• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF EKONOMI WIRAUSAHA

WIRAUSAHA DALAM PERSPEKTIF

C. PERSPEKTIF EKONOMI WIRAUSAHA

kelompok bayi, anak-anak, remaja, pemuda, dewasa atau lansia. Bisa juga konsumen berdasarkan gender lakilaki- perempuan, pria-wanita. Pasar sasaran geografi adalah pasar sasaran yang didasarkan pada kewilayahan ; orang

desa, orang kota, konsumen lokal

kabupaten/kota/provinsi, konsumen skala nasional seluruh Indonesia, konsumen regional ASEAN, ASIA, Erofa atau konsumen internasional lainnya. Pasar global berarti pasar sasarannya seluruh dunia. Sedangkan pasar sasaran berdasarkan ekografi adalah pasar sasaran berdasarkan strata sosial atau berdasarkan status sosial seseorang dilihat dari perspektif penghasilan, misalnya pasar sasarannya adalah kalangan atas, kalangan berpenghasilan menengah, atau kalangan bawah yang penghasilannya lebih kecil. Bisa jadi berdasarkan merek barang (brand). Konsumen kalangan atas berpenghasilan tinggi biasanya akan memakai produk yang bermerek (branded) dan bergaya (style). Beda dengan konsumen kalangan menengahbawah yang penting fungsional (function) bisa dipakai, bukan gaya.

semuanya terasa macet: produksi merosot, pendapatan masyarakat berkurang, dan pengangguran bertambah.

Dengan pengalaman ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya ada dua penyakit yang dapat menyerang perkembangan ekonomi nasional yang sehat dan stabil (T. Gilarso, 2004), yaitu :

a. Resesi atau kemunduran, dimana kegiatan ekonomi menjadi seret, produksi merosot dan banyak pengangguran; perekonomian nasional lesu, dan hasil produksi kurang daripada yang sebenarnya dapat dicapai dengan kapasitas produksi yang ada.

b. Inflasi, yaitu ketika perekonomian nasional “mau lari terlalu cepat”, sehingga kapasitas produksi tidak dapat melayani permintaan masyarakat dan harga- harga menjadi naik.

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

Pembangunan (perkembangan ekonomi) akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasannya (Alma, 2003). Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.

Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah

wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan pembangunan wirausaha Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan.Sebagai kaitannya dengan ilmu ekonomi, khususnya ekonomi makro terkait pertumbuhan ekonomi suatu negara (pembangunan), kewirausahaan telah menempati posisi yang penting dan dibutuhkan.

Hal ini tidak terlepas dari kewirausahaan yang ada di Indonesia terhadap pembangunan bangsa, yaitu :

1. Wirausaha, haruslah memberikan kegiatannya dalam melancarkan proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat.

2. Wirausaha sebagai penggagas dan pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing.

Permasalahan ekonomi khususnya di Indonesia adalah pengangguran, sehingga dalam ilmu ekonomi kewirausahaan memiliki posisi sebagai jalan keluar dari permasalahan tersebut. Kewirausahaan dalam perspektif ekonomi ini dapat dijelaskan dari peluang usaha. Titik fokus pertama dalam kegiatan berwirausaha adalah apakah seseorang melihat peluang usaha di sekitarnya. Ada beberapa hal yang akan dibahas dalam peluang usaha ini, yaitu:

1. Dua perspektif besar dalam peluang usaha

2. Empat sumber utama peluang usaha yaitu perkembangan teknologi, perubahan kebijakan dan politik, perubahan social demografi dan institusi pendidikan.

Peluang Usaha

Peluang usaha merupakan situasi dimana orang memungkinkan menciptakan pola pikir baru dalam rangka mengkreasi dan mengkombinasikan sumberdaya, ketika pengusaha merasa yakin terhadap keuntungan yang diperoleh

Perbedaan utama antara peluang kewirausahaan dengan situasi yang lain adalah dalam peluang usaha adalah orang mencari keuntungan yang membutuhkan suatu kerangka fikir yang baru dari pada sekedar mengoptimalkan kerangka fikir yang telah ada.

Peluang usaha percaya bahwa informasi baru merupakan suatu yang penting dalam menjelaskan eksistensi peluang usaha. Perubahan teknologi, tekanan politik, faktor-faktor lingkungan makro dan kecenderungan sosial dalam menciptakan informasi baru yang dapat digunakan pengusaha untuk mendapatkan dan mengkombinasikan kembali sumber daya dalam bentuk yang lebih bernilai.

Kizner (2000) berpendapat bahwa peluang kewiarusahaan hanya membutuhkan cara baru untuk membuat inovasi berdasarkan informasi yang telah tersedia yaitu belief mengenai cara menggunakan sumber daya yang seefisien mungkin.

Sumber Peluang usaha

Peluang usaha dapat bersumber dari beberapa faktor, yaitu:

a.Perubahan Teknologi

Perubahan teknologi merupakan sumber yang penting dalam kewirausahaan karena memungkinkan untuk mengalokasikan sumber daya dengan cara yang berbeda dan lebih potensial dalam melakukan meluaskan jaringan pemasaran. Faksimili, surat, dan telepon sering digunakan sebelum ditemukannya e-mail. Email ternyata lebih produktif untuk mengirim informasi dibandingkan tipe yang lain. Penemuan internet ini memungkinkan orang membuat kombinasi sumber daya baru yang disebabkan perubahan teknologi.

Blau (1978) meneliti wirausahawan mandiri di AS selama dua decade dan menemukan bahwa perubahan teknologi meningkatkan jumlah wirausahawan mandiri.

Demikian juga dengan hasil penelitian Shane (1996) memperlihatkan bahwa jumlah organisasi dari tahun ke 1899 sampai dengan 1988 meningkat seiring dengan meningkatnya perubahan teknologi.

b.Perubahan politik dan kebijakan

Perubahan politik dan kebijakan terkadang menjadi sumber peluang kewirausahaan karena perubahan tersebut dapat memungkinkan rekombinasi sumber daya agar lebih produktif.

Beberapa kejadian empiris mendukung argument bahwa perubahan politik adalah peluang usaha.

Delacoxroix dan Carool (1993) meneliti Koran Argentina dari tahun 1800 - 1900 dan Koran Irlandia 1800 – 1925 yang me nemukan bahwa ada hubungan positif antara perubahan politis dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan baru. Bahkan perang pun dapat menjadi peluang usaha dengan menyediakan peralatan perang. Di Indonesia dengan perubahan dalam Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, baik ditingkat nasional, propinsi, dan kaputen ataukota juga dapat memberikan ruang berwirausaha seperti sablon dan percetakan.

Kebijakan juga dapat menumbuhkan minat berwirausaha. Regulasi ini penting karena menyangkut legalitas sebuah perusahaan. Studi yang dilakukan oleh Kelly & Kelly dan Amburgey (1991) menemukan bahwa pertumbuhan airline di Amerika meningkat setelah adanya paket deregulasi airline. Demikian juga di Indonesia, jika jaman orde baru hanya didominasi dengan 2 atau 3 airline, dalam era reformasi ini lebih dari 10 airline. Sebelum terkena banjir lumpur, Sidoarjo adalah kabupaten yang menerapkan layanan satu atap. Hasilnya memang mampu mendorong iklim usaha karena kemudahan wirausaha mendapatkan ijin usaha. Pengalaman sukses ini telah diadopsi oleh kabupaten yang lain seperti halnya Kota Yogyakarta dan kabupaten Sragen.

c.Perubahan demografi

Struktur demografi juga mempengaruhi peluang usaha. Salah satu contohnya yaitu kota Yogyakarta.

Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar dan budaya, dikenal sebagai daerah tujuan bagi pensiunan. Hal ini membawa dampak bagi jenis usaha yang dikembangkan di kota Yogyakarta. Yogyakarta didominasi oleh usia muda dan mahasiswa yang membutuhkan sarana dan prasarana untuk kost. Warung makanan, toko eceran, minimarket, layanan jasa pencucian pakaian (laundry), salon, dan bahkan yang sedang trend adalah distro dan usaha café merupakan usaha bisnis yang tidak pernah sepi di kota Yogyakarta.

d.Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan adalah sumber peluang usaha karena sebagai pusat penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut menjadi dasar peluang usaha. Zucker dkk (1998) meneliti tentang berdirinya perusahaan bioteknologi.

Mereka menemukan bahwa jumlah ilmuwan dan universitas ternama dalam suatu daerah tersebut meningkatkan stok dan peningkatan jumlah perusahaan bioteknologi. Universitas bergengsi menhhasilkan hak paten yang lebih banyak. UGM dengan Research University merupakan salah satu langkah menghasilkan penelitian- penelitian yang dapat menghasilkan paten dan dapat diterima di pasar.

Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

Kewirausahaan (Enterpreneurship), atau yang lebih dikenal sebagai kegiatan berwirausaha, adalah suatu kegiatan berbisnis. Menjual, membeli, memproduksi, ataupun mendistribusi, yang dapat menciptakan keuntungan terhadap orang yang melakukan wirausaha (wirausahawan) dan bahkan bisa menciptakan suatu lapangan kerja baru. Biasanya kegiatan ini merujuk pada suatu ke-inovatif-an, karena seorang wirausahawan dituntut untuk selalu menunjukan sesuatu yang lebih atau berbeda dengan wirausahawan yang lain.

Berdasarkan arti kata dalam Bahasa Indonesia, Wirausaha berasal dari kata wira berarti berani, pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Sedangkan usaha adalah suatu perbuatan, bekerja, dan berbuat sesuatu.

Arti wirausaha, sudah dikenal sejak abad 18. Yaitu diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang pria peranakan Inggris-Perancis pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.

Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.

Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau Manajemen Usaha Kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan baru dikenal pada akhir abad 20, dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi

tertentu saja.Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan- pelatihan di segala lapisan masyarakat pun menjadi berkembang.