BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian dan hipotesis terbentuk memuat variabel.38 Jadi, berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat dipahami bahwa hipotesis merupakan dugaan atau kesimpulan sementara terhadap penelitian yang dilakukan. Adapun hipotesis yang peneliti maksud adalah sebagai berikut:
H1: Terdapat Pengaruh Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik dalam Mata Pelajaran PAI di SMA Negeri 2 Pinrang.
38Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010),. h.141.
SMA NEGERI 2 PINRANG
Pembentukan Karakter Mata Pelajaran PAI Implementasi Kurikulum
2013
Guru Peserta Didik
H0: Tidak Terdapat Pengaruh Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik dalam Mata Pelajaran PAI di SMA Negeri 2 Pinrang.
2.5 Definisi Operasional Variabel
Ada dua variabel yang terdapat pada penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikatnya. Variabel bebas adalah Implementasi Kurikulum 2013 variabel terikatnya adalah pembentukan karakter peserta didik. Adapun definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.5.1 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan memperkuat proses pembejaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.39
2.5.2 Pembentukan karakter adalah suatu proses tiada henti yang berlangsung secara terus menerus karena pembentukan karakter bukanlah sebuah usaha yang bisa ditentukan kapan pencapaiannya atau dengan kata lain tidak memiliki batas akhir pencapaiannya.
39Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013,. h. 1.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.1
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang melihat hubungan atau korelasi antara variable satu dengan variabel lainnya. Penelitian korelasional ini memiliki karakteristik yaitu: (1) menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain, (2) besarnya hubungan dihubungkan pada koefisien korelasi, (3) dalam melihat hubungan tidak dilakukan dengan manipulasi sebagaimana dalam penelitian eksperimental, (4) datanya bersifat kuantitatif.2
Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variable independen dan variable dependen, dapat dilihat pada gambar sebagai berikut ini:
Variabel independen (X) : Implementasi Kurikulum 2013 Variabel dependen (Y) : Pembentukan Karakter
1Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Cet.2; Malang: UIN Maliki Press, 2010), h. 172.
2Nurul Zuriyah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori dan Aplikasi (Cet. II; Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2007), h.56.
X Y
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, lokasi yang menjadi objek penelitian adalah SMA Negeri 2 Pinrang yang terletak di Kelurahan Pekkabata Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan bahwa sekolah ini telah menggunakan kurikulum 2013 dalam program pembelajarannya sehingga perlu adanya pengimplementasian yang baik dalam proses pembelajaran terkhusus dalam upaya pembentukan karakter peserta didik. Mata pelajaran yang paling berpengaruh terhadap pembentukan peserta didik adalah mata pelajaran pendidikan agama islam yang mengajarkan tentang moral dan akhlak. Dengan kurikulum 2013 diharapkan proses pembelajaran pendidikan agama islam mengupayakan untuk tidak hanya dipahami dan dihafal tetapi lebih kepada menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran tersebut. Adapun peneliti berencana melakukan penelitian selama kurang lebih 2 bulan di lokasi tersebut.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer dipakai untuk menyebutkan serumpun/sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.3 Menurut keadaannya populasi dapat dibagi menjadi dua yaitu populasi homogen dan populasi heterogen.
Populasi homogen adalah apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini
3Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perhitungan Manual dan SPSS (Cet.2; Jakarta: Kencana Pernadamedia Group, 2014),. h.30.
banyak ditemukan di bidang eksakta, misalnya air, larutan, dan sebagainya.
Sedangkan populasi heterogen adalah apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif berbeda satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan dalam penelitian sosial dan perilaku, yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia.4
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Pinrang. Namun, tidak semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian.
Populasi ini bersifat heterogen karena yang menjadi objek penelitian adalah karakter peserta didik. Sehingga jelas bahwa setiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda. Berikut tabel populasi peserta didik kelas XI di SMA Negeri 2 Pinrang:
Tabel 3.1 Data julmah peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Pinrang secara keseluruhan.
No. Kelas Jumlah
Jumlah Laki-laki Perempuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
X MIPA 1 X MIPA 2 X MIPA 3 X MIPA 4 X MIPA 5 X IPS 1 X IPS 2 X IPS 3 X IPS 4
12 12 12 12 12 18 17 15 19
21 22 22 20 20 15 13 12 11
33 34 34 32 32 33 30 27 30
Jumlah 129 156 285
Sumber data: Sma Negeri 2 Pinrang
4https://smartstat.wordpress.com/2010/03/14/populasi-dan-sampel/
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel diambil bila kita merasa tidak mampu meneliti seluruh populasi. Syarat utama sampel ialah harus mewakili populasi. Oleh karena itu, semua ciri-ciri populasi harus diwakili dalam sampel.5
Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada lokasi penelitian, maka peneliti mendapatkan dan memutuskan tehnik pengambilan sampling pada penelitian ini adalah proportional sampling. Jika populasi terdiri dari beberapa sub-populasi yang tidak homogen dan tiap-tiap sub-populasi akan diwakili dalam penyelidikan. Adapun langkah-langkah pengambilan sampel dengan proportional sampling sebagai berikut:
3.3.2.1 Mengambil sampel dari tiap-tiap sub-populasi yaitu setiap kelas X Ipa maupun X Ips yang jumlah peserta didiknya adalah 27-34peserta didik.
3.3.2.2 Jumlah anggota populasi tiap sub-populasi, yang beranggota banyak juga diambil banyak, yang sedikit juga diambil sedikit. Jumlah sub-populasi yang paling banyak adalah 34 peserta didik dan jumlah sub-populasi yang paling sedikit adalah 27 peserta didik.
Adapun yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah peserta didik yang diambil dari masing-masing kelas. Berdasarkan penentuan jumlah sampel dengan menggunakan teknik slovin, maka total sampel yang akan diteliti adalah 74 orang dengan taraf kesalahan 10%. Adapun cara penentuan jumlah sampel setiap kelas yaitu:
Sampel = ππππ’πππ π
πππ‘ππ ππππ’πππ π
x
Total Sampel5Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif (Cet.2; Jakarta: UIN Maliki Press, 2010),. h.258.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diharapkan maka dalam suatu penelitian diperlukan teknik pengumpulan data. Langkah ini sangat penting karena data yang dikumpulkan nanti akan digunakan dalam menguji hipotesis. Menurut pengertiannya pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan sekunder, dalan suatu penelitan pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.6
Sehubungan dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui Pengamatan (Observation), Dokumentasi dan Angket.
3.4.1 Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian.7
Observasi dilakukan guna menggali dan menghimpun data mengenai keadaan peserta didik di sekolah baik saat proses pembelajaran berlangsung maupun tidak.
Pengamatan atau observasi yang dilakukan tidak hanya difokuskan pada peserta didik saja tetapi juga pada para guru yang mengajar. Cara guru dalam menyampaikan materi ajarnya dan respon peserta didik dalam menerima materi yang diajarkan guru.
6Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perhitungan Manual dan SPSS, Cet.2,. h.17.
7Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perhitungan Manual dan SPSS, Cet.2,. h.19.
Observasi ini bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan data yang valid mengenai keefektifan pengimplementasian kurikulum 2013 sehingga dapat mempengaruhi terbentuknya karakter peserta didik.
3.4.2 Dokumentasi
Dalam penelitian ini, teknik ini digunakan peneliti untukuntuk memperoleh data melalui pencatatan dari sejumlah dokumen atau bukti tertulis seperti keadaan poupulasi struktur organisasi, serta data yang diperlukan dalam melengkapi penyusunan hasil penelitian.
3.4.2 Angket
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.8
Data yang akan diperoleh melalui pengambilan angket adalah mengenai tanggapan peserta didik terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran pendidikan agama Islam oleh guru (X) dan beberapa kegiatan yang akan membentuk karakter peserta didik sehingga memiliki sifat jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja sama dan kerja keras (Y).
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen kuesioner dengan skala likert, dengan 20 penyataan tentang hubungan implementasi kurikulum 2013 terhadap pembentukan karakter peserta didik dalam mata pelajaran PAI.
Kuesioner ini terdiri atas pernyataan positif dan negatif. Masing-masng butir pernyataan diikuti lima alternatif jawaban, yaitu:
8Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Cet.5,. h.33.
3.4.2.1 Selalu (SL) 3.4.2.2 Sering (SR)
3.4.2.3 Kadang-kadang (KK) 3.4.2.4 Tidak Pernah (TP)
Dengan scoring 4, 3, 2, 1 untuk pernyataan positif dan 1, 2, 3, 4 untuk pernyataan negatif.
3.5 Teknik Analisis Data
Setelah data penelitian ini terkumpul, maka peneliti mengolah data yang ada dengan menggunakan teknik asosiatif korelasi. Dengan menggunkan langkah-langkah sebagai berikut:
3.5.1 Mencari korelasi antara variable bebas (X) dengan variable terikat (Y).
Dengan rumus menggunakan teknik korelasi product moment. Rumusan korelasi product moment yaitu:9
r
xy=
βπ±π²(βπ±ππ²π Keterangan:
rxy = koefisien korelasi variable X dengan Y
βxy = jumlah perkalian skor X dan Y
βx2 = jumlah kuadrat skor distribusi X
βy2 = jumlah kuadrat skor distribusi Y.
Penarikan kesimpulan dari rumus di atas yaitu jika rxy β₯ r table, maka H0
ditolak pada tingkat signifikan Ξ± = 5%.
9Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan research and development, h. 359
H1: Terdapat Pengaruh Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik dalam Mata Pelajaran PAI di SMA Negeri 2 Pinrang.
H0: Tidak Terdapat Pengaruh Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik dalam Mata Pelajaran PAI di SMA Negeri 2 Pinrang.
3.5.2 Mencari regresi dengan rumus:10 Y' = a + b X
Keterangan:
Yβ = Subyek dalam variable dependen yang diprediksikan (variable terikat).
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan).
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variable dependen yang didasarkan pada variable independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu (nilai variable independen).
Adapun dasar pengambilan dalam uji regresi mengacu pada dua hal, yakni dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel, atau dengan membandingkan nilai signifikan dengan nilai probabilitas 0.05. Berikut adalah sedikit penjelasan mengenai hal tersebut:
3.5.2.1 Membandingkan nilai thitung dengan ttabel.
1. Jika nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel , artinya variable bebas berpengaruh terhadap variable terikat.
10Sugiyono, Statistik untuk Penelitian (Cet.4; Bandung: Alfabeta, 2002), h. 244-245
2. Jika nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel , artinya variable bebas tidak berpengaruh terhadap variable terikat.
3.5.2.2 Membandingkan nilai signifikan dengan nilai probabilitas 0.05.
1. Jika nilai signifikansi tidak lebih dari nilai probabilitas 0.05, artinya variable bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variable terikat.
2. Jika nilai signifikasi lebih dari nilai probabilitas 0.05, artinya variable bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variable terikat.
Dari perhitungan menggunakan rumus diatas, dapat diketahui terdapat pengaruh yang positif atau tidak, apakah pengaruh yang ditemukan berlaku untuk populasi, dan memiliki persamaan regresi. Dengan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi.
Tabel 3.2 Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi No. Interval Koefisien Tingkat Hubungan
1 0.00 _ 0.199 Sangat Rendah
2 0.20 _ 0.399 Rendah
3 0.40 _ 0.599 Sedang
4 0.60 _0.799 Kuat
5 0.80 _ 0.999 Sangat Kuat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi data yang disajikan dalam bagian ini meliputi data variabel implementasi kurikulum 2013 (X) dan pembentukan karakter peserta didik (Y). Nilai- nilai yang disajikan diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu nilai rata-rata, median, modus, varians, dan standar deviasi. Untuk memperoleh gambaran tentang hasil yang diperoleh melalui penelitian ini, dikemukakkan pula distribusi frekuensi dan grafik histogram.
Hasil perhitungan statistik deskriptif masing-masing variabel disajikan sebagai berikut.
4.1.1 Implementasi Kurikulum 2013
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor variabel implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI berada 19 sampai dengan 36, nilai rata-rata sebesar 29.09, median 30.00, modus 29, varians 20.142, dan standar deviasi 4.487.
Rangkuman hasil statistik deskriptif untuk variable X dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4.1 Rangkuman hasil statistik deskriptif (variable X)
Statistics
Implementasi Kurikulum 2013
N Valid 74
Missing 0
Mean 29.0946
Std. Error of Mean .52171
Median 30.0000
Mode 29.00
Std. Deviation 4.48794
Variance 20.142
Range 17.00
Minimum 19.00
Maximum 36.00
Sum 2153.00
Distribusi frekuensi skor variable implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Table 4.2 Distribusi frekuensi variable X
Implementasi Kurikulum 2013
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 19 2 2.7 2.7 2.7
20 2 2.7 2.7 5.4
21 2 2.7 2.7 8.1
22 5 6.8 6.8 14.9
24 1 1.4 1.4 16.2
25 3 4.1 4.1 20.3
26 4 5.4 5.4 25.7
27 3 4.1 4.1 29.7
28 4 5.4 5.4 35.1
29 10 13.5 13.5 48.6
30 6 8.1 8.1 56.8
31 7 9.5 9.5 66.2
32 9 12.2 12.2 78.4
33 2 2.7 2.7 81.1
34 6 8.1 8.1 89.2
35 6 8.1 8.1 97.3
36 2 2.7 2.7 100.0
Total 74 100.0 100.0
Diagram variable ini dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Gambar 4.1 Diagram variable X (Implementasi Kurikulum 2013)
Gambar 4.2 Diagram lingkaran variable X (Implementasi Kurikulum 2013)
Sesuai distribusi frekuensi, untuk skor total yang diperoleh tiap responden dengan nilai 24 memiliki 1 frekuensi (1.4%), nilai 19, 20, 21, 33, dan 36 memiliki 2 frekuensi (2.7%), nilai 25 dan 27 memiliki 3 frekuensi (4.1%), nilai 26 dan 28 memiliki 4 frekuensi (5.4%), nilai 22 memiliki 5 frekuensi (6.8%), nilai 30, 34, dan 35 memiliki 6 frekuensi (8.1%), nilai 31 memiliki 7 frekuensi (9.5%), nilai 32 memiliki 9 frekuensi (12.2%), dan nilai 29 memiliki 10 frekuensi (13.5%). Dengan demikian skor responden dengan frekuensi terbesar berada pada nilai 29 yang memiliki 10 frekuensi (13.5%), dan skor responden dengan frekuensi terkecil berada pada nilai 24 memiliki 1 frekuensi (1.4%). Hal ini tergambar jelas pada diagram batang dan diagram lingkaran di atas. Histogram variable ditunjukkan pada grafik berikut ini.
Gambar 4.3 Histogram implementasi kurikulum 2013
Berdasarkan data yang dilihat pada tabel distribusi frekuensi, jika dibandingkan dengan dengan nilai rata-rata menunjukkan bahwa skor implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI yang berada di bawah kelompok rata-rata sebanyak 15 responden (20.4%), yang ada pada skor rata-rata adalah sebanyak 4 responden (5.4%), dan yang berada pada kelompok di atas nilai rata-rata sebanyak 55 responden (74.4%). Penentuan kategori dari skor implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI dilakukan dengan menggunakan kriteria bentuk persentase sebagai berikut.
90% - 100% : kategori sangat tinggi 80% - 89% : kategori tinggi 70% - 79% : kategori sedang
60% - 69% : kategori rendah
50% - 59% : kategori sangat rendah.1
Skor total variable Implementasi kurikulum 2013 yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 2153, skor teoritik tertinggi variabel ini tiap responden adalah 10 x 4 = 40, karena jumlah responden 74 orang, maka skor kriterium adalah 74 x 40 = 2960. Sehingga, implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) adalah 2153 : 2960 = 0.7273 atau 72.73% dari kriterium yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI termasuk kategori sedang.
Hal tersebut sesuai dengan pengamatan di lapangan bahwa implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI diterapkan secara maksimal oleh Guru Pendidikan Agama Islam sehingga dapat memudahkan peserta didik dalam memahami, memaknai, dan menghayati setiap materi pendidikan agama Islam yang disampaikan oleh guru.
4.1.2 Pembentukan Karakter Peserta Didik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor variabel tingkat pembentukan karakter peserta didik 19 dan 38, nilai rata-rata sebesar 30.82, median 31.00, modus 34.00, varians 14.421, dan standar deviasi 3.797. Rangkuman hasil statistik deskriptif untuk variable Y dapat dilihat pada table berikut ini.
1Suharsimi Arikunto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bima Aksara, 1986), h. 54.
Table 4.3 Rangkuman hasil statistic deskritif (variable Y)
Statistics
Pembentukan Karakter
N Valid 74
Missing 0
Mean 30.8243
Std. Error of Mean .44145
Median 31.0000
Mode 34.00
Std. Deviation 3.79747
Variance 14.421
Range 19.00
Minimum 19.00
Maximum 38.00
Sum 2281.00
Distribusi frekuensi skor variable pembentukan karakter peserta didik pada mata pelajaran PAI dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Y
Pembentukan Karakter
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 19 1 1.4 1.4 1.4
24 2 2.7 2.7 4.1
26 10 13.5 13.5 17.6
27 5 6.8 6.8 24.3
28 3 4.1 4.1 28.4
29 3 4.1 4.1 32.4
30 8 10.8 10.8 43.2
31 10 13.5 13.5 56.8
32 4 5.4 5.4 62.2
33 6 8.1 8.1 70.3
34 11 14.9 14.9 85.1
35 4 5.4 5.4 90.5
36 3 4.1 4.1 94.6
37 2 2.7 2.7 97.3
38 2 2.7 2.7 100.0
Total 74 100.0 100.0
Diagram variable dapat pula ditunjukkan pada gambar sebagai berikut ini.
Gambar 4.4 Diagram batang variable Y (Pembentukan Karakter Peserta Didik)
Gambar 4.5 Diagram lingkaran variable Y (Pembentukan Karakter Peserta Didik)
Sesuai distribusi frekuensi, untuk skor total yang diperoleh tiap responden dengan nilai 19 masing-masing memiliki 1 frekuensi (1.4%), nilai 24, 37, dan 38 memiliki 2 frekuensi (2.7%), nilai 28, 29, dan 36 memiliki 3 frekuensi (4.1%), nilai 32 memiliki 4 frekuensi (5.4%), nilai 27 memiliki 5 frekuensi (6.8%), nilai 33 memiliki 6 frekuensi (8.1%), nilai 30 memiliki 8 frekuensi (10.8%), nilai 26 dan 31 memiliki 10 frekuensi (13.5%), dan nilai 34 memiliki 11 frekuensi (14.9%). Dengan demikian, skor responden dengan frekuensi terbesar berada pada nilai 34 yang memiliki 11 frekuensi (14.9%), dan skor responden dengan frekuensi terkecil adalah nilai 19 memiliki 1 frekuensi (1.4%). Hal ini tergambar jelas pada diagram batang dan diagram lingkaran di atas. Histogram variable ditunjukkan pada grafik berikut ini.
Gambar 4.6 Histogram pembentukan karakter peserta didik
Berdasarkan data yang dilihat pada tabel distribusi frekuensi, jika dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukkan bahwa skor pembentukan karakter peserta didik dalam mata pembalajaran PAI yang berada dibawah skor rata-rata sebanyak 18 responden (24.4%), yang ada pada skor rata-rata adalah sebanyak 3 responden (4.1%), dan yang berada pada kelompok di atas nilai rata-rata sebanyak 53 responden (71.7%). Penentuan kategori dari skor pembentukan karakter peserta didik dalam mata pelajaran PAI dilakukan dengan menggunakan kriteria bentuk persentase sebagai berikut.
90% - 100% : kategori sangat tinggi 80% - 89% : kategori tinggi
70% - 79% : kategori sedang 60% - 69% : kategori rendah
50% - 59% : kategori sangat rendah.2
Skor variable pembentukan karakter peserta didik yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 2281, skor teoritik tertinggi variable ini tiap responden adalah 10 x 4 = 40, karena jumlah responden 74 orang, maka skor kriterium adalah 40 x 74 = 2960. Sehingga, pembentukan karrakter peserta didik dalam mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) adalah 2281 : 2960 = 0.7706 menjadi 77.06% dari kriterium yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter peserta didik dalam mata pelajaran PAI memasuki kategori sedang.
Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan bahwa pembentukan karakter peserta didik dalam mata pelajaran PAI diterapkan dengan maksimal oleh Guru Pendidikan Agama Islam. Para guru berusaha sebisa mungkin untuk memberikan pendidikan karakter pada setiap materi ajarnya. Sehingga peserta didik tidak hanya mengetahui dan memahami teori ajarnya tetapi juga memaknai sampai menghayati setiap makna dalam materi ajar sehingga diharapkan dapat diterapkan di luar proses pembelajaran kelas.
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data
Selanjutnya pada bagian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas data instrumen penelitian serta menggunakan uji normalitas data sebagai berikut:
4.2.1 Uji Validitas Data
Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor setiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah skor butir pertanyaan.
2Suharsimi Arikunto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bima Aksara, 1986), h. 54.
Dalam hal ini peneliti menggunakan program SPSS untuk menguji validitas tiap item.
Uji validitas data variable implementasi kurikulum 2013 dan pembentukan karakter peserta didik terlampir dengan ketentuan jika rxy lebih besar dari rtabel maka item pernyataan dinyatakan valid pada tingkat signifikan Ξ± = 5%. Adapun hasil analisis dari kedua variable tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Analisis Instrumren Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Mata Pelajaran PAI
No. Butir
Instrumen Nilai R hitung Nilai R tabel Keputusan
1 0.656 0.225 Valid
2 0.272 0.225 Valid
3 0.663 0.225 Valid
4 0.26 0.225 Valid
5 0.667 0.225 Valid
6 0.679 0.225 Valid
7 0.452 0.225 Valid
8 0.711 0.225 Valid
9 0.464 0.225 Valid
10 0.484 0.225 Valid
Setelah melakukan uji validitasi variable X implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI yang terdiri dari 10 pernyataan dengan rtabel = 0.225, diketahui bahwa 10 pernyataan yang ada dinyatakan valid karena rxy item pernyataan tersebut lebih besar dari rtabel.
Tabel 4.6 Hasil Analisis Item Instrumen Pembentukan Karakter Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PAI
No. Butir
Instrumen Nilai R hitung Nilai R tabel Keputusan
11 0.705 0.225 Valid
12 0.266 0.225 Valid
13 0.558 0.225 Valid
14 0.464 0.225 Valid
15 0.503 0.225 Valid
16 0.469 0.225 Valid
17 0.208 0.225 Tidak Valid
18 0.407 0.225 Valid
19 0.546 0.225 Valid
20 0.546 0.225 Valid
Setelah melakukan uji validitas Y (Pembentukan Karakter Peserta Didik) yang terdiri dari 10 item pernyataan dengan rtabel = 0.225, diketahui bahwa 1 dari 10 item pernyataan dinyatakan tidak valid karena nilai rxy item pernyataan lebih kecil dari rtabel, sehingga hanya ada 9 item pernyataan yang dinyatakan valid karena nilai rxy item pernyataan tersebut lebih besar dari rtabel.
4.2.2 Uji Reliabilitas Data
Setelah mengetahui hasil validitas data dari kedua variable, maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas data yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS sebagai berikut:
4.2.2.1 Reliabilitas Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran PAI Tabel 4.7 Reliabilitas Variabel (X)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.720 10
Berdasarkan table di atas, reliabilitas instrument variable X (Implementasi kurikulum 2013) diperoleh nilai Alpha Croanboachβs = 0.720 > 0.60 pada tingkat signifikansi Ξ± = 5% maka instrument pernyataan memiliki reliable yang tinggi. Jadi, uji instrument data pada variable X sudah valid dan reliable untuk 10 butir instrument, maka dapat digunakan untuk pengukuran data dalam rangka pengumpulan data.
4.2.2.2 Reliabilitas Pembentukan Karakter Peserta Didik Tabel 4.8 Reliabilitas Variabel (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.618 9
Berdasarkan table di atas, reliabilitas instrument variable Y (pembentukan karakter peserta didik) diperoleh nilai Alpha Croanboachβs = 0.618 β₯ 0.60 pada tingkat signifikansi Ξ± = 5%, maka instrument pernyataan memiliki reliable yang tinggi. Jadi, uji instrument data pada variable Y sudah valid dan reliable untuk 9 butir instrumentnya, maka dapat digunakan untuk pengukuran data dalam rangka pengumpulan data.
4.2.3 Uji Normalitas Data
Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah teknik analisis data Korelasi Product Moment. Sebelum menganalisis data yang diperoleh, data harus memenuhi persyaratan uji analisis data yang digunakan.
Analisis korelasi mensyaratkan dan harus berdistribusi normal. Untuk itu, data perlu diuji normalitas, penulis menggunakan program SPSS dengan rumus One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test sebagai berikut:
Tabel 4.9 Uji Normalitas Menggunakan Analisis One-Sample Kolmogrov- Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Implementasi
Kurikulum 2013
Pembentukan Karakter
N 74 74
Normal Parametersa Mean 29.0946 27.6216
Std. Deviation 4.48794 3.71485
Most Extreme Differences
Absolute .140 .144
Positive .092 .112
Negative -.140 -.144
Kolmogorov-Smirnov Z 1.206 1.242
Asymp. Sig. (2-tailed) .109 .091
a. Test distribution is Normal.
H1 : Distribusi Frekuensi berasal dari populasi yang berdistribusi normal H0 : Distribusi frekuensi bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal