• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTENSI BERWIRAUSAHA

INTENSI BERWIRAUSAHA

A. INTENSI BERWIRAUSAHA

Pertanyaan: Mengapa ada orang yang sangat ingin menjadi seorang wirausahawan dan yang lain tidak? Faktor apa saja yang mempengaruhinya? Dalam ilmu psikologi, salah satu faktor yang mempengaruhi terjadi atau tidaknya perilaku adalah intensi.

Berdasarkan teori planned behavior milik Ajzen (2005), intensi memiliki tiga faktor penentu dasar yaitu individu dalam alam, pengaruh sosial, dan masalah kontrol.

Faktor penentu adanya intensi yang pertama adalah sikap individu terhadap perilaku atau keyakinan perilaku.

Penentu kedua adalah persepsi seseorang dalam tekanan sosial tentang apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan, hal tersebut berhubungan dengan norma subjektif. Ketiga adalah selfefficacy dalam melakukan hal yang menarik, hal ini disebut sebagai kontrol perilaku.

Teori ini mengasumsikan keyakinan perilaku, norma subjektif dan kontrol perilaku merupakan bentuk munculnya sebuah intensi. Berikut adalah representatif gambaran mengenai terbentuknya intensi seperti yang telah dijelaskan.

Intensi (atau bisa disebut juga sebagai niat) merupakan faktor motivasional yang mendorong terjadinya perilaku. Intensi berwirausaha menandakan seberapa kuat individu akan mencoba mewujudkan perilaku berwirausaha Orang yang memiliki intensi berwirausaha akan mengarahkan perhatian, pengalaman, dan perilakunya terhadap kegiatan berwirausaha (Bird, 1988).

terkuat seseorang menjadi wirausahawan atau tidak.

Dalam bentuk yang paling sederhana, intensi berwirausaha menentukan perilaku berwirausaha, dan apakah seseorang memiliki intensi berwirausaha atau tidak, ditentukan oleh beberapa faktor (Khuong & An, 2016).

Bandura (Wijaya, 2007) menyatakan bahwa intensi merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu atau menghasilkan suatu keadaan tertentu di masa depan. Sehingga intensi dapat diartikan sebagai bentuk dari keinginan untuk melakukan sesuatu pada diri individu.

Ajzen (Abrorry & Sukamto, 2013) mendefinisikan intensi sebagai bentuk dari indikasi kesiapan individu dalam menampilkan perilaku dan dipertimbangkan sebagai bentuk perilaku yang telah dilakukan oleh individu. Bentuk kesiapan pada individu dapat dilihat dari intensi yang dimiliki individu tersebut, ketika kesiapan individu tinggi hal tersebut dapat diindikasikan bahwa intensi yang dimiliki juga tinggi. Intensi mengindikasikan seberapa kuat keinginan individu untuk melakukan sesuatu, seberapa banyak usaha yang direncanakan dalam menghadapi tekanan.

Theory of planned behavior yang dikembangkan oleh Fishbein & Ajzen (2010) banyak digunakan untuk menjelaskan bagaimana terbentuknya intensi berwirausaha:

Gambar 4: Theory of Planned Behavior

Seseorang akan menjadi wirausahawan jika memiliki intensi (niat) dan didukung dengan keterampilan dan perilaku. Faktor keterampilan misalnya melalui matakuliah yang diperoleh dari bangku perkuliahan atau kursus, dan lingkungan misalnya ketersediaan kesempatan untuk melakukan kegiatan berwirausaha. Kemunculan niat berwirausaha sendiri ditentukan oleh tiga hal, yaitu sikap individu terhadap kegiatan kewirausahaan (apakah individu menilai kegiatan berwirausaha sebagai kegiatan yang baik/menguntungkan), norma yang ada di sekitar individu tentang kegiatan berwirausaha (apakah ada orang- orang di sekitar individu yang menjadi wirausahawan, atau apakah orang yagn ada di sekitar individu mendukung

kegiatan berwirausaha), dan keyakinan individu tentang kemampuan dirinya menjadi seorang wirausaha.

Dengan kata lain seseorang akan memiliki niat berwirausaha jika ia memandang kegiatan berwirausaha itu sebagai sesuatu yang baik dan menguntungkan. Selain itu, keluarga/orang terdekatnya juga ada yang menjadi wirausahawan yang berhasil, atau kalau pun tidak ada keluarga atau orang terdekat mendukung kegiatan berwirausaha tersebut. Selain itu ia juga harus yakin bahwa ia mampu menjadi seorang wirausahawan. Jika ketiga hal tersebut terpenuhi, maka niat kuat sebagai wirausahawan akan muncul. Jika diteruskan, niat tersebut akan terwujud dengan dukungan keterampilan dan lingkungan (kesempatan berupa modal, tempat, alat, dsb).

Selain ketiga faktor yang mempengaruhi secara langsung tersebut, Theory of Planned Behavior juga menyebutkan bahwa ada faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhi niat berwirausaha, yaitu latarbelakang seseorang yang mencakup latar belakang individu (seperti kepribadian, mood, emosi, nilai-nilai yang dimiliki, stereotype, sikap secara umum, kesediaan mengambil resiko, dan pengalaman), sosial (termasuk pendidikan, usia, jenis kelamin, penghasilan, agama, ras, etnis, budaya), dan akses terhadap informasi (akses terhadap pengetahuan, media, maupun ada atau tidaknya intervensi dari luar).

Faktor Penentu Intensi Berwirausaha

Menurut Fisbein dan Ajzen ( Wijaya, 2007) intensi adalah fungsi dari tiga determinan dasar, yaitu:

a. Keyakinan perilaku, mengacu pada sejauh mana individu memegang penilaian pribadi positif atau negatif tentang menjadi seorang pengusaha. Ini mencakup tidak hanya afektif (saya suka itu , itu menarik) , tetapi juga pertimbangan evaluatif (itu memiliki kelebihan). Misalnya individu lebih menilai dirinya sebagai individu yang mampu untuk mencapai sebuah tujuan usaha, sehingga dapat dikatakan individu tersebut memiliki nilai pribadi yang positif.

b. Keyakinan normatif, yaitu keyakinan individu akan norma, orang sekitarnya dan motivasi individu untuk mengikuti norma tersebut. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap persepsi individu bahwa referensi orang lain yang menyetujui akan mempengaruhi keputusan untuk berwirausaha atau tidak. Misalnya ketika keluarga memberikan dukungan positif terhadap usaha yang akan dibuat oleh individu tersebut sehingga secara tidak langsung akan memberikan keyakinan untuk memulai sebuah usaha baru.

c. Kontrol perilaku, yang merupakan dasar bagi pembentukan kontrol perilaku yang dipersepsikan.

Kontrol perilaku yang dipersepsi merupakan persepi terhadap kekuatan faktor-faktor yang

akan mengendalikan perilaku individu tersebut.

Misalnya individu yang mempersepsikan sendiri kemudahan atau kesulitan untuk menjadi seorang pengusaha.

Adapun teori lain yang menyatakan faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan (Wijaya, 2007) adalah

a.Lingkungan keluarga

Orang tua akan memberikan corak budaya, suasana rumah, pandangan hidup dan pola sosialisasi yang akan menentukan sikap dan perilaku. Orang tua yang berwirausaha biasanya akan mendorong kemandirian, berprestasi, dan bertanggung jawab.

b.Pendidikan

Menurut Hisrich dan Peters (Wijaya, 2007) mengatakan bahwa pendidikan penting bagi wirausaha, tidak hanya gelar, namun pendidikan mampu meberikan peranan dalam mengatasi masalahmasalah dalam bisnis.

c.Nilai personal

Nilai personal dibentuk oleh motivasi dan optimisme individu. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Indarti dan Kristiansen (Wijaya,2007) bahwa tingkat intensi berwirausaha dipengaruhi tinggi rendahnya kapasitas motivasi, pengendalian diri, dan optimisme.

d.Usia

Roe (Wijaya, 2007) mengatakan bahwa minat terhadap pekerjaan mengalami perubahan sejalan dengan usia namun menjadi relatif stabil pada post abdolence.

e.Jenis kelamin

Manson dan Hog (Wijaya, 2007) mengemukakan bahwa kebanyakan wanita menganggap pekerjaan bukanlah hal yang penting. Karena wanita masih dihadapkan pada tuntutan tradisional untuk menjadi istri dan ibu rumah tangga.

B. DAYA LENTING