = πœ‡2

H1 : πœ‡1 > πœ‡2

Keterangan:

H0 = Tidak terdapat pengaruh penggunaan media herbarium terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam konsep bagian-bagian tumbuhan siswa kelas IV SD Inpres Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

H1 = Terdapat pengaruh penggunaan media herbarium terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam konsep bagian-bagian tumbuhan siswa kelas IV SD Inpres Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

Kaidah Pengujian:

Jika sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

atau jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti terdapat pengaruh penggunaan media herbarium terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam konsep bagian-bagian tumbuhan siswa kelas IV SD Inpres Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Sebaliknya jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh penggunaan media herbarium terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam konsep bagian-bagian tumbuhan siswa kelas IV SD Inpres Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan desain nonequivalent control design. Desain ini dipilih karena penelitian ini memilih suatu kelompok sebagai kelas eksperimen untuk diberi perlakuan yaitu dengan menggunakan media herbarium, sedangkan kelompok yang lain sebagai kelas kontrol tidak diberi perlakuan seperti pada kelas eksperimen, akan tetapi menggunakan metode konvensional yaitu hanya menggunakan buku cetak dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini memiliki dua variabel yang menjadi objek penelitian, meliputi variabel bebas yaitu penggunaan media herbarium dan variabel terikatnya hasil belajar IPA.

1. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru pada setiap pertemuan dalam proses pembelajaran. Adapun deskriptif tentang aktivitas guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Nilai Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Keterangan Skor Perolehan Skor Rata-rata Persentase

Kelas Eksperimen 178 3,4 68%

Kelas Kontrol 149 2,8 56%

Sumber: Lembar observasi aktivitas guru pada kelas eksperimen dan kontrol, diolah dari lampiran 4

Tabel 4. 1 dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam proses pembelajaran kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perbedaan persentase. Pada kelas eksperimen skor perolehan 178 pada kelas kontrol 149, skor rata-rata pada kelas eksperimen 3,4 pada kelas kontrol 2,8 dan persentase pada kelas eksperimen 68% pada kelas kontrol 56%.

Grafik 4. 1 Perbandingan Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Grafik 4. 1 dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen dapat dikatakan lebih baik dari kelas kontrol dengan skor perolehan 178 pada kelas kontrol 149, skor rata-rata kelas eksperimen 3,4 pada kelas kontrol 2,8 dan persentase kelas eksperimen 68%

pada kelas kontrol 56%.

2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Selama berlangsungnya penelitian tercatat aktivitas yang terjadi pada setiap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa tersebut diperoleh dari lembar observasi pada setiap pertemuan dalam proses belajar

178

3.4

68 149

2.8

56

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

Skor perolehan Skor rata-rata persentase Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

mengajar berlangsung yang digunakan untuk mengetahui perubahan aktivitas siswa di kelas. Adapun deskriptif tentang aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4. 2 Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Keterangan Skor Perolehan Skor Rata-rata Persentase

Kelas Eksperimen 246 11,7 53,18%

Kelas Kontrol 182 8 42,10%

Sumber: Lembar observasi aktivitas siswa pada kelas eksperimen dan kontrol, diolah dari lampiran 5

Tabel 4. 2 dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perbedaan persentase. Pada kelas eksperimen skor perolehan 246 pada kelas kontrol 182, skor rata-rata pada kelas eksperimen 11,7 pada kelas kontrol 8 dan persentase pada kelas eksperimen 53,18% pada kelas kontrol 42,10%.

Grafik 4. 2 Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Grafik 4. 2 dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen dapat dikatakan lebih baik dari kelas

246

11.7

53.18 182

8

42.10 0

50 100 150 200 250 300

Skor perolehan Skor rata-rata Persentase Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

kontrol dengan skor perolehan 246 pada kelas kontrol 182, skor rata-rata kelas eksperimen 11,7 pada kelas kontrol 8 dan persentase kelas eksperimen 53,18%

pada kelas kontrol 42,10%.

3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Hasil statistik yang berkaitan dengan nila pretest dengan posttest siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

a. Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Hasil belajar siswa didapatkan setelah dilakukan pretest, pemberian perlakuan dan posttest. Adapun hasil belajar kelas eksperimen pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 3 Hasil Pretest dan Posttest kelas eksperimen

Keterangan Pretest Posttest

Ukuran sampel 22 22

Mean 39,55 74,55

Median 40,00 70,00

Modus 40 60

Deviasi Standar 15,268 15,653

Variansi 233,117 245,022

Rentang Skor 60 50

Skor Terendah 10 50

Skor Tertinggi 70 100

Sumber: Output SPSS Versi 18, diolah dari lampiran 8

Tabel 4. 3 hasil pretest dan posttest siswa memperlihatkam bahwa nilai rata-rata pada nilai pretest 39,55 sedangkan nilai posttest 74,55. Berdasarkan nilai rata-rata pada pretest dan posttest dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan media herbarium. Nilai median pada nilai pretest 40,00 sedangkan nilai posttest 70,00. Modus pada nilai Pretest 40 sedangkan pada nilai posttest 60.

Deviasi Standar pada pretest 15,268 sedangkan pada posttest 15,653. Nilai

variansi pada pretest 233,117 sedangkan pada posttest 245,022. Rentang skor pada pretest 60 sedangkan pada posttest 50. Skor terendah dari prestest adalah 10 sedangkan pada posttest 50. Skor tertinggi pada pretest 70 sedangkan pada posttest 100.

Grafik di bawah ini akan dijelaskan perbandingan statistik hasil belajar pretest dan posttest pada kelas eksperimen. Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:

Grafik 4. 3 Distribusi perbandingan statistik hasil belajar pretest dan posttest kelas eksperimen

Grafik 4. 3 adalah hasil penelitian dan analisa data mengenai perbandingan nilai statistik menunjukkan bahwa jumlah sampel 22 orang. Nilai pretest pada skor terendah 10 dan skor tertinggi 70. Skor posttest untuk nilai terendah 50 dan skor tertinggi 100. Nilai rata-rata pretest 39,55 dan posttest 74,55 serta standar deviasi pretest 15,268 pada posttest 15,653.

22

10

70

39.55

15.268 22

50

100

74.55

15.653 0

20 40 60 80 100 120

Jumlah Sampel Skor Terendah Skor Tertinggi Nilai Rata-rata Standar Deviasi Pretest Posttest

Dokumen terkait