• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

P ENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LITERASI MEMBACA

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

DI SMPN 4 TANGGUL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq Jember Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Sains

Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :

SITI IFATUS SOLEHA NIM. T20189071

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2022

(2)

ii

P ENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LITERASI MEMBACA

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

DI SMPN 4 TANGGUL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq Jember Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Sains

Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :

SITI IFATUS SOLEHA NIM. T20189071

Disetujui Pembimbing

Muhammad Eka Rahman, M.SEI.

NIDN. 2006118701

(3)

iii

P ENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LITERASI MEMBACA

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

DI SMPN 4 TANGGUL

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Sains

Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Hari: Selasa

Tanggal: 06 Desember 2022 Tim Penguji

Ketua Sidang Sekertaris

Dr. Mohammad Zaini, S.Pd.I, M.Pd.I Rachma Dini Fitria, M.SEI NIP. 20160366 NIP. 199403032020122005

Anggota:

1. Dr. Moh. Sutomo, M.Pd ( )

2. Muhammad Eka Rahman, M.SEI ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni`ah, M.Pd.I NIP. 196405111999032001

(4)

iv

MOTTO

ةَيآ ْوَلَو ِّنَِّع اوُغِّلَ ب

Artinya : “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”(HR. Bukhari)1

ُعَفَ تْنُ ي ٍمْلِعَو ٍةَيِراَج ٍةَقَدَص ْنِم ٍةَث َلََث ْنِم الَِّإ ُهُلَمَع َعَطَقْ نا ُناَسْنِْلْا َتاَم اَذِإ ُهَل وُعْدَي ٍحِلاَص ٍدَلَوَو ِهِب

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga hal. Sedekah jariyah, ilmu yang

bermanfaat dan do`a anak yang sholeh atau sholehah.” (HR. Muslim).2

1 HR. Bukhari dari Abdullah Bin `Amr: 3461.

2 Ibnu Tatsir dalam kitab tafsirnya (7: 76).

(5)

v

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan taufiknya yang telah dicurahkan. Serta kepada harimbaan kita Nabi Muhammad SAW kepada insan yang penuh dengan dosa dan kekurangan ini dapat menyelesaikan hasil karya ini yang dipersembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu saya tercinta (Misrin dan Surati Ningsih), orang tua angkat (Pak No dan Fatimah), saudara laki-laki (Muhammad Nawawi), tunanganku (Akhmad Ainul Yaqin), serta semua keluargaku. Yang senantiasa tidak ada kata putus-putusnya selalu memberikan support dan memberikan kasih saying setulus hatinya, yang selalu ada dan mengingat dalam segala hal. Yang selalu sabar memberikan bimbingan dan nasehat serta jerih payahnya dalam pengorbanannya selama ini, sehingga saya dapat menatap sebuah masa depan sampai saat ini.

2. Terima kasih juga semua Bapak Ibu Dosen. Atas semangat dan jerih payahnya dalam membimbing dan mengayomi dalam menyelesaikan hasil karya ini. Karena dengan ikhlas memberikan berbagai macam leluasa ilmu yang saya dapatkan.

3. Kepada almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Kiai Haji Achmad Siddiq yang saya banggakan.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Rasa syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun Skripsi ini dengan lancar. Sholawat maa`assalam tetap tercurahkan kepada haribaan besar Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Literasi Membaca terhadap Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMPN 4 Tanggul” merupakan salah satu upaya yang dilakukan penulis dalam rangka menyelesaikan studi akhir di Universitas Islam Kiai Haji Achmad Siddiq Jember di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial.

Penulis skripsi ini, tidak lepas dari bantuan, bimbingan, saran serta motivasi dari semua pihak dalam membentuk penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor Universitas Islam Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah mendukung dan menfasilitasi kami selama proses kegiatan belajar mengajar dilembaga ini.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni`ah, M.Pd. I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan izin penelitian.

3. Ibu Dr. Indah Wahyuni, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sains Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memimpin Jurusan Sains FTIK.

4. Ibu Musyarofah, M.Pd., selaku Koordinator Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) UIN KHAS Jember yang telah memberikan wadah kepada kami untuk menggali pengalaman dan pengetahuan dan membantu dalam segala hal yang diperlukan sebagai syarat skripsi.

5. Bapak Muhammad Eka Rahman M.SEI., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan pengarahan, motivasi, dan meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.

(7)

vii

6. Bapak Eko David Sukamto, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMPN 4 Tanggul yang telah memberikan izin dan dukungan selama proses penelitian.

7. Bapak Sutaji, S.Pd., selaku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial di SMPN 4 Tanggul yang telah mengarahkan dan membantu dalam segala hal yang diperlukan sebagai syarat skripsi.

8. Semua Dosen Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis dijadikan sebagai amal shalih yang dicatat oleh Allah SWT. Penulis mengakui bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan untuk kesempatan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Aamiin Ya Rabbal `Alamin.

Jember, 1 Desember 2022

Siti Ifatus Soleha NIM. T20189071

(8)

viii

ABSTRAK

Siti Ifatus Soleha, 2022 : Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Literasi Membaca terhadap Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMPN 4 Tanggul.

Kata Kunci : Discovery Learning, Literasi Membaca, dan Hasil Belajar Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Dengan penerapan model pembelajaran discovery learning berbasis literasi membaca diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMPN 4 Tanggul yaitu guru memberikan penerapan model pembelajaran discovery learning berbasis literasi membaca kepada siswa agar mereka lebih mudah memahami materi yang akan disampaikan guru, karena membaca dapat menambah pengetahuan dan akan mengantarkan manusia menjadi semakin cerdas.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu ”apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran discovery learning berbasis literasi membaca terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMPN 4 Tanggul?”.

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran discovery learning berbasis literasi membaca terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMPN 4 Tanggul.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian quasi experimental Design atau eksperimen semu yang menggunakan desain quasi eksperimen nonequivalent control group design yaitu desain penelitian dengan pretest-posttest group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII 4 Tanggul Jember. Sampel penelitian berjumalah 62 siswa terdiri dari kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D sebagai kelas kontrol. Penentuan sampel ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi. Analisis dan uji hipotesis dengan Independent Sample T-Test dilakukan dengan bantuan software SPSS 24 For Windows.

Hasil penelitian ini adalah hasil yang diproleh dari uji Independent Sample T-Test menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) 0,045, hal ini menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh penerapan model pembelajaran discovery learning berbasis literasi membaca terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMPN 4 Tanggul. Dengan ditolaknya H0 dan diterimanya Ha maka penelitian ini dapat membuktikan kebenaran hipotesis yaitu terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran discovery learning berbasis literasi membaca terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMPN 4 Tanggul.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 14

1. Variabel Penelitian ... 14

2. Indikator Variabel ... 15

F. Definisi Operasional... 15

G. Asumsi Penelitian ... 17

H. Hipotesis ... 18

I. Sistematika Pembahasan ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 21

(10)

x

A. Penelitian Terdahulu ... 21

B. Kajian Teori ... 25

1. Model Pembelajaran Discovery Learning ... 25

2. Literasi Membaca………...30

3. Hasil Belajar ... 44

4. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 54

BAB III METODE PENELITIAN ... 63

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 63

B. Populasi dan Sampel ... 64

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 66

D. Instrumen Pengumpulan Data ... 66

E. Analisis Data ... 75

BAB IV PENYAJIAN DATA ANALISIS ... 79

A. Gambaran Objek Penelitian ... 79

B. Penyajian Data ... 82

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 87

D. Pembahasan ... 92

BAB V PENUTUP ... 97

A. Simpulan ... 97

B. Saran-Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99 Lampiran-Lampiran

(11)

xi

DAFTAR TABEL

No Uraian Halaman

Tabel 1.1 Data Hasil Ulangan Siswa Kelas VII B dan VII D………. 8

Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan peneitian yang akan dilakukan ... 23

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas ... 67

Tabel 3.2 Rekapitulasi hasil uji validitas ... 69

Tabel 3.3 Hasil Uji Reabilitas ... 70

Tabel 3.4 Karakteristik Indikator Soal ... 72

Tabel 3.5 Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran ... 72

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran ... 73

Tabel 3.7 Indikator Daya Beda Soal ... 74

Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Daya Pembeda ... 74

Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda ... 75

Tabel 4.1 Guru dan Karyawan SMPN 4 Tanggul ... 81

Tabel 4.2 Data Penyajian Hasil Soal Pre-Test Kelas Eksperimen VII B ... 83

Tabel 4.3 Data Penyajian Hasil Soal Pre-Test Kelas Kontrol VII D ... 84

Tabel 4.4 Data Penyajian Hasil Soal Post-Test Kelas Eksperimen VII B ... 85

Tabel 4.5 Data Penyajian Hasil Soal Post-Test Kelas Kontrol VII D ... 86

Tabel 4.6 Data Penyajian Hasil Uji Normalitas ... 88

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 89

Tabel 4.8 Data Penyajian Hasil Uji Homogenitas ... 90

Tabel 4.9 Data Penyajian Hasil Uji T-Test ... 91

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Halaman

Lampiran 1 Matrik Penelitian ... 103

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen ... 104

Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ... 122

Lampiran 4 Kisi-Kisi Intrumen Penelitian (Tes) ... 134

Lampiran 5 Kisi-Kisi Soal Pre Test dan Post Test ... 144

Lampiran 6 Soal ... 145

Lampiran 7 Hasil Olah Data ... 152

Lampiran 8 Dokumentasi Pembagian Instrumen Tes untuk Uji Validitas .... 157

Lampiran 9 Dokumentasi Pembelajaran Kelas Eksperimen & Kontrol ... 158

Lampiran 10 Surat Pernyataan Keaslian Tulisan ... 160

Lampiran 11 Jurnal Kegiatan Penelitian ... 161

Lampiran 12 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 162

Lampiran 13 Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 163

Lampiran 14 Biodata Penulis ... 164

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses yang dibutuhkan dalam memperoleh keseimbangan dan kesempurnaan untuk perkembangan individu maupun masyarakat. Penekanan pendidikan dibanding dengan pengajaran terletak pada pembentukan kesadaran dan kepribadian individu atau masyarakat disamping transfer ilmu dan keahlian. Dengan proses semacam ini suatu bangsa atau negara dapat mewariskan nilai-nilai keagamaan, kebudayaan, pemikiran dan keahlian kepada generasi berikutnya, sehingga mereka betul- betul siap menyongsong masa depan kehidupan bangsa dan negara yang lebih cerah.3

Berdasarkan pendapat Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Sedangkan menurut Paulo Freire ia mengatakan, pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa dimana manusia menjadi sadar akan pembebasan mereka, dimana melalui praksis mengubah keadaan itu. Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama, dan merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan.4

Selain itu, dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

3 Nurkholis, Pendidikan dalam Upaya Memajukan Teknologi, Jurnal Kependidikan, Vol. 1 No. 1 (Nopember 2013), 25.

4 Din Wahyudin, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), 33.

(14)

2003 Bab I pasal 1 menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.5

Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mempengaruhi peserta didik agar mampu mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimiliki agar mampu menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Potensi yang ada dalam diri setiap peserta didik ada yang bersifat positif maupun negatif. Potensi mana yang akan berkembang tergantung dari stimulus atau lingkungan yang mempengaruhinya.6

Saat ini pendidikan di Indonesia memiliki peringkat yang masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara lain. Hal ini disebabkan karena pendidikan di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan Negara-negara lainnya. Salah satu penyebab Indonesia memiliki peringkat yang masih rendah yaitu pengaruh kurangnya literasi atau minat baca pada siswa maupun mahasiswa serta kemampuan dalam berpikir kritis dan hasil belajar siswa yang masih rendah.

5 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1.

6 A.M. Bandi Utama, Pembentukan Karakter Anak Melalui Aktivitas Bermain Dalam Pendidikan Jasmani (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 2011), 1.

(15)

Survey Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) yang dilakukan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa kemampuan literasi siswa Indonesia masih menempati urutan bawah jika dibandingkan dengan negara lain. tidak hanya sekedar itu, berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh PISA (Programme for International Student Assessment) menujukkan hal yang sama, yakni Indonesia hanya memiliki skor 371, serta menduduki negara dengan kemampuan membaca terendah ketiga. Selain itu, pada tahun 2007 berdasarkan hasil penilaian Organisation For Ekonomic Cooperation and Develoment (OECD) menujukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 48 dari 56 negara. itu artinya bahwa posisi Indonesia sangat memprihatinkan jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Sedangkan pada tahun 2009 penilaian yang dilakukan oleh PISA terhadap siswa Indonesia kembali menunjukkan hasil yang rendah yakni sebesar 402. Kondisi ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke 57 dari 65 negara yang dinilai oleh OECD pada tahun 2010. Tahun 2012 sampai tahun 2015 hasil masih sama yaitu siswa Indonesia masih memiliki kemampuan membaca yang rendah.

Dari pemaparan hasil penelitian internasional tersebut menujukkan bahwa kemampuan literasi siswa Indonesia mewakili masyarakat Indonesia secara umum tergolong rendah. Fenomena ini kemudian mendesak pemerintah untuk segera berbenah agar masyarakat Indonesia mampu bersaing di kancah internasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah

(16)

dengan melakukan pengembangan literasi membaca.7

Kegiatan pembelajaran lebih efektif dan dapat mencapai tujuan pembelajaran jika guru dan siswa saling bekerja sama dalam menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, sehinggga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Proses belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa ketika siswa memahami materi yang akan disampaikan oleh guru. Salah satu cara yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan literasi membaca, hal ini dapat membantu siswa memperluas pengetahuan dengan literasi membaca.

Literasi membaca sangat penting bagi siswa karena selain dapat memperluas pengetahuan, literasi membaca dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa dan mempermudah siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan kemampuan membaca sangat diperlukan oleh setiap orang yang ingin memperluas pengetahuan, mempertinggi daya pikir, mempertajam penalaran, untuk mencapai kemajuan dan peningkatan diri.

Literasi berasal dari bahasa Inggris yaitu literacy yang berarti orang yang belajar. kemampuan literasi tidak sebatas pada kemampuan membaca dan menulis. Dengan perkembangan teknologi, literasi dikaitkan juga dengan literasi sains, informasi, dan teknologi. Pada hakikatnya kemampuan baca tulis seseorang merupakan dasar utama bagi pengembangan makna literasi

7 Muhamad Sadli & Baiq Arnika Saadati, Analisis Pengembangan Budaya Literasi dalam Meningkatkan Minat Membaca Siswa di Sekolah Dasar (Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 2019), 152-153.

(17)

secara lebih luas.8 Selain itu, literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya.

Berdasarkan hal tersebut, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten atau kota, hingga satuan pendidikan. Selain itu, pelibatan unsur eksternal dan unsur public, yaitu orang tua peserta didik, alumni, masyarakat, dunia usaha dan industry juga menjadi komponen penting dalam Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.9

Literasi sebenarnya sudah ada sejak dulu saat jaman Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk membaca. Turunnya wahyu pertama kepada Rasullullah sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:

ُمَرْك َْلَّا َكُّبَرَو ْأَرْ قِا (٢) ٍقَلَع ْنِم َن اَسْن ِْلَّا َقَلَخ (١) َقَلَخ ْيِذالا َكِّبَر ِمْس اِب ْأَرْ قِا ا يِذال ( ِمَلَقْلاِب مالَع ا ِْلَّا َمالَع) ٤

ْمَلْعَ ي َْلَ اَم َناَسْن ( ۗ

٥

) (٣)

8 Saeful Amri & Eliya Rochmah, Pengaruh Kemampuan Literasi Membaca Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar (Cirebon: Universitas Muhammadiyah Cirebon, Jurnal Pendidikan Dasar, 2021), 53.

9Pratiwi Retnaningdyah, dkk, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Pertama (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016), 1-2.

(18)

Artinya: 1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Mulia, 4) Yang Mengajar (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

“(QS. Al-Alaq: 1-5)”.10

Ayat tersebut menjelaskan bahwa membaca adalah suatu perintah, dimana dari membaca manusia mendapatkan ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan sangatlah penting. Dengan membaca diharapkan membawa tertanamnya keimanan dan ketaqwaan seseorang sebagai wujud dari perubahan dalam proses pembelajaran.

Selain itu dengan turunnya wahyu pertama ini kepada Rasulullah SAW menjadi peristiwa literasi yang sangat penting bagi manusia di bumi. Perintah ini menjadi awal perkembangan pencerahan dan keselamatan untuk umat manusia dalam melaksanakan hidup dan kehidupan.11

Pengembangan literasi membaca di Indonesia yaitu dengan penerapan literasi membaca pada mata pelajaran yang ada di sekolah, seperti pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial yang sering disingkat IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan tingkat menengah.

10 Al-Qur`an Surat Al-Alaq ayat 1-5, Qur`an Tajwid dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia (Jakarta: Maghfirah Pustaka), 904.

11 Vismaia S. Damaianti, Literasi Membaca: Hasrat Memahami Makna Kehidupan (Bandung: PT Refika Aditama, 2021), 2.

(19)

Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah maupun politik, semuanya dipelajari dalam ilmu sosial ini.12

Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Tahun 1993, disebutkan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata Negara. Khusus di sekolah lanjutan tingkat pertama program IPS hanya mencakup bahan kajian geografi, ekonomi, dan sejarah.

Sedangkan pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat.13

Berdasarkan Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMP mengatakan bahwa kegiatan pendahuluan berbasis literasi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus berjalan sesuai dengan ketentuannya yaitu kegiatan 15 menit membaca materi sebelum pelajaran dimulai merupakan salah satu contoh telah terlaksananya pembelajaran literasi. Pembelajaran juga diawali dengan guru memberikan stimulus berupa menghubungkan materi dengan fenomena yang terjadi saat ini sehingga siswa tertarik mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran IPS berbasis literasi yang digunakan guru di SMPN 4 Tanggul menggunakan metode model pembelajaran Discovery Learning. Model tersebut selanjutnya diimplementasikan melalui kegiatan-

12 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 137.

13 Ahmad Susanto”, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar”, 143.

(20)

kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.14 Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS salah satunya karena kurangnya literasi membaca siswa. Hal ini terjadi karena kurangnya minat baca siswa dan banyaknya siswa membaca tapi belum bisa menangkap makna dari apa yang dibacanya. Sebenarnya membaca merupakan gudang ilmu atau jendela dunia. Karena dengan banyak membaca seseorang dapat mengetahui banyak hal yang sebelumnya tidak diketahui. Semakin seseorang rajin membaca akan semakin banyak tahu dan banyak bisa. Ini artinya, jika seseorang memiliki banyak pengetahuan, maka pengetahuan tersebut akan membantu dirinya dalam melakukan banyak hal yang sebelumnya belum dikuasai. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat dilihat dari hasil ulangan yang pernah dilakukan guru. Berikut ini merupakan tabel hasil ulangan siswa kelas VII B dan VII D :

Tabel 1.1

Data Hssil Ulangan Siswa Kelas VII B dan VII D

No Nama Siswa Kelas VII B Nilai Nama Siswa Kelas VII D Nilai

1 Achmad Jefri 55 Ahmad Akbar Maulana 45

2 Alenta Aurelia Rosi 40 Arum Danuarta 50

3 Aliya Sayo 50 Aulia Nuril Fadilah 45

4 Alya Tsabitah Hadi 45 Aurelia Khanza Arizal 55 5 Cevira Ayu Puji Utami 45 Bryansyah Hutama Putra 35

6 Dinda Adeswari 35 Cindy Eka Mahardita 80

7 Elma Nur Aulia 45 Disha Faiza Alamanda 65

8 Erli Febriyana Kirani 30 Fastabiqun Najah Imam 45

9 Fahrian Nul Hakim 45 Fika Putri Salna 45

10 Fandi Mayudi 50 Firman Alviansa 55

14 Saiful Anwar dan Aisyah Nur Sayidatun Nisa, Pembelajaran IPS Berbasis Literasi (Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembelajaran) pada Kelas VIII di SMPN 2 Banyubiru (Semarang: Universitas Negeri Semarang, Jurnal Sosiolium, 2020), 128-129.

(21)

11 Fatimatuz Zahro 45 Ika Putri Ayu Lestari 60

12 FitraOktadyandra 65 Izza Azalia 50

13 Flanella Sevya Ramdhani 70 Kayla Nur Romadhani 55

14 Jibril Maulana Yusuf 55 Lu`lu`uz Zahra 75

15 Laura Natalia Virgiana D C 75 Melati Anggun Faisatul A 65 16 M. Fadlan Gio Firmansyah 40 Moch. Faizal 45 17 Mandala Putra Bagas Y 40 Moch. Maulana Nur Rizky 50 18 Marsha Izzatika Safira 55 Muhammad Rafli Saputra 45 19 Moch. Alan Fadillah 45 Nakaya Fatwa Mahatma S 55 20 Mohammad Rifa Agustin 75 Nuri Yanti Prasestiwi 60 20 Muhammad Ainur Rafi 65 Raihan Azril Maulana H 45 22 Muhammad Daego Rizki P 70 Rendy Adi Dyan Cahyono 40

23 Nafisatud Daniyah 45 Reta Atika Putri 70

24 Naili Farah Adibah Zahwa 70 Riadian Hanung Sindung Y 60

25 Putri Dewi Amelia 55 Saira Fitriani 75

26 Sabatia Salma 60 Salman Alfarizi 50

27 Safira Ramadhani 70 Siti Aulia Dzulkaidah 70 28 Sevilia Imroatul Hasanah 80 Siti Musrifah 65 29 Syarifa Supriansyah Putri 65 Wana Wan Azizah 45 30 Tania Putri Mareza 70 Zahra Ainun Jannah 60

31 Thee Meliana 55 Zahra Resyana Zulia R 30

Jumlah 17010 Jumlah 1690

Rata-Rata 55,1 Rata-Rata 54,5

Dalam proses belajar mengajar ditentukan standarisasi atau indikator- indikator tertentu sesuai apa yang ingin dicapai oleh pendidik. Indikator tersebut menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan mampu untuk dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kemampuan yang telah dicantumkan dalam tujuan pembelajaran tersebut mencakup tujuan akhir pembelajaran yang harus dicapai siswa yang dapat dilihat dari hasil belajarnya.15

Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

15 Moh. Zaiful Rosyid, Mustajab dan Aminol Rosid Abdullah, Prestasi Belajar (Batu:

Literasi Nusantara, 2019), 11. Https://bit.ly/3Xjd5GI.

(22)

seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahun menjadi tahu.16 Hasil belajar juga diartikan sebagai proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian diatas hasil belajar dapat mencapai tujuan utamanya yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata, atau symbol.17

Berdasarkan pengalaman observasi penelitian yang dilakukan di SMPN 4 Tanggul, dimana proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam kelas masih terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan pembelajaran kurang optimal. Masalah tersebut yaitu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas kurang bervariatif dalam pemilihan model yang tepat yang dapat meningkatkan keinginan siswa untuk belajar. dimana guru yang lebih aktif dalam pembelajaran sedangkan keterlibatan siswa sangat kecil.

Sehingga hal ini membuat siswa menjadi bosan dan hanya sekedar mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru tanpa merasa tertantang untuk mencari informasi lain.

Untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa khususnya pada materi kehidupan manusia pada masa praaksara, maka diperlukan model

16 Omear Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 30.

17 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 200.

(23)

pembelajaran yang dapat membuat siswa mudah memahami materi pembelajaran serta meningkatkan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Adapun model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran Discovery Learning Berbasis Literasi Membaca.

Model pembelajaran Discovery Learning Berbasis Literasi Membaca menekankan pada siswa untuk menemukan dan membangun sendiri konsep atau pengetahuannya melalui pengamatan dan percobaan melalui membaca buku ataupun sumber bacaan lainyya sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Meningkatnya hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berbasis literasi membaca ini didukung oleh hasil penelitian Saeful Amri dan Eliya Rochmah (2021) pada Jurnal Pendidikan Dasar yaitu hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan literasi membaca mampu meningkatkan hasil belajar siswa mulai dari rata- rata nilai masih berada di sekitaran kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 75 menjadi 81%. Selain itu penelitian yang dilakukan Hairun Niati (2018) pada skripsi Universitas Muhammadiyah Makasar, menyatakan bahwa penerapan budaya literasi berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Mannuruki 1 Kota Makassar yaitu sebelum menggunakan budaya literasi dikategorikan rendah yaitu 66,67% dan setelah menerapkan budaya literasi dikategorikan tinggi yaitu 77,7%.

(24)

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Literasi Membaca Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMPN 4 Tanggul”.

B. Rumusan Masalah

Bagian ini mencantumkan semua rumusan masalah yang dicari jawabannya melalui penelitian. Rumusan masalah disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.18

Berdasarkan Ilatar Ibelakang Imasalah Iyang Itelah Idiuraikan Idi Iatas, Imaka rumusan masalah Iadalah Iapakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis literasi membaca terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMPN 4 Tanggul?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu dan konsisten dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah.19

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis literasi membaca terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

18 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember, 2021), 39.

19 Tim Penyusun,” Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”, 39.

(25)

Sosial (IPS) di SMPN 4 Tanggul.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat teoritis dan praktis, seperti manfaat bagi peneliti, instansi dan masyarakat secara keseluruhan. Manfaat penelitian harus realistis.20

Manfaat dari hasil penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan partisipasi bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ataupun disiplin ilmu Tarbiyah lainnya khususnya di Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) UIN KHAS Jember serta penelitian ini dapat menjadi referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis literasi membaca terhadap hasil belajar siswa pada mata pealajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah khususnya di lembaga Perguruan tinggi FTIK UIN KHAS Jember.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, dapat meningkatkan pengetahuan tentang penerapan literasi membaca sehingga dapat menerapkan model pembelajaran discovery learning berbasis literasi membaca secara maksimal dalam proses pembelajaran.

20 Tim Penyusun,” Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”, 39.

(26)

b. Bagi guru, sebagai bahan informasi untuk lebih meningkatkan kreativitas guru dalam mengatasi hasil belajar siswa yang rendah, dengan adanya model pembelajaran discovery learning berbasis literasi membaca yang maksimal agar siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.

c. Bagi siswa, dengan adanya pemberian penerapan model pembelajaran discovery learning berbasis literasi membaca diharapkan siswa dapat memahami materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

1. Variabel Penelitian

Pada bagian ini peneliti harus menentukan variabel secara jelas dan tegas. Mana yang menjadi variabel bebas dan mana variabel terikatnya.

Variabel penelitian adalah sesuatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.21

a. Variabel Independen (X)

Varabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent atau dalam bahasa Indonesia disebut variabel bebas. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang

21 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kulalitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2018), 39.

(27)

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).22 Variabel independen dalam penelitian ini berupa Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Literasi Membaca.

b. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen atau dalam bahasa Indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.23 Variabel dependen dalam penelitian ini berupa Hasil Belajar Siswa.

2. Indikator Variabel

a. Variabel Independen (X)

Indikator independen dalam penerapan model pembelajaran discovery learning berbasis literasi membaca diambil dari kecenderungan atau minat membaca siswa dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

b. Variabel Dependen (Y)

Indikator dependen dalam hasil belajar siswa diambil dari tes formatif F. Definisi Operasional

Berdasarkan indikator empiris variabel penelitian kemudian dilanjutkan dengan mengemukakan definisi operasionalnya. Definisi operasional adalah definisi yang digunakan sebagai pijakan pengukur empiris terhadap variabel

22 Sugiyono,” Metode Penelitian Kuantitatif, Kulalitatif, dan R&D”, 39.

23 Sugiyono,” Metode Penelitian Kuantitatif, Kulalitatif, dan R&D”, 39.

(28)

penelitian dengan rumusan yang didasarkan pada indikator variabel.24 Adapun definisi operasional yang berkaitan dengan judul diantarnya sebagai berikut:

1. Discovery Learning

Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang berpusat kepada siswa karena dapat mendorong siswa untuk menyelidiki sendiri, menemukan dan membangun pengalaman dan pengetahuan secara sistematis, kritis dan logis untuk menjawab pertanyaan atau tugas yang diberikan guru.

2. Literasi Membaca

Literasi secara umum adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis.25 Sedangkan Membaca adalah kegiatan mengenal kata-kata dan memadukannya menjadi sebauh kalimat serta memahami makna arti yang terkandung pada bahasa yang tertulis.26 Jadi, literasi membaca adalah kemampuan seseorang memahami, menggunakan, mengevaluasi, merenungkan, merefleksi, dan melibatkan diri dengan teks untuk mencapai tujuan seseorang, mengembangkan pengetahuan dan potensi diri, serta untuk berpartisipasi dalam masyarakat.27

24 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember, 2021), 40.

25 Aprida Niken Palupi, Dian Ervina Widiastuti dkk., Peningkatan Literasi di Sekolah Dasar (Madiun: CV. Bayfa Cendekia Indonesia, 2020), 1.

26 Aprida Niken Palupi, Dian Ervina Widiastuti dkk,” Peningkatan Literasi di Sekolah Dasar”, 22.

27 Vismaia S. Damaianti, Literasi Membaca: Hasrat Memahami Makna Kehidupan (Bandung: PT Refika Aditama, 2021), 72.

(29)

3. Hasil Belajar

Menurut Arikunto hasil belajar adalah sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.28

4. Mata Pelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahaun Sosial (IPS) dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang- cabang ilmu sosial di atas.29

5. Macam-Macam Model Pembelaran

Dalam penelitian ini terdapat 2 model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, yaitu : 1) Pada kelas ekperiment menggunakan model pembelajaran Discovery Learning Berbasis Literasi Membaca, 2) Pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Model.

G. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian biasa disebut juga sebagai anggapan dasar atau postulat, yaitu sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Anggapan dasar harus dirumuskan secara jelas sebelum meneliti

28 Toto sugiarto, E-Learning Berbasis Schoology Tingkatkan Hasil Belajar Fisika (Yogyakarta: Cv. Mine, 2020), 5. Https://bit.ly/3TQWNBK.

29 Susanto Ahmad, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar (SD), (Jakarta:

Grafika, 2016), 6.

(30)

melangkah menggumpulkan data. Anggapan dasar di samping berfungsi sebagai dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang diteliti juga untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian dan merumuskan hipotesis.30

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental Design atau eksperimen semu. Oleh karena itu dalam penelitian quasi experimental Design atau eksperimen semu ini terdapat dua kelompok dalam penelitian ini. Dua kelompok tersebut dijadikan sebagai kelas eksperimen atau uji coba dalam penelitian ini yang diberikan perlakuan khusus, sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan khusus. Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Jika penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis literasi membaca dapat memberikan pengaruh yang baik sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

H. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penilitian,

30 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember, 2021), 41.

(31)

belum jawaban yang empirik.31

Pada penelitian yang akan dilakukan ini terdapat dua hipotesis, diantaranya sebagai berikut:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis literasi membaca terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMPN 4 Tanggul.

2. Hipotesis Nol (H0)

Tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis literasi membaca terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMPN 4 Tanggul.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam deskripsi alur skripsi ini dimulai dari bagian awal hingga bagian penutup. Adapun sistematika pembahasan skripsi ini antara lain:

BAB I PENDAHULUAN, di dalam pendahuluan meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian yang terdiri dari variabel penelitian dan indikator variabel, kemudian definisi operasional, asumsi penelitian, hipotesis dan sistematika pembahasan.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN, kajian kepustakaan meliputi:

penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

31 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kulalitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2018), 63.

(32)

peneliti, dan kajian teori yang berisi teori-teori tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis literasi membaca terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

BAB III METODE PENELITIAN, metode penelitian meliputi:

pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik dan instrumen pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV PENYAJIAN DATA, penyajian data meliputi: gambaran objek penelitian, penyajian data, analisis dan pengujian hipotesis serta pembahasan.

BAB V PENUTUP, penutup meliputi: kesimpulan dari hasil penelitian secara menyeluruh dan dilanjutkan dengan saran dan perbaikan dari kekurangan yang ada.

(33)

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti memaparkan berbagai hasil penelitian terdahulu terkait dengan penelitian yang dilakukan, kemudian membuat ringkasan, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum (skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya). Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan perbedaan penelitian yang hendak dilakukan.32

Berikut merupakan beberapa jenis penelitian terdahulu berupa beberapa skripsi terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ade Payosi (2020) tentang judul Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 14 Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelasIV SD Negeri 14 Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Firda Gusvina (2018) tentang judul Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Smp/Mts. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa SMP/MTs yang diajarkan dengan model Discovery Learning, (2) untuk mengetahui hasil belajar

32 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember, 2021), 40.

(34)

siswa yang diajarkan dengan model Discovery Learning lebih baik dari pada yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Niwati (2020) tentang judul Implementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis di MI Nurul Huda Bondowoso Tahun Pelajaran 20219/2020.

Penelitian ini bertujuan mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi gerakan literasi sekolah dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis.

4. Penelitian yang dilakukan Husnul Khatimah (2020) tentang judul Pengaruh Kegiatan Literasi Dasar terhadap Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat baca siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.

5. Penelitian yang dilakukan Isnaniatul Lailiyah (2020) tentang judul Pelaksanaan Pembelajaran Literasi di SMP Negeri 1 Jember Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran literasi membaca dan pelaksanaan pembelajaran literasi budaya dan kewargaanegaraan di SMP Negeri 1 Jember Tahun Pelajaran 2019/2020.

(35)

Tabel 2.1

Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan peneitian yang akan dilakukan No. Nama

Peneliti

Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Ade Payosi, 2020

Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning

terhadap Hasil Belajar

Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Negeri 14

Bermani Ilir Kabupaten

Kepahiang

a. Penelitian tentang model pembelajaran discovery learning.

b. Pendekatan penelitian Quasi Eksperimen Design.

c. Teknik pengumpulan data

menggunakan dokumentasi.

a. Subjek dan objek penelitian

berbeda.

b. Dalam penelitian

ini tidak

menggunakan model

pembelajaran discovery

learning berbasis literasi.

c. Penelitian dilakukan di SD d. Penelitian

dilaksanakan

pada mata

pelajaran

kewarganegaran 2. Firda

Gusvina, 2018

Pengaruh Model Discovery

Learning terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Smp/Mts

a. Penelitian tentang model pembelajaran discovery learning.

b. Pendekatan penelitian Quasi Eksperimen Design.

c. Teknik pengumpulan data

menggunakan dokumentasi.

d. Penelitian dilaksanakan di SMP.

a. Subjek dan objek penelitian

berbeda.

b. Dalam penelitian

ini tidak

menggunakan model

pembelajaran discovery

learning berbasis literasi.

c. Penelitian dilaksanakan

pada mata

pelajaran matematika.

3. Niwati, 2020 Implementasi Gerakan Literasi

a. Penelitian tentang literasi

a. Subjek dan objek penelitian

(36)

Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis di MI Nurul Huda Bondowoso Tahun Pelajaran 20219/2020.

b. Tenik

pengumpulan data yaitu, dokumentasi.

berbeda.

b. Bentuk penelitian menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif, jenis penelitian yang digunakan yaitu studi kasus.

c. Lokasi penelitian 4. Husnul

Khatimah, 2020

Pengaruh

Kegiatan Literasi Dasar terhadap Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri 32 Buakang

Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.

a. Penelitian tentang literasi.

b. Penelitian kuantitatif.

c. Metode

penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen.

a. Subjek dan objek penelitian

berbeda.

b. Lokasi penelitian.

c. Penelitian ini menggunakan penelitian pre eksperimen design Ijenis One-Group Pre- angketIdan Post- angketIDesign 5. Isnaniatul

Lailiyah, 2020

Pelaksanaan Pembelajaran Literasi di SMP Negeri 1 Jember Tahun Pelajaran 2019/2020.

a. Penelitian tentang literasi.

b. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi.

a. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif.

b. Subjek dan objek penelitian

berbeda.

c. Lokasi penelitian.

Dari kelima penelitian terdahulu mulai dari Ade Payosi mengenai Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 14 Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang. Firda Gusvina mengenai Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Smp/Mts. Niwati mengenai implementasi gerakan literasi sekolah dalam

(37)

meningkatkan kemampuan membaca dan menulis di MI Nurul Huda Bondowoso, Husnul Khatimah mengenai pengaruh kegiatan literasi dasar terhadap minat baca siswa kelas V SD Negeri 32 Buakang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai, Isnaniatul mengenai pelaksanaan pembelajaran literasi di SMP Negeri 1 Jember. Jika dikaitkan dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan memang terdapat persamaan yang sama dan rumusan masalah penelitian yang mereka semua lakukan seperti saya lakukan mengenai Literasi, akan tetapi dalam segi perbandingan atau perbedaannya yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian dari ketiga peneliti tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan, karena ketiga penelitian tersebut mengenai literasi sedangkan penelitian yang peneliti lakukan lebih ke literasi membacanya, selain itu perbedaan yang terlihat yaitu mengenai lokasi yang diteliti, metode pengumpulan data, pendekatan dan jenis penelitian. Peniliti berharap bisa menyempurnakan penelitian terdahulu dengan mengembangkan proses penelitian selanjutnya dan menemukan hal baru yang terdapat dalam proses penelitian tersebut.

B. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Discovery Learning

a. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning

Belajar merupakan suatu proses diikuti dengan adanya perubahan pada diri seseorang, hal ini disebabkan oleh adanya pengalaman. selain itu belajar merupakan hal yang kompleks, karena didalamnya terjadi interaksi antara peserta didik dan guru. Peserta

(38)

didik yang diharapkan dapat mengalami perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu dan perubahan-perubahan tersebut sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Anthony Robbins dalam Trianto, belajar merupakan proses menciptakan hubungan antara pengetahuan yang sudah dipahami dan pengetahuan yang baru.Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: (1) penciptaan hubungan, (2) pengetahuan yang sudah dipahami, dan (3) pengetahuan yang baru.

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Bruner berpendapat bahwa belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan (learning by discovery is learning to discovery). Bruner memakai model pembelajaran yang disebutnya discovery learning, dimana peserta didik mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Model discovery adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery Learning merupakan model pembelajaran penemuan yang dilakukan oleh siswa.

(39)

Dalam pembelajaran ini siswa menemukan sendiri suatu hal yang baru bagi mereka. Discovery learning dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Model discovery learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pembelajaran tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri sehingga menemukan sendiri penyelesaian dalam pembelajaran.33

b. Sintaks Pembelajaran Discovery Learning

Menurut Arends sintaks model pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut :

1) Menyampaikan tujuan yang akan dipelajari, mengelompokkan dan menjelaskan prosedur discovery learning, serta guru menyampaikan aturan dalam model pembelajaran dengan penemuan.

2) Guru menyampaikan suatu masalah secara sederhana

3) Peserta didik memperoleh data eksperimen. Guru mengulangi pertanyaan pada peserta didik untuk mendapat informasi yang membantu proses penemuan.

4) Peserta didik membuat hipotesis dan penjelasan guru membantu peserta didik dalam membuat prediksi dan mempersiapkan penjelasan masalah.

5) Analisis proses penemuan, guru membimbing peserta didik

33 Hasma Handayani, dkk, Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Pembelajaran IPS di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Merak Belantung (Lampung: FKIP Unila, 2015), 3-4.

(40)

berfikir tentang proses intelektual dan proses penemuan serta menghubungkan dengan pelajaran lain.34

c. Tujuan Model Pembelajaran Discovery Learning

Tujuan Pembelajaran Discovery Learning, Bell mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut:

1) Dalam teknik penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

2) Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.

3) Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan.

4) Pembelajaran dengan penemuan mambantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide- ide orang lain.

5) Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilanketerampilan, konsep- konsep dan prinsipprinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.

6) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan

34 Hasma Handayani, dkk, “Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Pembelajaran IPS”, 5-6.

(41)

dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.35

d. Hubungan Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar

Dimyati dan Mudjiono menjelaskan hasil belajar adalah proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar atau keberhasilan yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf, symbol tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara.36 Sementara menurut Sudjana, hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Hasil belajar yang dimiliki seseorang bisa ditinjau dari tingkah lakunya.37

Menurut Siti Wahyu Ningsih dan Sopiyan Suri, Model Pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena saat pembelajaran menggunakan model pembelajaran tersebut memberikan perubahan berupa peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan Model Pembelajaran

35 Ade Payosi, Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 14 Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang (Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2020), 24.

36 Moh. Zaiful Rosyid, Mustajab dan Aminol Rosid Abdullah, Prestasi Belajar (Batu:

Literasi Nusantara, 2019), 11-12. Https://bit.ly/3Xjd5GI.

37 Siti Komariyah dan Ahdinia Fatmala Nur Laili, “Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Hasil Belajar Matematika,” Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika 4, no. 2 (September 2018): 57. Https://bit.ly/3Oq1rFJ.

(42)

Discovery Learning, saat melakukan eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga siswa termotivasi untuk melakukan proses penemuan, pengajaran menggunakan eksperimen merangsang motivasi, kreativitas dan meningkatkan minat siswa saat pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar siswa, dan dengan menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning siswa termotivasi, berpartisipasi dan antusias dalam menerima pelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat.38

Berdasarkan uraian hubungan penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dengan hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dengan hasil belajar tidak dapat dipisahkan. Model pembelajaran sangat penting saat proses belajar mengajar karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Literasi Membaca

a. Pengertian Literasi Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

Sedangkan dari segi linguistik, menurut Anderson membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding prosess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang

38 Siti Wahyu Ningsih dan Sofiyan Suri, “Hubungan antara Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Hasil Belajar Matematika Siswa UPT SMK Negeri 4 di Kota Tanggerang,” Dian Widya: Jurnal Ilmiah dan Pendidikan 4, no. 5 (Juli 2021): 72.

(43)

justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.39

Istilah “literasi membaca” biasanya mengacu pada kemampuan individu untuk belajar, menggunakan, dan mengkomunikasikan informasi tertulis dan tercetak. Definisi ini tampaknya menunjukkan bahwa dengan literasi membaca seseorang dapat membaca dengan aktif, terarah, dan fungsional dalam berbagai situasi dan untuk berbagai tujuan. Banyak harapan yang ingin diwujudkan para siswa.

Agar para siswa dapat mewujudkan keinginannya serta dapat berpartisipasi aktif dalam komunitas dan kehidupan pribadinya, peran literasi membaca akan menjadi penting.

Menurut Mullis & Martin, literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan bentuk-bentuk bahasa tertulis yang dibutuhkan oleh masyarakat atau individu dihargai oleh individu.

Pembaca dapat mengkonstruksi makna dari teks dalam berbagai bentuk. Mereka membaca untuk belajar, untuk berpartisipasi dalam komunitas pembaca di sekolah di sekolah dan kehidupan sehari-hari, dan untuk kesenangan.

39 Henry Guntur Tarigan, Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: CV Angkasa, 2015), 7.

(44)

Sementara Svrpkova mendefinisikan literasi sebagai penggunaan fungsional dari keterampilan yang diperoleh dalam konteks sosial tertentu. Menjadi literat berarti bahwa seseorang harus mengembangkan serangkaian keterampilan yang lebih luas, yang mengaktifkan penggunaan funsional dari keterampilan yang diperoleh (misalnya bahasa) dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, literasi membaca tidak hanya mengacu pada penguasaan keterampilan membaca, tetapi juga kemampuanuntuk bekerja dengan teks, berkomunikasi secara tertulis, memperoleh dan mengolah informasi yang terkandung dalam teks.

Kemudian, PISA mendefinisikan literasi membaca adalah kemampuan seseorang mengalami, menggunakan, mengevaluasi, merenungkan, merefleksi, dan melibatkan diri dengan teks untuk memcapai tujuan seseorang, mengembangkan pengetahuan dan potensi diri, serta untuk berpartisipasi dalam masyarakat.40

Selain itu, Delgadova berpendapat bahwa literasi membaca adalah seperangkat keterampilan dan kemampuan membaca yang diperlukan untuk bekerja dengan teks secara efektif. Literasi membaca tidak mengacu pada membaca cepat kata, frasa atau teks lengkap.

Lebih dari itu, literasi membaca mengacu pada kemampuan memahami isi dengan baik, menemukan makna eksplisit dan implisit, menganalisis konten dan informasi yang diperoleh dan mampu

40 Vismaia S. Damaianti, Literasi Membaca: Hasrat Memahami Makna Kehidupan (Bandung: PT Refika Aditama, 2021), 71-72.

(45)

menafsirkan konten dengan benar dan menyebarkannya.

Dengan demikian, dapat dijelaskan pula bahwa literasi membaca adalah kemampuan untuk membuat penilaian sendiri mengenai teks, dan menerapkan konten mereka untuk berinovasi dan menciptakan pengetahuan baru sebagai hasil dari informasi yang diterima. Literasi membaca merupakan salah satu kunci keterampilan dalam lingkungan akademis, karena banyak sekali pengetahuan yang diperoleh melalui buku, monograf dan dokumen tertulis. Ini dianggap sebagai kompetensi inti dalam proses mengubah informasi menjadi pemahaman.41

b. Prinsip-Prinsip Penilaian Literasi Membaca

Beberapa hal dapat dijadikan prinsip penyelenggaraan proses penilaian literasi membaca dan penyusunan perangkat penilaiannya.

Prinsip-prinsip tersebut dikaitkan dengan konsep dasar proses penilaian, konsep berpikir, konsep penetapan indikator, konsep pemilihan teks, dan konsep digitalisasi dalam pengembangan perangkat penilaian.

Dalam melaksanakan proses penilaian diperlukan prinsip-prinsip dasar sebagai acuannya. Terdapat 11 standar penilaian yang dibuat National Council of Teachers of English (NCTE) dan International Reading Association (IRA) (2010) yang dapat diacu untuk proses penilaian literasi membaca. Diantaranya sebagai berikut:

41 Vismaia S. Damaianti,” Literasi Membaca: Hasrat Memahami Makna Kehidupan”, 75.

(46)

1) Minat siswa sangat penting dalam penilaian

Proses penilaian yang dialami siswa merupakan pengalaman yang memiliki konsekuensi. Penilaian dapat mengubah kondisi dan kesempatan pendidikan siswa.

Pengalaman yang diperoleh siswa dalam mengikuti penilaian dapat meningkatkan atau bahkan mengurangi motivasi belajar.

Penilaian dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa sehingga dapat muncul perasaan positif atau negatif mengenai diri siswa sendiri dan orang lain, serta dapat memengaruhi pemahamannya terhadap apa artinya menguasai dan berhasil dalam pendidikan.42

2) Guru merupakan agen penilaian yang paling penting

Sebagian besar penilaian pendidikan terjadi di kelas, sewaktu guru dan siswa saling berinteraksi. Para guru merancang, menugasi, mengamati, bekerja sama, dan menafsirkan pekerjaan siswa di kelas mereka. Guru membuat penetapan tujuan dan makna pada setiap interaksi dalam aturan penilaian yang dibuatnya serta mengevaluasi

Gambar

Tabel 3.1  Hasil Uji Validitas
Tabel 3.3  Hasil Uji Reabilitas
Gambar diatas dinamakan dengan…..
Gambar diatas dinamakan dengan…..
+2

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar latar belakang, identifikasi serta rumusan masalah yang telah di uraikan, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan partisipasi

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dikemukakan tujuan penelitian ini sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan komunikasi matematika siswa yang mendapatkan

Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan mengacu pada rumusan masalah yang telah dijelaskan pada BAB I, yaitu : (1) bagaimana penerapan pembelajaran

Setiap kegiatan yang dilakukan harus memiliki tujuan yang jelas. Begitu pula dengan penelitian ini, yang bertolak pada rumusan masalah. Adapun tujuan dari

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan penelitian ini yaitu: Apakahpeningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar peserta didik pada Kelas X MIPA dengan menerapkan

Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dipilih, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah Apakah terdapat Pengaruh dengan menggunakan Model pembelajaran