BAB IV IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM
B. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi
Opu Kab. Gowa
Manajemen sekolah merupakan proses pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah untuk mencapai tujuan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan di sekolah. Manajemen sekolah secara langsung akan dapat mempengaruhi dan menentukan efektif atau tidaknya kurikulum dan program pengajaran, sarana dan prasarana, kedisiplinan peserta didik, dan proses pembelajaran. Sehingga perlu adanya upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dimulai dari manajemen sekolah, disamping itu pembinaan kualitas guru dan pengembangan sumber belajar.
Tujuan implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan kepedulian warga sekolah, meningkatkan tanggung jawab sekolah, dan meningkatkan kompetensi yang sehat antara sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
1. Manajemen kurikulum dan program pengajaran
Ada tiga aspek yang menjadi indikator dalam penelitian kurikulum dan program pengajaran yakni:
a. Perencanaan Kurikulum
Perencanaan dan pengembangan kurikulum merupakan aspek utama dalam manajemen kurikulum dan program pengajaran. Tugas seorang guru adalah membuat rencana program pembelajaran (RPP). RPP kurikulum yang dibuat oleh guru merealisasikan dan menyesuaikan standar satuan pendidikan dengan kegiatan pembelajaran.
Perencanaan kurikulum melalui tahapan pengkajian kurikulum secara menyeluruh penyusunan program kurikulum selama satu tahun pelajaran yang tetap mengacuh pada kurikulum satuan pendidikan, penyusunan analisis kurikulum dilakukan oleh masing-masing guru dan pembuatan perencanaan pembelajaran.
Perencanaan manajemen kurikulum di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kab. Gowa mempunyai kurikulum tambahan yaitu kurikulum muatan lokal, mata pelajaran al-islam kemuhammadiyahan, dan tambahan mata pelajaran bahasa Arab yang merupakan ciri khas dari sekolah Muhammadiyah. Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam merealisasikan kurikulum, yaitu:
1) Hasil wawancara dengan Wakasek Kurikulum (Kasmawati, S. Ag, M.Pd.I)
“Dalam perencanaan kurikulum mengacuh pada kurikulum Nasional Pendidikan. Sebelum memulai pembelajaran kita menyusun perencanaan dalam bentuk dokumen kurikulum satuan pendidikan, setelah dibuat oleh sekolah kemudian diverifikasi oleh pengawas Dinas Pendidikan yang kemudian dilanjutkan ke dinas pendidikan untuk pengesahan atau SP tingkat satuan pendidikan. Jadi mengacuh pada standar satuan pendidikan. Ditambah dengan kurikulum muatan lokal, sebagai ciri khas dari sekolah Muhammadiyah yaitu mata pelajaran al- islam kemuhammadiyahan dan ditambah dengan mata pelajaran bahasa Arab yang semua itu masuk pada muatan lokal. Selain itu dalam perencanaan kurikulum kami juga mengacuh pada masa yang akan datang sesuai dengan apa yang menjadi visi dan misi dari sekolah SMA Muhammadiyah Sungguminasa. Kami juga melibatkan dari berbagai pihak seperti tokoh masyarakat dan para guru.”1
1Jumiati, “Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Sungguminasa” Wawancara, Pada Selasa, 31 Mei 2022 Jam 11.48-11.52 WITA.
58
2) “Dalam kurikulum pembelajaran semua mata pelajaran berjalan dengan baik karena dipegang oleh guru bidang studi yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sesuai dengan mapel yang diampuhni. Guru sudah dibagi-bagi tugas sehingga semua berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan. Jadi apa yang telah direncanakan di kurikulum itu baik jumlah jamnya itu semuanya mengacuh pada standar pendidikan nasional. Dan dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.”2
3) Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah (Dra Jumiati, M.M)
“Dalam manajemen kurikulum dan program pengajaran pertama melakukan perencanaan, pelaksanaan sampai kepada evaluasi atau penilaian pelajaran meliputi kegiatan perumusan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, serta metode yang akan digunakaan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut yang diserahkan kepada guru bidang studi masing-masing.”3
Berdasarkan wawancara dengan informan, peneliti dapat memahami beberapa hal yang terkait dengan perencanaan pembelajaran di SMA Muhammadiyah Sungguminas Kab. Gowa yang menyusun perencanaan dalam bentuk dokumen kurikulum satuan pendidikan yang tetap mengacuh pada standar satuan pendidikan. Kemudian diverifikasi oleh pengawas Dinas Pendidikan. Dalam merancang pembelajaran terdapat kurikulum tambahan yaitu muatan lokal yaitu pelajaran bahasa Arab dan mata pelajaran al-islam Kemuhammadiyahan sebagai ciri khas dari SMA Muhammadiyah Sungguminas Kab. Gowa. Selain itu dalam perencanaan kurikulum SMA Muhammadiyah tetap menyangkut masa depan yang mengacuh pada visi dan misi sekolah serta dalam perencanaannya tetap melibatkan pihak tokoh masyarakat, para guru dan pihak yang terkait.
b. Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksaan kurikulum dan pembelajaran merupakan perwujudan kurikulum yang masih bersifat dokumen tertulis menjadi aktual dalam serangkaian aktivitas
2Jumiati, “Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Sungguminasa” Wawancara, Pada Selasa, 31 Mei 2022 Jam 11.48-11.52 WITA.
3Kasmawati, “Wakil Kepala Sekolah Kurikulum dan Program Pengajaran SMA Muhammadiyah Sungguminasa” Wawancara, Pada Kamis, 2 Juni 2022 Jam 09.47-10.00 WITA.
pembelajaran. Perencanaan kurikulum dan pembelajaran (yang berupa kebijakan) tidak akan memberikan makna apapun apabila kebijakan tersebut tidak diimpelementasikan dalam bentuk program kurikuler dan kegiatan pembelajaran.
Untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut, rekomendasi kebijakan yang telah dirumuskan perlu dimasukkan kedalam program kurikulum atau kegiatan pembelajaran.
Sesuai yang dikatakan oleh informen dalam pelaksanaan kurikulum, Wakasek Kurikulum (Kasmawati, S. Ag, M.Pd.I):
“Dalam pelaksanaan kurikulum dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan situasi serta mengacuh pada standar pendidikan dengan mengatur jadwal pelajaran, penggunaan hari efektif sekolah, dan pengelolaan pembelajaran di kelas. Pelaksanaan materi disusun mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber belajar (siswa mencari tahu) penilaian autentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio.Dalam pelaksanaan kurikulum pada pembelajaran berjalan dengan baik karena dipegang oleh guru bidang studi yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sesuai dengan mapel yang diampuhni. Guru sudah dibagi-bagi tugas sehingga semua berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan. Jadi apa yang telah direncanakan di kurikulum itu baik jumlah jamnya itu semuanya mengacuh pada standar pendidikan nasional.”4
Pelaksanaan kurikulum pembelajaran yang dipegang oleh masing-masing guru mapel yang mengatur jadwal pelajaran, penggunaan hari efektif sekolah, dan pengelolaan pembelajaran di kelas. Pelakasanaan kurikulum di Muhammadiyah meliputi empat kegiatan yaitu: pembagian tugas guru, pengaturan jadwal mengajar, pengaturan pembelajaran di kelas dan penilaian pembelajaran.
Kegiatan yang berkaitan dengan tugas tenaga pendidik dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu Pertama kegiatan yang berkaitan dengan tugas guru mengenai proses pembagian tugas guru yang dilakukan dalam rapat pada awal tahun pelajaran atau menjelang semester baru. Pembagian tugas tentang pembina
4Kasmawati, “Wakil Kepala Sekolah Kurikulum dan Program Pengajaran SMA Muhammadiyah Sungguminasa” Wawancara, Pada Kamis, 2 Juni 2022 Jam 09.47-10.00 WITA
60
kegiatan ekstrakurikuler dan pembagian tugas mengajar. Kedua kegiatan yang berkaitan pada proses pelaksanaan pembelajaran dimana dalam penyusunan jadwal pelajaran yakni penjabaran dari seluruh program pembelajran di Muhammadiyah.
Jadwal pelajaran sebagai pedoman guru untuk memberikan pelajaran materi kepada peserta didik di kelas mana dan hari apa serta jam berapa. Penyusunan program pembelajaran, meliputi penyususnan, menghitung jumlah pokok bahasan yang akan disampaikan, menghitung jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam kurikulum, menghitung jumlah jam efektif pada semester atau catur wulan berdasarkan kelender akademik, membuat rencana pelaksanaan pembelajran untuk jangka waktu tertentu.
Hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai kegiatan awal pelaksanaan pembelajaran:
1) Hasil wawancara dengan Guru Mapel Matematika (Aswar Anas, S.Pd., M.Pd.)
“Kita selalu melakukan apersepsi untuk mengecek sejauh mana pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan kita ajarkan.
Terkadang menggunakan metode diskusi, metode ceramah. Namun penggunaan meode diskusi yang kurang lebih 50 % yang aktif dan sebagian yang pasif dalam proses berjalannya diskusi.”5
2) Hasil wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia (Iriyanti. Azis S.Pd)
“Tahapan-tahapannya semuanya mengacuh pada RPP yang sebelumnya sudah dibuat, sebelumnya dari awal salam pembuka terlebih dulu, doa terus setelah itu absen anak-anak dan masuk di pembelajarannya.
Penggunaan metode itu ada banyak tergantung apa materinya. Misalnya kalau untuk banyak siswa mungkin menggunakan metode diskusi bagus juga, tapi karena disini sedikit siswanya. Jadi metode itu tidak digunakan, paling apa yang membuat anak-anak menarik. Misalnya kalau materinya untuk membaca artinya kita dulu memberikan materi yang lebih apdet seperti itu.”6
5Aswar Anas, “Guru Bidang Studi Matematika SMA Muhammadiyah Sungguminasa”
Wawancara, Pada Senin, 25 Mei 2022 Jam 11.09-11.20 WITA.
6Iriyanti, “Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah Sungguminasa”
Wawancara, Pada Senin, 25 Mei 2022 Jam 08.47-08.54 WITA.
3) Hasil wawancara dengan Guru Seni Budaya (Hj. Suriati)
“Salam, doa, dan pembuka untuk mengantisifasi keadaan siswa, mengulangi pembelajaran yang minggu lalu supaya mereka mengingat.
Kemudian sekitar 15 menit kita masuk pada inti. Inti itu materi-materi pembelajaran yang kita lakukan. Misalnya sesuai dengan silabus dan RPP yang kita buat, kemudian terakhir evaluasi tentang pembelajaran yang kita arahkan tadi, dan penutup untuk mengingatkan siswa, memberikan amanah-amanah yang baik, supaya apa yang salah tidak terulang lagi. Penggunaan dengan menggunakan metode bermacam- macam ada learning, becic learning, ada becic projeck, kalau seni rupa itu rata-rata itu becic projeck, maksudnya itu mengerjakan tugas, mengedepankan dan melihat. Misalnya membuat karya tiga dimensi, dua dimensi yang tinggal diarahkan kepada siswa untuk tinggal mengambar, membuat benda-benda yang bisa dilihat dari segala arah.
Seperti gambar karikatun. Yang lebih banyak berbacic projeck.”7 4) Hasil wawancara dengan Guru Olahraga (Malwadi)
“Untuk diawal pembelajaran itu otomatis kita berdoa terlebih dulu, pengantar sedikit dengan pencerahan motivasi kemudian masuk di materi. Dengan menggunakan metode yang disesuaikan, kita kondisikan siswa kalau memang memungkinkan bisa kita pake diskusi, kalau misal tidak memungkinkan kita bisa menggunakan tanya jawab dan selebihnya itu kita praktek.”8
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran di SMA Muhammadiyah Sungguminasa berjalan dengan baik karena materi disusun dalam bentuk dukumen yang seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dan pelaksanaan pembelajaran dipegang oleh guru bidang studinya masing-masing. Menggunakan metode pembelajaran yang dikondisikan. Dimana pembelajaran dengan menggunakan metode yang dikondisikan dengan mata pelajaran yang pada dasarnya memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan metode yang diberikan. Kegiatan di awal pembelajaran dengan perencanaan kegiatan pendahuluan pembelajaran
7Suriati, “Guru Bidang Studi Seni Budaya SMA Muhammadiyah Sungguminasa”
Wawancara, Pada Senin, 25 Mei 2022 Jam 08.59-09.10 WITA.
8Malwadi, “Guru Bidang Studi Penjaskes SMA Muhammadiyah Sungguminasa”
Wawancara, Pada Senin, 25 Mei 2022 Jam 10.49-11.00 WITA.
62
menyesuaikan dengan silabus dan RPP yang telah dibuat oleh masing-masing guru.
Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik agar mereka aktif dalam kelas.
c. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi berfokus pada upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar (behavior). Evaluasi kurikulum sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai dan arti dari kurikulum dalam suatu konteks tertentu.
Evaluasi merupakan proses menilai keberhasilan dari suatu program yang dilaksanakan, apakah sudah mencapai tujuan atau belum dalam rangka memberikan masukan dan membuat keputusan untuk perbaikan program yang dilaksanakan lebih lanjut, salah satu untuk melihat keberhasilan kurikulum dilihat dari pelaksanaan pembelajaran pada penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian dalam kurikulum 2013 bukan hanya berfokus pada hasil saja tetapi juga pada prosesnya. Penilaian proses dapat berupa format penilaian diri, penilaian antar teman, tes tulis, tugas dan praktek. Selaian itu observasi kepada peserta didik juga dilakukan untuk menilai proses. Terakhir adalah evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Evaluasi proses dan hasil pembelajaran merupakan kegiatan dalam bentuk penilaian. Seperti penilaian dalam kemajuan kelas mengenai penguasaan materi pelajaran, evaluasi hasil belajar pesert didik, laporan hasil belajar peserta didik, bimbingan dan penyuluhan. Berdasarkan Permendikbud no.
66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan maka penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian auntetik yakni dapat dipercaya, asli atau
sah. Penilaian kurikulum 2013 menekankan pada tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hasil wawancara dengan beberapa informen yaitu:
1) Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah (Dra. Jumiati, M.M)
“Evaluasi kurikulum dan program pengajaran digunakan sebagai bahan untuk memotivasi guru dalam meningkatkan keterampilan dalam mengajar untuk diperbaiki lagi.”9
2) Hasil wawancara dengan Wakasek Kurikulum (Kasmawati, S. Ag, M.Pd.I)
“Evaluasi pembelajaran mengacuh pada beberapa evaluasi, yaitu evaluasi penilaian harian yang diberikan kepada guru bidang studi masing-masing. Evaluasi ujian tengah semester, kemudian ujian semester yang diprogramkan dan sesuai dengan mengikuti kelender pendidikan nasional di provinsi. Kita mengacuh pada kelender pendidikan karena jadwalnya untuk diberikan ujian tengah semester seperti itu. Sama dengan ujian akhir tahun seperti sekarang yang sudah berlangsung sesuai dengan jadwal kurikulum di kelender pendidikan tingkat provinsi. Karena disini dibawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi.”10
3) Hasil wawancara dengan guru (Aswar Anas, S.Pd., M.Pd.)
“Kalau dari segi kognitif terkadang kita melakukan ujian, ulangan harian kemudian pemberian-pemberian tugas serta ulangan semester.
Kemudian aspek afektif sikap terkadang kita melakukan penilaian- penilaian secara observasional, jadi kita mengobservasi peserta didik bagaimana tingkah lakunya terhadap berjalannya proses pembelajaran, kemudian aspek psikomotorik itu terkadang kita melakukan, menjas siswa tampil di depan untuk mengerjakan soal di papan tulis sehingga kita melihat dari segi mana skillnya atau kemampuan mereka sehingga dalam proses penilaian itu jauh lebih dan secara menyeluruh.”11
4) Hasil wawancara dengan guru (Iriyanti. Azis S.Pd)
“Kalau saya pribadi itu setiap tugas yang saya berikan langsung saya nilai di depan anak. Jadi anak itu akan berlomba-lomba untuk mengerjakannya karena kapan tidak selesai berarti tidak ada nilai, pribadi saya seperti itu. Ketika kita memberikan tugas kepada anak- anak, anak-anak langsung respon disitulah berarti kita sudah nilai sikapnya, sudah ada pengetahuannya dan keterampilannya, atau pun
9Jumiati, “Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Sungguminasa” Wawancara, Pada Selasa, 31 Mei 2022 Jam 11.48-11.52 WITA
10Kasmawati, “Wakil Kepala Sekolah Kurikulum dan Program Pengajaran SMA Muhammadiyah Sungguminasa” Wawancara, Pada Kamis, 2 Juni 2022 Jam 09.47-10.00 WITA.
11Aswar Anas, “Guru Bidang Studi Matematika SMA Muhammadiyah Sungguminasa”
Wawancara, Pada Senin, 25 Mei 2022 Jam 11.09-11.20 WITA.
64
siapa yang cepat merespon itu yang lebih bagus nilainya. Dari situ kalau kita memberikan nilai kepada anak-anak yang cepat respon berarti disitu sudah ada sikapnya yang rajin dan cara berbicaranya yang bisa untuk dinilai.”12
5) Hasil wawancara dengan guru (Hj. Suriati)
“Kalau afektif itu kedisiplinannya datang tepat waktu, patuh dalam kelas, disiplin dan minta izin ketika keluar masuk kelas, itu penilaian sikap. Kalau kerja tugas tepat waktu, misal kalau minggu depan dia kumpul tugasnya hal itu sudah termasuk pada kategori sikap juga dan akan mendapatkan nilai A tapi kapan hari ini patuh minggu depan tidak itu dikasih nilai B, tapi kapan tidak mau mengerjakan sama sekali maka dikasih nilai C. Terus kalau kognitif apapun yang kita pembelajarkan kalau guru sedang mengajar dan siswa melakukan tugas, itu berarti berhasil kita punya pembelajaran. Karena materi yang kita terapkan dia bisa mengerjakan soal. Kapan dia tidak mengerjakan, pasti saya hanya kasih ancaman. Seperti mengatakan kepada mereka apa yang bisa saya nilai nak, tidak ada tugasmu, nilai gampang saya berikan kamu nilai 95, 90, 100. Tetapi saya balik bertanya kepada kita, kalau saya kasih nilai sampai 100. Kamu tahu tidak apa yang saya buat, materi apa.
Pertanggung jawab ini besar. Saya tidak bisa kasih nilai kalau tidak sesuai dengan tugas sesuai struktur masuk. Misalnya modul satu saya ada tugas disitu empat poin itu dikasih bertahap. Minggu ini kerja ini, pembelajaran satu, pembelajaran dua, pembelajaran tiga minggu terakhir evaluasinya yang terakhir. Begitu kapan ia tidak kumpul pasti kita tidak kasih nilai, itu untuk kognitifnya. Terus psikomotoriknya nilai dari praktek apa yang dibuat, misal karya berkelompok maupun individu ataukah dia mengerjakan proposal. Pokoknya yang dibilang nilai praktek itu nilai apa yang dikerja siswa walaupun cuma menulis, itu bisa dikasih kategori nilai psikomotorik karena dia bergerak melakukan tugas.”13
6) Hasil wawancara dengan guru (Malwadi)
“Kalau afektifnya melihat dari segi keaktifan mereka dalam ruangan, khusus tanya jawab. Bagaimana dia mengumpulkan tugas-tugasnya dengan tepat waktu terus yang terakhir prekteknya seperti apa penguasaan prektek yang mereka pahami dari proses materi yang saya berikan.”14
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kab. Gowa mengacuh pada penilaian pendidikan yang digunakan dalam kurikulum 2013 yaitu penilaian kogitif, afektif dan psikomotorik. Dimana
12Iriyanti, “Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah Sungguminasa”
Wawancara, Pada Senin, 25 Mei 2022 Jam 08.47-08.54 WITA.
13Suriati, “Guru Bidang Studi Seni Budaya SMA Muhammadiyah Sungguminasa”
Wawancara, Pada Senin, 25 Mei 2022 Jam 08.59-09.10 WITA.
14Malwadi, “Guru Bidang Studi Penjaskes SMA Muhammadiyah Sungguminasa”
Wawancara, Pada Senin, 25 Mei 2022 Jam 10.49-11.00 WITA.
penilai kognitif mengacuh pada keaktifan peserta didik dalam kelas, tugas-tugas yang diberikan dan hasil ulangan harian ataupun ulangan semester. Penilaian efektif mengacuh pada tingkah laku peserta didik pada saat proses pembelajaran, kedisiplinan datang tepat waktu, patuh dalam kelas, dan meminta izin jika ingin keluar kelas, dan penilaian psikomotorik mengacuh pada kemampuan peserta didik untuk tampil mengerjakan soal di depan, kemampuan peserta didik dalam berbicara, kemampuan peserta didik dalam membuat suatu karya, dan kemampuan peserta didik dalam melaksanakan praktek.
Hasil eveluasi atau penilaian peserta didik adapun bentuk capaian dari beberapa guru yang diharapakan kepada peserta didik yaitu:
1) Guru Matematika (Aswar Anas, S.Pd., M.Pd)
“Tentunya kalau dalam sikap kognitinya itu siswa tuntunya kita maunya itu siswa, ketika setelah selesai pembelajaran maka tingkat berpikirnya itu jauh lebih tinggi lagi atau meningkat, karena pada dasarnya matematika itu bukan untuk mereka harus ini dan itu tetapi bagaimana daya pikirnya itu bisa jauh lebih meningkat. Yang kedua kalau masalah efektifnya itu tentunya kita merujuk pada sikap, seperti sikap konsisten karena di matematika itu selalu mengajarkan tentang konsistenan dari awal sampai akhir sehingga siswa diharapkan mereka konsisten dalam berbuat, selanjutnya kalau masalah skillnya itu kita harapkan dengan balasan matematika maka setidaknya adalah manfaatnya ketika dia berada di luar rungan atau bahkan sampai ke masyarakat karena dasarnya sebenarnya matematika itu muncul dari lingkungan sekitar sehingga lahirlah yang disebut sebagai konsep matematika.”15
2) Guru Bahasa Indonesia
“Kita semua guru, setiap kita memberikan pembelajaran kepada peserta didik semua direspon atau tidak tergantung individunya. Kita sebagai guru sudah berusaha. Kalau kita sudah berusaha semaksimal mungkin, kita mendekati anak tetapi peserta didik sendiri itu tidak merespon kita, maka kita kembalikan dulu kepada diri sendiri mungkin masih ada kekurangan dalam pemeblajaran kita kepada anak itu.”16
3) Guru Seni Budaya (Hj. Suriati)
“Capaiannya itu anak-anak dalam kelas itu sikapnya, maksudnya dari yang kemarin itu keluar masuk tanpa izin. Misalnya satu semester ia ada
15Aswar Anas, “Guru Bidang Studi Matematika SMA Muhammadiyah Sungguminasa”
Wawancara, Pada Senin, 25 Mei 2022 Jam 11.09-11.20 WITA.
16Iriyanti, “Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah Sungguminasa”
Wawancara, Pada Senin, 25 Mei 2022 Jam 08.47-08.54 WITA.
66
perubahan tiap minggu tiap minggu sampai berbulan itulah pencapaian nilai yang dibutuhkan. Perubahan sikap peserta didik yang awalnya tidak mampu mengerjakan tugas, dia bisa mengerjakannya atau kalau dia tidak mau mencatat dia bisa mencatat, itu sebagai bentuk pencapaian tugas. Jadi kita itu melihat sistem penilaian sesuai dengan keadaan siswa dari minggu ke minggu, bulan ke bulan. Kalau ada perubahan itulah dibilang pembelajaran, kalau tidak ada perubahan itu bukan pembelajaran. Sama dengan psikomotorik itu penilaian pencapaiannya apa yang peserta didik lakukan misalnya ditugaskan membuat proposal yang penting apapun usahanya walaupun ambil di internet, itukan sudah bergerak namanya.”17
4) Guru Olahraga (Malwadi)
“Kalau dari segi pencapaian saya cuman mau dia memahami bukan tahu atau ahli, tapi bagaimana dia bisa paham terkait metode terkait materi- materi apa saja yang saya berikan.”18
Berdasaran hasil wawancara dengan beberapa informan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa setelah dilakukan evlusasi dalam pembelajaran para masing-masing guru mempunyai bentuk capaian pembelajaran yang diharapkan secara pribadi dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik seperti harapan guru kepada peserta didik mengenai tingkat pemahamannya akan terus meningkatkan dan tidak melupakan pelajaran dasar, sikap konsisten peserta didik dalam mengerjakan soal, kemajuan peserta didik dari hari ke hari, dari minggu ke minggu dan dari bulan ke bulan, perubahan sikap yang juah lebih baik ke dapan, dan peserta didik bukan hanya tahu atau ahli tetapi bagaimana agar peserta didik bisa paham mengenai materi yang diberikan. Dari capaian tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA MuhammadiyahSungguminasa Kab. Gowa dapat dapat dilihat dari perubahan peserta didik dari hari ke hari sampai persemester sehingga terlampir dalam buku rapor peserta didik.
17Suriati, “Guru Bidang Studi Seni Budaya SMA Muhammadiyah Sungguminasa”
Wawancara, Pada Senin, 25 Mei 2022 Jam 08.59-09.10 WITA.
18Malwadi, “Guru Bidang Studi Penjaskes SMA Muhammadiyah Sungguminasa”
Wawancara, Pada Senin, 25 Mei 2022 Jam 10.49-11.00 WITA.