BAB VI PENUTUP
Bagan 4.2 Struktur Organisasi
66
67 6. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana yang memadai merupakan salah satu pendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan lingkungan yang nyaman bagi seluruh warga sekolah SMK N I Kopang. Sarpras di SMK N I Kopang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana SMKN 1 Kopang Jumlah Ruang Kelas Asli Jumlah ruang
lain digunakan ruang kelas (e)
Jumlah ruang
yang digunakan
untuk ruang kelas f =
(d+e) Ruang
Kelas
Ukuran 7x9 m2
(a)
Ukuran
>63 m2 (b)
Ukuran
<63 m2 (c)
Jumlah d (a+b+c)
Ruang Kelas
21 21 21
Jenis Ruang Juml ah
Ukuran (m2)
Jenis Ruang Jumlah Ukuran (m2) 1. Perpustakaan 1 15 x 9 6. Kesenian -
2. Lab. IPA 1 15 x 9 7.
Keterampilan
-
68
3. Lab. Komputer 1 1 8. Serbaguna 1
4. Lab. Audio Video 1 9. Musolla 1
5. Lab. Multimedia 1 6. R. Praktik siswa 4
B. Manajemen Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Religius di Sekolah
strategi pengembangan budaya religius dapat dilakukan dengan tiga tataran, yaitu tataran nilai, tataran praktik dan tataran simbol budaya dan dapat dilakukan melalui keteladanan, pembiasaan dan persuasif.
Adapun strategi pengembangan budaya religius di sekolah dilakukan melalui power strategi, persuasive strategi dan normative educative.
Sekolah berbudaya religius dapat diwujudkan melalui kebijakan kepala sekolah.
Kegiatan keagamaan yang dilaksankan di SMKN 1 Kopang merupakan saah satu srategi kepla sekolah dalam mewujudkan budaya religius. Hal ini bertujuan untuk pembiasaan bagi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan kegiatan keagamaan sehingga mereka dapat memperoleh nilai religi dari kegiatan yang diikuti.
Terkait dengan langkah-langkah kepala sekolah dalam mewujudkan budaya religius di sekolah, peneliti akan memaparkan hasil penemuan di lapangan sebagai berikut :
69 1. Langkah-langkah kepala sekolah dalam pengembangan budaya
religius di SMK N I Kopang
Untuk mewujudkan budaya religius di sekolah, kepala sekolah menetapkan kebijakan sebagai langkah atau strategi yang harus diterapkan, yaitu :
a. Menciptakan Suasana Religius
Terkait upaya untuk mewujudkan budaya religius di sekolah, kepala sekolah mempunyai strategi yang harus dilakukan sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan Ibu Dini Marlina yang mengatakan bahwa :
Tentunya kepala sekolah dan guru-guru sangat sering menyampaikan akan pentingnya menerapkan dan mengembangkan budaya religius. Mereka berkomitmen untuk memberikan sangsi terhadap peserta didik yang melanggar aturan yang ditetapkan. Oleh karena itu, peserta didik dibawah bimbingan dan pengawasan guru akan terbiasa untuk menerapkan budaya religius sehingga terwujud suasana lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan bernilai religi. 1 Menciptakan suasana lingkungan religius adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mengembangkan budaya religius di sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan, menunjukkan bahwa : “wakasek bagian kurikulum menyusun jadwal piket kebersihan setiap pagi hari yang melibatkan petugas
1 Wawancara, Dini Marlina, di Ruang Guru, 2 Februari 2021
70 kebersihan sekolah dan peserta didik dibawah pengawasan wali kelas masing-masing”. 2
Kehadiran guru lebih awal di sekolah dapat memberikan teladan bagi peserta didik. Hal ini merupakan strategi pula untuk mewujudkan budaya religius. Seperti yang disampaikan oleh Irhady yang mengatakan bahwa :
Saya datang ke sekolah lebih awal daripada yang lainnya.
Saya ditugaskan oleh kepala sekolah untuk memantau program tiap pagi sekaligus sebagai pemberi contoh bagi peserta didik. Ini adalah strategi pembiasaan kepada peserta didik supaya datang sekolah tepat waktu tanpa terlambat.
Menjaga kebersihan dengan memungut sampah, memutar asmaul husna sebelum bel berbunyi untuk memperkenalkan peserta didik akan asma Allah. Selain itu, saya juga membiasakan para siswa untuk menerapkan 5S yaitu salam, sapa, senyum, sopan dan santun sesuai harapan kepala sekolah. 3
Teladan yang ditunjukkan guru kepada siswanya akan menanamkan pembiasaan yang baik. hal tersebut sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti.
Peneliti mengamati sikap dan kebiasaan peserta didik ketika datang ke sekolah. Mereka bersalaman dengan mencium tangan guru yang ditemukan hair lebih awal pada pagi itu kemudian guru menyambut baik dan menyapa sisa yang datang. Peneliti juga melihat beberapa siswa langsung ikut membantu gurunya untuk membersihkan lingkungan sekolah sebelum bel berbunyi dan ada juga yang terlihat langsung masuk kelas setelah bersalaman dengan gurunya.4
Guru bukan hanya memberi teladan, akan tetapi membiasakan siswa untuk menerapkan budaya 5S dan
2 Observasi ,di SMK N I Kopang (Rabu, 3 Februari 2021)
3 Wawancara ,Irhady Kusuma W, di Halaman Sekolah , 2 Februari 2021
4 Observasi ,di SMK N I Kopang , 3 Februari 2021
71 menanamkan pembiasaan yang bernilai religi seperti memutar asmaul husna dan penting menjaga kebersihan. Pembiasaan yang bernilai religi tersebut termasuk strategi untuk mewujudkan dan mengembangkan budaya religius di sekolah sebagaimana pendapatnya Geger selaku siswa yang mengatakan bahwa
Hari ini, saya punya jadwal piket di kelas sehingga saya tidak membantu pak guru membersihkan halaman sekolah. Sudah menjadi kebiasaan bagi kami selaku siswa jika ada piket kelas, maka kami langsung ke kelas untuk mengerjakan tugas. Jika tidak ada piket kelas, maka kami membantu guru pembersihan di luar kelas.5
Pembiasaan yang diterapkan di sekolah diharapkan supaya siswa dapat menerapkannya pula dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah lain yang diterapkan kepala sekolah yaitu seperti yang dikatakan oleh Dini Marlina, mengatakan bahwa :
Strategi kepala sekolah untuk mewujudkan budaya religius di sekolah dilakukan dengan menyediakan perlengkapan yang dibutuhkan siswa seperti perlengkapan ibadah berupa Al- Qur‟an, buku religi, buku amalan atau buku amalan lain kemudian memberi sangsi atau peringatan kepada siapapun yang merusak perlengkapan tersebut.6
Hasil observasi peneliti juga menunjukkan bahwa “Kepala SMKN 1 Kopang memanfaatkan simbol-simbol religi seperti kaligrafi dan kata-kata mutiara bijak yang ditempel didinding- dinding kelas dengan harapan dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam menerapkan budaya religius setiap hari di sekolah”.7
5 Wawancara, Geger, di Kelas , 3 Februari 2021
6 Wawancara, Dini Marlina, di Ruang Guru, 5 Februari 2021
7 Observasi ,di SMK N I Kopang, 5 Februari 2021
72 Terkait hal tersebut di atas, Farah Hyrunisa mengatakan bahwa :
Dalam menanamkan budaya religius bagi siswa di sekolah, kami para guru menjadikan simbol religi seperti kaligrafi Al- Qur‟an dan Hadits yang ditempel di tembok sekitar sekolah.
Simbol-simbol tersebut dapat menjadi ajakan dan memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan kebaikan sehingga dapat tercipta lingkungan sekolah berbudaya religius.8
Berdasarkan hasil interview dan observasi diatas, menunjukkan bahwa menciptakan susasa religius di sekolah seperti pembiasaan siswa untuk memutar asmaul husna, menjaga kebersihan dan menerapkan budaya 5S merupakan strategi yang telah diterapkan SMKN 1 Kopang untuk mengembangkan budaya religius.
b. Kegiatan Shalat Dhuha dan Gema Al-Qur’an
Pembiasaan kepada warga sekolah seperti guru dan siswa untuk melaksanakan shalat dhuha dan mengadakan kegiatan gema Al-Qur‟an merupakan strategi atau langkah untuk mengembangkan budaya religius di SMKN 1 Kopang, seperti yang dikatakan oleh Hawani, yang mengatakan bahwa :
Salah satu kebijakan yang dibuat kepala sekolah bersama dewan guru adalah shalat dhuha dan gema Al-Qur‟an selama 15 menit setelah belajar. Kegiatan gema Al-Qur‟an yang dilakuakn dapat berupa membaca Qur‟an bersama- sama, tahsin Al-Qur‟an atau tahfiz Al-Qur‟an. Kegiatan ini dilakukan sebagai pendidikan dan peringatan serta meningkatkan kesadaran bagi warga sekolah akan pentingnya ibadah. Selain itu, kegiatan ini juga Ini juga
8 Wawancara ,Dini Marlina, di Ruang Guru, 5 Februari 2021
73 dilakukan untuk membentuk karakter anak sesuai dengan kurikulim yang digunakan di sekolah. Ya, tentunya kepala sekolah dan guru menjadi tauladan bagi siswa dalam kegiatan di sekolah. Sekalipun tidak semua yang ikut, akan tetapi ada yang mengawasi dan membimbing kegiatan tersebut.9
Hasil observasi peneliti juga menunjukkan bahwa SMK N I Kopang membiasakan siswanya untuk membaca Qur‟an sebelum belajar.
Setelah jam istirahat, bel berbunyi tanda masuk kelas.
Sebelum masuk ke kelas masing-masing, para siswa mengambil air wudhu dan membaca Al-Qur‟an bersama- sama sebelum pelajaran dimulai yang dibimbing oleh guru.
Etelah itu, guru memberikan ceramah singkat dan berdoa bersama sebelum mulai belajar.10
Sebagaimana pula yang dikatakan oleh Zainuddin, yang mengatakan bahwa :
Kegiatan yang dilakukan secara kontinyu seperti pembiasaan shalat dhuha dan gema Al-Qur‟an dapat menjadi penilaian terhdap keseriusan siswa mengikuti dan menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam setiap kegiatan, kedisiplinan, serta tentang sikap siswa. Selain itu, terdapat pula nilai luhur yang terdapat didalamnya, seperti membaca Qur‟an, berarti siswa menghargai dan mencintai Al-Qur‟an dan mendapat keberkahan dalam shalat dhuha.11
Program shalat dhuha bukan hanya menanamkan kebiasaan kepada siswa untuk melaksanakan ibadah sunnah, tetapi juga untuk mengajarkan dan menanamkan sikap disiplin dan tanggung jawab.
Sebagaimana hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa :
Berdasarkan pengamatan peneliti, kegiatan shalat dhuha dan gema Al-Qur‟an dilakukan pada hari senin sampai kamis.
9 Wawancara ,Hawani, di Ruang guru, 14Januari 2021
10 Obeservasi ,di SMK N I Kopang , 15 Januari 2021
11 Wawancara ,Zaenudin, di Ruang Kepala Sekolah, 14 Januari 2021
74 Setelah membaca Qur‟an, wakasek kurikulum mengakhiri kegiatan dengan doa, mendoakan pendiri lembaga, kepala sekolah, guru, kemudian siswa-siswi jika ada yang sakit, serta memberikan nasihat kepada para siswa.12
Meningkatkan nilai religius siswa di SMKN 1 Kopang dapat dilakukan melalui kegiatan shalat dhuha dan gema Al-Qur‟an, seperti yang dikatakan oleh Irhady saat wawancara yang mengatakan bahwa :
Kami melaksanakan shalat dhuha dan gema Al-Qur‟an setelah jam istirahat pertama. Kegiatan ini dapat membiasakan para siswa untuk terbiasa ibadah tepat waktu.
Setelah selesai, kami menutup kegiatan dengan doa pusaka yang ada didalam hizib nahdlatul wathan. Anda kan tahu bahwa NW adalah organisasi terbesar di Lombok dan hizib merupakan doa yang sangat bagus dan banyak khasiatnya sehingga kami menggunakannya sebagai doa. Setelah itu, saya bersama siswa membaca fatihah untuk pendiri, kepala sekolah, guru dan siswa yang mungkin sedang sakit supaya sembuh kemudian baru saya suruh mereka masuk kelas.
Sedangkan khusus untuk hari rabu, kami tambah dengan tausyiah untuk menambah pengetahuan agama untuk para siswa.13
Kegiatan rutin seperti ini dapat memberikan kemudahan bagi guru untuk mengkondisikan siswa dalam upaya penanaman nilai religi sehingga dapat menumbuhkan kesdaran bagi siswa untuk mengamalkan ajaran agama, seperti yang dikatakan oleh Dini Marlina, bahwa :
“untuk membentuk karakter anak yang taat beribadah, akmi melakukan kegiatan gema Al-Qur‟an untuk memupuk, menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan siswa kepada Al-
12 Observasi ,di SMK N I Kopang , 19-22 Januari 2021
13 Wawancara, Irhady Kusuma, di Ruang Guru, 22 Januari 2021
75 Qur‟an , membiasakan mereka membawa Al-Qur‟an saat waktu luang”.14
c. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa kegiatan sholat dhuha dan gema Al-Qur‟an merupakan salah satu diantara sekian upaya sekolah dalam menerapkan budaya religius.
Kegiatan ini juga termasuk kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk menanamkan ilmu dan pengetahuan agama serta mampu mempraktikkannya dalam kehidupan setiap hari. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan yang langsung menghubungkan siswa dengan Allah melalui membaca Qur‟an bersama, shalat, diskusi agama dan doa bersama serta saling mendoakan.
d. Do’a Bersama sebelum Belajar
Doa bersama merupakan kegiatan rutin tiap hari sebelum masuk kelas. Hal ini merupakan strategi untuk meningkatkan disiplin dan meraih keberkahan dalam belajar seperti yang dikatakan oleh Irhady yang mengatakan bahwa :
Kegiatan doa bersama setiap pagi di halaman sebelum masuk kelas merupakan pendekatan dala upaya meningkatkan kualitas agama para siswa. Sedangkan kelas tiga memiliki niat khusus supaya lulus ujian akhir. Kegiatan ini bukan hanya sekedar kegiatan rutin biasa, akan tetapi membiasakan siswa untuk terbiasa berdoa dalam setiap masalah dan kegiatan yang ingin dilakukan sesuai tujuan dan niat masing- masing.15
14 Wawancara ,Dini Marlina, di ruang Guru, 20 Januari 2021
15 Wawancara ,Zaenudin, di Ruang Kepala Sekolah, 15 Januari 2021
76 Kegiatan rutin doa bersama tersebut juga ditunjukkan saat peneliti melakukan observasi.
Bel berbunyi pukul 07.15 pagi, mendengar bunyi bel, siswa berkumpul di halaman sekolah untuk melakukan doa bersama yang dibimbing dan didampingi oleh guru yang hadir pagi itu. Setelah berdoa, para siswa masuk ke kelas masing- masing untuk mengikuti kegiatan belajar. Ada juga terlihat beberapa siswa yang bersalaman dengan gurunya sebelum ke kelas..16
Doa yang dibaca pada saat siswa melakukan doa bersama adalah shalawat, seperti yang dikatakan oleh Irhady yang mengatakan bahwa :
yang termasuk salah satu doa yang rutin dibaca setiap pagi adalah shalawat supaya mendapat keberkahan dan ridho Allah.
Sholawa ini kami ambil ari sekian kumpulan shalawat. Para siswa secara bergilir memimpin doa pagi. Shalawat ini memiliki makna yang luar biasa sehingga kepala sekolah memilihnya menjadi salah satu doa pagi yang wajib dilantunkan..17
Tujuan diadakannya doa bersama dijelaskan juga oleh guru Pendidikan Agama islam sebagaimana yang dikatakan oleh Hawani, guru PAI SMKN 1 Kopang yang mengatakan bahwa :
Sya selaku guru PAI di sekolah ini sering memberikan nasihat dan motivasi kepada siswa bahwa kegiatan doa bersama di waktu pagi bukan hanya sekedar berkumpul biasa, bukan untuk menjemur siswa akan tetapi kegiatan doa ini dapat mendoakan ibu bapak mereka, supaya selamat dan sekian manfaat lainnya. Saya mengatakan seperti ini kepada mereka supaya mereka menjadi lebih bersemangat dan senantiasa berdoa.18
Suprianto yang bertugas sebagai guru pembimbing pada saat doa bersama memanfaatkan momen tersebut untuk menanamkan
16 Observasi , SMK N I Kopang, 15 Januari 2021
17 Wawancara ,Irhady Kusuma W, Ruang Guru, 15 Januari 2021
18 Wawancara, Hawani, Ruang Guru, 15 Januari 2021
77 kebiasaan membaca shalawat, seperti yang dikatakan oleh Suprianto,
Kegiatan doa bersama dengan shalawat sudah menjadi agenda harian dan telah menadi kebiasaan bagi siswa hingga jumlah yang tidak ditentukan hingga bacaan mereka fasih dan khusyuk. Dalam berdoa terkadang ada yang masih saya lihat bermain dan bercanda.19
Berdasarkan hasil observasi dan interview, peneliti dapat menyimpulkan bahwa doa bersama merupakan salah satu kegiatan rutin yang diterapkan oleh SMKN 1 Kopang kepada seluruh warga sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan dan menanamkan nilai religi yang diperoleh dari doa tersebut sehingga siswa akan terbiasa untuk berdoa. Selain itu, siswa juga tidak terbiasa untuk datang terlambat datang ke sekolah, terbiasa meminta pertolongan kepada Allah serta apa yang dilakukan dalam hidup senantiasa bernilai ibadah dan mengharap serta memperoleh ridho Allah SWT.
e. Shalat Zuhur Berjama’ah
Untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada siswa SMKN 1 Kopang akan kewajiban menunaikan sholat, maka diadakannya program shalat zuhur berjamaah seperti yang disampaikan oleh Irhady yang mengatakan bahwa :
saat saya menjadi imam shalat, saya memberikan ceramah singkat untuk menambah pengetahuan agama kepada siswa.
19 Wawancara , Suprianto, di Ruang Guru, 15 Januari 2021
78 Seperti menyampaikan kelebihan shalat berjamaah dan lainnya dengan harapan mereka menjadi lebih termotivasi dan bersemangat untuk melaksanakan shalat terutama secara berjamaah. Saya berharap, kebiasaan shalat berjamaah yang diterapkan di sekolah, diterapkan juga dirumahnya.20
Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan sholat dhuhur berjamaah merupakan strategi untuk membiasakan siswa memperhatikan kewajibannya dan mendisiplinkan siswa dalam sholat, seperti yang dikatakan oleh Hawani yang mengatakan bahwa :
Melalui shalat, kami mengajarkan dan mengingatkan siswa bahwa shalat adalah tiang agama dan berjamaah dapat memperkuat kebersamaan dalam silaturrahmi terutama bagi siswa di SMKN 1 Kopang. Islam mengajarkan kita untuk selalu bahkan berlomba-lomba melakukan kebaikan. Oleh karena itu, kegiatan shalat ini merupakan ajakan kebaikan bagi para siswa.21
Antusias siswa melaksanakan shalat dhuhur berjamaah cukup tinggi seperti yang terlihat pada saat observasi, menunjukkan bahwa :
ketika belberbunyi, siswa bersemangat untuk melaksanakan shalat berjamaah. Salah satu diantara mereka mengumandangkan adzan dan siswa lainnya mengambil ar wudhu dan langsung menuju mushalla untuk shalat berjamaah. Setelah shalat, mereka beristirahat kedua sebelum masuk kelas masingmasing untuk belajar.22
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, menunjukkan bahwa pembiasaan shalat dhuhur berjamaah daapt meningkatkan kedisplinan siswa dalam
20 Wawancara ,Irhady KW, di Ruang Guru , 26 Januari 2021
21 Wawancara ,Hawani, di Ruang Guru , 26 Januari 2021
22 Observasi di SMK N I Kopang, 27 Januari 2021
79 menjalankan kewajiban shalat. Ini merupakan salah satu strategi kepala sekolah dalam mengembangkan budaya religius di sekolah.
f. Kegiatan Imtaq
Kegiatan imtaq merupakan kegiatan rutin mingguan dengan membaca yasin setiap hari jumat. Program ini merupakan salah satu kebijakan kepala sekolah yang menjadi salah satu strategi untuk mewujudkan budaya religius di SMKN 1 Kopang.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Zaenuddin, yang mengatakan bahwa :
Setip hari jumat pagi, kami melaksanakan imtaq. Saya berharap guru secara bergiliran untuk memberikan kultum setelah pembacaan surah yasin dan Al-kahfi. Kultum tersebut disampaikan oleh salah satu guru yang sempat hadir pada acara imtaq tersebut. Saya juga menyarankan kepada guru- guru yang membimbing dan mendampingi siswa dalam kegiatan imtaq untuk mengawasi siswa supaya tidak bermain saat acara berlangsung.23
Hasil observasi juga menunjukkan bahwa :
Kegiatan imtaq di SMKN 1 Kopang dilaksanakan setiap hari jumat pagi. Kegiatan ini dirangkai dengan pembacaan surat yasin dan kahfi kemudian dilanjutkan dengan pembacaan zikir dan doa yang diakhiri dengan kultum dari salah satu guru yang hadir karena kegiatan imtaq termasuk salah satu cara meningkatkan iman dan taqwa siswa.24
Senada dengan yang dikatakan oleh Irhady selaku Wakasek Kurikulum yang mengatakan bahwa :
23 Wawancara ,Zaenudin di Ruang Kepala Sekolah , 28 Januari 2021
24 Observasi ,di SMK N I Kopang , 30 Januari 2021
80 Sesuai namanya yaitu imtaq (iman dan taqwa). Kegiatan ini dapat meningkatkan iman dan taqwa siswa. Saya tidak sepenuhnya mengandalkan guru PAI untuk mengajarkan agama didalam kelas, akan tetapi saya juga berharap siswa mendapatkan pelajaran dan pengethuan agama dari guru lainnya melalui penyampaian kultum saat acara imtaq. Selain itu, saya juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara bergiliran setiap jumat sebagai petugas imtaq seperti pidato, MC, doa dan lainnya. Dari kegiatan ini, mereka bisa belajar berkomunikasi, berani tampil didepan khalayak ramai dan mampu menjadi pemimpin. Saya juga membiasakan para siswa untuk menggunakan doa pusaka yang diambil dari hizib nahdlatul wathan sebagai doa utama sekaligus penutup acara imtaq.25
Berdasarkan hasil observasi dan interview menunjukkan bahwa kegiatan imtaq yang rutin dilakuakn setiap jum‟at berupa membaca shalawat, surah yasin, kultum maupun hizib an lainnya merupakan cara untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa.
g. Memperingati Hari Besar Islam (PHBI)
Diantara hari-hari besar yang rutin dirayakan di SMKN 1 Kopang yaitu maulid Nabi, isra‟ mi‟raj, Nuzulul Qur‟an dan halal bihalal. Kegiatan tersebut dirayakan setiap tahun yaitu sekali dalam setahun sebagaimana yang dijelaskan kepala sekolah yang mengatakan bahwa :
Kegiatan atau program tahunan yang diadakan di sekolah ini adalah kegiatan isra‟ mi‟raj, nuzulul Qur‟an, maulid nabi dan halal bihalal. Semua kegiatan tersebut melibatkan semua warga sekolah dengan mengunang seorang tuan guru sebagai penceramah.26
25 Wawancara ,Irhady KW, di Ruang Ibadah , 30 Januari 2021
26 Wawancara ,Zaenudin, di ruang Kepala Sekolah, 4 Februari 2021
81 Merayakan hari-hari besar agama seperti yang tersebut di atas dapat mengajak siswa untuk mengetahui hari-hari besar islam serta mempelajari dan memahami makna yang terkandung serta hikmah dan perjuangan di dalam peringatan hari-hari besar tersebut.
Bapak Wakasek Irhadi mengatakan bahwa :
Kegiatan memperingati hari-hari besar agama islam di sekolah bukan sekedar acara biasa, akan tetapi diharapkan kepada siswa supaya beul-betul mengintegrasi, mengamalkan dan meetik pelajaran dari setiap kisah dibalik peristiwa hari besar tersebut. Kami berharap mereka dapat menjadikan rasulullah sebagai tauladan dalam menjalani kehidupan.
Mampu mengamalkan ajaran agama yang diperoleh dari ceramah yang disampaikan pada saat acara.27
Geger sebagai ketua OSIS menguatkan pernyataan Irhadi dengan mengatakan bahwa “ saya senang mengikuti acara maulid baik di sekolah maupun di masjid dekat rumah yang biasanya dirangkai engan berbagai macam lomba. Saya senang mendengar kisah kehidupan Nabi.”.28
Wakasek kurikulum juga mengatakan bahwa :
Dalam kegiatan Nuzul Qur‟an dan Isra‟ Mi‟raj, kepala sekolah mengundang tuan guru dari luar untuk menyampiakn ceramah terkaiat tema undangan hari besar tersebut.
Peringatan nuzulul Qur‟an, disampaikan kisah turunnya AlQur‟an dan isra‟ mi‟raj menceritakan kisah turunnya perintah shalat. Kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat besar bagi para siswa untuk meningkatkan iman taqwa dan mengetahui bagaimana peristiwa diturunkannya Al-Qur‟an dan perintah untuk shalat.29
Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa :
27 Wawancara ,Irhady KW, di Ruang Guru , 4 Februari 2021
28Wawancara ,Irhady KW, di Ruang Guru , 4 Februari 2021
29 Wawancara ,Dini M., di Ruang Guru , 4 Februari 2021)
82 Terlihat semua siswa hadir pada acara isra‟mi‟raj. Mereka bersemangat untuk menghadiri acara tersebut sekalipun diadakan pada hari libur. Kepala sekolah mengundang serang tuan guru. Para siswa pun terlihat khusyuk mendengarkan tausiyah dari tuan guru yang mengisi acara tersebut.30
Selain maulid, isra‟ mi‟raj dan nuzul Qur‟an, kegiatan halal bihalal setelah merayakan hari raya idul fitri juga menjadi program tahunan di SMK N I Kopang bagi semua warga sekolah dalam upaya memperkuat tali silaturrahmi sebagimana yang dikatakan oleh Zaenudin yang mengatakan bahwa :
setelah libur lebaran, kami mengadakan kegiatan halal bihalal dengan tujuan untuk mempererat tali silaturrahmi antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa lainnya.
Kegiatan ini juga sebagai ajang saling memaafkan antar warga sekolah. Acara halal bihalal dilengkapi dengan tausiyah dari salah seorang guru yang ditunjuk supaya kegiatan tersebut bukan sekedar bersalaman, namun dapat memberi mangfaat lain seperti menambah penegetahuan agama siswa.31
2. Model Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Religius di SMK N I Kopang
Kepala sekolah merupakan pemimpin yang paling berhak dalam menentukan sebuah kebijakan termasuk tentang pengembangan budaya religius di sekolah. Dalam mewujudkan tujuan pengembangan budaya religius tersebut, kepala SMKN 1 Kopang menggunakan beberapa model strategi pengembangan budaya religius di sekolah, diantaranya yaitu :
a. Menetapkan Kebijakan tentang Budaya Religius
30 Observasi ,di SMK N I Kopang, 15Februari 2021
31 Wawancara ,Zaenudin, di Ruang Guru , 5Februari 2021