BAB III PEMBAHASAN
B. Penerapan Metode hypnoteaching dalam pembelajaran ekonomi di
Seorang guru memiliki andil yang sangat besar dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Cara belajar yang menyenangkan menjadi salah satu jalan yang diyakini berhasil apabila diterapkan dalam proses pembelajaran. Saat ini telah banyak ditemukan metode pembelajaran yang yang dinila dapat membangun
ketertarikan peserta didik dalam mempelajari materi yang diajarkan.
Salah satu metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode hypnoteaching.
Menurut Hakim hypnosis merupakan kondisi saat seseorang mudah menerima informasi, saran, dan sugesti yang mampu mengubah seseorang dari hal yang tidak baik menjadi hal yang baik. Hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada komunikasi alam bawah sadar siswa, baik yang dilakukan di luar kelas ataupun didalam kelas.42
Pada saat pembelajaran dengan metode hypnoteaching, guru tidak hanya mementingkan ketuntasan materi yang akan disampaikan tetapi juga sangat memperhatikan kondisi psikis siswa dan juga aspek sikap yang mereka miliki. Dalam pengaplikasian metode hypnoteaching di kelas, guru tidak hanya bertindak sebagai pengajar tetapi juga berperan sebagai pendidik. Hal ini mengharuskan seorang guru untuk memiliki rasa empati dan simpati yang tinggi kepada siswa. Hal lain yang harus diperhatikan juga oleh seorang guru adalah dengan memilih kata-kata yang baik dan tepat, artinya bahwa seorang guru ketika mengajar tidak boleh menggunakan kata-kata yang berkonotasi negatif.
Selama mengajar dengan hypnoteaching, seorang guru diumpamakan sebagai Magnet yang dapat menarik perhatian siswa dengan kekuatan pengetahuan, kepercayaan, iman, dan keyakinan yang ada dalam dirinya. Suasana pembelajaran dengan menggunakan metode
42Hasbullah dan Eva Yuni Rahmawati, “Pengaruh Penerapan Metode Hypnoteaching Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Universitas Indaprasta PGRI”, Jurnal formatif, Vol 5, Nomor 1, 2015, hlm. 3-4.
hypnoteaching ini dibuat sedemikian rupa sehingga pembelajaran akan terasa menyenangkan dan nyaman.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dengan merujuk pada data-data yang peneliti temukan di lapangan, pak Sigit Teguh Prasetyanto selaku guru ekonomi menerapkan metode hypnoteaching dalam pembelajaran dengan menerapkan cara sebagai berikut:
Pada awal pembelajaran, pak Sigit menanamkan niat dan memotivasi siswa. Karena kunci awal suksesnya belajar menurutnya adalah terletak pada niat dan motivasi. Ketika awal pembelajaran, pak Sigit berusaha membuat nyaman siswanya dengan tidak langsung menanyakan materi pembelajaran atau tugas rumah siswa. Pak Sigit lebih mementingkan kondisi psikis siswa terlebih dahulu, memperhatikan kesiapan mereka dengan menanyakan bagaimana perasaan mereka ketika berangkat dari rumah ke madrasah apakah terdapat kendala atau masalah yang dihadapi siswa.Dengan demikian, siswa akan merasa ada yang memperhatikan sehingga akan muncul image bahwa guru tidak hanya berambisi untuk hanya menyampaikan materi saja tetapi juga peduli kepada mereka. Dari jawaban siswa yang telah didapatkan di awal, akan terlihat persentasi siswa yang mengalami masalah yang menyebabkan mereka tidak nyaman.
Penanaman niat dan motivasi dalam diri peserta didik sebagaimana yang dilakukan oleh pak Sigit didalam pembelajarannya sesuai dengan
teori tentang langkah-langkah hypnoteaching yaitu niat dan motivasi dalam diri. Pandangan ini sesuai dengan prinsip bahwa niat sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang. Karena dengan niat, seseorang akan berusaha dan bekerja keras untuk mencapai cita-cita yang ingin diraih. Pada gilirannya, niat dan tekad yang kuat akan menumbuhkan motivasi dan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan atau bidang yang tengah ditekuni.
Setelah proses penanaman niat dan motivasi dalam diri peserta didik pak Sigit berusaha menyamakan gerak dengan siswa dengan memperhatikan siswa kemudian pak sigit memberikan intruksi untuk mengikuti gerakannya dengan mengatakan “anak-anak lihat pak guru, angkat tangannya, bayangkan kita akan meraih sesuatu yang diatas, semakin tinggi kita kencangkan entah kenapa rasanya tangan kita akan semakin memanjang” dengan melakukan hal tersebut tanpa disadari siswa telah mendapatkan pacing atau kesamaan gelombang otak dengan gurunya. Ketika pacing atau menyamakan gelombang otak telah berhasil dilakukan, siswa akan merasa nyaman dengan suasana pembelajaran yang berlangsung didalam kelas.
Keadaan menyamakan gelombang otak dengan peserta didik yang dilakukan oleh pak Sigit merupakan langkah kedua yang harus dilakukan ketika menerapkan metode hypnoteaching. Menyamakan gelombang otak dalam hal ini disebut dengan istilah pacing. Proses pacing atau menyamakan gelombang otak seperti yang dijelaskan diatas, sejalan
dengan teori tentang langkah-langkah hypnoteaching yaitu pacing.Pacing ini dilakukan karena sesuai dengan pandangan bahwa setiap orang akan cenderung senang berkumpul bersama dan berinteraksi dengan sejenisnya atau yang mempunyai banyak kesamaan dengannya. Hal ini jika dilihat secara naluriah dan alami, setiap orang pasti akan merasa senang dan nyaman untuk berkumpul dengan orang lain yang mempunyai banyak kesamaan dengannya. Karena, hal ini akan membuat seseorang merasa nyaman saat berada didalamnya.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pak Sigit adalah memberikan induksi. Induksi ini diberikan agar mereka mematuhi apa yang dikatakan oleh guru. Induksi sama artinya dengan leading yang dimana leading ini adalah memimpin atau mengarahkan siswa. Dalam hal ini pak Sigit mengucapkan perkataan sebagai intruksi kepada peserta didik. Intruksi tersebut seperti “kapanpun dan dimanapun kita berada kita akan nyaman belajar ekonomi, kapanpun dan dimanapun kita berada ketika pak guru menyampaikan materi pelajaran kalian akan ingat dan nyaman menerimanya, yang setuju angkat tangannya” inilah proses
leading yang dilakukan.
Leading yang dilakukan dalam hal ini bertujuan untuk mengarahkan atau memimpin peserta didik. Proses leading yang dilakukan oleh guru adalah bagian dari langkah-langkah hypnoteaching sebagaimana teori tentang hypnoteaching. Leading ini pada penerapannya dilakukan setelah proses pacing. Karena setelah siswa mendapatkan pacing dari guru
peserta didik akan merasa nyaman dengan suasana pembelajaran yang sedang berlangsung. Saat itulah peserta didik akan mendengar dan melakukan apapun perkataan atau tugas yang diberikan oleh guru.
Setelah siswa dalam keadaan nyaman dan leading telah dilakuakan, selanjutnya pak Sigit memberikan sugesti yang berupa kalimat-kalimat positif kepada siswa. Dalam proses pembelajaran, pemberian sugesti kepada siswa tidak boleh menggunakan kata-kata atau kalimat negatif karena pikiran bawah sadar manusia pada dasarnya tidak dapat menerima kata-kata negatif atau sebuah larangan seperti “jangan dan tidak”. Sugesti yang diberikan seperti “kalian adalah anak yang rajin, rajin shalat, tidak menggunakan narkoba, tidak merokok dan petuh kepada orang tua, kapanpun dan dimanapun kalian berada untuk saat ini dan seterusnya kalian akan nyaman belajar ekonomi”. Dalam pembelajaran, sebagai wujud penerapan kalimat positif ini, pak sigit dalam pembelajarannya tidak menegur siswa dengan mengatakan kalimat- kalimat negatif sebagaimana yang dikehendaki pikiran bawah sadar.
Apabila siswa tidak mengerjakan tugas, siswa tidak dihakimi dengan memvonis siswa sebagai anak yang malas, anak yang bodoh dan sebagainya tetapi pak Sigit mengatakan “tidak apa-apa masih ada kesempatan, lain waktu dikerjakan ya tugasnya”.
Mengatakan hal-hal dengan kalimat yang baik dan positif merupakan keharusan bagi seorang guru apabila menggunakan metode hypnoteaching dalam pembelajarannya. Karena apabila dirujuk dari teori
tentang langkah-langkah hypnoteaching bahwa menggunakan kata-kata positif adalah langkah keempat dalam menerapkan metode hypnoteaching.
Penggunaan kata positif ini merupakan hal yang harus dilakukan karena pada prinsipnya metode hypnoteaching adalah metode pembelajaran yang menekankan dan memanfaatkan alam bawah sadar siswa. Adapun cara kerja alam bawah sadar adalah tidak dapat menerima kata-kata negatif.
Apapun yang dikatakan oleh guru baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi kondisi psikis peserta didik.
Selain dengan menggunakan kalimat positif pak Sigit juga dalam melaksanakan pembelajaran, selalu memberikan pujian atau reward terhadap peserta didik. Menurutnya reward yang paling sederhana adalah dengan mengingat nama siswa. Ketika nama siswa diingat tentunya siswa akan merasa dia adalah orang yang penting didalam kelas. Pujian ini menjadi salah satu jalan bagi terciptanya kenyamanan belajar siswa.
Memberikan pujian atau reward adalah salah satu hal yang baik dan penting untuk dilakukan oleh guru kepada siswa dalam proses pembelajaran. Pujian dapat meningkatkan harga diri seseorang. Pemberian pujian ini adalah salah satu cara yang dilakukan untuk membentuk konsep diri seseorang. Melalui reward peserta didik akan merasa terdorong untuk melakukan hal yang lebih baik dari apa yang dilakukan dan dicapai sebelumnya.
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh pak Sigit dengan menggunakan metode hypnoteaching dapat dilihat bahwa reward selalu
diberikan kepada peserta didiknya ketika mengajar. Hal ini sesuai dengan teori langkah-langkah hypnoteachingyang kelima yaitu memberikan pujian. Memberikan pujian merupakan salah satu reward untuk meningkatkan harga diri seseorang karena pujian merupakan salah satu jalan bagi terbentuknya konsep diri seseorang.
Selain memberikan pujian, pak Sigit selalu memberikan tauladan kepada siswa dengan menunjukkan hal-hal yang positif. Selama mengajar, pak Sigit tidak pernah memukul siswa, menepati janji, tidak pernah berbohong, dan menunjukkan sikap disiplin. Selain itu pak Sigit juga membangun kepercayaan siswa dengan menunjukkan hasil-hasil kerja nyatanya karena ia adalah konsultan ekonomi kreatif disekolah, ia juga pernah mengajarkan siswa membuat alarm gempa dari kaleng bekas.
Inilah bentuk-bentuk tauladan yang diberikan.
Pemberian tauladan yang dilakukan oleh pak Sigit kepada anak didiknya baik didalam maupun diluar kelas merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Hal ini juga sesuai dengan langkah-langkah hypnoteaching yang keenam yaitu modeling. Pemberian tauladan oleh guru kepada peserta didik merupakan hal yang penting dan menjadi salah satu kunci keberhasilan hypnoteaching karena melalui ucapan dan perilaku yang kosisten dari guru akan menumbuhkan rasa kepercayaan peserta didik terhadap guru. Hal inilah yang akan menjadikan guru sebagai sosok yang bisa dipercaya dimata peserta didik.
Penerapan metode hypnoteaching dalam pembelajaran ini akan terlaksana dengan baik apabila guru yang mengajar memiliki wawasan yang luas terutama terkait materi yang akan diajarkan. Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa, guru sebaiknya mengetahui informasi dan isu-isu terbaru yang relevan dengan materi yang akan dipelajari untuk dikaitkan dengan teori sehingga materi yang diterima bukan hanya sebatas teori yang pada akhirnya dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna.
Pak Sigit ketika mengajar didalam kelas tidak membawa buku karena materi yang akan disampaikan sudah dikuasai dengan baik. Dalam penyampaiannya, ia mengaitkan teori dengan isu-isu terkini yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan.
Keluasan pengetahuan guru terhadap materi yang akan diajarkan memang sangat penting karena metode apa saja yang akan digunakan dalam pembelajaran pada akhirnya bertujuan untuk memaksimalkan ketersampaian materi yang akan diajarkan sehingga peserta didik dapat memahaminya dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut maka guru haruslah menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan. Dalam kaitannya dengan metode hypnoteaching, penguasaan materi oleh guru merupakan langkah pendukung dalam melaksanakan metode hypnoteaching. Sebagaimana teori tentang langkah-langkah pendukung dalam metode hypnoteaching, sebaiknya guru menguasai materi secara komprehensif hal ini dilakukan dengan melibatkan peserta didik secara
aktif dalam pembelajaran. Selain itu juga guru seharusnya berupaya untuk melakukan interaksi informal dengan peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai langkah-langkah pembelajaran hypnoteaching yang diterapkan di MAN 1 Mataram, maka dapat dilihat bahwa guru ekonomi yang menerapkan metode hypnoteaching telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan teori yang ada. Sebagaimana teori langkah-langkah hypnoteachingyang dipaparkan oleh N Yustisia bahwa langkah-langkah pembelajaran hypnoteaching antara lain adalah: Niat dan motivasi dalam diri, pacing, leading, menggunakan kata-kata positif, memberikan pujian, modeling, dan menguasai materi secara komprehensif.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Desain Metode Pembelajaran dengan Metode Hypnoteaching
Desain pembelajaran dengan metode hypnoteaching di MAN 1 Mataram tidak dicantumkan secara khusus didalam perangkat pembelajaran yang berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) metode hypnoteaching digunakan dengan melihat situasi dan kondisi dalam pembelajaran.
2. Penerapan Metode Hypnoteaching dalam Pembelajaran IIS di MAN 1 Mataram
Penerapan metode hypnoteaching dalam pembelajaran dilakukan dengan langkah-langah sebagai berikut yang pertama adalah menanamkan niat dan motivasi dalam diri karena niat dan motivasi merupakan penentu kesuksesan dalam segala hal, yang kedua pacing (menyamakan posisi, bahasa, gerak tubuh serta gelombang otak) pacing untuk membuat siswa nyaman, ketiga leading dilakukan setelah pacing dan siswa sudah dalam keadaan nyaman, yang keempat menggunakan kata-kata positif dengan memberikan sugesti kepada siswa, yang kelima memberikan pujian, dan yang keenam modeling memberikan contoh dan teladan untuk membangun kepercayaan (trust) siswa kepada guru, yang terakhir adalah langkah pendukung suksesnya
61
pembelajaran dengan metode hypnoteching yaitu guru harus menguasai materi pembelajaran secara komprehensif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada guru ekonomi untuk lebih teratur dalam pelaksanaan pembelajaran dengan merancang dan mendesain proses pembelajaran yang akan dilaksanakan terutama yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam pembelajaran, rencana pembelajaran sebaiknya dituangkan didalam bentuk RPP dengan menyelipkan setiap langkah-langkah pembelajaran hypnoteaching pada bagian-bagian proses pembelajaran. Metode hypnoteaching ini juga dapat dipelajari dan diterapkan oleh guru-guru pada mata pelajaran yang lainnya. Selain itu, peneliti juga berharap agar peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya tentang metode hypnoteaching ini mengkaji lebih dalam lagi mengenai metode hypnoteaching sehingga referensi bagi pembaca menjadi lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Aris Singgih Budiarso, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Metode Hypnoteaching untuk Memotivasi Siswa SMP dalam Belajar IPA pada Materi Energy Terbarukan”, Jurnal Pena Sains, Vol. 3, Nomor 2, Oktober 2016.
Abdul Karim, et.al, “Meningkatkan Motivasi Guru dengan Metode Hypnoteaching”, jurnal pengabdian kepada masyarakat, Vol 10, Nomor 2, September 2019
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Aliyatin Nafisah, “Arti Penting Perpustakaan bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat”, Jurnal Perpustakaan Libraria, vol. 2, Nomor 2, Juli- Desember 2014
Dwima Selfiana, “Korelasi Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas IV MIN 5 Bandar Lampung”, Skripsi, FTK UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2018
Desy Kumala Sari, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Komputer Akuntasi Siswa Kelas Xi SMK Negeri Depok Tahun Ajaran 2017/2018”, Skripsi, Fakultas Ekomoni Universitas Negeri Yogyakarta UNY , Yogyakarta, 2018.
Dianne Amor Kusuma, “Penerapan Ethnomathematics Dan Hypnoteaching Pada Mata Kuliah Matematika Kimia”, JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika), Vol. 3, Nomor 2, September 2019.
Deby Noviyanti, “Pengaruh Metode Gallery Walk Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Muhammadiyah 2 Palembang”, Skripsi,Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Palembang, 2017 Dimas Ardiansyah Ramadhan, et.al, “Penerapan Hypnoteaching dalam
Mengurangi Kesalahan Siswa Menyelesaikan Soal pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII-F SMP Negeri 7 Jember Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013”, Kadikma, Vol. 4, Nomor 3, Desember 2013.
Estiana Embo, “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Makassar, Skripsi, Universitas Negeri Makassar, Makassar, 2017.
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2017.
Hepta Bungsu Agung Jawardana dan Djukri, “Pengembangan Model Pembelajaran Hypnoteaching Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA/MA”, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA ,Vol. 1, Nomor 2, Oktober 2015.
Hasbullah dan Eva Yuni Rahmawati, “Pengaruh Penerapan Metode Hypnoteaching Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Universitas Indaprasta PGRI”, Jurnal formatif, Vol 5, Nomor 1, 2015.
Jatmiko, “Eksperimen Model Pembelajaran Think-Pair-Share Dengan Modul (TPS-M) terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Minat Belajar”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 3, Nomor 2, februari 2015.
Muhammad Yaomi dan Muljono Damopolii, Action Reseach Teori, Model, dan Aplikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014.
Miftakhurrozaq, “Implementasi Metode Hypnoteaching dalam Pembelajaran PAI”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6, Nomor 1, Juni 2018.
Maftukin Hudah, “Pengaruh Penerapan Metode Hypnoteaching Terhadap Kemampuan Renang Gaya Dada Mahasiswa Semester 3 PJKR UPGRIS 2016/1017”, Jendela Olahraga, Vol. 2, Nomor 1, Januari 2017.
Muhammad Basri Gahu,“Desain Pembelajaran Al-Qur’an Hadis dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran di MAN 1 Makassar”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Makassar, UIN Alauddin Makassar, 2012.
N. Yustisia, Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Peserta Didik, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017.
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Qs. Al-Mujadilah 58:11, Muhmud Yunus, Tasir Qur’an Al-Karim, Kuala Lumpurr: Victory Agenciee, 2010.
Qomario, “Pengaruh Hypnoteaching Dalam Contextual Teaching and Learnig Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis”, Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol.9, Nomor 1, Desember 2018.
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, Jakarta,: Kalam Mulia, 2013.
Ratmi Qori, Dkk, “Penerapan Metode Hypnoteaching untuk Melihat Motivasi Belajar Siswa pada Materi Trigonometri Kelas X”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2, Nomor 1, Maret 2018.
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011.
Siti Maesaroh, “Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Kependidikan, vol 1, No 1, November 2013.
Salmi, “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Peserta Didik Kelas Xii Ips-2 Sma Negeri 2 Palembang”, Jurnal Profit vol 6, no.1 Mei 2019.
Samwil, “Pengaruh Penerapan Metode Hypnoteaching pada Pembelajaran Ekonomi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IIS di MAN 1 Mataram Tahun Pelejaran 2015/2016”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Mataram, UIN Mataram, 2015.
Syuwandi, “Efektifitas penerapan metode hypnoteaching terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Alla Kabupaten Enrekang”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Makassar, 2016.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2018.
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Refika Aditama, 2009.
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN 1. Berapa kali metode hypnoteaching diterapkan dalam satu semester?
2. Sebelum menggunakan metode hypnoteaching, metode apa yang digunakan dalam pembelajaran?
3. Bagaimana desain pembelajaran dengan menggunakan metode hypnoteaching?
4. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan metode hypnoteaching?
5. Apa kelebihan dan kekurangan metode hypnoteaching?
6. Bagaimana cara kerja hypnoteaching sehingga siswa dapat menerima sugesti yang diberikan?
Wawancara guru mata pelajaran:
Nama: Sigit Teguh Prasetyanto, S.E Mata Pelajaran: Ekonomi
1. Pewawancara : Berapa kali metode hypnoteaching diterapkan dalam satu semester?
Narasumber : awal semester pasti saya gunakan karena untuk mengembalikan motivasi mereka ketika masuk sekolah, pertengahan semester saya gunakan, dan di akhir semester selalu saya gunakan. Kalau dihitung enam kali saya gunakan secara formalnya kalau untuk yang kondisionl itu sering.
2. Pewawancara : Sebelum menggunakan metode hypnoteaching, metode apa yang digunakan dalam pembelajaran?
Narasumber : karena pada zaman dulu itukan metode ceramah yang paling mendominasi mbak ya, jadi metode ceramah sering kali kita gunakan sebelum ini karena kolaborasi dengan multimedia kan baru-baru aja jadi ya kalau ceramah memang pasti. Tetapi ceramah ini juga sedikit tidak sudah mengarah kesana karena hypnosis ini sudah lama saya pelajari.
3. Pewawancara : Bagaimana desain pembelajaran dengan menggunakan metode hypnoteaching?
Narasumber : mengenai desain pembelajaran dengan metode hypnotecing ini, kita tidak cantumkan secara nyata dalam perangkat pembelajaran. Karena dalam pelaksanaannya hypnoteaching ini membutuhkan waktu yang lama jadi interval waktu yang dibutuhkan lebih lama.Karena disana ada 4 komponen yang harus ada yaitu freetalk, proses induksi, sugesti dan engkert.
Jadi apabila kita gunakan metode hypnoteaching ini untuk keseluruhan jam pelajaran misalnya satu kali tatap muka hanya satu jam maka waktu kita akan habis. Jadi inilah mengapa saya katakan hypnoteaching ini kita gunakan sesuai situasi.Penerapan metode hypnoteaching ini sesuai situasi dan materi. Jika materi pembelajarannya ringan dan kondisi siswa sedang dalam keadaan nyaman maka tidak diterapkan metode ini, tetepi sebaliknya kalau materi pembelajarannya berat seperti hitung-hitungan maka digunakan metode hypnoteaching. Kalau dilihat dari RPP tentang materi APBN, saya gunakan model pembelajaran Discovery Learning, dengan metode diskusi. Disini siswa akan melakukan diskusi dan menyelesaikan tugasnya didalam perpus. Nah sebelum masuk perpustakaan, saya kondisikan dulu siswa dalam keadaan nyaman dengan menggunakan metode
hypnoteaching.Melalui metode ini saya membangun mindset mereka.
4. Pewawancara : Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan metode hypnoteaching?
Narasumber : langkah awal dalam hypnoteaching adalah niat dan motivasi dalam diri, ini menjadi kunci awal suksesnya belajar, kita membuat image dulu, kita buat siswa nyaman dulu, Tanya dulu secara universal bagaimana kesiapan mereka dulu, bagaimana perasaan mereka dari rumah menuju madrasah, apakah ada kendala atau masalah. kita gunakan dulu audio, visual dan kinestetik Kita angkat motivasi mereka dulu nah disitu akan kelihatan siswa yang bermasalah. Kalau presentasinya banyak siswa yang bermasalah kita gunakan hypnomotivasi massal.Ya kita tidurkan semua satu kelas, disana kita berikan mereka sugesti meminta mereka mengeluarkan perasaan negatifnya.Kita tidak perlu tau masalah mereka tetapi cukup kita meminta mereka untuk melepaskan perasaan negatifnya. Ketika siswa sudah nyaman baru kita pasang engker kita pasang penanda dimana siswa akan ingat sebuah kenyamanan dimanapun mereka berada. Ketika mereka merasa tidak nyaman mereka akan mengingat tanda itu. Ketika mereka