• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang paham atau pelaku yang terlibat langsung permasalahan penelitian sehingga dapat memberikan informasi yang sesuai dengan realita adapun informan dari penelitian ini adalah:

1. Ketua Lembaga Adat Kecamatan Balla 1 orang

2. Kepala Desa Balla Satanetean 1 orang

3. Ketua Lembaga Adat Desa Balla Satanetean 1 orang

54

4. Sekretaris Lembaga Adat Desa Balla Satanetean 1 orang

5. Aparat Desa Balla Satanetean 2 orang

6. Kepala Dusun 1 orang

7. Masyarakat 2 orang

Tabel: Nama, jabatan, pendidikan dan agama informan

No NAMA JABATAN PENDI

DIKAN

AGAMA

1 Thomas D Ketua Lembaga Adat

Kecamatan Balla

SMA Kristen

KK Yusuf R.Demmandulu’, S.Th Kepala Desa Balla Satanetean S1 Kristen

3 Amos B Ketua Lembaga Adat Desa

Balla Satanetean

SMA Kristen

4 Demianus Demmangambo’, S.E

Sekretaris Lembaga Adat Desa Balla Satanetean

S1 Kristen

5 Depparepo Aparat Desa Balla Satanetean SMA Kristen

6 Yohanis Aparat Desa Balla Satanetean SMA Kristen

7 Daniel Kepala Dusun SMA Kristen

8 Yohana p, A.md Masyarakat D3 Kristen

9 Daniel D, S.ip Masyarakat S1 Kristen

E. Deskripsi Fokus Dan Indikator Penelitian

Deskripsi fokus penelitian adalah penjelas atau uraian dari masing- masing dari fokus yang diamati untuk memberi kemudahan dan kejelasan

55

tentang pengamatan. Tujuan dari fokus penelitian ini ialah sebagai pembatas dalam penyelidikan kualitatif serta penelitian untuk mengidentifikasi data mana yang berguna dan mana yang tidak penting (Moleong, 2010).

Tabel: Variabel dan indikator penelitian

VARIABEL INDIKATOR

Pembagunan Desa Pembangunan Fisik

SDM

Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan nilai peran Peningkatan produktivitas

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara (interview), observasi lapangan (pengamatan), dan dokumentasi.

Adapun jenis data metode tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : a. Wawancara Mendalam

Peneliti melakukan wawancara langsung terhadap informan yang bersangkutan dengan masalah penelitian ini. Wawancara antara peneliti dan informan falce to falce kemudian mengajukan beberapa pertanyaan yang menjadi inti masalah penelitian kepada informan, selanjutnya para informan ini memberikan jawaban menurut mereka masing-masing. Metode ini dikenal dengan teknik wawancara deep interview yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambi bertatap muka antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa

56

menggunakan pedoman (guide) wawancara.

b. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan tinjauan, pengamatan, dan pencatatan data terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan penelitian. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat semua peristiwa secara langsung, melalui hidup langsung bersama, ikut merasakan, juga ikut dalam aktivitas dalam kehidupan objek pengamatan. Maksud dari teknik ini yaitu untuk mengetahui kebenaran atau fakta yang ada di lapangan (Moleong, 2010: 125).

c. Dokumentasi

Peneliti melakukan dokumentasi pelaksanaan kegiatan penelitian melalui foto atau gambar, sebagai bukti fisik pelaksanaan penelitian. Jadi, dokumen menurut pandangan diatas dapat dipahami sebagai catatan tertulis yang berkaitan dengan masalah atau peristiwa yang perlu dipersiapkan dalam mendukung suatu penelitian

G. Teknik Pengabsahan Datal Penelitian

Teknik pengabsahan data atau biasa juga disebut uji validitas dan realiabilitas data memiliki keterkaitan antara deskripsi dan eksplanasi.

Terdapat dua macam validitas, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.

Validitas internal adalah penelitian kualitatif disebut kredibilitas, yaitu hasil penelitian memiliki tingkat kepercayaan tinggi yang sesuai dengan fakta dilapangan. Kemudian validitas eksternal dalam penelitian kualitatif disebut transferabilitas. Hasil penelitian kualitatif memiliki standar transferabilitas

57

tinggi bilamana pembaca memperoleh gambaran/ pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus penelitian.

H. Teknik Analisis Datal Penelitian

Pengabsahan data adalah untuk menjamin bahwa semua yang telah diamati dan diteliti penulis sesuai dengan data yang sesungguhnya ada dan memang benar-benar terjadi. Hal ini dilakukan penulis untuk memelihara dan menjamin bahwa data tersebut benar, baik bagi pembaca maupun subjek penelitian

Guna memperoleh tingkat keabsahan data penulis menggunakan triangulasi, yaitu mengadakan perbandingan antara sumber data yang satu dengan yang lain. Sebagaimana yang dikemukakan Moleong, bahwa

“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data tersebut”.

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ialah triangulasi sumber dan triangulasi teknik atau metode. Triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal demikian dapat dicapai dengan jalan:

1. membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

58

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang-orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berasda, orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan Sedangkan triangulasi teknik atau metode, menggunakan berbagai metode pengumpulan data untuk menggali data sejenis. Pada triangulasi ini, terdapat dua strategi yaitu :

a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa tehnik pengumpulan data.

b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil kota Mamasa

Kabupaten Mamasa terletas di Provinsi Sulwesi Barat, yang mayoritas penduduknya bersuku Toraja (barat), pada umumnya Agama mayoritas penduduknya adalah Kristen Protestan dimana terdapat 532 gereja yang semuanya adalah GTM (Gereja Toraja Mamasa). Luas wilayah ini 3.006 km persegi. Secara tofografi Kabupaten Mamasa ini masuk dalam kategori daerah dengan dataran tinggi dengan ketinggian 13 KM dari permukaan laut. Kondisi fisik terdiri dari daerah daratan tinggi yang memiliki sudut lereng 0-8 % skala maberry. Secara geologi Kabupaten Mamasa ini memiliki tanah yaitu tanah keras, gambut, dan tanah persawahan. Potensi sumber daya airnya juga melimpah (cukup besar). Secara iklim, Kabupaten Mamasa ini masuk dalam kategori daerah sub tropis yangterdiri dari 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

a. Keadaan Geografis

Secara geografis Kabupaten Mamasa terletak pada 20 3 9'216" Lintang Selatan dan 30 19'288" Lintang Selatan dan 1190 0' 216" Bujur Timur dan 1190 38'114" Bujur Timur. Batas administratif Kabupaten Mamasa bagian utara adalah Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.

Di sebelah selatan, ada Kabupaten Polewali, provinsi Sulawesi Barat. Di sebelah

60

timur terdapat kecamatan Saluputti, kabupaten Tana Toraja dan di sebelah barat terdapat kecamatan Tapalang Malunda, provinsi Sulawesi Barat.

b. Peta Administrasi Kabupaten Mamasa

c. Kependudukan

Jumlah penduduk pada 17 kecematan, 168 desa dan 13 wilayah kelurahan pada total luas wilayah sekitar 3006 km persegi sebanyak 203.599 jiwa.

61

d. Topografi

Topografi Kabupaten Mamasa bervariasi dari dataran rendah, berbukit hingga pegunungan dengan kemiringan yang sangat curam. Daerah dengan kemiringan di atas 40% menempati luasan terluas yaitu 238.670 Ha (78,74%) dan terdapat hampir di seluruh kecamatan. Bagian wilayah yang memiliki kemiringan 0–8% menempati wilayah terkecil, yaitu hanya sekitar 2.410 Ha atau 2,41% dari luas wilayah Kabupaten Mamasa.

Dapat dilihat bahwa topografi Kabupaten Mamasa didominasi oleh dataran tinggi. Dengan keunikan dataran tinggi tersebut, potensi unggulan di Kabupaten Mamasa meliputi kehutanan, pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan air tawar, dan pariwisata.

e. Klimatologi a). Iklim

Seperti daerah lain di Indonesia, Kabupaten Mamasa juga memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pola musim dipengaruhi oleh angin muson barat dan timur yang berlangsung setiap enam bulan sekali setelah mengalami masa transisi.

b). Temperatur, kelembapan, dan suhu udara

Kondisi udara di Kabupaten Mamasa masih alami, bersih dan bebas dari polusi udara. Hal ini dikarenakan secara ekologi, kawasan Mamasa masih memiliki kawasan hutan yang berfungsi untuk diperhatikan dan menyerap udara kotor yang masuk ke udara. Selain itu, kegiatan yang

62

menyebabkan pencemaran udara belum signifikan memperburuk kondisi udara, karena kawasan hutan tetap lebih besar dari areal yang digunakan.

Suhu udara bervariasi sesuai dengan ketinggian dan jarak dari pantai.

Kelembaban relatif tinggi, berkisar antara 60-90% dan suhu rata-rata 16-30 derajat Celcius. Kondisi ini sangat kondusif untuk dijadikan destinasi pariwisata.

c). Cerah hujan

Curah hujan di Kabupaten Mamasa relatif tidak merata. Curah hujan yang relatif tinggi terdapat pada musim hujan dari bulan September sampai Desember dan relatif rendah pada musim kemarau yang berlangsung dari bulan Januari sampai Agustus. Keadaan curah hujan dipantau dari beberapa pengamatan seperti stasiun geoa kelas II, Departemen Pertanian, Lembaga Penelitian. Curah hujan tahunan rata-rata adalah 2000 mm/tahun. Bahkan di stasiun Rantekarua, jumlah curah hujan di atas 4000 mm/tahun. Pada tahun 2015, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Juli.

2. Desa Balla Satanetean

Desa Balla Satanetean adalah salah satu desa dalam wilayah administrasi Kecamatan Balla, Kabupaten Mamasa. pada tanggal 15 maret 1991 Desa Balla Satantean Terbentuk hasil pemekaran dari Desa Balla induk, Kepala Desa Pertama dipimpin oleh Marten Deppa, di jabat dengan 2 priode.

63

a. Sejarah pemerintahan

Nama Kepala Desa Masa Jabatan

Marthe Deppa 1987-2003

Yeheskiel Demmakanan 2003-2012 Yusuf R. Demmandulu’, S.Th 2012- 2022

b. Kondisi Umum Desa

Desa Balla Satanetan memiliki 10 dusun di antaranaya: Dusun minanga, Dusun Peu’, Dusun Ranteliang, Dusun Balla Tangga, Dusun Simbuang Batu, Dusun Batarirak,, Dusun Bamba batu, Dusun Ne’amba, Dusun Bamba Lempan, Dusun Balla Kalua’.

64

Data Potensi Desa Balla Satanetean 1. Jumlah rumah : 351 2. Jumlah rumah ibadah :

-Masjid : 1

-Gereja Pantekosta : 2 -Gereja khatolik : 1 -Gereje Protestan : 7 3. Sarana Pendidikan :

-TKN : 1

-SD : 2

-SMP : 2

-SMK : 1

4. Pasar Desa : 1 5. Perkantoran :

-Kantor Camat : 1

-Kantor Desa : 1

-Kantor BPP : 1

-Kantor Penyulu KB : 1

- Puskesmas : 1

6. Posyandu : 2

Jenis pekerjaan warga ada yang PNS, Petani, Tukang dan pekerjaan paling dominan adalah petani sawah.

65

Berbagai permasalahan di Desa Balla Satanetean secara umum masih seputar pembangunan yang masih kurang dan permasalahan yang hampir dirasakan hampir semua masyarakat adalah masalah pertanian seperti bagaimana meningkatkan produksi pertanian. Luasnya kebun kakao yang dimiliki masyarakat namun tidak memberikan hasil yang baik karena selalu gagal panen.

Secara umum masalah mendasar yang dialami oleh masyarakat Desa yaitu pemenuhan atas hak-hak dasar yang masih sangat rendah. Gambaran kondisi dan masalah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Sarana dan Prasarana Permukiman - Jalan Desa

Jalan desa sebagian besar sudah di beton . Jalan yang menghubungkan antar dusun kondisinya pada umumnya berlubang atau tidak rata, berdebu pada musim kemarau. Kondisi jalan ini terjadi pada sebagian dusun, termasuk jalan tani yang biasa digunakan warga desa menuju dan kembali dari lahan pertanian atau perkebunan mereka.

- Kepemilikan Rumah

Rumah tinggal adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat, karena sebagai tempat inggal untuk masyarakat. Namun di Desa Balla Barat akibat kemiskinan, masih banyak rumah tangga yang memiliki rumah yang tidak layak huni, bahkan ada beberapa rumah tangga yang belum memiliki rumah, akibatnya masih menumpang di rumah orang tua atau keluarga

66

2. Pertanian dan Perkebunan

Usaha pertanian dan perkebunan adalah kegiatan pokok yang dilakukan warga untuk menopang kehidupan mereka. Kegiatan utama sekaligus menjadi sumber mata pencahaian adalah bertani/berkebun.

Tanaman pokok warga adalah padi, kakako dan kopi.

Usaha untuk bertani padi telah dilakukan dengan menggarap sawah, namun sangat terkendala pada peralatan untuk membuka lahan, sehingga petani tidak serempat menggarap sawah karena harus bergiliran untuk menggarap sawah. Masalah lainnya, karena mereka tidak mempunyai bibit unggul, wabah serangan hama, harga pupuk yang tidak terjangkau, kelompok tani tidak aktif serta penyuluh lapangan yang belum maksimal menjalankan tugasnya bagi masyrakat tani. Permasalahan untuk kebun kakao sangat parah karena pohon kakaonya sangat subur namun setelah panen buahnya menjadi busuk.

3. Peternakan

Mayoritas masyarakat memelihara babi, namun paling banyak satu rumah tangga tiga ekor . Dari beternak babi, masyarakat bisah memiliki penghasilan jika ternak babi mereka terjual, bahkan sampai membiayai anak mereka untuk berdekolah sampai pada perguruan tinggi. Yang menjadi persoalan kareana masyarakat Desa Balla Barat kekurangan bibit babi.

Selain itu, masyarakat Desa juga mempunyai lahan yang cukup luas untuk memelihara kerbau, namun bibit kerbau yang tidak ada. Kerbau juga

67

bagi masyarakat desa Balla Satanetean sangat potensial untuk dijadikan pengahasilan tetap bagi masyarakat, karena berkaitan dengan acara adat khususnya pesta upacara kematian yang sering dilakukan masyarakat Mamasa, dimana pesta upacara kematian jumlah kerbau yang disembelih bisah puluhan ekor bagitupun dengan babi.

4. Perekonomian

Ada beberapa kegiatan warga desa yang dianggap cukup memberi dukungan bagi usaha peningkatan perekonomian desa seperti hasil kebun kopi, Sayur, usaha kerajianan tenun, usaha anyaman tikar, usaha pertukangan, namun usaha ini masih sangat sederhana karena keterbatasan modal dan peralatan kerja, serta rendahnya kemampuan/keterampilan para pekerja sesuai bidang yang digeluti masyarakat

5. Kesehatan

Puskesmas Kecamatan Balla terletak di Desa Balla Satanetean jadi akses Masyarakat dekat,tapi yang menjadi persoalan adalah pegawai puskesmas cepat dan masyarakat yang sakit jarang di tangani. Obat obatannya juga kurang lengkap.

c. Sejarah Pembangunan Kantor Desa

Atas prakarsa dari seluru Warga Desa Balla Satanetan bergotong royong di bangun Kantor Desa secara darurat pada tahun 1987.Pada Tahun 2015 kantor Desa yang di bangun secara darurat di pindahkan ketempat yang sekarang dan mulai di bangun Kantor Desa lebih Layak dan di gunakan sampai sekarang

68

d. Visi dan Misi Desa Balla Satanetean Visi:

“Mewujudkan Desa Balla Satanetean menuju desa mandiri, sahat, aman, dan sejaterah”

Misi:

- memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana yang dibutuh kan untuk meningkat kan ekonomi warga serta peningkatan SDM melalui pendidikan formal maupun informal

- Mendorong peningkatan hasil pertanian dan perkebunan melalui pemanfaatan teknologi pertanian

- Meningkat kan derajat hidup masyarakat melalui program-program kesehatan

- Peningkatan dan pengelolaan pendapatan asli desa melalui BUMDes, indruksi parawisata desa dan induksi rumah tangga

- Mewujudkan pemerintahan desa yang baik dan bersih.

69

e. Peta Desa

70

3. Lembaga Adat Desa Balla Satanetean

Lembaga adat adalah lembaga kemasyarakatan baik yang sengaja dibentuk maupun yang secara wajar telah tumbuh dan berkembang di dalam sejarah masyarakat atau dalam suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan wilayah hukum dan hak atas harta kekayaan di dalam adat tersebut. Serta berhak dan berwenang untuk mengatur, mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang berkaitan dengan dan mengacu pada adat istiadat dan hukum adat yang berlaku.

Lembaga Adat Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat setempat melalui musyawarah dan mufakat, bukan prakarsa atau keinginan dari pemerintah atau Kepala Desa, dan keberadaan Lembaga Adat Desa ini juga dijadikan sebagai mitra kerja Pemerintah Desa dalam menampung dan mewujudkan berbagai aspirasi serta kebutuhan dari masyarakat setempat khususnya aspirasi dan keinginan di bidang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di wilayah desa.

Di desa Balla Satanetean, Kecamatan Balla, Kabupaten Mamasa telah dibentuk Lembaga Adat Desa dengan anggota sebagai berikut :

I. Pelindung : 1. Kapolsek Mamasa : 2. Koramil Mamasa II. Penasehat : 1. Camat Balla

: 2. Kepala Desa Balla Satanetean : 3. Ketua BPD Desa Balla Satanetean

71

III. Ketua Umum : 1. Demmatakko IV. Unsur Ketua : 1. Arianus B

: 2. Amos B

V. Sekretaris : 1. Demianus Demmangambo, S.E : 2. Marthen

VI. Bendahara : 1. Bongga Karua VII. Bagian Umum : 1. Yohanis

: 2. Bernabas

: 3. Paulus Puapaillin : 4. Agustinus

: 5. Buntu Paillin : 6. Arruan Pasau : 7. Pampang Paillin : 8. Pelipus Palalunan : 9. Yustus

: 10. Demmatakko : 11. Sambo Langi : 12 Pampang Rara VIII. Bagian Pengembangan Dan Pelestarian Budaya :

: 1. Bongga Barana : 2. Arruan Pasau : 3. Bongga Lotong : 4. Demmangambo

72

: 5. Taria : 6. Lusia : 7. Monika

IX. Bagian Humas Dan Kerjasama Antar Lembaga : : 1. Depparepo

: 2. Daniel D : 3. Deppaongan : 4. Daud T : 5. Marthen : 6. Lunggu : 7. Salmon : 8. Rombe Linggi : 9. Demmanala :10. Marthen L : 11. Moses D X. Bagian Penyelesaian Sengketa :

: 1. Penias : 2. Salmon D : 3. Deppauta : 4. Demmatannun : 5. Silomba

: 6. Demmanongkan : 7. Demmalaru

73

: 8. Oktavianus : 9. Demmangngadi : 10. Deppagoga XI. Bidang Pemberdayaan Perempuan ;

: 1. Mery. D : 2. Sa’dari S.KM : 3. Yohani B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peran Lembaga Adat Dalam Pembangunan Desa Balla Satanetean

Dalam peraturan menteri dalam negri Nomor 18 tahun 2018 Tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa Menyebutkan bahwa Lembaga Adat Desa atau sebutan lainnya yang selanjutnya disingkat LAD adalah lembaga yang menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli Desa yang tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat Desa.

Pasal 2

Tujuan pengaturan LKD dan LAD meliputi:

a. Mendudukkan fungsi LKD dan LAD sebagai mitra Pemerintah Desa b. Dalam meningkatkan partisipasi masyarakat;

c. Mendayagunakan LKD dan LAD dalam proses pembangunan Desa;dan d. Menjamin kelancaran pelayanan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

74

Peraturan Daerah Mamasa , wewenang, hak dan kewajiban lembaga adat pasal 10

(1) Lembaga Adat mempunyai wewenang yaitu :

a. Mewakili masyarakat adat, yakni dalam hal yang menyangkut kepentingan masyarakat adat;

b. Mengelola hak-hak adat dan atau harta kekayaan adat untuk meningkatkan kemajuan dan taraf hidup masyarakat kearah yang lebih baik; dan

c. Menyelesaikan perselisihan yang menyangkut perkara adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat sepanjang penyelesaian itu tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Lembaga Adat berkewajiban untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Membantu kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan terutama dalam pemanfaatan hak-hak adat dan harta kekayaan Lembaga Adat dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat adat setempat;

b. Memelihara stabilitas nasional yang sehat dan dinamis yang dapat memberikan peluang yang luas kepada aparat pemerintah, terutama pemerintah desa/kelurahan dalam melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan berwibawa, pelaksanaan pembangunan yang lebih berkualitas dan pembinaan masyarakat yang adil dan demokratis; dan

75

c. Menciptakan suasana yang dapat menjamin tetap terpeliharanya kebhinekaan masyarakat adat dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

1. Pembangunan Fisik Desa

Pembangunan fisik adalah suatu uasaha yang di lakukan oleh suatu bangsa, Negara, dan pemerintah untuk mengadakan kegiatan ke arah yang lebih baik dan perubahan tersebut dapat di lihat secara konkrit, nyata dari bentuk perubahannya.

Fisik dalam istilah pembangunan meliputi sarana dan prasarana pemerintahan seperti ;

a. Jalan b. Jembatan c. Pasar d. Pertanian e. dan irigasi

Kondisi fisik ini dapat berupa letal geografis dan sumber sumber daya alam.

Letak geografis sabuah desa sangat menentukan sekali percepatan di dalam sebuah pembangunan. Letak strategis, dalam arti tidak sulit untuk di jangkau akibat relif goegrafisnya.kecepatan proses pembangunan dan perkembangan suatu kelurahan juga sangat di tentukan oleh itensitas hubungannya dengan dunia luar, mobilitas manusia dan budaya akan mempercepat perkembangan Desa itu sendiri.

Terkait sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program lembaga adat Desa Balla Satanetean mengacu pada perencanaan pembangunan Anggaran. Dimana anggaran ini sudah ada di dalam pembahasan

76

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2007, UU No. 6 Tahun 2014 dan Perdes di Desa yang mana dalam segala pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan yang menyangkut, pemanfaatan, pengelolaan, pengembangan didukung oleh anggaran. dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Dan dalam penggunaan anggaran tersebut, harus dimanfaatkan seefektif mungkin untuk mendukung jalannya pelaksanaan keiatan perencanaan pembangunan Desa Balla Satanetean.

a. perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses. Proses peencanaan merupakan rangkaian urutan rasional di dalam penyusunan rencana. Mempunyai sifat sifat sebagai berikut dapat di sesuaikan dengan tujuan , dapat di sesuaikan dengan keterbatasan yang ada, dapat di kemangkan sesuai denga teknik dan kebutuhan tertentu.

Kerjasama pemerintah Desa Balla Satanetean dan lembaga adat Desa Balla Satanetean dalam melaksanakan perencanaan pembangunan desa, ternyata kurang efektif, dilihat dari kurangnya partisipasi Lembaga Adat dalam perancangan pembangunan.

Penghambat peran lembaga adat dalam pembangunan Desa Karna Lembaga Adat itu sendiri kurang memahani fungsi dan tugas di Desa Balla Satanetean.seperti yang di katakana oleh Aparat Desa Balla Satanetean saat melakukan wawancara.

”Lembaga Adat Desa Balla Satanetean di bentuk oleh Lembaga Adat Kecamatan pada tahun 2019, dan pada saat itu ada salah satu aparat Desa bertanyak apa Tugas pokok dari Lembaga Adat Desa Balla Satanetean dan Lembaga Adat Kecamatan Kewalahan dalam ‘’Menjawab pertanyaan

77

tersebut. Dan sampai sekarang Lembaga Adat Desa Kurang Memahami Fungsi dan Kedudukan Di Desa Balla Satanetean. ( Daniel, 15 juli 2022).”

Setelah di lihat dari wawancara informan di atas yang mengatakan bahwa Lembaga Adat Desa Maupun Lembaga Adat kecamatan kurang memahani fungsi nya di Desa.hal tersebutlah yang membuat Lembaga Adat Balla Satanetean kurang berperan aktif dalam proses perencanaan pembangunan.

Karena tidak adanya koordinasi, tidak adanya kerjasama,sehingga lembaga adat kurang berpartisipasi dalam perencanaan pembanguan, meskipun tidak semua dalam hal urusan pembangunan desa di ikut andil atau sertakan, akan tetapi ada bagian-bagian tertentu yang mana lembaga adat tidak bisa ikut serta didalamnya, karena bukan ranah atau bagian dari lembaga adat.

Khusunya dalam bagian perencanaan pembangunan Lembaga Adat Desa Balla Satanetean kurang berperan karna pada saat rapat atau Musrembang Lembaga Adat Desa Balla Satanetean kurang berpartisipasi baik dalam kehadiran maupun dalam pengambilan keputusan seperti yang di katakana oleh pak Desa Balla Satanetean

“ setiap kami mengadakan rapat musrembang atau rapat lainnya Kami selalu mengundang Lembaga Adat Desa,tapi hanya seberapa saja yang hadir,yang tidak memiliki kesibukan’’ ( yusuf 20 july 2022)

Dapat di lihat dari hasil wawancara di atas bahwa Setiap Desa Balla Satanetean melakukan rapat lembaga adat selalu di undang tetapi hanya sebagian kecil yang ikut berpartisipasi di karenakanakan banyaknya halangan dari setiap anggota lembaga adat tersebut.

Seperti yang di katakana oleh sekretaris lembaga adat desa balla satanetean di bawah

Dokumen terkait