BAB III METODE PENELITIAN
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah suatu alat bantu yang digunakan peneliti dalam aktivitas mengumpulkan data supaya aktivitas tersebut menjadi lebih tersusun dan dianggap mudah olehnya. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data penelitian ini menggunakan instrumen tes dan metode analisis instrumennya mencakup tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, serta reabilitas. Dalam memahami karakteristik tersebut maka perlu adanya pengujian dan perhitungan supaya bisa mengetahuinya, diantaranya:
1. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas
Uji validitas tes adalah sebuah uji yang dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan atau ketelitian sebuah tes yang digunakan untuk mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur.
66 Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Dasar Metode Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), 77-78. Https://bit.ly/3Gy7aaQ.
Secara spesifik, uji validitas dimaksudkan untuk menilai dan memutuskan apakah sebuah tes sebagai instrument untuk mengukur hasil belajar telah tepat mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas butir-butir soal dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal dengan skor semua butir soal yang ada dalam seperangkat soal ujian.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa uji validitas butir adalah sebuah uji yang dilakukan untuk menilai dan memutuskan apakah setiap butir soal yang ada dalam seperangkat soal ujian dapat mendukung soal ujian itu sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tetapi, uji validitas dapat pula dilakukan untuk menilai apakah seperangkat soal ujian yang terdiri dari beberapa butir soal itu secara keseluruhan valid atau tidak. Jadi, uji validitas dapat dilakukan untuk menguji validitas setiap butir soal dan juga penguji validitas seperangkat tes secara keseluruhan.67 Adapun uji validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan melihat korelasi skor butir soal (skor item) dengan skor total yang diuji menggunakan SPSS 24 For Windows.
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas
No Soal rHitung rTabel Keterangan
1 0,654 0,3610 Valid
2 0,411 0,3610 Valid
3 0,777 0,3610 Valid
67 Sumardi, Teknik Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020), 81. Https://bit.ly/3EqGcyT.
4 0,511 0,3610 Valid
5 0,711 0,3610 Valid
6 0,132 0,3610 Tidak Valid
7 0,481 0,3610 Valid
8 0,678 0,3610 Valid
9 0,378 0,3610 Valid
10 0,567 0,3610 Valid
11 0,777 0,3610 Valid
12 -0,179 0,3610 Tidak Valid
13 -0,133 0,3610 Tidak Valid
14 0,613 0,3610 Valid
15 0,544 0,3610 Valid
16 0,398 0,3610 Valid
17 -0,031 0,3610 Tidak Valid
18 0,457 0,3610 Valid
19 0,365 0,3610 Valid
20 0,361 0,3610 Tidak Valid
21 -0,039 0,3610 Tidak Valid
22 0,426 0,3610 Valid
23 0,231 0,3610 Tidak Valid
24 -0,270 0,3610 Tidak Valid
25 0,500 0,3610 Valid
26 0,613 0,3610 Valid
27 0,473 0,3610 Valid
28 0,235 0,3610 Tidak Valid
29 0,463 0,3610 Valid
30 -0,258 0,3610 Tidak Valid
Sumber: Hasil oleh data menggunakan SPSS 24 For Windows.
Berdasarkan hasil uji validitas di atas diperoleh soal yang valid sebanyak 20 soal dan diperoleh tidak valid sebanyak 10 soal. Maka selanjutnya peneliti akan menggunakan soal valid sebanyak 20 soal untuk diuji ke kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Berikut merupakan hasil rekapitulasi uji validitas instrumen : Tabel 3.2
Rekapitulasi hasil uji validitas
Keterangan No Soal Jumlah
Soal Valid 1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,14,15,16,18,19,22,
25,26,27, dan 29
20 Tidak Valid 6,12,13,17,20,21,23,24,28, dan 30 10 b. Uji Reabilitas
Menurut Brown reabilitas mengacu pada konsistensi atau keandalan suatu tes untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
Selanjutnya, reabilitas dapat juga dipahami bahwa tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik merupakan alat ukur yang dapat memberikan informasi yang sebenarnya tentang hasil belajar peserta didik.
Reabilitas dan validitas merupakan dua hal yang berbeda, tetapi keduanya saling berkaitan. Kata kuncinya adalah reabilitas menghendaki adanya konsistensi hasil perskoran, sedangkan validitas mengacu pada akurasi dari suatu tes untuk mengukur apa yang hendak diukur.68
Instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha cronbach > 0,6.69 Dalam penelitian ini soal yang diuji reabilitasnya menggunakan SPSS 24 For Windows. Berikut ini merupakan tabel hasil uji reabilitas :
68 Sumardi, ”Teknik Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar”, 87.
69 Tenia Wahyuningrum, Buku Referensi Mengukur Usability Perangkat Lunak (Sleman:
CV. Budi Utama, 2021), 73.
Tabel 3.3 Hasil Uji Reabilitas
Reability Statistics
Cronbach`s Alpha N of Item
.795 30
Sumber: Hasil oleh data menggunakan SPSS 24 For Windows.
Berdasarkan hasil uji reabilitas diatas nilai Cronbach`s Alpha menunjukkan angka 0,795 nilai tersebut lebih besar dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian dikatakan reliabel.
c. Uji Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran menurut Arikunto yaitu salah satu karakteristik butir soal yang dapat menunjukkan kualitas butir soal tersebut termasuk mudah, sedang, atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.70 Sedangkan menurut Witherington, angka indeks kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Angka indeks kesukaran sebesar 0,00 (P 0,00) merupakan petunjuk bagi testee bahwa butir item tersebut termasuk dalam kategori item yang terlalu sukar karena disini seluruh testee tidak dapat menjawab. Sebaliknya, jika angka indeks kesukaran itu adalah 1,00, maka artinya item soal terlalu mudah karena seluruh testee dapat menjawab dengan benar seluruh butir soal yang diberikan.71
Yang dimaksud dengan taraf kesukaran tes adalah
70 Salisatul Apipah, Analisis Kemampuan Koneksi Matematis berdasarkan Gaya Belajar Siswa pada Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik dengan Self Assesment (Klaten: Tahta Media Group, 2021), 67. Https://bit.ly/3V87QYo.
71 Hendro Widodo, Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: UAD PRESS, 2021), 166.
Https://bit.ly/3AqvNCn.
kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar. Jika banyak subjek peserta tes yang tidak dapat menjawab dengan benar, maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi, sebaliknya jika hanya sedikit dari subjek yang tidak dapat menjawab dengan benar maka tingkat kesukarannya rendah. Taraf kesukaran tes dinyatakan dalam indeks kesukaran. Taraf kesukaran dapat diketahui dengan rumus:
Keterangan:
P= Indeks kesukaran
B= Subjek yang menjawab benar
J= Banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes Contoh:
Peserta didik yang mengikuti tes berjumlah 20 orang. Jika yang dapat mengerjakan butir soal dengan benar ada 12 orang, maka taraf kesukaran soal adalah
72
Dalam penelitian ini soal yang diuji taraf kesukarannya menggunakan SPSS 24 For Windows.
Menurut Thorndike dan Hagen cara penafsiran terhadap tingkat kesukaran butir tes dapat menggunakan kriteria sebagai
72 S. Widanarto Prijowuntato, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2016), 155. Https://bit.ly/3VdlDfi.
berikut:73
Tabel 3.4
Karakteristik Indikator Soal
Indeks Taraf Kesukaran Interpretasi
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Tabel 3.5
Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran No Soal Indeks Taraf
Kesukaran
Kriteria Taraf Kesukaran
1 0,73 Mudah
2 0,93 Mudah
3 0,83 Mudah
4 0,80 Mudah
5 0,73 Mudah
7 0,83 Mudah
8 0,70 Sedang
9 0,90 Mudah
10 0,80 Mudah
11 0,83 Mudah
14 0,70 Sedang
15 0,77 Mudah
16 0,30 Sukar
18 0,77 Mudah
19 0,87 Mudah
22 0,73 Mudah
25 0,90 Mudah
26 0,63 Sedang
27 0,87 Mudah
29 0,67 Sedang
Sumber: Hasil oleh data menggunakan SPSS 24 For Windows.
Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran di atas di peroleh soal yang mudah sebanyak 15 soal, soal yang sedang sebanyak 4 soal, dan soal yang sulit sebanyak 1 soal.
73 Anas Sudjino, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), 373.
Berikut merupakan hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran : Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran
Keterangan No Soal Jumlah
Mudah 1,2,3,4,5,7,9,10,11,15,18,19,22,25,dan 27
15
Sedang 8,14,26, dan 29 4
Sukar 16 1
Jumlah 20
d. Uji Daya Pembeda
Menurut Purwanto, daya pembeda suatu soal yaitu bagaimana kemampuan soal itu untuk membedakan siswa-siswi yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan siswa- siswa termasuk kelompok kurang (lower group). Angka yang menunjukkan besarnya nilai pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0,00 samapi 1,00, hanya saja terdapat sedikit perbedaan pada indeks kesukaran yaitu tidak mengenal tanda negatif (-), sedangkan pada daya pembeda dikenal tanda negatif. Tanda negatif pada daya pembeda digunakan jika suatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas testee, yaitu anak pandai disebut bodoh, dan anak bodoh disebut pandai.
Suatu soal yang dapat dijawab dengan benar, baik oleh siswa pandai ataupun siswa bodoh, maka berarti soal tersebut tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik pandai ataupun bodoh tidak dapat menjawab
dengan benar, maka soal tersebut dinilai tidak baik juga karena tidak memiliki daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab oleh siswa yang pandai saja.74 Dalam penelitian ini uji daya pembeda soal menggunakan SPSS 24 For Windows
Tabel 3.7
Indikator Daya Beda Soal
No Indeks Daya Beda Klasifikasi
1 0,0-0,19 Buruk
2 0,20-0,29 Cukup
3 0,30-0,39 Baik
4 0,40-1,00 Sangat Baik
5 Minus Tidak Baik
Tabel 3.8
Rekapitulasi Uji Daya Pembeda No Soal Indeks Daya
Pembeda
Kriteria Daya Pembeda
1 0,558 Sangat Baik
2 0,392 Baik
3 0,738 Sangat Baik
4 0,492 Sangat Baik
5 0,725 Sangat Baik
7 0,491 Sangat Baik
8 0,678 Sangat Baik
9 0,339 Baik
10 0,492 Sangat Baik
11 0,738 Sangat Baik
14 0,510 Sangat Baik
15 0,441 Sangat Baik
16 0,306 Baik
18 0,345 Baik
19 0,311 Baik
22 0,381 Baik
25 0,444 Sangat Baik
26 0,572 Sangat Baik
74 Hendro Widodo, Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: UAD PRESS, 2021), 168-169.
Https://bit.ly/3AqvNCn.
27 0,428 Sangat Baik
29 0,355 Baik
Sumber: Hasil oleh data menggunakan SPSS 24 For Windows.
Berikut merupakan hasil rekapitulasi uji daya pembeda : Tabel 3.9
Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda
Keterangan No Soal Jumlah
Baik Sekali 1,3,4,5,7,8,10,11,14,15,25,26, dan 27
13
Baik 2,9,16,18,19,22 dan 29 7
Jumlah 20
Berdasarkan hasil uji daya pembeda di atas maka terdapat 13 soal yang baik sekali dan 7 soal yang baik. Soal valid yang diterima berjumlah 20 soal, jadi berdasarkan hal tersebut uji validitas, reabilitas, uji taraf kesukaran dan uji daya pembeda jumlah soal yang ditetapkan adalah 20 soal yang digunakan dalam penelitian.