BAB III METODE PENELITIAN
E. Tehnik Analisis Data
Instrument dikatakan valid apabila instrument tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Seperti dalam penelitian ini peneliti mengukur hasil belajar siswa menggunakan tes essay yang berjumlah 15 soal.
Dimana untuk menguji validitas dari instrument tersebut peneliti menggunakan rumus Product Moment, sebegai berikut :
rxy=
-
-
-
) ) ( 2 (
) (
) )(
(
2 2
2 X N Y Y
x N
Y x xy N
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antar variabel X dan Y (koefisien validitas soal) X =
Skor yang diperoleh subyek pada setiap soal.
Y =
Skor total.
N = Banyak subjek (testi).
Jadi rumus analisis diatas dapat disimpulkan bahwa dua kemungkinan yang terjadi, yaitu:
1) Jika rxy > rtabel maka item tersebut dikatakan valid.
66 Ibid,h.103
2) Jika rxy < rtabel maka item tersebut dikatakan tidak valid.67 (Hasilnya lihat di lampiran 20)
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapan konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan mantap atau konsisten, apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali, alat ukur itu menunjukkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama.68
= (
Keterangan:
r11 = Reliabilitas
2r ½ ½ = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan 1+r ½ ½ = Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes (Hasilnya lihat lampiran 22-23)
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah post-test distribusu normal atau tidak. Uji normalitas dicari dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat.69
Rumus:
67 Nana Syaodin Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010). hal: 229
68 Suliansah Noor, Metodologi Penelitian. hal: 131
69 Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D (Bndung: Alfabeta, 2012), hal: 106.
( − ℎ)
=
ℎ
. =
Dimana Fo menyatakan frekuensi yang diobservasi dan fh
menyatakan frekuensi yang diharapkan berdasarkan disteribusi frekuensi kurva normal. dan distribusi normal jika nilai X2hitung<X2tabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan db=k-2 dimana k adalah jumlah kelas interval. (Hasilnya lihat lampiran 24-25)
4. Uji Homognitas
Uji homognitas digunakan untuk membuktikan dua sampel homogeny, rumus uji-f adalah:
. =
Varians adalah rata-rata hitung deviasi kuadrat setiap data terhadap rata-rata hitungnya, dengan keriteria pengujian jika fhitung>ftabel
homogen dan fhitung<ftabel berarti homogeny pada taraf signifikan 5%.70 (Hasilnya lihat lampiran 26-27)
5. Uji-t
Untuk menghitung pengaruh pengajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar biologi siswa dilakukan uji-t dengan rumus:
t =
( ) ( )
70 Ridwan. Dasar-Dasar Statistika. (Bandung: Alfabeta, 2014) hal: 186
Catatan : rumus ini digunakan bila sampel homogen Keterangan :
t = Nilai t yang di hitung
X1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen X2 = Nilai rata-rata kelas kontrol S12
= Varians kelas eksperimen S22 = Varians kelas kontrol
N1 = Jumlahsiswa kelas eksperimen N2 = jumlah siswa kelas kontrol
t =
Catatan : rumus ini digunakan bila sampel tidak homogen
Dengan ketentuan jika thitung < ttabel maka hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak dan jika thitung > ttabel maka hipotesis nol Ho diterima dan Ha ditolak dengan taraf sifnifikan (α) 5%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Profil Sekolah SMPN 5 Janapria Lombok Tengah
Profil Sekolah SMPN 5 Janapria Lombok Tengah71
a. NPSN : 50220287
b. Nama Sekolah : SMPN 5 JANAPRIA
c. Alamat : Jalan Jati Desa Loang Maka Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah
d. Koordinat : Longitude:116.382408 Latitude: -8.719454 e. Nama Yayasan (bagi Swasta): -
f. Nama Kepala Sekolah : WIREKASME, S.Pd., M. Pd No. Telp/HP : 087864381849
g. Kategori Sekolah : B h. Tahun Beroperasi : 2008
i. Kepemilikan Tanah/Bangunan: Milik Pemerintah a. Luas Tanah : 9.450 m2
b. Luas Bangunan : 3.350 m2
j. No. Rekening Rutin Sekolah:0191-01-023278-50-6 atas nama SMPN 5 Janapria
Pemegang Rekening : WIREKASME, S.Pd
Nama Bank : NTB
Cabang : Praya
2. Visi dan Misi Sekolah SMPN 5 Janapria a. Visi
Unggul dalam prestasi, Berbudaya dalam lingkungan berdasarkan iman dan takwa.
Exellence in cultural achievenmet based on faith and obedient enviroment.
b. Misi
1. Melaksanakan pembelajaran efektif untuk mencapai prestasi yang optimal.
71 Profil SMPN 5 Janapria Lombok Tengah. Dokumentasi, 14 Januari 2016.
47
2. Menerapkan disiplin dalam kegiatan sehari- hari sehingga tercipta suasana kondusif.
3. Menyediakan wadah penyaluran bakat dan minat siswa dalam ekstrakulikuler
4. Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama dan budi pekerti
5. Menerapkan manajemen parsitipasi dengan melipatkan seluruh warga sekolah dan stakeholder yang terkait dengan sekolah.72. B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dimulai pada tanggal 13 Januari 2016. Penelitian ini hanya difokuskan pada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun tujuan dari pengumpulan data adalah untuk menjawab permasalahan yang ada pada rumusan masalah dalam penelitian. Adapun rincian data-data pelaksanaan dan hasil penelitian yang sudah dikumpulkan sebagai berikut.
1. Validitas Instrumen
Validitas berarti “ketetapan suatu alat ukur atau instrument untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur.73 Validitas adalah salah satu ciri yang menandai suatu instrumen yang baik. Instrumen penelitian yang berupa tes hasil belajar ini sebelum digunakan untuk pengambilan data hasil belajar biologi, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan atau kualitas dari tes sebelum digunakan sebagai alat dalam penelitian.
72Visi Misi SMPN 5 Janapria Loteng. Dokumentasi, 14 januari 2016
73 Arief Furqon, Pengantar Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal: 239
Tes tersebut diuji cobakan pada 15 siswa kelas IXA (diluar sampel penelitian) SMPN 5 Janapria. Sebelum dilakukannya uji validitas terlebih dahulu diberikan materi tentang sistem pernapasan pada manusia oleh guru mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) disekolah tersebut.
Setelah diberikan materi sistem pernapasan pada masnusia kemudian baru dilakukan uji validitas instrumen tes.
Hasil uji coba tersebut akan dihitung validitasnya menggunakan rumus product moment yang sudah peneliti cantumkan pada bab III.
Adapun hasil analisis validitasnya dapat dilihat pada tabel dan perhitungan selengkapnya ada pada tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Uji Validitas Tes Hasil Belajar dan Kategori Tiap Item Soal No N ∑X ∑Y (∑X)2 (∑Y)2 ∑X2 ∑Y2 ∑XY R
hit. Kriteria 1 15 63 1104 3969 1218816 317 87936 5920 0.48 TV 2 15 80 1104 6400 1218816 500 87936 4900 0,93 V 3 15 88 1104 7744 1218816 584 87936 13689 0,76 V 4 15 77 1104 5929 1218816 441 87936 5625 0,91 V 5 15 77 1104 5929 1218816 479 87936 4357 0,94 V 6 15 62 1104 3844 1218816 330 87936 22999 0,48 TV 7 15 78 1104 6084 1218816 464 87936 4971 0,76 V 8 15 78 1104 6084 1218816 484 87936 4291 0,25 TV 9 15 57 1104 3249 1218816 265 87936 421 0,59 V 10 15 74 1104 5476 1218816 414 87936 4557 0,49 TV 11 15 83 1104 6889 1218816 509 87936 4423 0,70 V 12 15 90 1104 8100 1218816 650 87936 6084 0,89 V 13 15 65 1104 4225 1218816 375 87936 3945 0,44 TV 14 15 82 1104 6724 1218816 554 87936 5329 0,94 V 15 15 50 1104 2500 1218816 210 87936 8191 -3 TV
2. Reliabilitas Instrumen
Keandalan (reliability) berasal dari kata rely yang percaya dan reliabel yang artinya dapat dipercaya. Keterpercayaan berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi. THB dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relative tetap secara konsisten.74
Pembuatan keputusan apakah sebuah THB dapat dinyatakan reliabel atau tidak didasarkan pada batas untuk membuat keputusan reliabilitas. Angka koefisisen reliabilitas yang dihitung melalui berbagai metode pengujian reliabilitas masih harus dikonfirmasikan dengan batas tertentu untuk dapat ditafsirkan reliabel atau tidak. THB dapat dinyatakan reliabel apabila koefisien yang diperoleh melalui perhitungan menggunakan metode pengujian reliabilitas tertentu lebih besar dibandingkan dengan batas keputusan reliabilitas.75
Pada hakikatnya indeks reliabilitas merupakan korelasi tes dengan tes itu sendiri (r11) untuk melihat apakah tes memberikan hasil pengukuran yang stabil dan konsisten. Oleh karena indeks reliabilitas merupakan korelasi hitung maka batas kriteria reliabilitas adalah tabel korelasi. Bila r hitung > r tabel maka kedua skor hasil pengukuran THB berkorelasi signifikan. Signifikasi korelasi menunjukkan adanya konsistensi sehingga THB telah dapat dikatakan reliabel.76
74 Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2014), hal: 153-154
75 Ibid.hal: 177
76 Ibid.hal: 179
Adapun hasil analisis validitasnya dapat dilihat pada tabel dan perhitungan selengkapnya ada pada tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1
Uji Reliabilitas Soal Ganjil Genap
No Item Ganjil (x) Item Genap (y) X2 Y2 XY
1 34 40 1156 1600 1360
2 35 35 1225 1225 1225
3 60 57 3600 3249 3420
4 40 35 1600 1225 1400
5 32 35 1024 1225 1120
6 57 52 3249 2704 2964
7 36 35 1296 1225 1260
8 35 31 1225 961 1085
9 20 1 400 1 20
10 36 32 1296 1024 1152
11 34 32 1156 1024 1088
12 38 40 1444 1600 1520
13 21 37 441 1369 777
14 38 35 1444 1225 1330
15 45 46 2025 2116 2070
∑ 561 543 22581 21773 21791
C. Penyajian dan Analisis Data
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada teknik analisis data, maka dalam menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian disajikan dan dianalisis melalui dua proses yaitu paparan hasil temuan dan analisis data.
1. Paparan Hasil Temuan Data
Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat yaitu “Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMPN 5 Janapria Lombok Tengah tahun pelajaran 2015/2016 “. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar Biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan tipe STAD dan menggunakan pembelajaran langsung. Dalam hal ini X1 sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan tipe pembelajaran STAD dan X2
sebagai kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan atau dengan menggunakan metode pembelajaran langsung. Maka dari itu, sesuai dengan hasil penelitian yang berjumlah populasinya 40 siswa dan digunakan sampelnya 40 siswa dimana X1 = 20 orang siswa dan X2 = 20 orang siswa. Dari hasil penelitian untuk kelas X1 (kelas eksperimen) diperoleh nilai 85 tertinggi dan terendah 50 sedang untuk kelas X2 (kelas kontrol) diperoleh nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 40. Untuk lebih jelasnya hasil perbandingan nilai tes kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Data Hasil Belajar Post-test Siswa Kelas Eksperimen Dan Kontrol
Kelas N X S2 S Xmak
s
Xmin Presentase Ketuntasan Klasikal
∑ Siswa Tuntas
∑ Siswa Tidak Tuntas
Eksperimen 20 69,5 26,30 9,52 85 50 55% 13 7
Kontrol 20 59,95 20,01 10,42 70 40 36% 4 16
Keterangan :
N = Jumlah Siswa
X = Rata-Rata Nilai Siswa
S2 = Varians
S = Standar Deviasi 2. Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat yang dikenakan terhadap skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan penggunaan tipe pembelajaran STAD dan pembelajaran langsung data hasil uji normalitas disajikan dalam bentuk tabel distribusi di bawah ini.
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Post test dengan chi kuadrat
No Kelas X2hitung X2tabel Kesimpulan Keterangan
1 Eksperimen 4,07 7,815 X2 X2tabel Data normal
2 Kontrol 2,19 7,815 X2 X2tabel Data normal
Berdasarkan pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen maupun control berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas data ini dilakukan dengan “uji varians terkecil dibandingkan varians terbesar” perhitungan dengan menggunakan rumus chi kuadrat yang terdapat pada (lihat lampiran : 26 dan 27). Uji homogenitas data digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan Fhitung = 1,31 dan Ftabel = 3,20 pada taraf signifikan 5%. Sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan diperoleh Fhitung < 1,31 Ftabel 3,20 (1,31 <
3,20) maka kedua data tersebut dikatakan homogen dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Homogenitas Post test Kelas Eksperimen dan Kontrol
A Kelas Jumlah (N) Fhitung Ftabel Kesimpulan
5% Eksperimen 20
1,31 3,20 Homogen
Kontrol 20
c. Uji Hipotesis
Setelah semua persyaratan analisis di hitung, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus “uji t” test “. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan berupa hipotesis nol (Ho) yaitu: tidak ada pengaruh positif model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar Biologi Siswa Kelas VIII di SMPN 5 Janapria Lomok Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016. Hipotesis alternatif (Ha) yaitu ada pengaruh positif model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII di SMPN 5 Janapria Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016.
Tabel 4.5
Analisis Hasil Belajar Dengan Uji-t pada taraf signifikan 5%.
A Kelas Jumlah (N) Thitung Ttabel Kesimpulan 5% Eksperimen 20
1,30 2,04 Ha Ditolak
Kontrol 20
Setelah melakukan perhitungan diperoleh thitung = 1,30 dan ttabel
= 2,04 dengan dk = (n1 + n2 – 2) = 20 + 20 – 2 = 38 dengan taraf signifikan 5% maka ttabel = 2,04 karena thitung > ttabel (1,30 > 2,04) maka
Ha ditolak dan Ho diterima, artinya “tidak ada pengaruh model pembelajaran koopertaif tipe STAD terhadap hasil belajar Biologi Siswa Kelas VIII di SMPN 5 Janapria Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016”.
D. Pembahasan
Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan tipe STAD dengan model pembelajaran langsung hasil belajar siswa dengan menggunakan tipe STAD lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung.
Hal tersebut dibuktikan dengan uji hipotesis yaitu “t” test pada penelitian ini diperoleh thitung = 1,30 dan ttabel = 2,04 pada taraf signifikan 5%
dengan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik pada penelitian ini ternyata thitung ttabel, maka hipotesis ditolak.
Kooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif, sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.77 Sependapat dengan pengertian tersebut, Roger, dkk.
Menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial
77 Isjoni. Cooperative learning. ( Bandung : Alfabeta. 2013 ),h. 15
diantara kelompok- kelompok belajar yang di dalamnya setiap belajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.78
(Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik permulaan bagi para guru yang baru menggunakan model pembelajaran kooperatif.79 Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru.80
Dalam STAD siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata- rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai-nilai ini kemudian dijumlah untuk mendapat nilai
78 Huda, Miftahul. Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur Dan Model Terapan.
(Yogyakarta : PT Pustaka Pelajar. 2010),h. 29
79Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.h.143
80 Ibid.h.12.
kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah yang lainnya.81
Student Teams Achievement Division sangat menekankan pada kerjasama dalam kelompok belajar. Hal ini akan menuntut siswa untuk saling membantu, memberi motivasi, dan saling percaya satu sama lain.
Pembelajaran yang menekankan pada kerjasama akan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar bekerjasama, berbagi pendapat, pengetahuan, pengalaman, mendengarkan pendapat orang lain, saling memotivasi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bentuk kerjasama dalam STAD diwujudkan dalam pembentukan tim belajar siswa. Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi dibentuknya kelompok adalah agar siswa anggota kelompok dapat bekerjasama menyelesaikan tugas yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai materi dengan baik. Hal ini karena sesama siswa memiliki kesamaan bahasa, tingkat perkembangan intelektual dan pengalaman kedekatan sehingga membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.
Dengan kata lain tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mengandung unsur diskusi yang aktif dan diakhir pembelajaran akan diberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai tertinggi yang dapat melibatkan siswa berperan secara aktif
81 Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. (Jakarta:
PT.Raja Grafindo.2011).h213-214.
dalam mengikuti pembelajaran dimana dengan menggunakan tipe ini siswa merasa lebih tertatik dan bersemangat sehingga siswa tidak merasa bosan, jenuh dan ngantuk untuk mengikuti pembelajaran. Dengan siswa merasa lebih senang dan bersemangat dapat membuat siswa merasa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar juga semakin meningkat. Akan tetapi dalam penelitiann ini, tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar biologi siswa khususnya pada pokok bahasan sistem pernapasan pada manusia.
Artinya bahwa Ho diterima dan Ha ditolak disebabkan karena siswa yang kurang paham terhadap pembelajaran yang diberikan, tidak terlalu memperhatikan, dan hanya berambisi pada penghargaan saja. Sehingga hal ini yang menyebabkan pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hal tersebut dibuktikan dengan uji hipotesis yaitu “t” test pada penelitian ini diperoleh thitung = 1,30 dan ttabel = 2,04 pada taraf signifikan 5%
dengan taraf kepercayaan 95%. Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari pengujian hipotesis dinyatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak dengan kata lain, tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMPN 5 Janapria Lombok Tengah tahun pelajaran 2015/2016.
BAB V KESIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa (thitung ttabel = 1,30 2,04) artinya Ha ditolak dan Ho diterima “tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMPN 5 Janapria Lombok Tengah tahun pelajaran 2015/2016 .
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan sebagaimana yang sudah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan saran-saran sebagai berkut:
1. Kepada Siswa
Para siswa senantiasa meningkatkan pemahamannya tentang materi yang diberikan oleh guru, sehingga siswa siap dan mampu melaksanakan pembelajaran tersebut dengan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal dan berpartisipasi secara aktif.
2. Kepada Guru
Guru Biologi kelas VIII SMPN 5 Janapria Lombok Tengah, diharapkan untuk menggunakan pembelajaran STAD sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran.
59 59
3. Kepada Peneliti
Diharapkan perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pembelajaran STAD yang nantinya dapat memberikan hasil yang lebih lagi pada topik maupun mata pelajaran yang lain dan meningkatkan hasil belajar yang lebih baik lagi bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, suharsimi (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.
Anas sudijono. (1996) .Pengantar Evaluasi Pendidikan. ( Jakarta : Raja Grafindo Persada)
Arief Furqon, Pengantar Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007)
Dalyono,(2009).Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta), Cet.5.
Hasibuan,m oedjiono.1985.Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Remaja Rosdakarya)
Hamdani. 2011.Strategi Belajar Mengajar.(Bandung : CV. Pustaka Setia)
Heni Suswanti Handayani.2011.Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD (Student teams Achivement Division) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Biologi Materi Pokok Sistem Gerak Pada Manusia Di kelas VIII A SMPN 3 Lingsar Tahun Pelajaran 2010/2011.(Mataram: IAIN).
Huda, Miftahul. (2010).Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur Dan Model Terapan. (Yogyakarta : PT Pustaka Pelajar)
http://www.mystartsearch.com/?type=hp&ts=1429501784&from=wpc&uid=ST320
LM001XHN-M320MBB_S2TJJ9EC416439,tgl.18 juni 2015.
http ://www.artikele91d7fb9c21685aa36e47be7a44b0cc7. Selasa 08 september 2015
Ian dkk. Hasil Observasi Dan Wawancara Dengan Siswa Kelas VIII di SMPN 5 Janapria Lombok Tengah . Hari senin, tanggal 1 desember 2014 jam 09.00
Isjoni. (2010) .Cooperative learning. ( Bandung : Alfabeta)
Juliansyah Noor, (2011). Metode Penelitian (Jakarta: Kencana Prada Media Grup,)
M. Ngalim Purwanto, 1996.Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya), Cet. 11,
Masnur Muslich. 2011. Pendidikan Karakter.(Jakarta : Bumi Aksara)
Madewan. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer. Jakarta : Bumi Aksara
Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Nana Syaodih Sukmadinata, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya,
Neohi Nasation dan Ali Surianto. (2007). Evaluasi pengajaran (Jakarta:
Universitas Terbuka)
Purwanto. (2010). Prinsip-prinsi dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung:
Remaja Rosdakarya).
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning, Teori Dan Aplikasi Paikem.
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar)
Riyanto.Yatim. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SIC Ridwan. 2014. Dasar-Dasar Statistika. (Bandung: Alfabeta,)
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesinal Guruu.
(Jakarta : PT. RajaGrafindo Persaja).
Rasyid, H, dkk. (2009). Penilaian Hasil Belajar. (Bandung: CV Wacana Prima) Robert E. Slavin. 2005. Cooperative Learning TeorI, Riset dan Praktik. (Bandung
: Nusa Media.)
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kualitatif dan R dan D. Bandung : Alfabeda.
Suharsimi Arikunto. (2008). Desain Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian.(Bandung: Alfabeta,).
Yatim Rianto. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. ( Jakarta : Kencana) Hal.160
DAFTAR NAMA SISWA BERDASARKAN TINGKAT PRESTASI KELAS EKSPERIMEN
No Tingkat prestasi siswa
Peringkat Nama siswa Nama
kelompok
1 Prestasi tinggi 1 Makbul Yasin A
B C D
2 2 Andrean Hadi Putra
3 3 Fauzul Hamidin
4 4 Ariansyah Hidayat
5 Prestasi sedang 5 Dewi Santika D
C B A A B C D D B C A
6 6 M. Danil
7 7 Sukron Januaril
8 8 Veni Muslia
9 9 M. Hafizi
10 10 Lita Irma
11 11 Maroni
12 12 Murniati
13 13 Eva Astioniq
14 14 Hilma Aprilia Halipah
15 15 Nurmaya Ningsih
16 16 Zuriaton Hidayanti
17 Prestasi rendah 17 Nurcahayani A
B C D
18 18 Sulhan Azim
19 19 Usman
20 20 Kusmita
Nama Kelompok :
Kelompok A: Kelompok B :
1. Makbul Yasin 1. Andrean Hadi Putra
2. Veni Muslia 2. Sukron Januaril
3. M. Hafizi 3. Lita Irma
4. Zuriaton Hidayanti 4. Hilma Aprilia Halipah
5. Nurcahayani 5. Sulhan Azim
Kelompok C : Kelompok D:
1. Fauzul Hamidin 1. Ariansyah Hidayat
2. M. Danil 2. Dewi Santika
3. Maroni 3. Murniati
4. Nurmaya Ningsih 4. Eva Astioniq
5. Usman 5. Kusmita
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMPN 5 Janapria
Kelas : VIII
Mata Pelajaran : Biologi
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar Materi Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen 1.5 Mendeskripsikan
sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Sistem pernapasan
Mengidentifikas i macam organ penyusun sistem pernapasan pada manusia
Melihat gambar dan/ atau video
Membandingkan macam organ penyusun sistem pernapasan pada manusia
Membandingkan proses inspirasi dan ekspirasi
Tes tulis
Tes tulis
Tes uraian
Tes uraian
Jelaskan pengertian pernapasan
… .
Buatlah tabel perbedaan
8 x 40 Buku paket
ekspirasi dan inspirasi pada proses
pernapasan.
Studi pustaka dan/ atau melihat
tayangan video tentang kelainan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan.
pernapasan
Mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem
pernapasan yang bias dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya
mengatasinya.
inspirasi dan ekspirasi
Buatlah daftar nama kelaianan dan daftar nama penyakit yang berhubunga n dengan sistem pernapasan yang sering dijumpi dalam
sehari-hari.
Lampiran : 2
Pertemuan I Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMPN 5 Janapria Mata pelajaran : Biologi
Kelas/semester : VIII/ Semester Ganjil (I) Alokasi waktu : 2x40 Menit
Standar kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi dasar : Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian pernapasan
2. Membedakan pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian pernapasan.
2. Siswa mampu membedakan pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal)
B. Karakteristik Siswa yang Diharapkan : 1. Disiplin (discipline)
2. Rasa hormat (respect) 3. Tekun (diligence)
4. Tanggung Jawab (responsibility) 5. Teliti (carefullness)
C. Materi Pelajaran
Sistem pernapasan pada manusia