• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengecekan Keabsahan Data

BAB III METODE PENELITIAN

G. Pengecekan Keabsahan Data

Menguji keabsahan data ditujukan untuk membuktikan hal yang diteliti sesuai dengan kenyataan sehingga informasi yang diperoleh valid. 16 Supaya data yang diperoleh lebih valid, peneliti perlu memeriksa keakuratan hasil temuan tersebut. Teknik yang dapat penelitin gunakan adalah

1. Ketekunan

Ketekunan dapat membuat peneliti melakukan observasi secara lebih cermat dan kontinyu.17 Ketekunan dalam observasi sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif untuk menghindari data yang salah dari responden.

16 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), 122

17 Sugiyono, Memahami Penelitian, 124

56 2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengecekan data yang memanfaatkan suatu pemikiran dengan sesuatu yang lainnya. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pengecekan melalui sumber lain.18

Triangulasi dilakukan dengan 3 cara, yaitu : a. Triangulasi sumber

Dalam hal ini, Peneliti membandingkan data hasil wawancara dari informan dengan hasil observasi, dan hasil wawancara dengan dokumen yang relevan. Hal ini bertujuan untuk menguji validitas data serta menghindari dari kesalahan dalam menganalisis data.

Peneliti akan mengadakan wawancara, kemudian di lain waktu mengobservasi serta mendokumentasikan.

b. Triangulasi teknik

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengecekan kepada sumber data yang berbeda dengan metode yang sama. Informasi digali dari satu informan ke informan yang lain, untuk mengumpulkan data dan membandingkan data yang diperoleh. Teknik triangulasi yang dilakukan peneliti membandingkan data atau keterangan yang diperoleh dari responden sebagai sumber data dengan dokumen-dokumen dan realita yang ada di SMKN 1 Kopang.

18 Sugiyono, Memahami Penelitian, 125

57 c. Triangulasi Teori

Triangulasi teori yaitu mengecek suatu kebenaran data satu atau elbih teori dengan kata lain bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

Dalam penelitian ini, peneliti lebih cenderung menggunakan triangulasi teknik. Manfaat dari triangulasi ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan penelitian, menciptakan inovasi memahami fenomena, mengungkap temuan unik, mengintegrasikan teori dan memberi pemahaman yang jelas tentang masalah. Manfaat lainnya adalah mendekatkan hubungan sosial peneliti dengan informan, meningkatkan pemahaman peneliti terhadap masalah yangditeliti. Sehingga keprecayaan peneliti terhadap data yang diperoleh semakin kuat, dan penelitiyakin

kredibelitas data yang diperoleh.

58 BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi penelitian

1. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya SMK N I Kopang

Pendidikan merupakan upaya mewujudkan proses kegiatan belajar mengajar sehingga peserta didik aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak karimah, serta skill yang dibutuhkan pribadi, masyarakat, bangsa dan negara.

SMK N I Kopang, berdiri tahun 2003 di Dusun Ngorok, Desa Kopang Rembiga, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang didirikan sebagai tempat pendidikan masyarakat di Kecamatan Kopang dan sekitarnya.

Tahun demi tahun SMK Negeri I Kopang mengalami progress, baik kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas, nilai akreditasi SMKN 1 Kopang terus mengalami peningkatan hingga nilai A, prestasi akademik yang diraih siswa, serta tersedianya fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar dan lain sebagainya.

Sejak berdiri hingga sekarang, SMK N I Kopang telah banyak mengukir prestasi terutama di Kecamatan .Selain di kecamatan, sekolah ini juga telah berhasil meraih prestasi di tingkat kabupaten, provinsi serta nasional, baik akademik maupun non akademik.

59 SMK Negeri I Kopang memiliki sarana prasarana yang cukup lengkap, diantaranya yaitu 30 unit gedung yang terdiri dari 21 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 2 ruang guru, 1 gedung perpustakaan,1 ruang Laboratorium IPA, 4 unit ruang praktik siswa dengan 58 orang guru. Siswa yang bersekolah disini, berasal dari wilayah Kecamatan Kopang, Kecamatan Batu Kliang, dan ada yang bertempat tinggal di Kabupaten Lombok Timur karena sekolah ini berdekatan dengan perbatasan wilayah Kabupaten Lombok timur dengan menggunakan kurikulum 2013.

2. Landasan Hukum

Diantara landasan hukum yang digunakan adalah :

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan

60 Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 5410);

d. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

e. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah a. Visi Sekolah

61 Visi SMK N I Kopang yaitu: Mewujudkan Anak Didik Yang Religius, Kreatif, Inovatif, dan Berwawasan Global.

b. Misi Sekolah

Diantara misi SMK N I Kopang adalah :

1) Mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan sekolah.

2) Mewujudkan profesionalisme serta mutu pendidikan dan tenaga pendidikan.

3) Terwujudnya lingkungan bersih, rapi dan menanamkan cinta kebersihan dan keindahan kepada seluruh komponen sekolah.

4) Terwujudnya suasana pergaulan berasaskan iman dan taqwa.

5) Terwujudnya manajemen sekolah yang transparan dan partisipatif dengan mengimplikasikan seluruh komponen sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait.

4. Profil Sekolah

Berikut ini profil SMKN 1 Kopang : Tabel 4.1

1. Identitas Sekolah

1 Nama Satuan Pendidikan : SMKN 1 KOPANG

2 NPSN : 50205219

3 Jenjang Pendidikan : SMK 4 Status Sekolah : Negeri

5 Alamat Sekolah : JL. DARUSSALAM NGOROK KOPANG

RT / RW : 0 / 0

Kode Pos : 83553

Kelurahan : Kopang Rembiga

Kecamatan : Kec. Kopang

Kabupaten/Kota : Kab. Lombok Tengah

62 Profil Sekolah

2. Data Pelengkap

7 SK Pendirian Sekolah : 391 Tahun 2003 8 Tanggal SK Pendirian : 2003-09-19

9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah 10 SK Izin Operasional : 391 Tahun 2013 11 Tgl SK Izin Operasional : 2003-09-19 12 Kebutuhan Khusus

Dilayani :

13 Nomor Rekening : 0152200005114

14 Nama Bank : BANK NTB

15 Cabang KCP/Unit : CAPEM KOPANG 16 Rekening Atas Nama : SMKN 1 KOPANG

17 MBS : Ya

18 Memungut Iuran : Ya (Tahunan) 19 Nominal/siswa : 130,000

20 Nama Wajib Pajak : BEND.PEMEGANG KAS SMK NEGERI 1 KOPANG

21 NPWP : 004362547915000

3. Kontak Sekolah

20 Nomor Telepon : 03706156028

21 Nomor Fax :

22 Email : [email protected]

23 Website : http://www.smkn1kopang.sch.id 4. Data Periodik

24 Waktu Penyelenggaraan : Pagi/6 hari 25 Bersedia Menerima Bos? : Ya

26 Sertifikasi ISO : 9001:2008 27 Sumber Listrik : PLN 28 Daya Listrik (watt) : 33000

29 Akses Internet : Telkom Speedy 30 Akses Internet Alternatif : Smartfren 5. Sanitasi

Sustainable Development Goals (SDG)

31 Sumber air : Ledeng/PAM

Provinsi : Prov. Nusa Tenggara Barat

Negara : Indonesia

6 Posisi Geografis : -8.6298717 Lintang

116.35557 Bujur

63 32 Sumber air minum : Disediakan oleh siswa

33 Kecukupan air bersih : Cukup sepanjang waktu

34

Sekolah menyediakan jamban yang dilengkapi dengan fasilitas

pendukung untuk digunakan oleh siswa berkebutuhan khusus

: Tidak

35 Tipe jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok) 36 Sekolah menyediakan

pembalut cadangan : Menyediakan dengan cara memberikan secara gratis

37

Jumlah hari dalam

seminggu siswa mengikuti kegiatan cuci tangan berkelompok

: 6 hari

38 Jumlah tempat cuci

tangan : 50

39 Jumlah tempat cuci

tangan rusak : 0

40

Apakah sabun dan air mengalir pada tempat cuci tangan

: Ya

41

Sekolah memiiki saluran pembuangan air limbah dari jamban

: Ada saluran pembuangan air limbah ke tangki septik atau IPAL

42

Sekolah pernah menguras tangki septik dalam 3 hingga 5 tahun terakhir dengan truk/motor sedot tinja

: Tidak/Tidak tahu

Stratifikasi UKS 43

Sekolah memiliki selokan untuk menghindari genangan air

: Ya

44

Sekolah menyediakan tempat sampah di setiap ruang kelas (Sesuai permendikbud tentang standar sarpras)

: Ya

45

Sekolah menyediakan tempat sampah tertutup di setiap unit jamban

: Tidak

64 perempuan

46

Sekolah menyediakan cermin di setiap unit jamban perempuan

: Tidak

47

Sekolah memiliki tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang tertutup

: Tidak

48

Sampah dari tempat pembuangan sampah sementara diangkut secara rutin

: Ya

49

Ada perencanaan dan penganggaran untuk kegiatan pemeliharaan dan perawatan sanitasi sekolah

: Ya

50

Ada kegiatan rutin untuk melibatkan siswa untuk memelihara dan merawat fasilitas sanitasi di sekolah

: Ya

51

Ada kemitraan dengan pihak luar untuk sanitasi sekolah

:

Ada, dengan pemerintah daerah Ada, dengan perusahaan swasta Ada, dengan puskesmas

Ada, dengan lembaga non- pemerintah

52 Jumlah jamban dapat

digunakan :

Jamban laki-laki

Jamban perempuan

Jamban bersama

3 3 3

53 Jumlah jamban tidak

dapat digunakan :

Jamban laki-laki

Jamban perempuan

Jamban bersama

0 0 0

Sekolah memiliki kegiatan dan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang sanitasi sekolah

Variabel

Kegiatan dan Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

Guru

Ruang

Kelas Toilet Selasar

Ruang

UKS Kantin

53 Cuci Tangan ✓ ✓ ✓ ✓

65 54 Kebersihan dan

Kesehatan ✓ ✓ ✓ ✓

55

Pemeliharaan dan perawatan

toilet ✓ ✓

56 Keamanan pangan

57 Ayo minum air ✓ ✓

66 5. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi SMK N I Kopang : Bagan 4.2

STRUKTUR ORGANISASI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KOPANG

TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

67 6. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana yang memadai merupakan salah satu pendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan lingkungan yang nyaman bagi seluruh warga sekolah SMK N I Kopang. Sarpras di SMK N I Kopang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Sarana dan Prasarana SMKN 1 Kopang Jumlah Ruang Kelas Asli Jumlah ruang

lain digunakan ruang kelas (e)

Jumlah ruang

yang digunakan

untuk ruang kelas f =

(d+e) Ruang

Kelas

Ukuran 7x9 m2

(a)

Ukuran

>63 m2 (b)

Ukuran

<63 m2 (c)

Jumlah d (a+b+c)

Ruang Kelas

21 21 21

Jenis Ruang Juml ah

Ukuran (m2)

Jenis Ruang Jumlah Ukuran (m2) 1. Perpustakaan 1 15 x 9 6. Kesenian -

2. Lab. IPA 1 15 x 9 7.

Keterampilan

-

68

3. Lab. Komputer 1 1 8. Serbaguna 1

4. Lab. Audio Video 1 9. Musolla 1

5. Lab. Multimedia 1 6. R. Praktik siswa 4

B. Manajemen Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Religius di Sekolah

strategi pengembangan budaya religius dapat dilakukan dengan tiga tataran, yaitu tataran nilai, tataran praktik dan tataran simbol budaya dan dapat dilakukan melalui keteladanan, pembiasaan dan persuasif.

Adapun strategi pengembangan budaya religius di sekolah dilakukan melalui power strategi, persuasive strategi dan normative educative.

Sekolah berbudaya religius dapat diwujudkan melalui kebijakan kepala sekolah.

Kegiatan keagamaan yang dilaksankan di SMKN 1 Kopang merupakan saah satu srategi kepla sekolah dalam mewujudkan budaya religius. Hal ini bertujuan untuk pembiasaan bagi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan kegiatan keagamaan sehingga mereka dapat memperoleh nilai religi dari kegiatan yang diikuti.

Terkait dengan langkah-langkah kepala sekolah dalam mewujudkan budaya religius di sekolah, peneliti akan memaparkan hasil penemuan di lapangan sebagai berikut :

69 1. Langkah-langkah kepala sekolah dalam pengembangan budaya

religius di SMK N I Kopang

Untuk mewujudkan budaya religius di sekolah, kepala sekolah menetapkan kebijakan sebagai langkah atau strategi yang harus diterapkan, yaitu :

a. Menciptakan Suasana Religius

Terkait upaya untuk mewujudkan budaya religius di sekolah, kepala sekolah mempunyai strategi yang harus dilakukan sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan Ibu Dini Marlina yang mengatakan bahwa :

Tentunya kepala sekolah dan guru-guru sangat sering menyampaikan akan pentingnya menerapkan dan mengembangkan budaya religius. Mereka berkomitmen untuk memberikan sangsi terhadap peserta didik yang melanggar aturan yang ditetapkan. Oleh karena itu, peserta didik dibawah bimbingan dan pengawasan guru akan terbiasa untuk menerapkan budaya religius sehingga terwujud suasana lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan bernilai religi. 1 Menciptakan suasana lingkungan religius adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mengembangkan budaya religius di sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan, menunjukkan bahwa : “wakasek bagian kurikulum menyusun jadwal piket kebersihan setiap pagi hari yang melibatkan petugas

1 Wawancara, Dini Marlina, di Ruang Guru, 2 Februari 2021

70 kebersihan sekolah dan peserta didik dibawah pengawasan wali kelas masing-masing”. 2

Kehadiran guru lebih awal di sekolah dapat memberikan teladan bagi peserta didik. Hal ini merupakan strategi pula untuk mewujudkan budaya religius. Seperti yang disampaikan oleh Irhady yang mengatakan bahwa :

Saya datang ke sekolah lebih awal daripada yang lainnya.

Saya ditugaskan oleh kepala sekolah untuk memantau program tiap pagi sekaligus sebagai pemberi contoh bagi peserta didik. Ini adalah strategi pembiasaan kepada peserta didik supaya datang sekolah tepat waktu tanpa terlambat.

Menjaga kebersihan dengan memungut sampah, memutar asmaul husna sebelum bel berbunyi untuk memperkenalkan peserta didik akan asma Allah. Selain itu, saya juga membiasakan para siswa untuk menerapkan 5S yaitu salam, sapa, senyum, sopan dan santun sesuai harapan kepala sekolah. 3

Teladan yang ditunjukkan guru kepada siswanya akan menanamkan pembiasaan yang baik. hal tersebut sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti.

Peneliti mengamati sikap dan kebiasaan peserta didik ketika datang ke sekolah. Mereka bersalaman dengan mencium tangan guru yang ditemukan hair lebih awal pada pagi itu kemudian guru menyambut baik dan menyapa sisa yang datang. Peneliti juga melihat beberapa siswa langsung ikut membantu gurunya untuk membersihkan lingkungan sekolah sebelum bel berbunyi dan ada juga yang terlihat langsung masuk kelas setelah bersalaman dengan gurunya.4

Guru bukan hanya memberi teladan, akan tetapi membiasakan siswa untuk menerapkan budaya 5S dan

2 Observasi ,di SMK N I Kopang (Rabu, 3 Februari 2021)

3 Wawancara ,Irhady Kusuma W, di Halaman Sekolah , 2 Februari 2021

4 Observasi ,di SMK N I Kopang , 3 Februari 2021

71 menanamkan pembiasaan yang bernilai religi seperti memutar asmaul husna dan penting menjaga kebersihan. Pembiasaan yang bernilai religi tersebut termasuk strategi untuk mewujudkan dan mengembangkan budaya religius di sekolah sebagaimana pendapatnya Geger selaku siswa yang mengatakan bahwa

Hari ini, saya punya jadwal piket di kelas sehingga saya tidak membantu pak guru membersihkan halaman sekolah. Sudah menjadi kebiasaan bagi kami selaku siswa jika ada piket kelas, maka kami langsung ke kelas untuk mengerjakan tugas. Jika tidak ada piket kelas, maka kami membantu guru pembersihan di luar kelas.5

Pembiasaan yang diterapkan di sekolah diharapkan supaya siswa dapat menerapkannya pula dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah lain yang diterapkan kepala sekolah yaitu seperti yang dikatakan oleh Dini Marlina, mengatakan bahwa :

Strategi kepala sekolah untuk mewujudkan budaya religius di sekolah dilakukan dengan menyediakan perlengkapan yang dibutuhkan siswa seperti perlengkapan ibadah berupa Al- Qur‟an, buku religi, buku amalan atau buku amalan lain kemudian memberi sangsi atau peringatan kepada siapapun yang merusak perlengkapan tersebut.6

Hasil observasi peneliti juga menunjukkan bahwa “Kepala SMKN 1 Kopang memanfaatkan simbol-simbol religi seperti kaligrafi dan kata-kata mutiara bijak yang ditempel didinding- dinding kelas dengan harapan dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam menerapkan budaya religius setiap hari di sekolah”.7

5 Wawancara, Geger, di Kelas , 3 Februari 2021

6 Wawancara, Dini Marlina, di Ruang Guru, 5 Februari 2021

7 Observasi ,di SMK N I Kopang, 5 Februari 2021

72 Terkait hal tersebut di atas, Farah Hyrunisa mengatakan bahwa :

Dalam menanamkan budaya religius bagi siswa di sekolah, kami para guru menjadikan simbol religi seperti kaligrafi Al- Qur‟an dan Hadits yang ditempel di tembok sekitar sekolah.

Simbol-simbol tersebut dapat menjadi ajakan dan memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan kebaikan sehingga dapat tercipta lingkungan sekolah berbudaya religius.8

Berdasarkan hasil interview dan observasi diatas, menunjukkan bahwa menciptakan susasa religius di sekolah seperti pembiasaan siswa untuk memutar asmaul husna, menjaga kebersihan dan menerapkan budaya 5S merupakan strategi yang telah diterapkan SMKN 1 Kopang untuk mengembangkan budaya religius.

b. Kegiatan Shalat Dhuha dan Gema Al-Qur’an

Pembiasaan kepada warga sekolah seperti guru dan siswa untuk melaksanakan shalat dhuha dan mengadakan kegiatan gema Al-Qur‟an merupakan strategi atau langkah untuk mengembangkan budaya religius di SMKN 1 Kopang, seperti yang dikatakan oleh Hawani, yang mengatakan bahwa :

Salah satu kebijakan yang dibuat kepala sekolah bersama dewan guru adalah shalat dhuha dan gema Al-Qur‟an selama 15 menit setelah belajar. Kegiatan gema Al-Qur‟an yang dilakuakn dapat berupa membaca Qur‟an bersama- sama, tahsin Al-Qur‟an atau tahfiz Al-Qur‟an. Kegiatan ini dilakukan sebagai pendidikan dan peringatan serta meningkatkan kesadaran bagi warga sekolah akan pentingnya ibadah. Selain itu, kegiatan ini juga Ini juga

8 Wawancara ,Dini Marlina, di Ruang Guru, 5 Februari 2021

73 dilakukan untuk membentuk karakter anak sesuai dengan kurikulim yang digunakan di sekolah. Ya, tentunya kepala sekolah dan guru menjadi tauladan bagi siswa dalam kegiatan di sekolah. Sekalipun tidak semua yang ikut, akan tetapi ada yang mengawasi dan membimbing kegiatan tersebut.9

Hasil observasi peneliti juga menunjukkan bahwa SMK N I Kopang membiasakan siswanya untuk membaca Qur‟an sebelum belajar.

Setelah jam istirahat, bel berbunyi tanda masuk kelas.

Sebelum masuk ke kelas masing-masing, para siswa mengambil air wudhu dan membaca Al-Qur‟an bersama- sama sebelum pelajaran dimulai yang dibimbing oleh guru.

Etelah itu, guru memberikan ceramah singkat dan berdoa bersama sebelum mulai belajar.10

Sebagaimana pula yang dikatakan oleh Zainuddin, yang mengatakan bahwa :

Kegiatan yang dilakukan secara kontinyu seperti pembiasaan shalat dhuha dan gema Al-Qur‟an dapat menjadi penilaian terhdap keseriusan siswa mengikuti dan menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam setiap kegiatan, kedisiplinan, serta tentang sikap siswa. Selain itu, terdapat pula nilai luhur yang terdapat didalamnya, seperti membaca Qur‟an, berarti siswa menghargai dan mencintai Al-Qur‟an dan mendapat keberkahan dalam shalat dhuha.11

Program shalat dhuha bukan hanya menanamkan kebiasaan kepada siswa untuk melaksanakan ibadah sunnah, tetapi juga untuk mengajarkan dan menanamkan sikap disiplin dan tanggung jawab.

Sebagaimana hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa :

Berdasarkan pengamatan peneliti, kegiatan shalat dhuha dan gema Al-Qur‟an dilakukan pada hari senin sampai kamis.

9 Wawancara ,Hawani, di Ruang guru, 14Januari 2021

10 Obeservasi ,di SMK N I Kopang , 15 Januari 2021

11 Wawancara ,Zaenudin, di Ruang Kepala Sekolah, 14 Januari 2021

74 Setelah membaca Qur‟an, wakasek kurikulum mengakhiri kegiatan dengan doa, mendoakan pendiri lembaga, kepala sekolah, guru, kemudian siswa-siswi jika ada yang sakit, serta memberikan nasihat kepada para siswa.12

Meningkatkan nilai religius siswa di SMKN 1 Kopang dapat dilakukan melalui kegiatan shalat dhuha dan gema Al-Qur‟an, seperti yang dikatakan oleh Irhady saat wawancara yang mengatakan bahwa :

Kami melaksanakan shalat dhuha dan gema Al-Qur‟an setelah jam istirahat pertama. Kegiatan ini dapat membiasakan para siswa untuk terbiasa ibadah tepat waktu.

Setelah selesai, kami menutup kegiatan dengan doa pusaka yang ada didalam hizib nahdlatul wathan. Anda kan tahu bahwa NW adalah organisasi terbesar di Lombok dan hizib merupakan doa yang sangat bagus dan banyak khasiatnya sehingga kami menggunakannya sebagai doa. Setelah itu, saya bersama siswa membaca fatihah untuk pendiri, kepala sekolah, guru dan siswa yang mungkin sedang sakit supaya sembuh kemudian baru saya suruh mereka masuk kelas.

Sedangkan khusus untuk hari rabu, kami tambah dengan tausyiah untuk menambah pengetahuan agama untuk para siswa.13

Kegiatan rutin seperti ini dapat memberikan kemudahan bagi guru untuk mengkondisikan siswa dalam upaya penanaman nilai religi sehingga dapat menumbuhkan kesdaran bagi siswa untuk mengamalkan ajaran agama, seperti yang dikatakan oleh Dini Marlina, bahwa :

“untuk membentuk karakter anak yang taat beribadah, akmi melakukan kegiatan gema Al-Qur‟an untuk memupuk, menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan siswa kepada Al-

12 Observasi ,di SMK N I Kopang , 19-22 Januari 2021

13 Wawancara, Irhady Kusuma, di Ruang Guru, 22 Januari 2021

75 Qur‟an , membiasakan mereka membawa Al-Qur‟an saat waktu luang”.14

c. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa kegiatan sholat dhuha dan gema Al-Qur‟an merupakan salah satu diantara sekian upaya sekolah dalam menerapkan budaya religius.

Kegiatan ini juga termasuk kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk menanamkan ilmu dan pengetahuan agama serta mampu mempraktikkannya dalam kehidupan setiap hari. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan yang langsung menghubungkan siswa dengan Allah melalui membaca Qur‟an bersama, shalat, diskusi agama dan doa bersama serta saling mendoakan.

d. Do’a Bersama sebelum Belajar

Doa bersama merupakan kegiatan rutin tiap hari sebelum masuk kelas. Hal ini merupakan strategi untuk meningkatkan disiplin dan meraih keberkahan dalam belajar seperti yang dikatakan oleh Irhady yang mengatakan bahwa :

Kegiatan doa bersama setiap pagi di halaman sebelum masuk kelas merupakan pendekatan dala upaya meningkatkan kualitas agama para siswa. Sedangkan kelas tiga memiliki niat khusus supaya lulus ujian akhir. Kegiatan ini bukan hanya sekedar kegiatan rutin biasa, akan tetapi membiasakan siswa untuk terbiasa berdoa dalam setiap masalah dan kegiatan yang ingin dilakukan sesuai tujuan dan niat masing- masing.15

14 Wawancara ,Dini Marlina, di ruang Guru, 20 Januari 2021

15 Wawancara ,Zaenudin, di Ruang Kepala Sekolah, 15 Januari 2021

76 Kegiatan rutin doa bersama tersebut juga ditunjukkan saat peneliti melakukan observasi.

Bel berbunyi pukul 07.15 pagi, mendengar bunyi bel, siswa berkumpul di halaman sekolah untuk melakukan doa bersama yang dibimbing dan didampingi oleh guru yang hadir pagi itu. Setelah berdoa, para siswa masuk ke kelas masing- masing untuk mengikuti kegiatan belajar. Ada juga terlihat beberapa siswa yang bersalaman dengan gurunya sebelum ke kelas..16

Doa yang dibaca pada saat siswa melakukan doa bersama adalah shalawat, seperti yang dikatakan oleh Irhady yang mengatakan bahwa :

yang termasuk salah satu doa yang rutin dibaca setiap pagi adalah shalawat supaya mendapat keberkahan dan ridho Allah.

Sholawa ini kami ambil ari sekian kumpulan shalawat. Para siswa secara bergilir memimpin doa pagi. Shalawat ini memiliki makna yang luar biasa sehingga kepala sekolah memilihnya menjadi salah satu doa pagi yang wajib dilantunkan..17

Tujuan diadakannya doa bersama dijelaskan juga oleh guru Pendidikan Agama islam sebagaimana yang dikatakan oleh Hawani, guru PAI SMKN 1 Kopang yang mengatakan bahwa :

Sya selaku guru PAI di sekolah ini sering memberikan nasihat dan motivasi kepada siswa bahwa kegiatan doa bersama di waktu pagi bukan hanya sekedar berkumpul biasa, bukan untuk menjemur siswa akan tetapi kegiatan doa ini dapat mendoakan ibu bapak mereka, supaya selamat dan sekian manfaat lainnya. Saya mengatakan seperti ini kepada mereka supaya mereka menjadi lebih bersemangat dan senantiasa berdoa.18

Suprianto yang bertugas sebagai guru pembimbing pada saat doa bersama memanfaatkan momen tersebut untuk menanamkan

16 Observasi , SMK N I Kopang, 15 Januari 2021

17 Wawancara ,Irhady Kusuma W, Ruang Guru, 15 Januari 2021

18 Wawancara, Hawani, Ruang Guru, 15 Januari 2021

Dokumen terkait