• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

DI SMA MUHAMMADIYAH SUNGGUMINASA KEC. SOMBA OPU KAB. GOWA

Skripsi

“Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan pada Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar”

Oleh:

ARMIANA NIM: 20300118024

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Armiana

Nim : 20300118024

Tempat/Tgl. Lahir : Karawa, 19 September 1999 Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Jl. Abdul Qadir Daeng Suro Samata

Judul : Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab.

Gowa.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah karya saya sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Gowa-Samata, 13 Juni 2022 Penyusun,

Armiana

NIM: 20300118024

(3)

iii

(4)

iv

KATA PENGANTAR

ا ِ ب َر ِلله ُدْمَحـل اَنِبْيِبَح َو اَنِ يِبَن ، َنْيِلَس ْرُمـلا َو ِءاَيِبْنَلأا ِف َرْشَأ ىَلَع ُم َلََّسلا َو ُة َلََّصلا َو ، َنْيِمـَلاَعل

ُدْعَب اَّمَأ ، ِنْيِ دلا ِم ْوَي ىَلِإ ٍناَسْحِإِب ْمُهَعِبَت ْنَم َو ، َنْيِعَمـْجَأ ِهِبْحَص َو ِهِلآ ىَلَع َو ٍدَّمَحـُم

Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Puji syukur senantiasa terpanjatkan atas rahmat dan nikmat-Nya pada Allah swt. Yang telah memberikan ilmu pengetahuan, kekuatan dan petunjuknya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini berjudul “Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan untuk

meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

Shalawat dan salam, penulis haturkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah menuntun umatnya dari zaman kebodohan menuju zaman gemerlapnya cahaya ilmu pengetahuan, juga kepada keluarga beliau, para sahabatnya, dan orang- orang mukmin yang senantiasa istiqomah di jalan kebenaran, hingga akhir zaman dengan islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah swt.

Peneliti menyadari sedalam-dalamnya bahwa skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai insan-insan serta tidak mengurangi rasa terimakasih dan hormat atas bantuan semua pihak, baik secara material maupun spiritual. Dan ucapan terimakasih dan hormat peneliti sedalam-dalamnya yang teristimewa kepada kedua orang tua saya, Asri dan Irma atas segala doa dan pengorbanannya selama masa pendidikan baik moril dan material yang diberikan kepada peneliti dan kepada kakak peneliti Agustani atas bantuan dan motivasi

(5)

v

selama masa pendidikan yang telah diberikan sampai peneliti dapat menyelesaikan studi ini.

Selanjutnya ucapan terima kasih dan hormat yang sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M. A., Ph.D., selaku Raktor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Mardan, M.Ag., selaku Wakil Rektor I, Prof. Dr.

Wahyuddin, M. Hum., selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam, M.Ag., selaku Wakil Rektor III, serta Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag., selaku Wakil Rektor IV UIN Alauddin Makassar yang telah membina dan memimpin serta berusaha memajukan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

2. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, Dr. M. Shabir U., M.Ag., selaku Wakil Dekan I, Dr. M. Rusdi, M. Ag., selaku Wakil Dekan II, Dr. H. Ilyas, M.Pd., M.Si., selaku Wakil Dekan III, beserta seluruh stafnya atas segala kontribusi legalitas administrasi dan pelayanan yang diberikan kepada peneliti.

3. Ridwan Idris, S.Ag., M.Pd., selaku Ketua Jurusan dan Dr. Mardhiah, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, beserta stafnya yang telah meluangkan waktu memberikan dukungan dan segala bantuan pelayanan administrasi yang diberikan.

4. Dr.Muhammad Rusydi Rasyid, M. Ed. selaku pembimbing I dan Drs.

Suarga, M. M. selaku pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, koreksi, masukan, dorongan dan

(6)

vi

pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian karya ilmiah (Skripsi).

5. Dr. Hj. Musdalifah, M.Pd. I. selaku penguji I dan Dr. Baharuddin, M.M.

selaku penguji II, yang telah memberikan arahan, koreksi, masukan dan pengetahuan baru dalam perbaikan skripsi ini.

6. Dra. Jumiati, M. M. selaku Kepala Sekolah dan para Tenaga Kependidikan dan para Guru yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kac. Somba Opu Kab. Gowa.

7. Seluruh teman seperjuangan jurusan Manajemen Pendidikan Islam angkatan 2018 yang telah memberikan dukungan, bantuan dan motivasi.

Ucapan terima kasih yang dapat peneliti haturkan, semoga atas amal kebaikan yang diberikan menjadi pahala dan mendapat balasan kebaikan yang melimpah dari Allah swt. dan harapan peneliti, skripsi ini memberikan kebermanfaatan dalam bidang pendidikan dan bagi pembaca. Peneliti menyadari akan skripsi ini masih jauh dari kata sempurnah, oleh karena itu peneliti dengan sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya.

Gowa-Samata, 13 Juli 2022

Armiana

NIM: 20300118024

(7)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1-19 A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 8

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Kajian Pustaka ... 10

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 18

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 20-41 A. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ... 20

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Serta Pemecahannya ... 33

C. Prestasi Belajar ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42-50 A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 42

B. Pendekatan Penelitian ... 42

(8)

viii

C. Sumber Data ... 43

D. Metode Pengumpulan Data ... 44

E. Teknik Analisis Data ... 46

F. Pengujian Keabsahan Data ... 49

BAB IV IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA MUHAMMADIYAH SUNGGUMINASA KEC. SOMBA OPU KAB. GOWA ... 51-87 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 51

B. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Mahammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa ... 56

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Mahammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa ... 80

D. Solusi yang Dilakukan dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Mahammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa .. 84

(9)

ix

BAB V PENUTUP ... 88-90 A. Kesimpulan ... 88 B. Implikasi Penelitian ... 90 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

x ABSTRAK Nama : Armiana

Nim : 20300118024

Judul : Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa

Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mengetahui implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa, (2) mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa, (3) mengetahui solusi implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa.

Jenis penelitian menggunakan penelitian daskriftif kualitatif, dengan jenis pendekatan penelitian fenomenologi dan menggunakan metode pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, Wakasek kurikulum, Waka sarana dan prasarana, Waka peserta didik dan beberapa guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa terhadap komponen manajemen berbasis sekolah yang mencakup manajemen kurikulum dan program pengajaran yang terdiri dari tiga aspek indikator yaitu perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang berjalan dengan baik.

Manajemen sarana dan prasarana mengenai perencanaan sampai pertanggungjawaban yang belum terlaksana dengan baik karena mengacuh pada keadaan keuangan sekolah, pengadaan dan pemeliharan terbilang dalam kategori memprihatinkan karena sering melakukan pengadaan namun tidak bertahan lama untuk digunakan. Manajemen peserta didik mulai dari penerimaan, pembinaan dan pemberdayaan organsisasi yang sepenuhnya belum tercapai dengan baik pada penerimaan peserta didik yang belum memenuhi kouta pendaftaran calon peserta didik, namun dalam pengembangan dan pertumbuhan kemajuan belajar yang dilakukan dengan kegiatan ekstrakurikuler seperti organisasi hizbul wathan, drumband, penkaderan dasar taruna melatih, dan pelatihan dalam persiapan olimpiade yang secara langsung membangun karakter peserta didik.

Implikasi dalam penelitian ini, (1) Kepala sekolah mempunyai andil besar terhadap pengaturan situasi dan kondisi sekolah, kedisiplinan peserta didik maupun para guru-guru, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, dan strategi dalam sosialisasi kepada calon peserta didik. (2) memanfaatkan faktor pendukung dalam implementasi manajemen berbasis sekolah sehingga dapat mencapai tujuan dan harapan yang telah ditentukan secara optimal, (3) mengantisifasi faktor-faktor penghambat sehingga dampaknya dapat diminimalisir.

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan kontribusi serta sarana dalam membangun watak bangsa. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas pula, secara progresif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang ke luar dari krisis dan menghadapi dunia global.1

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah pada hakikatnya memberi kewenangan dan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kewenangan yang diberikan kepada daerah kabupatan dan kota berdasarkan asas desentralisasi dalam wujud yang luas, nyata, dan bertanggungjawab.2 Dalam pelaksanaan disentralisasi dalam pengelolaan memerlukan kesiapan sebagai perangkat pendukung daerah.

Desentralisasi sebagai konsep organisasi mengandung makna pendelegasian atau pelimpahan kekuasaan atau wewenang dari pimpinan atasan ke tingkat bawahan dalam organisasi. Desentralisasi tidak dimaksudkan untuk memperbesar ketimpangan antara daerah dengan pusat atau antara daerah yang ada di Indonesia,

1Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 24.

2Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 3.

(12)

2

tetapi untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran dengan tidak mengabaikan kebhinekaan.3

Diwujudkan dalam bentuk tugas, tanggung jawab dan kewajiban yang harus diemban oleh daerah untuk mencapai tujuan pendidikan otonomi, berupa peningkatan palayanan, dan kesajahteraan masyarakat, serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat, daerah, dan antar daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia.4

Kondisi apa pun komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan hendaknya tidak berubah. Peningkatan kualitas pendidikan membutuhkan usaha keras yang tidak bisa lepas dari semua pihak yang terlibat dalam pendidikan. Kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah kabupatan dan kota yang mempunyai tanggungjawab yang sangat besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu “Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Firman Allah swt. dalam QS. Ar-Ra’d/13: 11.

ْمِهِسُفْنَاِب اَم ا ْو ُرِ يَغُي ىهتَح ٍم ْوَقِب اَم ُرِ يَغُي َلَ َ هاللّٰ َّنِا ۗ

3Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.

292.

4Fakih Iman Winanda, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Sekolah Menengah Atas Al-Kautsar Bandar Lampung, (Lampung: Program Studi UIN Raden Intan Lampung, 2017), h. 5.

(13)

Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.5

Ayat tersebut berbicara tentang perubahan sosial atau apa pun baik itu dari sesuatu yang positif menuju negatif, maupun sebaliknya dari negatif ke positif.

Dimana perubahan sosial yang tidak dapat dilakukan oleh seorang manusia saja.

Pola pikir dan sikap perorangan itu menular kepada masyarakat luas, lalu sedikit demi sedikit mewabah kepada masyarakat luas, yang tidak hanya berlaku bagi kaum muslimin atau satu suku, ras dan agama tertentu, tetapi berlaku secara umum kapan dan dimana pun mereka berada. Dimana perubahan itu terdorong dari sisi luar masyarakat dan perubahan pada sisi dalam mereka. Karena tanpa perubahan ini, mustahil akan terjadi perubahan sosial. Karena itu boleh saja perubahan terjadi pada penguasa atau bahkan sistem, tetapi jika sisi dalam masyarakat tidak berubah, maka keadaan akan tetap bertahan sebagaiman sediakala. Maka perlu perubahan sisi dalam manusia, karena sisi dalam manusialah yang melahirkan aktivitas, baik positif maupun negatif, dan bentuk, sifat serta corak aktivitas itulah yang mewarnai keadaan masyarakat, apakah positif atau negatif.6

Sehingga pemerintah tetap konsisten untuk melakukan perubahan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Berbagai program yang dilaksanakan telah memberikan harapan bagi berlangsungan dan terkendalinya kualitas pendidikan Indonesia semasa krisis. Akan tetapi karena pengelolaan yang terlalu kaku dan sentralistik, program itu tidak banyak memberikan dampak positif, angkah partisifasi pendidikan nasional maupun kualitas pendidikan tetap menurun.

Yang diduga erat keitannya dengan masalah manajemen. Dengan kaitan ini,

5Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2019), h. 346.

6M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, vol 6, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 568-570.

(14)

4

muncullah masalah salah satu pemikiran kearah pengelolaan pendidikan yang memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakann secara luas. Pemikiran ini dalam perjalanannya disebut manajemen berbasis sekolah (MBS) atau school besad management (SBM), yang telah berhasil mengangkat kondisi dan memecahkan berbagai masalah pendidikan di beberapa Negara maju, seperti Australia dan Amerika.7

Penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, kebijakan MBS merupakan langkah awal pemerintah untuk memberdayakan setiap sekolah untuk mengelola dan mengoptimalkan pendidikan di wilayahnya masing-masing. Keikutsertaan masyarakat dalam menciptakan pendidikan dalam manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu alternatif manajemen pendidikan yang mengedepankan kemandirian dan kreativitas di sekolah. Ciri khasnya adalah adanya otonomi luas di tingkat sekolah untuk lebih melayani dan memenuhi tingkat sekolah sehingga dapat memenuhi aspirai masyarakat setempat.

Kemandirian sekolah dalam menerapkan MBS merupakah salah satu sasaran dari kebijakan desentraslisasi. MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan, yang menawarkan kepada kepala sekolah untuk menyediakan pendidikan yang baik dan memadai bagi para peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisifatif kelompok-kelompok yang terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Sejalan dengan jiwa dan semangat desentralisasi serta otonomi dalam bidang pendidikan, kewenangan meyakini bahwa sedapat mungkin keputusan seharusnya dibuat oleh mereka yang memiliki

7Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, h. 10-11.

(15)

akses paling baik terhadap informasi setempat, serta bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kebijakan, dan yang terkena akibat-akibat dari kebijakan tersebut.8

Manajemen berbasis sekolah bukanlah merupakan paradigma baru pada pendidikan yang penyebaran dan pelaksanaannya belum merata, yang memberikan pemberian otonomi luas kepada sekolah pelibatan kepada sekolah dan masyarakat dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional, untuk mengelolah sekolah dan sumber daya dan sumber dana dengan pengelokasian yang sesuai dengan proritas sekolah yang berkaitan dengan penyelenggaraan sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah serta otonomi dalam pengambilan keputusan yang partisipatif dalam melibatkan semua warga sekolah untuk meningkatkan kualitas dan mencapai pendidikan yang efektif dan efisien.

Kewenangan di sekolah merupakan inti dari manajemen sekolah yang dipandang memiliki tingkat efektifitas tinggi. Pelimpahan wewenang dari pusat ke daerah bukan semata-mata distribusi kekuasaan tetapi untuk mempercepat upaya efesiensi manajemen dan kepuasaan kerja pegawai karena daerah menjadi memiliki wewenang untuk mengelola potensi, mengembangkan prakarsa dan memecahkan permasalahan pendidikan berdasarkan karakteristik setempat. Dengan demikian pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk merancang, mengimplementasikan dan menilai manajemen berdasarkan potensi dan karakteristik khas daerah sendiri dengan tetap merujuk kepada sistem pendidikan nasional.

Sehingga sekolah perlu mandiri dan kreatif dalam mengelolah pendidikan dan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi akademik peserta didik dan kualitas sekolah. Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik sekolah harus

8Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Ramaja Rosdakarya, 2005), h. 24.

(16)

6

melakukan perubahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pendidikan agar mutu pendidikan menjadi lebih baik yang tidak lepas dari pengelolaan tenaga pendidik, kependidikan, kepala sekolah atau semua stakeholder sekolah yang produktif, potensial dan berkualitas. Profesionalisme tenaga pendidik pun sangat dibutuhkan dan disarankan dalam memberikan materi kepada peserta didik terutama pada penguasaan materi, profesionalisme dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, dan penerapan strategi komunikasi yang baik.

Selain itu, hal yang penting dalam implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri. Komponen yang harus dikelola dengan baik dalam rangkah manajemen berbasis sekolah, yaitu komponen kurikulum dan program pengajaran, tenaga pendidikan, peserta didik, keuangan, sarana dan prasarana, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat serta manajemen pelayanan khusus sekolah.9

Namun, tidak seluruh kewenangan pusat didesentralisasikan kepada daerah, terdapat aspek-aspek pendidikan yang tetap dikelola oleh pusat antara lain, meliputi perumusan atau pembuatan kebijakan nasional mengenai kurikulum, persyaratan- persyaratan pokok tentang jenjang pendidikan, persyaratan pembukaan program baru, persyaratan tentang guru dan tenaga kependidikan lainnya di setiap jenjang pendidikan, dan kegiatan strategis lainnya.10

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan pada tanggal 28 Maret 2022 dengan kepala sekolah ibu Dra. Jumiati, M.M dan Operator sekolah pak Aswar Anas mengungkapkan bahwa implementasi manajemen berbasis sekolah di

9Juhri, Perspektif Manajemen Pendidikan Persekolahan, (Lembaga Penelitian UM Metro Press, 2013), h. 11.

10Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, h. 292-293

(17)

SMA Muhammadiyah Sungguminasa kec. Somba Opu kab. Gowa telah diterapkan mulai tahun 1989, dalam pengimplementasiannya ada beberapa permasalahan yakni beberapa dari orang tua peserta didik kurang berpartisipasi dalam kegiatan rapat sekolah sehingga mengakibatkan sekolah kesulitan dalam menjalin hubungan yang baik dengan orang tua peserta didik, kedisiplinan peserta didik yang masih kurang mengakibatkan ketertinggalan pembelajaran peserta didik pada mata pelajaran pertama, tetapi dari pihak sekolah dan guru tetap berusaha untuk membina peserta didik tersebut karena merupakan tanggung jawab dari sekolah, selain itu sekolah tidak hanya sebatas menjelaskan tetapi juga bagaimana agar pemahaman dan sikap peserta didik dapat dikembangkan seperti pada sikap yang buruk dapat diubah dan dikembangkan menjadi lebih baik.

Terlepas dari hal tersebut mengenai kualitas di SMA Muhammadiyah Sungguminasa termasuk cukup baik, dilihat dari segi penerapan dalam pengimplementasian manajemen berbasis sekolah yaitu terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan pimpinan sehingga pengaturan dari atas di lingkungan Muhammadiyah tetap seragam, kedua tetap memperhatikan keterbukaan terhadap masyarakat, ketiga membangun hubungan komunikasi yang baik dengan masyarakat, keempat pendekatan dengan peserta didik dalam mengembangkan potensi peserta didik, seperti kegiatan organisasi (IPM), drumband, pendekatan dasar taruna melatih (PKDTM), dan pelatihan dalam persiapan olimpiade yang secara langsung membangun prestasi peserta didik juga membangun karakter dari peserta didik itu sendiri.

Latar belakang penjelasan di atas, melihat begitu pentingnya lembaga pendidikan dalam mengatur dan penataan sekolah secara mandiri untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui penerapan pengimplementasian manajemen berbasis sekolah, dengan uraian tersebut besar peran kepala sekolah

(18)

8

dalam pengaturan dan penataan penyelenggaraan pendidikan, maka peneliti tertarik untuk meneliti Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kec.Somba Opu Kab. Gowa.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ialah mengacu pada pendefinisian masalah itu sendiri, berusaha membatasi penelitian ini dengan tujuan untuk memperjelas ruang lingkup penelitian, sehingga tujuan penelitian tidak terlalu luas atau melebar.

Sebelum menjelaskan lebih jauh dan lebih detail dari penelitian ini penulis akan menjelaskan apa yang menjadi fokus penelitian dari judul skripsi ini, dimana fokus penelitian ini yakni pada implementasi manajemen berbasis sekolah pada komponen-komponen sekolah itu sendiri dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dimana dalam komponen-komponen tersebut sedikitnya ada tujuh komponen, yaitu manajemen kurikulum dan program pengajaran, manajemen tenaga kependidikan, manajemen peserta didik, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, dan manajemen layanan khusus. Dari ketujuh komponen-komponen tersebut peneliti hanya fokus pada komponen manajemen kurikulum dan program pengajaran, manajemen peserta didik, dan manajemen sarana dan prasarana dengan alasan, karena menurut peneliti komponen manajemen tersebut merupakan hal yang utama dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik untuk melihat bagaimana manajemen subtansi-subtansi pendidikan di suatu sekolah agar dapat berjalan dengan tertib, lancar serta benar- benar terintegrasi dalam suatu sistem kerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

(19)

Peneliti memberikan batasan dalam penelitian ini karena didasarkan faktor keterbatasan tenaga, dana, waktu dan pada tingkat kepentingan masalah yang akan dipecahkan dengan harapan penelitian fokus dalam memperoleh data di lapangan sesuai harapan dari peneliti.

2. Deskripsi Fokus

Secara komprehensif dari judul penelitian ini, serta untuk menghindari adanya kemungkinan interpretasi yang keliru dari penguraian judul, maka perlu mengemukakan pengertian kata pada judul penelitian ini. Dengan uraian tersebut, peneliti memberikan gambaran awal tentang deskripsi fokus, yaitu:

1) Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan model pemberdayaan pendidik dan sumber daya pendidikan lainnya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam menentukan keberhasilan mengajar, maka kurikulum perlu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kurikulum dan program pengajaran.

2) Manajemen sarana dan prasarana sebagai peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk membantu pendidik pada proses belajar mengajar. Sarana pendidikan seperti buku, meja, kursi dan alat-alat media pengajaran lainnya.

Sedangkan prasarana pendidikan seperti taman, lapangan dan gedung.

Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, penginventarisasian, penggunaan, pemeliharaan, penghapusan, dan pertanggungjawaban.

3) Manajemen peserta didik merupakan pengaturan peserta didik mulai dari masuk sekolah sampai dengan kelulusan. Manajemen peserta didik sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan peserta didik baru (input), kegiatan pembinaan peserta didik (process), dan pemberdayaan organisasi peserta didik (output).

(20)

10

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Mahammadiyah Sungguminasa Kec.

Somba Opu Kab. Gowa?

2. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Mahammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa?

3. Apa solusi yang dilakukan dalam implementasi manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Mahammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa?

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam penelitian ini diringkas sebagai berikut:

1. Penelitian skripsi oleh Nur Hidayah, dengan judul penelitian “implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa di MTs Durul Ilmi Batang Kuis” pada tahun 2018 penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mengungkapkan,1) Perencanaan manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa dilakukan berdasarkan kebutuhan, 2) Pelaksanaan rencana manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dalam melakukan rencana kepala madrasah berkerja sama dengan para guru dan staf yang berada di madrasah, 3) Faktor pendukung manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa di MTs Darul Ilmi Batang Kuis tenaga pendidik di atas 98% sudah S1, dan fasilitas

(21)

dalam pembelajaran seperti media pemebelajaran dan sarana prasarana hal ini mendukung peningkatan hasil belajar siswa, dan faktor pendukung lainnya ialah menciptakan peluang untuk menambah kepercayaan masyrakat terhadap Madrasah ini. Dan selalu memberi penghargaan kepada siswa yang berprestasi, 4) penghambat manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran ialah kurangnya dana yang menyebabkan adanya kesulitan untuk melakukan pengembangan, kurangnya kesadaran guru dan siswa, seperti masih ada guru yang tidak disiplin.11 2. Penelitian dalam skripsi oleh Faqih Iman Winanda, dengan judul penelitian

“implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) di sekolah menengah atas al-kautsar bandar lampung” pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi manajemen berbasis sekolah yang diterapkan pada SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang bermanfaat untuk dijadikan acuan oleh sekolah untuk dapat meningkatkan manajemen di sekolahnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan dalam menggunakan metode wawancara kepada waka kurikulum, waka kesiswaan, waka sarana dan prasarana, staff bagian keuangan, salah satu guru untuk mendapat informasi yang lengkap. Observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan hasil pengumpulan data dikumpulkan dan penerikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam upaya manajemen sekolah sangat diperlukan sebagai standar

11Nur Hidayah, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di MTs Darul Ilmi Batang Kuis, Skripsi (Medan: Fak.Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatra Utara, 2018), h. 59-63.

(22)

12

MBS yang telah ditetapkan, sehingga hasil perencanaan manajemen dilaksanakan sesuai kemampuan dibidangnya masing-masing.12

3. Penelitian jurnal oleh Asbin Pasaribu, dengan judul penelitian “implementasi manajemen barbasis sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional di madrasah” pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional, upaya tidak ada yang bisa dilakukan adalah memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka, terutama agar menjadi manusia dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi demokratis dan bertanggung jawab warga. Perwujudan pendidikan yang efektif dan efisien, hendaklah mewujudkan manajemen berbasis sekolah sebagai wujud dari reformasi pendidikan, sehingga kepala sekolah, guru, peserta didik dan orang tua peserta didik mempunyai andil yang sangat penting untuk mengawasi jalannya proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan. Dengan demikian, akan terjadi sistem yang positif secara sentralisasi dan desentralisasi.13

4. Penelitian dalam skripsi yang dilakukan oleh Eko Priyanto dengan judul,

“implementasi manajemen berbasis sekolah di MIN 8 Bandar Lampung”

pada tahun 2019. Kesimpulan secara umum dalam penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi manajemen manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Madrasah Iftidayah Negeri 8 Bandar Lampung, dimana meliputi manajemen kurikulum dan manajemen

12Fakih Imam Winanda, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Sekolah Menengah Atas Al-Kautsar Bandar lampung, Skripsi (Lampung: Fak Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan, 2017), h. 86.

13Asbin Pasaribu, implementasi manajemen barbasis sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional di madrasah, Jurnal Edu Tech 3, no. 1 (2017), h. 12.

(23)

pengajaran, tenaga pendidikan, hubungan masyarakat dengan sekolah, serta layanan khusus yang telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah yaitu mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun faktor pendukung yakni adanya peningkatan kedisiplinan guru, demokratisasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan, komitmen dan profesionalisme kerja tenag kependidikan, dan adanya hubungan masyarakat. Namun hal ini bukan berarti implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi hasil belajar siswa di Mandrasah Iftidayah Negeri 8 Bandar Lampung tidak mempunyai adanya hambatan. Ada beberapa hambatan dalam meningkatkan hasil belajar siswa seperti masih ada pengaruh dari pusat (Diknas) dalam pengambilan keputusan sekolah, adanya keterbatasan sarana dan prasarana, pengetahuan tentang manajemen berbasis sekolah, kurang sarana dan prasarana yang mendukung dan kurangnya kesadaran orang tua siswa dalam memperhatikan dan mengontrol anak-anaknya.14

5. Penelitian jurnal yang dilakukan oleh Aulia Diana Devi dan Subiyantoro dengan judulu penelitian “Implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan kualitas di sekolah menengah pertama” pada tahun 2021. Hasil kesimpulan dalam jurnal penelitian ini menunjukkan bahwa dalam implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah di SMPN 3 Negeri Besar yakni ada tiga kampanye inspiratif yang dilaksanakan yaitu 1) Program manajemen sekolah terbuka, metode dalam pelaksanaan manajemen terbuka ini adalah dengan melaksanakan pendekatan dengan komite sekolah serta orang tua siswa. Seperti dalam menyusun program sekolah, dalam hal ini mengaitkan komite sekolah serta orang tua

14Eko Priyanto, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di MIN 8 Bandar Lampung, Skripsi (Lampung: Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Raden Intan Lampung, 2019), h. 89- 100.

(24)

14

siswa. 2) Program jumpa kopi sebagai tingkatkan minat baca, dimana “jumpa kopi” yakni jum’at pagi koleksi pindah. Dalam program ini sebagai cara untuk membuat ruang baca koleksi buku di SMPN 3 Negeri Besar, dengan dioordinasikan oleh masing-masing kelas, setiap peserta didik pada tiap kelasnya masing-masing akan saling bertukar buku dengan kelasnya lainnya, dan 3) Program terapkan simak (sinergi interaksi memantau aktif pembelajaran di kelas) yang merupakan alternatif dari supervisi yang dianggap masih terlalu kaku yang artinya adanya keseimbangan anatara pemimpin dan stakeholdernya, untuk itu pemimpin bersinergi untuk menghilangkan tersebut dan menerapkan SIMAK demi memperbaiki kemajuan bersama15.

6. Penelitian skripsi Suryati dengan judul penelitian “implementasi manajemen berbasis madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Ma Negeri 2 Kota Bima” pada tahun 2018. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dalam Implementasi Manajemen Berbasis Madrasah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di MAN 2 Kota Bima, dimana kegiatan yang dilakukan oleh manajemen kurikulum terhadap peserta didik dalam meningkatkan mutu pendidikan berupa English Study Club, An-Nady At-Ta’lim Al-Arabiyah (Bahasa Arab) dan Pramuka. Sedangkan manajemen kesiswaan yang meliputi kegiatan peserta didik dalam meningkatkan mutu pendidikan berupa Imtaq/Dakwa dan Baca Al-Qur’an, Kesenian Marawis dan Drama, Olahraga, Safari Ramadhan, Kir, Jurnalistiki, Keterampilan dan Potret Madrasah Ku.

Manajemen kurikulum juga mengatur beberapa kegiatan guru yang meliputi tugas-tugas guru serta proses pelaksanaan pembelajaran. Adapun dalam

15Aulia Diana Devi dan Subiyantoro, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas di Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Ilmu Pendidikan 3, no. 3 (2021), h.

969.

(25)

meningkatkan mutu pendidikan yakni ada beberapa faktor yang menjadi penghambat yaitu guru dan tenaga kependidikan yang kurang menguasai keterampilan, pengetahuan dan sifat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru yang profesional, kurangnya anggaran yang menunjang terlaksananya kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh madrasah dan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada.

Selain itu adapun upaya untuk mewujudkan tuntutan terhadap peningkatan mutu pendidikan yang berdampak pada terbentuknya citra dan prestasi, dinilai sebagai madrasah yang berkualitas yang harus dipertahankan. Serta solusi terhadap faktor pendidik dan tenaga kependidikan agar peningkatan kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan perlu terus diupayakan.16 7. Penelitian skripsi Ramlah dengan judul “penerapan manajemen berbasis

sekolah (MBS) dalam meningkatkan peran masyarakat untuk pengembangan sekolah di SMA Negeri 11 Makassar” pada tahun 2016. Jenis penelitian adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen berbasis sekolah di SMA Negeri 11 Makassar yang terdapat dalam 7 komponen yaitu, manajemen kurikulum, manajemen tenaga kependidikan, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana. Manajemen humas, dan manajemen layanan khusus terlaksana sesuai dengan program sekolah yang telah direncanakan dan disusun oleh sekolah.17

16Suryati, Implementasi Manajemen Berbasis Madrasah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di MAN 2 Kota Bima, Skripsi (Makassar: Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, 2018), h. 74.

17Ramlan, Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Meningkatkan Peran Aktif Masyarakat untuk Pengambangan Sekolah di SMA Negeri 11 Makassar. Skripsi (Makassar: Fak.

Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, 2016), h. 11.

(26)

16

8. Penelitian skripsi oleh Kurniawan R. dengan judul penelitian “pengaruh manajemen berbasis sekolah/madrasah terhadap peningkatan mutu pendidikan di MI Negeri 1 Kolaka Utara Kab. Kolaka Utara” pada tahun 2021. Jenis penelitian adalah eksplanatory dengan pendekatan penelitian Islamic management dengan memperoleh data melalui instrumen questioner dan dokumetasi. Yang bertujuan untuk mengetahui gambaran MBS, gambaran mutu pendidikan dan pengaruh MBS terhadap mutu pendidikan di MI Negeri 1 Kolaka Utara. Hasil penelitian menggunakan analisis deskriptif yang menunjukkan MBS berada pada kategori sedang dengan presentase 35, 5 % dan peningkatan mutu pendidikan pada kategori rendah 35,5 %. 18 9. Penelitian jurnal oleh Yes Matheos Lasarus Malaikosa dengan judul

penelitian “Strategi Kepala Sekolah dalam Mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah untuk Meningkatkan Mutu Sekolah” pada tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran strategi kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah. Jensi penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi multikasus dengan berusaha memahami peristiwa dan interaksi dengan beberapa informan yaitu kepala sekolah, guru, peserta didik, staf sekolah, serta dunia usaha dan industry. Hasil peelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah mampu mengimplementasikan MBS dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan melibatkan langsung semua stakeholder sekolah serta masyarakat.19

18Kurniawan R. Pengaruh Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan di MI Negeri 1 Kolaka Utara Kab. Kolaka Utara. Skripsi (Makassar: Fak.

Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin, 2021), h. 34.

19Yes Matheos Lasarus Malaikosa, Strategi Kepala Sekolah dalam Mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah untuk Meningkatkan Mutu Sekolah. Jurnal Idaarah, Vol. V, no. 1 (2021), h. 1-9.

(27)

10. Penelitian jurnal oleh Muh. Takdir, Muh. Yusuf dan Alimuddin, dengan judul penelitian “analisis implementasi kebijakan manajemen berbasis sekolah pada madrasah Aliyah di kabupaten luwu utara” pada tahun 2020.

Jenis pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis, dengan sumber data kepala sekolah, guru staf, siswa, orang tua, perwakilan komite sekolah, pengawas sekolah, dan Kepala Bidang Pendidikan Islam Kementerian Agama Kabupaten Luwu Utara. Hasil penelitian implementasi MBS di MAN Luwu Utara sudah berlangsung sejak didirikannya, tetapi dalam perkembangannya belum bisa dioptimalkan untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih efekti dan efisien. Yang dipengaruhi oleh faktor pendukung yaitu tersedianya anggaran, fasilitas, dan sumber daya manusia tenaga pendidik yang memadai. Faktor penghambatnya adalah kurangnya tingkat partisipasi masyarakat, belum berorientasi pada mutu, dan akses transportasi umum bagi siswa ke madrasah.20

Berdasarkan uraian penelitian sebelumnya maka penelitian yang berjudul implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Mahammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa, berbeda dari penelitian sebelumnya dimana panelitian ini hanya membahas implementasi manajemen berbasis sekolah pada komponen MBS yaitu tiga komponen, manajemen kurikulum dan program pengajaran, manajemen sarana dan prasarana dan manajemen peseta didik dalam meningkatkan dan mengembangkan prestasi belajar peserta didik pada capaian pembelajaran pada ranah kognitif, afektif, psikomotoriknya. Dari komponen tersebut memiliki peran penting dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Mahammadiyah

20Muh. Takdir, Muh. Yusuf dan Alimuddin, Analisis Implementasi Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah Pada Madrasah Aliyah Di Kabupaten Luwu Utara, Jurnal Idaarah, Vol. IV. no.

2 (2020), h. 4-18.

(28)

18

Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa, apa yang menjadi faktor pendukung, penghambat dan solusi apa yang diambil kepala sekolah dan guru atau stakeholder untuk menyelesaikan kendala-kendala yang terjadi. Selain itu, faktor pembeda dari penelitian sebelumnya adalah lokasi dan kondisi penelitian. Serta dalam penelitian ini akan diuraian pada hasil implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik akan diuraikan dalam bentuk capaian pembelajaran yang diharapkan di SMA Mahammadiyah Sungguminasa Kec.

Somba Opu Kab. Gowa.

Adapun persamaan dalam penelitian ini, yakni sama-sama membahas mengenai implementasi manajemen berbasis sekolah dari segi komponen manajemen berbasis sekolah dan metode yang digunakan yakni metode penelitian kualitatif.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Mahammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Mahammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa.

3. Untuk mengetahui solusi implementasi manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Mahammadiyah Sungguminasa Kec. Somba Opu Kab. Gowa.

(29)

2. Kegunaan Penelitian

Merujuk kepada perumusan tujuan, maka dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan antara lain:

1. Kepada kepala sekolah untuk menambah pemahaman tentang akan pentingnya pengemplementasian manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

2. Penelitian ini merupakan sarana dalam meningkatkan kemampuan berpikir dan menganalisa penulis untuk menerapkan teori-teori yang selama ini penulis terima pada masa perkuliahan program studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiayah dan Keguruan Institut Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan, evaluasi dari pihak-pihak yang berkepentingan, serta menjadi bahan perbandingan penelitian selanjutnya untuk meneliti permasalahan yang sama dengan tempat, situasi dan lokasi yang berbeda.

(30)

20 BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

1. Pengertian Implementasi

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary dalam E. Mulyasa dikemukakan bahwa impelentasi adalah

put something into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek dan dampak.1

Menurut Hanifah Harsono, Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program.2 Maka dari implementasi kebijakan merupakan hal yang penting dalam dalam proses kebijakan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu proses penerapan gagasan atau ide yang dituangkan dalam bentuk tindakan sehingga memberikan dampak perubahan kearah positif yang mengandung maksud untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

2. Pengertian Manajemen dan Manajemen Sekolah

Menurut Mary Parker Follet dalam Suparlan, telah mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pkerjaan melalui orang lain. Definisi ini

1Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 178.

2Hanifah, Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, (Bandung: PT Mutiara, 2002), h.67.

(31)

bermakna bahwa seorang manajer bertugas untuk mengatur dan mengarahkan orang lain secara sinergi untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam definisi operasionalnya, Ricky W. Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sedangkan efisien berarti tugas yang akan dilaksanakan secara benar, terorganisasi dengan baik, serta sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.3

Sedangkan menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibun dalam E. Mulyasa, menjelaskan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Georg R. Terry dalam Melayu Hasibun, manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain.4

Berdasarkan beberapa pengertian tentang manajemen, dapat kesimpulan bahwa manajemen adalah proses kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk mencapai sasaran atau tujuan organisasi secara efektif dan efisien, dimulai dari perencanaa, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian agar tujuan dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Firman Allah swt. dalam QS al-Baqarah/02: 30.

َعْجَتَا ا ْْٓوُلاَق ًةَفْيِلَخ ِض ْرَ ْلَا ىِف ٌلِعاَج ْيِ نِا ِةَكِٕى ٰۤ لَمْلِل َكُّبَر َلاَق ْذِاَو ْنَم اَهْيِف ُل

اَم ُمَلْعَا ْْٓيِ نِا َلاَق َكَل ُسِ دَقُن َو َكِدْمَحِب ُحِ بَسُن ُنْحَن َو ََۚءٰۤاَمِ دلا ُكِفْسَي َو اَهْيِف ُدِسْفُّي َن ْوُمَلْعَت َلَ

3Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 41.

4Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, h. 2.

(32)

22

Terjemahnya:

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi” mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” dia berfirman,

“Sesungguhnya Aku mengetahi apa yang tidak kamu ketahui.”5

Kata khalifah di sini dalam arti yang menggantikan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan menerapkan ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi bukan karena Allah tidak mampu atau menjadikan manusia berkedudukan sebagai Tuhan, namun karena Allah bermaksud menguji manusia dan memberinya penghormatan, memahaminya dalam artian yang menggantikan makhluk lain dalam menghuni bumi ini. Ayat ini juga menunjukkan arti bahwa kekhalifaan terdiri dari wewenang yang dianugerahkan Allah swt. makhluk yang diserahi tugas, yakni wewenang yakni Adam as. dan anak cucunya, serta wilayah tempat bertugas, yakni bumi yang terhampar ini. Jadi demikian, Kekhalifaan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas itu melaksanakan tugasnya sesuai dengan petunjuk Allah yang memberikannya tugas dan wewenang. Kebijaksanaan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya adalah pelanggaran terhadap makna dan tugas kekhalifahan.6

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah atau pemimpin yang diserahi tugas dan wewenang baik pemimpin untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain melalui proses tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk menentukan tujuan atau goals yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

5Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2019), h. 6-7.

6M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol 1, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 142

(33)

Firman Allah swt. dalam QS al-Mu’minun/23: 08.

َن ْوُعا َر ْمِهِدْهَع َو ْمِهِت ن مَ ِلَ ْمُه َنْيِذَّلا َو

Terjemahnya:

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.7

Ayat ini menjelaskan tentang amanah dan janji, amanat adalah sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain untuk dipelihara dan bila tiba saatnya atau bila diminta oleh pemiliknya ia dikembalikan oleh si penerima dengan baik serta lapang dada. Dijelaskan juga bahwa amanat yang berada dalam pundak manusia mencakup empat aspek. Pertama, antara manusia dengan Allah, seperti aneka ibadah, misalnya nazar. Kedua, antara seseorang dengan orang lain, seperti titipan, rahasia, dan lain-lain. Ketiga, antara seseorang dengan lingkungan, antara lain menyangkut pemeliharaannya agar dapat juga dinikmati oleh generasi mendatang. Dan keempat, amanat dengan dirinya sendiri, antara lain menyangkut kesehatannya, karena seperti sabda Rasulullah saw. “Sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu” (HR. al-Bukhari melalui Abu Juhaifah). Sedangkan janji adalah komitmen antara dua orang atau lebih untuk sesuatu yang disepakai oleh pihak-pihak yang berjanji seperti untuk bertemu ditempat dan waktu tertentu.8

Ayat Al-Qur’an di atas, maka dapat dipahami bahwa Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan, bahkan ilmu yang berkembang saat ini sudah tertera dalam Al-Qur’an dan sudah diterapkan oleh Rasulullah saw sejak zaman dahulu kala, salah satunya seperti pengetahuan mengenai amanat dan janji.

Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa penerapan manajemen yang bersifat islami sudah ada sejak zaman pemerintahan Rasulullah saw.

7Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 484.

8M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol 9, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 160.

(34)

24

Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang sama dengan manajemen pendidikan. Namun, pada manajemen pendidikan jangkauannya yang lebih luas dari pada manajemen sekolah. Manajemen sekolah adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah. Hal ini berarti manajemen sekolah sebagai pengelolaan sekolah yang dilakukan dengan dan melalui sumber daya yang dimiliki sekolah untuk mencapai tujuan sekolah.9

Dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) disebutkan bahwa standar pengelolaan berkaitan dengan fungsi manajemen sekolah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan atau sekolah agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.10 Sedangkan aspek manajemen sekolah meliputi kurikulum, PBM, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pembiayaan, hubungan masyarakat, dan lainnya.

Berbasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa antara manajemen sekolah dan manajemen pendidikan memiliki persamaan yakni sama-sama menekankan pada efisiensi dan efektivitas kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen sekolah pada khususnya pengelolaan sekolah dengan dan melalui guru dan pegawai sekolah dengan tujuan mencapai sekolah secara efektif dan efesien.

Dimana dua hal yang penting dalam manajemen sekolah sekolah, yaitu fungsi- fungsi manajemen dan aspek-aspek urusan sekolah.

3. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Secara bahasa, Manajemen Berbasis Sekolah berasal dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan

9Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 14.

10Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tantang Standar Nasional Pendidikan.

(35)

sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.11 Sekolah adalah lembaga tempat untuk menuntut ilmu atau belajar mengajar serta untuk menerima dan memberikan pebelajaran. Jadi dapat diartikan bahwa MBS sebagi pengguna sumber daya yang berasaskan pada sekolah dalam proses pembelajaran atau pengajaran.

Eman Suparman dalam Mulyono, mendefinisikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam pendidikan nasional.12

Menurut E. Mulyasa Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah pemberian otonomi luas pada tingkat sekolah agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap dengan kebutuhan setempat.13

Berdasarkan penjelasan di atas, disimpulkan bahwa manajemen berbasis sekolah merupakan pemberian wewenang secara otonomi dan mandiri kepada sekolah dalam pengambilan keputusan bersama dengan stakeholder sekolah.

Dalam memutuskan apa yang menjadi skala prioritas kebutuhan sekolah.

4. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Menurut Depertemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, tujuan MBS adalah pertama meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelolah dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. Kedua, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan

11 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 708.

12Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2008), h. 239.

13Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 19

(36)

26

pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama. Ketiga, meningkatkan tanggung jawab kepala sekolah kepada sekolahnya. Keempat, meningkatkan kompetisi yang sehat antara sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.

Selain itu, MBS memiliki potensi untuk meningkatkan potensi siswa dikarenakan adanya peningkatan efesiensi penggunaan sumber daya personal, peningkatan profesionalisme guru, penerapan reformasi kurikulum serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pendidikan.14

Berdasarkan penjelasan di atas, manajemen berbasis sekolah (MBS) bertujuan untuk meningkatkan efesiensi, mutu dan pemerataan pendidikan, fleksibilitas yang lebih besar terhadap sekolah untuk mengelolah sumber dana, sumber daya dan mendorong partisipasi masyarakat dan warga sekolah untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

5. Komponen-Komponen Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Hal yang paling penting dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri.

Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola baik dalam rangka MBS, yaitu:

a. Manajemen kurikulum dan program pengajaran

Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari MBS. Kurikulum merupakan rencana pendidikan yang memberi pedoman tentang jenis, lingkup dan urutan materi, serta proses pendidikan. Jika dikaitkan dengan pendidikan maka kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan manusia seutuhnya, perkembangan ilmu

14Mujiburrahman, Ridha, dan Mahmuddin, Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik: Teori dan Implementasinya, (Yogyakarta: Zahir Publishing, 2018), h. 20.

(37)

pengetahuan dan teknologi. Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Disamping itu, sekolah juga bertugas dan berwewenang untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat. Perencanaan kurikulum menjadi bagian kegiatan awal untuk menyusun konsep kurikulum yang menjadi program pendidikan di sekolah, tidak hanya rencana pembelajaran, tetapi rencana atas konsep kurikulum yang akan diajarkan di sekolah. Itu artinya perencanaan kurikulum mencakup spektrum yang sangat luas, baik rencana tentang tujuan, materi/isi mata pelajaran, metode, media, dan evaluasi ditetapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kurikulum dalam wujud pembelajaran.15

Pelaksaan kurikulum dan pembelajaran merupakan perwujudan kurikulum yang masih bersifat dokumen tertulis menjadi aktual dalam serangkaian aktivitas pembelajaran. Perencanaan kurikulum dan pembelajaran (yang berupa kebijakan) tidak akan memberikan makna apapun apabila kebijakan tersebut tidak diimpelementasikan dalam bentuk program kurikuler dan kegiatan pembelajaran. Untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut, rekomendasi kebijakan yang telah dirumuskan perlu dimasukkan kedalam program kurikulum atau kegiatan pembelajaran.

15Syafaruddin, Amiruddin, Manajemen Kurikulum. (Medan: Perdana Publishing, 2017), h.

56.

(38)

28

Evaluasi berfokus pada upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar (behavior). Evaluasi kurikulum sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai dan arti dari kurikulum dalam suatu konteks tertentu.16

Dengan kurikulum muatan lokal setiap sekolah diharapkan mampu mengembangkan program pendidikan tertentu sesuai dengan keadaan dan tuntutan lingkungannya. Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam MBS, kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program tahunan, catur wulan dan bulanan.

b. Manajemen tenaga kependidikan

Keberhasilan MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Manajemen tenaga kependidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang optimal.

Manajemen tenaga kependidikan (guru atau personil) mencakup perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, promosi dan mutasi, pemberhentian pegawai, kompensasi dan penilaian pegawai. Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan dengan kualifikasi dan

16Syafaruddin, Amiruddin, Manajemen Kurikulum, h. 56.

(39)

kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.

c. Manajemen peserta didik

Manajemen peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen peserta didik bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan.

Manajemen berbasis sekolah bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang peserta didik agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tersebut, bidang manajemen peserta didik sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan peserta didik baru (input), kegiatan pembinaan peserta didik (process), dan pemberdayaan organisasi peserta didik (output).

d. Manajemen keuangan dan pembiayaan

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efesiensi pengelolaan pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.

Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan

(40)

30

komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain.

Komponen keuangan dan pembiayaan perlu dikelola sebaik- baiknya, agar dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Kegiatan pengelolaan keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian mengatur keuangan sekolah melalui perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan sekolah.

Sumber keuangan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu 1) pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun keduanya, yang bersifat umum dan khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan, 2) orang tua peserta didik, 3) masyarakat baik mengikat maupun tidak mengikat.

e. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan

Sarana dan prasarana merupakan fasilitas pendukung yang dapat menunjang proses kegiatan dalam organisasi apa saja termasuk di dalamnya satuan pendidikan. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar, seperti meja, kursi, buku serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajar, seperti gedung, taman, lapangan.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.

Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,

Gambar

Tabel jumlah peserta didik

Referensi

Dokumen terkait

• Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah lebihlebih

Manajemen peserta didik merupakan komponen penting untuk terselenggaranya pendidikan dalam mengembangkan potensi peserta didik. Peserta didik pada madrasah inklusi

Karena di sekolah ini kan sudah memberikan kelas-kelas yang berbeda terhadap anak yang memiliki prestasi.Dan juga manajemen peserta didik itu merupakan sebuah aktifitas

Dengan menggunakan sumber daya yang ada serta partisipasi dari semua pihak pada 7 elemen Manajemen Berbasis Sekolah (kurikulum dan pembelajaran, peserta didik,

Upaya-upaya mengatasi hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam melaksanakan manajemen kurikulum, peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, keuangan, sarana dan prasarana

Berdasarkan hasil wawancara maka ditemukan beberapa dampak positif secara umum, yang muncul dalam implementasi jalur zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru tingkat

Implementasi Manajemen Berbasis Madrasah dalam Membentuk Akhlak Mulia Peserta Didik di MIS Manba’ul Anwar Wirang Manajemen Berbasis Madrasah MBM adalah pengelolaan pendidikan

Oleh karena itu, perlu adanya peran guru dalam memberikan penguatan verbal yang tepat dan maksimal dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan dan membangkitkan motivasi belajar