• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Penyakit Menular Langsung a. Difteri

PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR

B. Jenis-jenis Penyakit Menular

1. Jenis Penyakit Menular Langsung a. Difteri

Difteri adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae yang menyerang tonsil atau laring, faring dan hidung, dan kadang-kadang pada selaput mukosa serta kulit. Corynebacterium diphtheriae dapat mengeluarkan racun yang dapat merusak sejumlah organ, seperti jantung, ginjal, atau otak. Penyebaran penyakit dapat melalui droplet pada saat batuk, bersin, melalui muntahan, melalui cairan luka pada difteri kulit. Semua golongan umur dapat terinfeksi oleh bakteri Corynebacterium diphtheria, namun 80% kasus diderita oleh anak usia kurang dari 15 tahun dan yang tidak mendapatkan imunisasi dasar. Golongan umur yang sering terkena difteri adalah 5-7 tahun, jarang ditemukan pada bayi yang berusia di bawah 6 bulan karena adanya imunitas pasif melalui plasenta dari ibunya. Jenis kelamin yang sering menderita difteri adalah perempuan dikaitkan dengan daya imunitasnya yang rendah. (Fitriansyah, 2018).

Difteri dapat dicegah dengan imunisasi DPT (Difteri, Pertussis, Tetanus), yaitu pemberian vaksin difteri yang dikombinasikan dengan vaksin batuk rejan (pertussis) dan tetanus.

Beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan kejadian difteri pada anak-anak antara lain pada anak- anak yang tidak mendapatkan imunisasi, pemberian imunisasi dasar yang tidak lengkap pada anak di bawah lima tahun, kurangnya pengetahuan orang tua

tentang pentingnya melakukan imunisasi, dan kondisi lingkungan tempat tinggal yang kurang bersih pada pemukiman padat penduduk. (Pracoyo, 2020). Oleh karena itu, perlu dilakukan pemberian imunisasi dasar yang lengkap pada anak di bawah lima tahun, perlu edukasi pada masyarakat tentang pentingnya vaksinasi dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

b. Pertussis (batuk rejan)

Pertussis atau batuk rejan (whooping cough), adalah penyakit menular yang menyerang saluran pernafasan.

Pertussis disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, merupakan basil pertussis; Bordetella parapertussis penyebab parapertusis. Berdasarkan data WHO, penyakit pertussis di dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus. Penyakit pertussis biasanya terjadi pada anak berusia 1 tahun, 90 % kasus terjadi di negara berkembang.

Reservoir dari pertussis adalah manusia. Penularan terutama melalui kontak langsung dengan discharge selaput lendir saluran pernafasan dari orang yang terinfeksi lewat udara, dan percikan ludah. Pencegahan pertussis dilakukan dengan pemberian imunisasi DPT yang dapat diberikan pada usia 2, 4, 6 bulan (atau 2, 3, dan 4 bulan) sesuai program yang dilaksanakan.

Selanjutnya dapat dilanjutkan dengan imunisasi booster pada usia 15-18 bulan dan 4-6 tahun. Selain imunisasi, pencegahan dapat dilakukan dengan menutup hidung dan mulut pada saat batuk atau

bersin, membuang tissue pada tempat yang sesuai, rutin mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

c. Polio

Polio atau poliomyelitis adalah penyakit saraf yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen yang disebabkan oleh infeksi virus polio dan sangat menular.

Umumnya menyerang anak usia di bawah lima tahun (balita), terutama yang belum memperoleh imunisasi polio. Selain kelumpuhan permanen, polio juga dapat menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan, sehingga penderitanya kesulitan bernafas.

Virus polio masuk melalui rongga mulut atau hidung, kemudian menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah. Penyebarannya dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio, mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus polio, melalui droplet ketika penderita batuk dan bersin.

Polio dapat dicegah dengan imunisasi polio. Vaksin polio dapat juga diberikan kepada orang dewasa yang belum pernah menjalani imunisasi polio. Orang dewasa yang akan mengadakan perjalanan ke negara dengan kasus polio aktif, dianjurkan untuk melakukan vaksinasi polio sebagai pencegahan ketika berinteraksi dengan penderita polio.

d. Campak (Rubeola)

Campak merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang sangat menular, dan disebabkan oleh virus dari keluarga Paramyxovirus. Penularan umumnya

melalui percikan liur yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi saat bersin dan batuk. Virus campak bisa bertahan selama beberapa jam dan dengan mudah menempel pada benda-benda. Jika seseorang menyentuh benda yang sudah terkontaminasi oleh virus campak, maka kemungkinan besar akan tertular dengan virus campak tersebut.

Pencegahan campak dapat dilakukan dengan pemberian vaksinasi. Vaksin untuk campak termasuk dalam bagian dari vaksin MMR yaitu vaksin gabungan untuk campak, gondongan, campak Jerman. Vaksin MMR diberikan dua kali yaitu pada saat anak berusia 15 bulan dan pada saat berumur 5-6 tahun sebelum memasuki masa sekolah dasar.

e. Tifus

Tifus atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Faktor risiko seseorang terserang tifus antara lain: higine sanitasi yang buruk seperti tidak membersikan tangan sebelum makan, mengonsumsi sayuran yang menggunakan pupuk dari kotoran manusia yang terinfeksi, mengonsumsi produk susu atau olahannya yang terkontaminasi, menggunakan toilet yang sudah terkontaminasi bakteri, melakukan seks oral dengan seseorang yang terinfeksi oleh bakteri Salmonella typhi.

Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi.

Di Indonesia vaksin tifoid merupakan imunisasi yang

dianjurkan oleh pemerintah dan termasuk vaksin tambahan. Vaksin tifoid diberikan kepada anak yang berusia di atas 2 tahun dan diulang tiap tiga tahun.

Vaksin tifoid tidak memberikan perlindungan 100 persen. Pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi. Sebaiknya hindari makan di tempat tebuka yang mudah terkontaminasi bakteri dan sebaiknya mengonsumsi mengonsumsi minuman dalam kemasan.

f. Kolera

Kolera disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae. Kolera ditandai dengan diare, di mana tinja yang dikeluarkan cair dan berwarna seperti cucian beras.

Pada saat terinfeksi bakteri kolera, bakteri akan berkembang biak di dalam usus kecil yang akan mengganggu penyerapan air dan mineral sehingga terjadi diare. Penderita yang mengalami diare parah akibat kolera perlu segera ditangani agar tidak terjadi dehidrasi yang dapat menimbulkan kematian.

Sumber utama bakteri kolera adalah air dan makanan yang terkontaminasi bakteri kolera. Penyakit kolera tidak menular secara langsung, karena bakteri kolera tidak dapat masuk ke dalam saluran pencernaan, kecuali bersama makanan atau minuman. Kolera dapat dicegah dengan cara: menjaga kebersihan diri seperti rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum makan dan setelah buang air besar;

memperhatikan kebersihan makanan dan minuman

yang dikonsumsi; menjalani vaksinasi kolera, terutama bila tinggal di daerah yang banyak kasus kolera.

g. Flu

Flu atau influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan yaitu hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Penyakit flu sangat mudah menular ke orang lain, terutama ketika 3-4 hari pertama setelah penderitanya terinfeksi virus flu. Gejala umum flu yaitu demam, sakit kepala, batuk- batuk, hidup tersumbat, pegal-pegal, kehilangan nafsu makan, dan nyeri tenggorokan. Virus influenza ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui droplet (percikan liur) ketika pengidapnya berbicara, batuk, dan bersin.

Pencegahan flu dapat dilakukan dengan vaksinasi flu, berperilaku hidup sehat, hindari menyentuh wajah, mata, hidung, dan mulut untuk mencegah penularan kuman, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih atau menggunakan hand sanitizer.

h. Meningitis

Meningitis atau radang selaput otak dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, jamur atau parasit.

Meningitis purulenta paling sering disebabkan oleh Meningococcus, Pneumococcus dan Haemophilus influenzae. Penyebab utama penyakit meningitis serosa adalah Mycobacterium tuberculosis dan virus.

Salah satu penyebab meningitis terparah dari semua jenis bakteri adalah Pneumococcus. Penyebab sistem imun yang lemah dapat memicu meningitis.

Beberapa faktor yang dapat memicu meningitis yaitu infeksi kuman, penyakit kanker dan lupus, efek samping obat dan operasi otak. Meningitis dapat dicegah dengan cara: memberikan imunisasi pada bayi agar terbentuk sistem imun, mengurangi kontak langsung dengan penderita, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta mengurangi tingkat kepadatan di lingkungan tempat tinggal, tidak bertukar pemakaian barang yang bersifat personal seperti alat makan, sisir, sikat gigi.

i. Hepatitis

Hepatitis merupakan peradangan pada hati atau liver, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti infeksi virus, kebiasaan mengonsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan infeksi cacing hati. Jika hepatitis disebabkan oleh virus maka hepatitis tersebut bisa menular ke orang lain. Jenis hepatitis yaitu Hepatitis A, B, C, D, dan E. Hepatitis A dan hepatitis E dapat ditularkan melalui makan dan minuman yang terkontaminasi virus hepatitis A atau virus hepatitis E. Hepatitis B dan hepatitis C dapat ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom dan transfusi darah atau melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Baik hepatitis B maupun hepatitis C dapat menular dari ibu yang terinfeksi virus ke janinnya. Sedangkan Hepatitis D dapat ditularkan melalui jarum suntik yang tidak steril atau melalui transfusi darah. Hepatitis akibat infeksi cacing hati yaitu oleh Clonorchis, yang dapat ditularkan melalui

konsumsi makanan yang dimasak tidak matang dan terkontaminasi larva cacing hati tersebut. Hepatitis akibat penyakit autoimun, yaitu sistem imun tubuh secara keliru menyerang sel-sel hati sehingga terjadi peradangan dan kerusakan hati. Juga diketahui terdapat hepatitis akut misterius menyerang anak- anak berusia satu bulan sampai 16 tahun. di Indonesia sampai bulan Mei 2022, diketahui sudah terdapat tiga anak meninggal dunia yang diduga akibat mengidap hepatitis akut misterius tersebut. Diduga penyakit tersebut terkait dengan Adenovirus dan SARS-CoV-2.

Pencegahan hepatitis dapat dilakukan dengan cara antara lain: mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir secara rutin, terutama setelah beraktivitas di luar ruangan dan sebelum makan; melakukan hubungan seksual secara aman yaitu dengan satu pasangan atau dengan menggunakan kondom; tidak bertukar barang personal seperti sikat gigi dan alat cukur; mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, berolah raga dan beristirahat cukup; tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan menghindari penggunaan NAPZA; tidak mengonsumsi makanan mentah dan air minum yang tidak terjamin kebersihannya;

melakukan vaksinasi hepatitis sesuai anjuran dokter.

j. Tuberkulosis

Tuberkulosis (TBC) atau TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis umumnya menyerang paru-paru, namun dapat menyerang organ tubuh

yang lain seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.

Berdasarkan data WHO, pada tahun 2020 terdapat 1,2 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit TBC. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia dengan perkiraan jumlah penderita mencapai 845.000 dengan angka kematian sebesar 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam (WHO global TB Report, 2020). Menteri Kesehatan Republik Indonesia menyampaikan komitmen Indonesia untuk mencapai eleminasi TBC tahun 2030 dengan menurunkan insiden TBC menjadi 65/100.000 penduduk.

Penularan TBC terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup droplet penderita pada saat bersin atau batuk. Risiko penularan penyakit TBC lebih tinggi pada orang yang tinggal serumah dengan penderita TBC. Pencegahan tuberculosis dilakukan dengan vaksinasi BCG, diberikan sebelum bayi berumur dua bulan, menghindari kontak dengan penderita, memakai masker saat berada di tempat keramaian.

k. Infeksi Menular Seksual

Infeksi menular seksual merupakan penyakit menular yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur atau parasit. Beberapa jenis penyakit menular seksual yaitu: 1) Sifilis (raja singa), disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum; 2) Gonore (kencing nanah), disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang dapat menyebar ke bagian tubuh melalui aliran darah;

3) Chlamydia, disebabkan oleh bakteri Chlamydia

trachomatis yang penularannya melalui kontak dengan luka pada kelamin; 4) Human papillomavirus (HPV), disebabkan oleh virus HPV yang dapat menular melalui kontak langsung atau hubungan seksual dengan penderita. Pada perempuan dapat menyebabkan kutil kelamin dan kanker serviks; 5) HIV, disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem imun tubuh. Virus dapat menular melalui hubungan seksual tanpa kondom, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, transfusi darah atau melalui persalinan. Jika tidak ditangani, akan berkembang menjadi AIDS; 6) Herpes genital, disebabkan oleh infeksi virus herpes simplex (HSV), penularan melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah terinfeksi; 7) Trikomoniasis, disebabkan parasit Trichomonas vaginalis yang dapat menimbulkan keputihan pada perempuan; dan lain-lain. Pencegahan infeksi menular seksual dilakukan dengan cara: tidak melakukan hubungan seksual dengan yang bukan pasangannya, selalu gunakan kondom atau alat pengaman lainnya, selalu menjaga kebersihan vagina, melakukan vaksinasi.

l. Penyakit akibat Human Papiloma Virus (HPV)

Human papillomavirus merupakan virus yang dapat menyebabkan infeksi di permukaan kulit, dan beroptensi menyebabkan kanker serviks. Tumbuhnya kutil pada kulit dan berbagai organ tubuh seperti mulut, area kelamin, lengan, dan tungkai merupakan tanda dari infeksi virus HPV. Penularannya dapat

melalui kontak langsung dengan kulit atau melalui hubungan seksual dengan penderita.

m. MERS CoV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus)

MERS CoV disebabkan oleh Coronavirus merupakan kelompok virus penyebab batuk pilek dan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut). Selain menginfeksi manusia, juga dapat menginfeksi unta. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara: mencuci tangan dengan sabun dan air bersih secara rutin sebelum makan atau sebelum menyentuh wajah, atau menggunakan hand sanitizer; menutup hidung dan mulut pada saat bersin dan batuk dengan tissue, mensterilkan benda yang sering disentuh banyak orang seperti pegangan pintu, menghindari kontak dengan penderita, menghindari kontak dengan untak yang terinfeksi, serta tidak memakan daging dan minum susunya.

n. COVID-19 (coronavirus disease 2019)

Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Infeksi SARS-CoV-2 dapat menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi paru-paru, seperti pneumonia. Menurut WHO, pada saat ini telah ditemukan beberapa varian SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, antara lain: Varian Alfa, Varian Beta, Varian Gamma, Varian Delta, Varian Kappa,Varian Lamda Varian Mu, dan Varian Omicron. Penularan dapat terjadi dengan cara: tidak sengaja menghirup

droplet dari penderita pada saat batuk atau bersin, memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita, kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita tanpa menggunakan masker. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara:

melakukan vaksinasi Covid-19; menggunakan masker;

menerapkan physical distancing dengan jarak minimal 2 meter; mencuci tangan secara rutin dengan sabun di bawah air mengalir atau dengan memakai hand sanitizer; tidak menyentuh mata, mulut, hidung sebelum mencuci tangan; meningkatkan sistem imun dengan cara mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan suplemen; rutin olah raga; istirahat cukup, hindari kontak dengan penderita atau seseorang dengan gejala demam, batuk, atau pilek;

menutup mulut, hidung dengan tisu saat batuk atau bersin; menjaga kebersihan benda dan lingkungan, serta menjaga sirkulasi udara di dalam ruangan.

2. Penyakit Menular Melalui Vektor Dan Binatang