• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikatur

Dalam dokumen "iull ztJii (Halaman 41-47)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

3. Implikatur

a. “Hindarkan kekaburan”;

b. “Hindari kedwimaknaan”;

c. “Anda harus berbicara singkat”.

b. Ciri-ciri implikatur percakapan

Adapun cirri-ciri implikatur percakapan adalah sebagai berikut:

1) Sebagai implikatur percakapan dapat dibatalkan dalam hal tertentu, umpamanya dengan menambahkan suatu klausa yang mengatakan bahwa seseorang tidak mau memakai atau menggunakan implikatur percakapan itu, atau dengan memberikan suatu konteks untuk membatalkan implikatur itu.

2) Biasanya tidak ada cara yang lain untuk mengatakan apa yang dikatakan dan masih mempertahankan implikatur yang bersangkutan.

3) Implikatur percakapan mempersyaratkan pengetahuan terlebih

Menurut Jalaluddin (1991) bahwa kita tidak dapat membentuk atau menafsirkan implikatur tanpa merujuk pada yang telah dikatakan. Apa yang telah dikatakan merujuk pada ujaran yang implisit atau eksplisit.

Ditambahkan pula, bahwa dalam membicarakan implikatur ada dua proses yang saling berkaitan, antara lain:

1) Interpretasi implikatur 2) Simpulan implikatur

Kombinasi antara interpretasi implikatur dan simpulan implikatur akan membentuk implikatur. Interpretasi implikatur ialah interpretasi (tafsiran) yang dibuat oleh pendengar sendiri berdasarkan jabawan penutur. Interpretasi ini terbentuk dari ujaran penutur yang disampaikan secara implisit. Ujaran ini diproses dalam lingkungan konteks yang dipahami oleh penutur dan pendengar. Peranan interpretasi makna implikatur yaitu bukan hanya untuk mewujudkan sembarang implikasi konteks tertentu, melainkan ia berperan untuk membentuk kandungan yang bisa dirujuk untuk suatu ujaran yang merupakan syarat utama yang penting dalam segala implikasi konteks. Oleh karena itu, setelah implikasi konteks pendengar akan membuat kesimpulan implikatur yang dianggap benar.

d. Fungsi Implikatur

Levinson (dalam Nababan 1987), membagi atas empat fungsi atau kegunaan konsep implikatur adalah sebagai berikut:

1) Konsep implikatur memungkinkan penjelasan fungsional yang bermakna atas fakta-fakta kebahasaan yang tidak terjangakau oleh teori linguistik;

2) Konsep implikatur memberikan suatu penjelasan yang eksplisit tentang kemungkinan bahwa apa yang diucapkan secara lahiriah berbeda dari apa yang dimaksud (pemakai bahasa dapat mencakup pesan yang dimaksud)

3) Konsep implikatur ini kelihatannya dapat menyederhanakan pemberian sistematik dan perbedaan hubungan antara klausa, walaupun klausa-klausa itu dihubungkan dengan kata-kata struktur yang sama; dan

4) Tidak semua implikatur dapat memerankan berbagai fakta yang secara lahiriah kelihatan tidak berkaitan atauberlawanan, seperti:

“ dia cantik sekali”, bisa saja berarti sebaliknya.

Menurut Darwis (1991) bahwa penggunaan atau fungsi implikatur cukup banyak dijumpai dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari, terutama dalam percakapan informal dan rubrik, pojok, atau sudut pada koran, berfungsi untuk menyatakan penolakan, menyatakan permintaan, mengemukakan pendapat yang berlawanan, dan memecahkan suatu permasalahan, yang kalau diucapkan secara langsung (eksplisit) dikhawatirkan menyinggung perasaan sehingga dapat berakibat tidak berterima.

e. Aturan Penggunaan Implikatur

Menurut Allan (dalam Wijana, 1996), bahwa dalam berbica atau percakapan, penutur dan lawan tutur sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi (penafsiran) makna terhadap tuturan-tuturannya. Grice (dalam Wijana.1996), bahwa ada seperangkat prinsip kerja sama yang mengatur kegiatan percakapan sebagai suatu tindakan berbahasa yang harus dilakukan antara penutur dan lawan tutur. Ditambah pula bahwa di dalam melaksanakan prinsip kerja sama itu, setiap penutur harus memahami empat prinsip kerja sama (maksim) percakapan, sebagai berikut:

1) Maksim kuantitas

a) Jadikan kontribusi anda seinformatif mungkin yang diperlukan.

b) Jangan membuat kontribusi lebih informatif dari yang diperlukan.

2) Maksim kualitatif

a) Jangan kata apa yang dianggap sebagai pernyataan yang salah.

b) Jangan katakan kalau buktinya kurang memadai.

3) Maksim hubungan (relevan) Pernyataan anda harus relevan 4) Maksim cara

a) Hindari pernyataan yang kabur b) Hindari ketaksaan

c) Anda harus berkata secara singkat d) Anda harus berbicara secara teratur.

Di samping itu, menurut Leech (dalam Wijana, 1996), mengajukan enam prinsip kesopanan dalam percakapan, sebagai berikut:

1. Maksim bijaksana

Maksim ini menggariskan setiap peserta pertuturan untu meminimalkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan keuntungan orang lain.

2. Maksim penerimaan

Maksim ini mewajibkan setiap peserta tindak tutu untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri dan meminimalkan keuntungan diri sendiri.

3. Maksim penghargaan

Maksim ini menuntut setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain.

4. Maksim kerendahan hati

Maksim ini menuntut setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan ketidak-hormatan kepada diri sendiri dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri.

5. Maksim pemufakatan

Maksim ini menggariskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kesepakatan di antara mereka dan meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka.

6. Maksim simpati

Maksim ini mengharuskan setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan rasa antipati kepada lawan tutur.

Dalam percakapan sehari-hari, prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan sama-sama berfungsi dan bekerja. Pada suatu keadaan, prinsip kesopanan yang lebih dominana atau menentukan. Dalam keadaan yang lain, prisnsip kerja samalah yang lebih menentukan apa yang sewajarnya dituturkan pembicara dan bagaimana seharusnya cara menginterpretasikan (menafsirkan) apa yang didengar oleh pendengar (Nababan, 1987).

f. Kegunaan Konsep Implikatur

Adapun kegunaan konsep implikatur , terdiri atas empat butir, yakni:

1) Konsep implikatur memungkinkan penjelasan fungsional yang bermakna atas fakta-fakta kebahasaan yang tidak terjangkau oleh teori linguistik.

2) Konsep implikatur memberikan suatu penjelasan tegas/ eksplisit tentang bagaimana mungkinnya bahwa apa yang diucapkan secara lahiriah berbeda dari apa yang dimaksud dan bahwa pemakai bahassa itu mengerti (menangkap) pesan yang dimaksud.

3) Konsep implikatur tampaknya dapat menyederhanakan pemerian semantik dari perbedaan hubungan antar klusa, walaupun klausa- klausa itu dihubungkan dengan kata-kata struktur yang sama.

4) Bahwa hanya beberapa butir saja dasar-dasar implikatur dapat menerangkan berbagai macam fakta/ gejala yang secara lahiriah kelihatan tidak berkaitan/ berlawanan.

Dalam dokumen "iull ztJii (Halaman 41-47)

Dokumen terkait