• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori

2. Hypnoteaching

a. Pengertian Hypnoteaching

Hypnoteaching secara harfiah berasal dari kata hypnosis yang berarti menyugesti dan teachingyang berarti mengajar. Jadi hypnoteaching dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan sugesti atau memberikan motivasi kepada siswa sehingga mereka dapat mengingat materi yang telah diajarkan dalam proses pembelajaran.9

8Muhammad Basri Gahu,“Desain Pembelajaran Al-Qur’an Hadis dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran di MAN 1 Makassar”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Makassar, UIN Alauddin Makassar, 2012), hlm. 41-45.

9Qomario, “Pengaruh Hypnoteaching Dalam Contextual Teaching and Learnig Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis”, Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol.9, Nomor 1, Desember 2018, hlm.3.

“Menurut Novian Triwidia Jaya hypnoteaching adalah pengkombinasian pengajaran yang melibatkan pikiran bawah sadar dan sadar”.10

“Lebih lanjut Hakim mengatakan bahwa hypnosis merupakan kondisi saat seseorang mudah menerima informasi, saran, dan sugesti yang mampu mengubah seseorang dari hal yang tidak baik menjadi hal yang baik. Hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada kemunikasi alam bawah sadar siswa, baik yang dilakukan di luar kelas ataupun didalam kelas”.11

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode hypnoteaching adalah sebuah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan jalan memberikan sugesti dan motivasi kepada peserta didik dalam keadaan nyaman dan rileks serta dengan menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar sehingga peserta didik lebih mudah menangkap informasi yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran.

b. Prinsip kerja hypnoteaching

“Otak manusia terdiri dari dua pikiran yang dapat saling mempengaruhi yaitu pikiran sadar atau yang biasa dikenal dengan istilah conscious mind dan pikiran bawah sadar atau sering disebut dengan istilah subsconcious mind”.12

10N. Yustisia, Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Peserta Didik, (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2017), hlm. 76.

11Hasbullah dan Eva Yuni Rahmawati, “Pengaruh Penerapan Metode Hypnoteaching Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Universitas Indaprasta PGRI”, Jurnal formatif, Vol 5, Nomor 1, 2015, hlm. 3-4.

12N. Yustisia, Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Peserta Didik, (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2017), hlm.71.

Pikiran sadar memiliki fungsi sebagai alat pengingat dan penyimpan informasi dari setiap perasaan dan peristiwa seseorang.

Pikiran sadar berfungsi untuk menganalisis setiap informasi yang masuk, membandingkan dengan data yang telah disimpan dan kemudian memilih informasi baru yang akan dibuang atau disimpan didalam memori.

Pikiran bawah sadar adalah kondisi dimana seseorang berada pada keadaan setengah sadar seperti sedang melamun.

Pikiran bawah sadar merupakan bagian dari pikiran yang dapat menyimpan banyak ide, gagasan, pikiran, kritik maupun tindakan yang kapasitasnya tidak terbatas.

Apabila pendidik melakukan hypnoteaching kepada peserta didik, yang harus dilakukan adalah melemahkan critical factor siswa. critical factor adalah merupakan salah satu fungsi yang dimiliki oleh pikiran sadar sekaligus sebagai pembatas antara pikiran sadar dan bawah sadar yang mana tugasnya adalah sebagai penyaring setiap informasi yang akan disimpan kedalam pikiran bawah sadar. Melemahkan critical factor dapat dilakukan dengan teknik induksi atau relaksasi. induksi atau relaksasi inilah yang selanjutnya akan menyebabkan pikiran sadar siswa lengah, bingung dan bosan yang akhirnya membuat critical factor dapat terbuka lebar sehingga sugesti yang diberikan akan mampu

menjangkau pikiran bawah sadar. Akibatnya, peserta didik akan mengikuti setiap arahan dan bimbingan yang diberikan oleh guru.

c. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Hypnoteaching

Dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode hypnoteaching, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu:

1) Niat dan Motivasi Dalam Diri

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa niat merupakan fondasi dari setiap pekerjaan. Kesuksesaan seseorang bergantung pada niatnya. Niat yang besar dan tekad yang kuat akan menumbuhkan komitmen dan motivasi yang tinggi pada bidang yang sedang ditekuni.

2) Pacing

Pacing memliki arti menyamakan gerak tubuh, dan posisi dengan peserta didik. Prisip dasarnya adalah “ manusia lebih suka atau cenderung berkumpul dengan sejenisnya atau dengan mereka yang mempunyai banyak kesamaan”. Hal ini sesuai dengan kondisi manusia secara alamiah, setiap orang lebih senang dan nyaman untuk berkumpul dengan orang lain yang mempunyai kesamaan dengannya. Kesamaan tersebut berasal dari kesamaan gelombang otak sehingga membuat pesan yang disampaikan dari orang yang satu ke orang yang lainnya akan mudah diterima dan dipahami dengan baik. Ada dua cara yang

dilakuakan untuk menyamakan gelombang otak yaitu menyamakan ucapan dan menyamakan gerakan.

3) Leading

Leading adalah mengarahkan atau memimpin sesuatu.Leading dilakukan setelah prosespacing. Karena apabila leading dilakukan sebelum melakukan pacing itu berarti sama saja dengan memberi perintah kepada siswa dengan resiko mereka melakukan perintah dengan keterpakasaan dan dalam keadaan tertekan. Hal ini akan mengakibatkan adanya penolakan siswa terhadap guru. Setelah pacing dilakuakan, siswa akan merasa nyaman dengan guru.

Saat itulah siswa akan melakukan hampir setiap apapun yang diperintahkan oleh guru dengan sukarela dan bahagia sehingga pikiran bawah sadar akan menangkap materi pelajaran dengan mudah sesulit apapun materi pelajaran tersebut.

4) Gunakan kata positif

Langkah ini adalah merupakan langkah pendukung proses pacingdan leading. Karena cara kerja pikiran bawah sadar tidak dapat menerima kata-kata negatif, maka dalam hal ini kata-kata yang diucapkan adalah kata-kata dan kalimat yang positif yang dapat membangkitkan semangat dan motivasi siswa dalam belajar karena kata-kata yang di ucapkan oleh guru baik langsung maupun tidak langsung sangat berpengaruh terhadap

kondisi psikis siswa sehinga mereka merasa lebih percaya diri dalam menerima materi pelajaran yang diberikan. Kata-kata yang dimaksud adalah kata-kata yang yang dapat berupa ajakan dan imbauan, jadi apabila terdapat hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh siswa hendaknya menggunakan kata ganti yang positif sebagai pengganti kata-kata yang negatif, sebagai contoh apabila guru akan menenangkan kelas yang ribut, biasanya kata yang dignunakan adalah “jangan ribut!”.

Pengaplikasian metode hypnoteaching hendaknya kata “jangan ribut” diganti dengan kata “harap tenang!”.

5) Berikan pujian

Dalam pembelajaran, salah satu yang penting adalah reward dan punishment. Salah satu cara untuk membentuk konsep diri seseoang adalah dengan memberikan pujian.

Dengan pujian, siswa akan termotivasi untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dari sebelumya. Pemberian pujian bisa dilakukan setelah siswa berhasil menggapai prestasi atau melakukan sesuatu. Dalam memberikan pujian, sebaiknya hindari kata penghubung negatif, seperti tapi, namun, Cuma saja, dan lain-lain yang sejenis. Penggunaan kata tersebut akan menyebabkan pujian menjadi sia-sia dan memberi kesan mengolok-olok. Pemberian pujian yang digabungkan dengan kritik maka makna yang tertangkap adalah bentuk penyerangan

pada harga diri orang yang dipuji dan bukannya meningkatkan harga diri melainkan justru menjatuhkan siswa yang dipuji.

Meskipun hal ini terlihat sepele dan sering terjadi, namun dalam sistem psikologi anak efek yang dirasakan sangat besar.

6) Modeling

Modeling adalah salah satu langkah dalam pembelajaran hypnoteachingyang merupakan proses pemberian tauladan atau contoh melalui tingkah laku dan ucapan yang konsisten. Hal ini sangat penting dan menjadi kunci metode hypnoteaching.Setelah siswa merasa nyaman dengan guru maka muncul adanya kepercayaan (trust) siswa dengan perilaku yang konsisten melalui ajaran dan ucapannya.13

7) Menguasai materi secara komprehensif

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode hypnoteaching, guru menyampaikan materi sacara kontekstual.14 Guru harus menguasai materi yang akan dipelajari secara komperehensif agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan hasil yang yang didapatkan oleh siswa juga maksimal.15

d. Penerapan Metode Hypnoteaching di Sekolah

13Miftakhurozaq, “Implementasi Metode Hypnoteaching Dalam Pembelajaran PAI”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.6, Nomor 1, Juni 2018, hlm.12-14.

14Ratmi Qori, et.al, “ Penerapan Metode Hypnoteaching untuk Melihat Motivasi Belajar Siswa pada Materi Trigonometri Kelas X”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2, Nomor 1, Maret 2018, hlm. 4.

15N. Yustisia, Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Peserta Didik, (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2017), hlm.88.

1) Yelling

Yelling digunakan untuk mengembalikan konsentrasi peserta didik ke materi pelajaran dengan meneriakkan sesuatu bersama-sama. cara berteriak secara bersama tersebut telah disepakati pada awal pembelajaran hal ini memudahkan guru untuk mengoordinasi peserta didik ketika melakukan yelling.

2) Jam emosi

Jam ini digunakan untuk mengatur emosi peserta didik.

Setiap peserta didik memiliki emosi yang berbeda-beda sehingga dibutuhkan suatu cara supaya emosi mereka dapat dikontrol dan berada dalam emosi yang sama. Jam emosi dibagi menjadi empat bagian diantaranya:

a) Jam tenang

Jam tenang ditandai dengan warna hijau atau tulisan

“tenang” yang menunjukkan bahwa para peserta didik diminta untuk konsentrasi karena ada materi penting yang akan disampaikan.

b) Jam diskusi

Jam diskusi ini ditandai dengan warna biru atau tulisan

“diskusi” yang menunjukkan waktu diskusi.

c) Jam lepas

Jam lepas ini ditandai dengan warna kuning atau tulisan “lepas” yang menunjukkan bahwa peserta didik diminta untuk melepaskan emosinya. mereka dapat

berbicara, tertawa, atau menghela nafas dengan batas waktu tertentu.

d) Jam tombol

Jam tombol ini ditandai dengan warna merah atau tulisan “tombol” pada jam ini peserta mengaktifkan kondisi aktif belajarnya.

3) Ajarkan dan puji

Dalam proses ini peserta didik diminta untuk saling mengajarkan materi yang diajarkan kepada peserta ddidik lainnya. setelah itu guru harus memberikan apresiasi kepada peserta didik dengan memujinya.

4) Pertanyaan ajaib

Guru memberikan sebuah pertanyaan khusus yang bisa meningkatkan prestasi peserta didik. pertanyaan tersebut diberikan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

pertanyaan tersebut di ajukan oleh guru sebagai pertanyaan ajaib.16

e. Kelebihan Metode Hypnoteaching

Adapun kelebihan metode hypnoteaching antara lain adalah:

1) Peserta didik dapat berkembang sesuai dengan minat dan potensi yang mereka miliki.

2) Guru dapat membuat peroses pembelajaran yang beragam sehingga peserta didik tidak merasa bosan

16Ibid, hlm.90-91

3) Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih dinamis.

4) Adaya interaksi yang baik antara peserta didik dengan guru.

5) Siswa dapat lebih mudah menguasai materi karena mendapatkan motivasi untuk belajar lebih tekun.

6) Proses pembelajaran bersifat aktif.

7) Guru dapat memantau siswa dengan lebih intensif.

8) Menjadikan siswa lebih bisa berpikir kreatif dan berimajinasi.

9) Siswa akan menjalani proses pembelajaran dengan senang hati.

10) Siswa akan memiliki konsentrasi penuh terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru.17

f. Kekurangan Metode Hypnoteaching

Adapun kekurangan metode hypnoteaching adalah sebagai berikut:

1) Jumlah siswa yang banyak dalam sebuah kelas menyebabkan guru kekurangan waktu untuk memberikan perhatian yang intensif kepada satu persatu siswa.

2) Hypnoteaching memang mempunyai manfaat yang besar, tetapi pada pelaksanaannya tidak bisa dilakukan dengan instan oleh karena itu pelatihan secara kontinu sangat penting untuk dilakukan guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

3) Minimnya ketersediaan sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksaan pembelajaran dengan metode hypnoteaching

17Ibid.,hlm. 81

4) Metode hypnoteaching masih belum banyak diterapkan oleh guru-guru di Indonesia karena metode ini masih tergolong metode pembelajaran yang baru.18

Dokumen terkait