• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGALIHAN HAK CIPTA ATAS BUKU

B. Hibah

96 Hukum Hak Cipta: Model Fair Use/Fair Dealing Hak Cipta Atas Buku 7. Setiap Orang yang tanpa persetujuan dari orang yang dipotret atau

ahli warisnya melakukan Penggunaan Secara Komersial, Penggandaan, Pengumuman, Pendistribusian, atau Komunikasi atas Potret sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1228 untuk kepentingan reklame atau periklanan untuk Penggunaan Secara Komersial baik dalam media elektonik maupun non elektronik, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)29.

imbalan. Sedangkan waris adalah segala apa dan bagaimana berbagai hak-hak dan kewajian-kewajiban tentang kekayaan seseorang pada waktu ia meninggal akan beralih kepada orang lain yang masih hidup33.

Pemberian hibah seseorang atas harta milik biasanya terhadap penyerahan, maksudnya adalah usaha penyerahan sesuatu kepada orang lain dan usaha-usaha dibatasi oleh sifat yang menjelaskan hakikat hibah itu sendiri. Kemudian kata harta hak milik berarti bahwa yang diserahkan adalah materi dari harta tersebut34. Kata “di waktu masih hidup”, mengandung arti bahwa perbuatan pemindahan hak milik itu berlaku semasa hidup. Bila beralih sudah matinya yang berhak, maka disebut wasiat, tanpa imbalan, berarti itu semata-mata kehendak sepihak tanpa mengharapkan apa-apa35.

Di dalam Kompilasi Hukum Islam, pengertian hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki36. Dasar hibah menurut Islam adalah firman Allah SWT yang mengajarkan kepada umat Islam agar berbuat baik kepada sesamanya, saling mengasihi dan sebagainya. Islam menganjurkan agar umatnya suka memberi karena lebih baik dari pada menerima. Namun pemberian itu harus ikhlas, tidak ada pamrih kecuali mencari ridha Allah SWT dan mempererat tali persaudaraan sebagaimana firman Allah SWT diantaranya:

“Tolong menolonglah kamu sekalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan sekalian tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaannya (QS. Al Maidah, (5: 2))”.

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat

33Lihat Prastowo Hendarsanto, Studi Perbandingan tentang Hubungan Hibah dengan Waris Menurut Kompilasi Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Tesis, Program Pascasarjana Magister Kenotariatan, Universitas Diponegoro, Semarang, 2006.

34Amir Syarifuddin, Pelaksanaan Hukum Waris Islam dalam Lingkungan Minangkabau, (Jakarta: Gunung Agung; 1985), hlm. 252. Ibid.

35Ibid.

36Lihat Pasal 171 huruf g Kompilasi Hukum Islam.

98 Hukum Hak Cipta: Model Fair Use/Fair Dealing Hak Cipta Atas Buku memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui (QS Al-Baqarah, (2: 188))”.

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang berbuat baik (QS Al-Baqarah, (2: 195))”.

“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)” (QS Al-Baqarah, (2: 272)).

Rasulullah Saw. bersabda yang artinya:

“Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, saling memberilah hadiah kamu sekalian niscaya kamu akan mencintai (HR. Bukhari)”.

Semua barang yang tidak diperjualbelikan, tidak boleh dihibahkan, seperti barang-barang yang haram dan najis juga barang yang belum diketahui asal-usulnya. Hibah dalam Hukum Islam dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan, bahkan telah ditetapkan secara tegas bahwa dalam Hukum Islam, pemberian harta berupa harta tidak bergerak dapat dilakukan dengan lisan tanpa mempergunakan suatu dokumen tertulis. Akan tetapi selanjutnya, bukti-bukti yang cukup tentang terjadinya peralihan hak milik, maka pemberian itu dapatlah dinyatakan dalam tulisan37.

Jika pemberian tersebut dilakukan dalam bentuk tertulis terdapat 2 (dua) macam hal yang harus diperhatikan, yaitu38:

37Mu Al-Adab Al-Mufrud, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, Beirut, 1990, hlm. 180 dalam Prastowo Hendarsanto, Op.,Cit.

38Eman Suparman, Intisari Hukum Waris Indonesia, (Bandung: Mandar Maju;

1995), hlm. 74-75. Ibid.

1. Bentuk tertulis yang tidak perlu didaftarkan, jika isinya hanya menyatakan telah terjadi pemberian.

2. Bentuk tertulis yang perlu didaftarkan, jika surat itu merupakan alat dari penyerahan pemberian itu sendiri, artinya apabila pernyataan penyerahan benda yang bersangkutan kemudian disusul oleh dokumen resmi tentang pemberian, maka yang harus didaftarkan.

Syarat-syarat hibah adalah sebagai berikut

1. Orang yang telah berumur sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) tahun;

2. Berakal sehat;

3. Tanpa adanya paksaan;

4. Menghibahkan sebanyak-banyaknya 1/3 harta bendanya;

5. Kepada orang lain atau lembaga;

6. Di hadapan dua orang saksi untuk dimiliki;

7. Harta benda yang dihibahkan harus merupakan hak dari penghibah.

Hibah orang tua kepada anak terdapat beberapa ketentuan. Hibah orang tua kepada anaknya dapat diperhitungkan sebagai warisan. Hibah tidak dapat ditarik kembali, kecuali hibah orang tua kepada anaknya.

Hibah yang diberikan pada saat pemberi hibah dalam keadaan sakit yang dekat dengan kematian, maka harus mendapat persetujuan dari ahli warisnya. Bagi penerima hibah yang belum dewasa harus diwakilkan oleh orang tuanya atau walinya.

Selanjutnya di dalam Kompilasi Hukum Islam, hibah diatur di dalam Pasal 210 s.d Pasal 214. Pengaturan tersebut sebagai berikut:

1. Pasal 210 Kompilasi Hukum Islam

(1) Orang yang telah berumur sekurang-kurangnya 21 tahun berakal sehat tanpa adanya paksaan dapat menghibahkan sebanyak-banyaknya 1/3 harta bendanya kepada orang lain atau lembaga di hadapan dua orang saksi untuk dimiliki.

(2) Harta benda yang dihibahkan harus merupakan hak dari penghibah.

100 Hukum Hak Cipta: Model Fair Use/Fair Dealing Hak Cipta Atas Buku 2. Pasal 211 Kompilasi Hukum Islam, hibah dan orang tua kepada

anaknya dapat diperhitungkan sebagai warisan.

3. Pasal 212 Kompilasi Hukum Islam, hibah tidak dapat ditarik kembali, kecuali hibah orang tua kepada anaknya.

4. Pasal 213 Kompilasi Hukum Islam, hibah yang diberikan pada swaat pemberi hibah dalam keadaan sakit yang dekat dengan kematian, maka harus mendapat persetujuan dari ahli warisnya.

5. Pasal 214 Kompilasi Hukum Islam, warga negara Indonesia yang berada di negara asing dapat membuat surat hibah di hadapan Konsulat atau Kedutaan Republik Indonesia setempat sepanjang isinya tidak bertentangan dengan ketentuan pasal-pasal ini.

Terkait dengan Hak Cipta dan Hak Terkait dapat dipindahkan kepemilikannya yakni berupa hak ekonominya melalui hibah kepada Pemegang Hak Cipta. Pemegang Hak Cipta dapat merupakan orang perorangan maupun badan hukum yang pelaksanaan hibahnya berdasarkan ketentuan sebagaimana dijabarkan sebelumnya. Sedangkan Hak Moral tetap melekat kepada Pencipta aslinya.

Dalam dokumen Untitled - Research and Publication (Halaman 111-115)