• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan

Dalam dokumen "iull ztJii (Halaman 80-86)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Pada bagian terdahulu telah dipaparkan bahwa pengertian implikatur yang dirujuk oleh penulis mengacu kepada teori yang dikemukakan oleh Nababan dalam buku yang berjudul Ilmu pragmatik, demikian pula H.P Grice. Data buku itu, Nababan menjelaskan bahwa implikatur adalah menerangkan perbedaan antara yang diucapkan dengan apa yang diimplikasikan. Oleh karena itu, komunikasi dalam suatu pembicaraan atau percakapan antara penyapa dan pesapa sangat ditentukan oleh situasi dan kondisi (konteks) yang dapat mempengaruhi kejelasan makna menjelaskan makna. Walaupun terkadang pendengar atau pembaca sulit untuk menafsirkan maksud kata-kata yang diucapkan seseorang, ada pula pendengar atau pembaca yang langsung dapat menafsirkan dengan tepat implikasi suatu pembicaraan. Hal ini disebabkan penyapa dan pesapa mempunyai latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang sama.

Penggunaan implikatur atau percakapan sehari-hari sangat penting, karena maksud dan tujuan yang ingin disampaikan dapat menembus pemikiran dan pemahaman pendengar dan ternyata dalam implikatur ini jarang sekali terjadi kesalah tafsiran.

Setelah melakukan analisis data yang diperoleh dari sampel, penulis menemukan bahwa peranan tafsiran implikatur adalah bukan untuk mewujudkan sembarang implikasi konteks tertentu tetapi ia berperan untuk membentuk kandungan yang bisa dirujuk untuk suatu ujaran, dimana merupakan syarat utama yang penting dalam segala implikasi konteks.

Setelah implikasi konteks, pendengar akan membuat kesimpulan implikatur yang dianggap benar. Setiap kesimpulan yang diambil adalah selalu kesimpulan yang tepat. Dengan demikian analisis yang dikemukakan penulis mendukung teori yang dikemukakan Nababan dalam bukunya.

Bertolak dari analisi sebelumnya, penulis melihat bahwa implikatur itu muncul Karen adanya keinginan untuk menyampaikan informasi tertentu, dengan dilindungi oleh kata-kata yang halus dan sopan, sehingga tidak terjadi kesalah tafsiran dan ketidak tepatan andaian maupun kesimpulan impplikatur oleh pesapa atas implikatur yang telah dipergunakan oleh penyapa.

Pada pembahasan ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan implikatur percakapan yaitu sebagai berikut:

1. Prinsip Kerja Sama

Dalam komunikasi yang wajar agaknya dapat diasumsikan bahwa seorang penutur mengartikulasikan ujaran dengan maksud untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada lawan bicaranya, dan berharap lawan bicaranya dapat memahami apa yang hendak dikomunikasikan itu. Untuk itu penutur selalu berusaha agar tuturannya selalu relevan dengan konteks, jelas, dan mudah dipahami, padat dan ringkas (concise), dan selalu pada persoalan (straight forward), sehingga tidak menghabiskan waktu lawan bicaranya. Bila dalam suatu percakapan terjadi penyimpangan, ada implikasi-implikasi tertentu yang hendak dicapai oleh penuturnya. Bila implikasi itu tidak ada, maka penutur yang bersangkutan tidak melaksanakan kerjasama atau tidak bersifat kooperatif, jadi secara ringkas

dapat diasumsikan bahwa ada semacam prinsip kerja sama yang harus dilakukan pembicara dan lawan bicara agar proses komunikasi itu berjalan lancar. Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip kerja sama itu, setiap penutur harus mematuhi 4 maksim percakapan (conversational maxim), yakni maksim kuantitas (maxim of quantity), maksim kualitas (maxim of quality), maksim relevansi (maxim of relevance), dan maksim pelaksanaan (maxim of manner).

a. Maksim Kuantitas

Maksim kuantitas menghendaki setiap peserta pertuturan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya.

b. Maksim Kualitas

Maksim kualitas mewajibkan setiap peserta percakapan mengatakan hal yang sebenarnya. Kontribusi peserta percakapan hendaknya didasarkan pada bukti-bukti yang memadai. Apabila patuh pada prinsip ini, jangan pernah mengatakan sesuatu yang diyakini bahwa itu kurang benar atau tidak benar.

c. Maksim Relevansi

Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta percakapan memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan.

d. Maksim Pelaksanaan

Maksim pelaksanaan mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, dan tidak berlebih-lebihan, serta runtut.

Antara Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesopanan dijelaskan bahwa prinsip kerja sama dibutuhkan untuk mempermudah menjelaskan hubungan antara makna dan daya penjelasan yang demikian sangat memadai, khususnya untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam semantik yang memakai pendekatan berdasarkan kebenaran (truth-based approach). Akan tetapi, prinsip kerja sama itu sendiri tidak dapat menjelaskan, mengapa manusia sering menggunakan cara yang tidak langsung untuk menyampaikan apa yang mereka maksud dan apa hubungan antara makna dan daya dalam jenis-jenis kalimat yang bukan kalimat pernyataan/deklaratif (non-declarative). Dengan demikian, di sinilah peranan kesopanan menjadi penting.

Ada sebagian masyarakat yang dalam situasi-situasi tertentu lebih mementingkan prinsip kesopanan daripada prinsip kerjasama, atau lebih mendahulukan maksim prinsip kesopanan yang satu daripada yang lain.

Dalam hal ini harus diakui bahwa kedudukan prinsip kerjasama lemah sekali bila kasus-kasus perkecualian tidak dijelaskan dengan memuaskan.

Prinsip kerjasama memungkinkan seorang peserta percakapan untuk berkomunikasi dengan asumsi bahwa peserta yang lain bersedia bekerja sama. Dalam hal ini prinsip kerjasama berfungsi mengatur apa

yang dikatakan oleh peserta percakapan sehingga tuturan dapat menyumbang kepada tujuan ilokusi atau tujuan wacana. Namun dapat dikatakan bahwa dalam hal atur-mengatur tuturan peserta, prinsip kesopanan berperan menjaga keseimbangan sosial dan keramahan hubungan, karena hanya dengan hubungan yang demikian kita dapat mengharapkan bahwa peserta yang lain akan bekerja sama. Dalam situasi tertentu, prinsip kesopanan menduduki tempat kedua. Hal ini terjadi pada suatu kegiatan kerja sama berupa pertukaran informasi-informasi yang sangat dibutuhkan oleh kedua belah pihak.

Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa antara prinsip kerjasama dengan prinsip kesopanan selalu tidak sejalan. Hal tersebut sesuai dengan keterangan Grice dalam Leech yang menyatakan bahwa kalau kita ingin sopan kita sering dihadapkan pada benturan antara prinsip kerjasama dengan prinsip kesopanan sehingga kita harus memutuskan sejauh mana kita akan tawar-menawar antara prinsip kerjasama dengan prinsip kesopanan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan mengemukakan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu dalam simpulan dan memberikan sumbangan pendapat dalam bentuk saran-saran.

A. Simpulan

Pada bab ini penulis akan mengemukakan uraian yang telah dikemukakan simpulan sebagai berikut:

a. Konteks tuturan percakapan bahasa Indonesia kalangan remaja masyarakat Desa Pa’rasangan beru Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, cukup banyak menggunakan bentuk-bentuk implikatur ini digunakan karena pertimbangan kesopan santunan berbahasa yaitu partisipan yang menghitungkan citra (nilai rasa) pertuturan agar komunikasi dapat berjalan harmonis.

b. Dalam percakapan bahasa Indonesia kalangan remaja masyarakat Desa Pa’rasangan beru Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, prinsip kerja sama berfungsi dan bekerja dalam suatu keadaan. Prinsip kerja sama menentukan apa yang sewajarnya dituturkan pembicara dan bagaimana seharusnya cara menginterprestasi (menafsir) apa yang didengar oleh pendengar.

c. Kesalah tafsiran dan ketidak tepatan andaian maupun kesimpulan implikatur oleh pesapa atas implikatur yang telah dipergunakan oleh

penyapa, tidak akan terjadi apabila penyapa bertanggung jawab pada kemampuan pesapa menafsirkan,memahami andauan, dan menghasilkan implikatur yang tepat. Oleh karena itu, untuk menangkap kandungan maksud tersirat sebuah implikatur diperlukan kemampuan penafsiran atau penginterpretasi. Ketepatan penafsiran ini banyak sekali berhubungan dengan wawasan orang tentang alam sekitar serta budaya yang mengintari suatu percakapan. Selain itu implikasi juga sangat bergantung pada konteks tertentu yang melingkupi ujaran yang mendahuluinya.

B. Saran

Penggunaan implikatur yang merupakan salah satu bentuk penggunaan bahasa yang diciptakan sedemikian rupa, kiranya perlu mendapatkan perhatian, karena akan menumbuhkan kreatifitas dalam berbahasa dan mengembangkan kesantunan dalam berkomunikasi.

Walaupun penggunaan implikatur perlu ditingkatkan dalam berkomunikasi, bukan berarti cara berkomunikasi eksplisit (polos) harus kita tinggalkan, karena terkadang pengungkapan pikiran atau perasaan justru lebih baik apabila dikatakan secara terus (polos eksplisit).

Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini terdapat kekurangan yang tentunya harus dilengkapi dan diperbaiki. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada semua pembaca yang berminat dibidang pragmatik khususnya mengenai implikatur, agar member perhatian yang lebih jauh lagi demi kepentingan ilmu pengetahuan kebahasaan.

Allan. 1996. “Implikatur Bahasa Indonesia”( Makalah ). Ujung Pandang : IMSI- UNHAS

Astuti, Tri. 2010 (h.8). Analisis Implikatur Tindak Tutur Tokoh Chiekoh. Skripsi.

Semarang: Program Strata Satu.

Darwis, Muhammad. 1991. “Implikatur Bahasa Indonesia” ( Makalah ). Ujung Pandang : UNHAS

Firman. 1996 Implikatur dalam Rubrikpojok Kompas Suatu Kajian Pragmatik.

Skripsi. Makassar: Program Strata Satu.

Gasdar. 1979 (h.14). “Implikatur Bahasa Indonesia”.(Makalah). Makassar:

UNHAS

Grice, H. P. (2004). Logic and Conversation. London: University College London for Pragmatic Theory Online Course.

Grundy, P. 2008. Doing Pragmatics. Third Edition London: Hodder Education (Part of Hachette Livre UK)

Gunarwan, Asim. 2004. Pragmatik, Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta:

Universitas Atma Jaya.

Holieday dan Hasan, Muhammad. 1985 . Konteks Wacana. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hymes. 1975. Pragmatik. Bandun: PT Tirta Abadi.

Heatherington. 1997. Ilmu Pragmatik. Makassar. PT Tirta Sejahtera.

Jalaluddin. 1991. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Lavinson, Stephen, C. 1987.Pragmatik. Cambridge: Cambridge University Press.

Leach. 2004. Analisis Wancana Bahasa Indonesia. Malang: Bayumedia Publishing

Moleong Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung : PT Angkasa.

Wahid. 1996 (h.5).Tindak Tutur Bahasa Indonesia.Bandung. PT Erlangga.

Wijana, I. Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik, Yogyakarta : PT.

Rosdakarya.

Yule, Brom. 1996.“Implikatur”( Makalah ). Makassar: UNHAS.

SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN Nomor. 004 / DPB /VII /2017

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : BURHANUDDIN

Jabatan : Kepala Desa Parasangan Beru

Alamat :Dusun Romang Sapiria Desa Parasangan Beru Kecamatan Galesong Dengan menerangkan bahwa:

Nama : SATRIANI

Tempat/ Tanggal Lahir : Bontokanang, 15 November 1993 Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

Alamat : Bontokanang

Benar telah mengadakan penelitian di Desa Parasangan Beru Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dalam rangka penyelesaian skripsi yang berjudul Implikatur Percakapan Bahasa Indonesia Kalangan Remaja Masyarakat Desa Parasangan Beru Kecamatan Galesong Kabupaten Takalr.

Dari tanggal 20 Mei sampai dengan tanggal 10 Juli.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan seperlunya.

Parasangan Beru, 07 Juli 2017 Kepala Desa Parasangan Beru

BURHANUDDIN

v Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SATRIANI

Nim : 1053 3737 113

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Implikatur Percakapan Bahasa Indonesia Kalangan Remaja Masyarakat Desa Parasangan Beru Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajuhkan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juli 2017 Yang Membuat Pernyataan

SATRIANI

v Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SATRIANI

Nim : 1053 3737 113

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Implikatur Percakapan Bahasa Indonesia Kalangan Remaja Masyarakat Desa Parasangan Beru Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajuhkan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juli 2017 Yang Membuat Pernyataan

SATRIANI

v Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SATRIANI

Nim : 1053 3737 113

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Implikatur Percakapan Bahasa Indonesia Kalangan Remaja Masyarakat Desa Parasangan Beru Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajuhkan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juli 2017 Yang Membuat Pernyataan

SATRIANI

vi Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SATRIANI

Nim : 1053 3737 113

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Implikatur Percakapan Bahasa Indonesia Kalangan Remaja Masyarakat Desa Parasangan Beru Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajuhkan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juli 2017 Yang Membuat Pernyataan

SATRIANI

vi Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SATRIANI

Nim : 1053 3737 113

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Implikatur Percakapan Bahasa Indonesia Kalangan Remaja Masyarakat Desa Parasangan Beru Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajuhkan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juli 2017 Yang Membuat Pernyataan

SATRIANI

vi Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SATRIANI

Nim : 1053 3737 113

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Implikatur Percakapan Bahasa Indonesia Kalangan Remaja Masyarakat Desa Parasangan Beru Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajuhkan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juli 2017 Yang Membuat Pernyataan

SATRIANI

viiviivii

1. Penolakan dengan menggunakan jawaban yang berupa alasan.

A :“Arif, sebentar ada acaratinju di TV One

B : ”Saya punya ujian besok”.

2. Percakapan antara tuan rumah dengan tamunya.

A :”Silahkan dicicipi kuenya!”

B : “Saya sedang Mual”.

3. Percakapan antara anak dan ibunya.

A : “Belum berangkat juga kamu Andi?”

B : “Indah belum datang Mama”.

4. Percakapan antara beberapa orang dengan salah seorang bapak yang telah membeli Koran.

A : ” Boleh kami pinjam korannya?

B : ”Koran itu baru saja saya beli”.

5. Percakapan antara seorang guru dengan siswa.

A: ”Apa bapak memanggil saya?”

B : “Sekarang ini saya mencari ibu kamu”

6. Percakapan antara Rudi dan Andi dalam Rumah.

A :”Rudi, tolong ambilkan sepatuku!”

B : “Sayang, tidak ada uang kecil”.

8. Percakapan adik dan kakaknya.

A :”Kak, ini tugas saya yang belum selesai!”

B :”Itu, di meja ada buku paket”

9. Percakapan seorang kakak dengan adiknya.

A :“Wan, sudah jam berapa sekarang?”

B :“sebentar lagi sudah selesai kok kak”

10. Percakapan seorang mahasiswa dengan teman kampungnya.

A :“Wah hebat, Dian sekarang menjadi bintang kampus!”

B :“Dian kan pintar”

11. Percakapan Rani dengan temannya.

A :‘Rani kemana Sit?”

B :’Saya baru saja bersamanya”.

12. Percakapan Rahma dengan Andi.

A :“Temanmu cantik sekali.”

B :“Siapa dulu dong temannya”.

B :“Kita kan belum makan siang”.

14. Percakapan mengenai sepeda motor.

1. A :“Berapa jam lagi kita sampai tujuan?”

B :“Kira-kira lima bekas kilo meter lagi”.

15. Komunikasi kakak beradik.

A :“Bajumu bagus sekali!”

B:“Maaf kak, saya mau ke pesta teman”.

16. Percakapan antara guru dan siswanya.

A :“Anda terlalu rajin!”

B :“Saya terlambat bangun pak”.

17. Percakapan dua orang yang sudah saling mengenal.

A :“baru jam 10:00 pagi perasaan sudah loyo sekali, tapi anda kok kelihatan segar”

B :“saya sudah mandi tadi.”

18. Percakapan dua orang yang berkawan.

A : “Saya haus sekali”

Dalam dokumen "iull ztJii (Halaman 80-86)

Dokumen terkait