DASAR ILMU
KESEHATAN MASYARAKAT
DAS AR ILMU KESEHA TAN MA SYARAKA T
Editor:
Hairudin La Patilaiya, SKM., M.Kes.
Dian Muslimin, S.KM.,M.Kes. (epid) | Rina Widiyawati, S.P., MPH Norma B. Toduho, S.KM., MKM | Dewi Rosmalia, SKM., M.Kes.
Sandy Novryanto Sakati, S.KM., M.Kes | Caca Sudarsa, SKM., M.Kes.
Susan Susyanti, S.Kp., M.Kep | Dr. Maria Kanan, M.Kes.
Yustina Sriani, SKM., MPH | Ike Nurrochmawati, S.ST., MPH.
Ambar Dwi Retnoningrum, SST., Bd., M.Keb.
Drs. Muhammad Syahrir, M.Si., Apt.
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melidungi, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan. Perkembangan kesehatan masyarakat sudah dimulai sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan modern. Perkembangan kesehatan masyarakat pada garis besarnya dibagi menjadi dua periode, yaitu sebelum perkembangan ilmu pengetahuan (prescien fic period) dan sesudah perkembangan ilmu pengetahuan itu berkembang (scien fic period).
Kesehatan masyarakat yang sampai sekarang masih relevan, yaitu kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni, mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit-penyakit menular, pendidikan untuk kebersihan perorangan, perorganisasian pelayanan medis, perawatan, diagnosis dini, dan pengobatan, pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin se ap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatan.
DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Dian Muslimin, SKM.,M.Kes (epid) Rina Widiyawati, SP., MPH Norma B. Toduho, SKM., MKM
Dewi Rosmalia, SKM., M.Kes Sandy Novryanto Sakati, SKM., M.Kes
Caca Sudarsa, SKM., M.Kes Susan Susyanti, S.Kp., M.Kep
Dr. Maria Kanan, M.Kes.
Yustina Sriani, SKM., MPH Ike Nurrochmawati, SST., MPH.
Ambar Dwi Retnoningrum, SST., Bd., M.Keb Drs. Muhammad Syahrir, M.Si., Apt.
Editor:
Hairudin La Patilaiya, SKM., M.Kes.
DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Penulis:
Dian Muslimin, SKM.,M.Kes (epid); Rina Widiyawati, SP., MPH; Norma B.
Toduho, SKM., MKM; Dewi Rosmalia, SKM., M.Kes; Sandy Novryanto Sakati, SKM., M.Kes; Caca Sudarsa, SKM., M.Kes; Susan Susyanti, S.Kp., M.Kep;
Dr. Maria Kanan, M.Kes; Yustina Sriani, SKM., MPH; Ike Nurrochmawati, SST., MPH; Ambar Dwi Retnoningrum, SST., Bd., M.Keb; Drs. Muhammad Syahrir, M.Si., Apt.
Editor:
Hairudin La Patilaiya, SKM., M.Kes.
Penyunting:
Nanda Saputra, M.Pd.
Desain Sampul dan Tata Letak Atika Kumala Dewi
ISBN: 978-623-5722-70-2 Cetakan: 08 Januari 2023 Ukuran: A5 (14 x 20 cm) Halaman: viii + 231 Lembar Penerbit:
Yayasan Penerbit Muhammad Zaini Anggota IKAPI (026/DIA/2012) Redaksi:
Jalan Kompleks Pelajar Tijue Desa Baroh Kec. Pidie Kab. Pidie Provinsi Aceh No. Hp: 085277711539
Email: [email protected] Website: http://penerbitzaini.com
Hak Cipta 2021 @ Yayasan Penerbit Muhammad Zaini
Hak cipta dilindungi undang-udang. Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit atau Penulis.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan buku Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat ini. Bookchapter ini merupakan buku kolaborasi yang dituliskan oleh beberapa dosen yang bergabung dalam Asosiasi Dosen Kolaborasi Lintas Perguruan Tinggi.
Adapun bookchapter ini tidak akan selesai tanpa bantuan, diskusi dan dorongan serta motivasi dari beberapa pihak, walaupun tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak- banyaknya.
Ahirnya, penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan demikian, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan serta perkembangan lebih lanjut pada bookchapter ini.
Wassalamu’alaikumsalam, Wr.Wb.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PRINSIP KESEHATAN MASYARAKAT ... 1
A. Pedahuluan ... 1
B. Pengertian Kesehatan Masyarakat ... 2
C. Tujuan Kesehatan Masyarakat ... 6
D. Pungsi Utama Kesehtan Masyarakat ... 7
E. Prinsip Etika Dalam Public Health ... 7
F. Prinsip Dalam Mengambil Keputusan Dalam Kesehaan Masyarakat ... 9
G. Prinsip Dasar ... 10
H. Prinsip-Prinsip Dasar Kesehatan Masyarakat ... 11
I. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat ... 13
J. Kegiatan Kesehatan Masyarakat ... 14
K. Tiga Domain Kesehatan Masyarakat ... 15
BAB II PENDEKATAN KESEHATAN MASYARAKAT ... 17
BAB III KOMUNIKASI DAN INFORMASI KESEHATAN ... 29
A. Pengantar Komunikasi dan Informasi ... 29
B. Tujuan Komunikasi ... 30
C. Dasar, Proses dan Hambatan Komunikasi ... 30
D. Jenis Komunikasi ... 32
E. Bentuk Komunikasi... 35
F. Unsur-Unsur dan Fungsi Komunikasi Kesehatan .. 35
G. Konteks Komunikasi ... 37
H. Komunikasi Kesehatan Masyarakat Sebagai Intervensi Perubahan Perilaku ... 39
BAB IV KAJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT ... 43
A. Epidemiologi ... 44
B. Statistik Kesehatan ... 46
C. Kesehatan Lingkungan ... 47
D. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku ... 50
E. Gizi Masyarakat ... 55
F. Kesehatan Kerja ... 59
BAB V ETIKA KESEHATAN DAN HUKUM KESEHATAN ... 63
A. Pengertian Etika... 63
B. Jenis-Jenis Etika ... 64
C. Definisi Etika Kesehatan ... 65
D. Prinsip-Prinsip Etika Kesehatan ... 67
E. Hubungan Etika Kesehatan dan Hukum Kesehatan ... 73
F. Segi-Segi Hukum Hak dan Perlindingan Tenaga Kesehatan ... 74
G. Perbedaan Etika dan Hukum kesehatan ... 79
BAB VI
PENCEGAHAN PENYAKIT, KECACATAN DAN
KEMATIAN ... 81
A. Pendahuluan ... 81
B. Pengertian Pencegahan ... 81
C. Pengertian Penyakit ... 83
D. Pengertian Pencegahan Penyakit ... 84
E. Upaya Pencegahan (Preventive) Menurut Leavel And Clark... 90
BAB VII PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR ... 97
A. Penyakit Tidak Menular (PTM) ... 97
B. Penanggulangan PTM ... 101
BAB VIII PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR ... 115
A. Pendahuluan ... 115
B. Jenis-Jenis Penyakit Menular... 116
C. Penanggulangan Penyakit Menular ... 137
BAB IX KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN KERJA ... 141
A. Kesehatan Lingkungan ... 141
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 153
BAB X7 PROFESI DAN TENAGA KESEHATAN ... 167
A. Pengertian Profesi ... 167
B. Syarat Umum Profesi ... 168
C. Ciri dan Karakteristik Profesi ... 168
D. Pengertian Tenaga Kesehatan ... 169
E. Kualifikasi dan Pengelompokan Tenaga Kesehatan ... 170
F. Kebijakan Pemerintah Dalam Melindungi Tenaga Kesehatan dan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan ... 173
G. Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan ... 174
H. Registrasi Tenaga Kesehatan ... 176
I. Perizinan Tenaga Kesehatan ... 177
J. Organisasi Profesi Tenaga Kesehatan di Indonesia... 177
BAB XI INSTITUSI PELAYANAN KESEHATAN ... 181
A. Rumah Sakit ... 181
B. Puskesmas ... 183
C. Poskesdes ... 187
D. Polindes ... 188
E. Posyandu ... 190
F. Klinik ... 191
BAB XII SISTEM PELAYANAN KESEHATAN ... 195
A. Definisi Pelayanan... 195
B. Pelayanan Kesehatan (2, 5, 4) ... 196
C. Sistem Pelayanan Kesehatan Terpadu Berbasis IoT Pada Fasilitas Kesehatan ... 202
DAFTAR PUSTAKA ... 207
BIODATA PENULIS ... 218
BAB I
PRINSIP KESEHATAN MASYARAKAT
Dian Muslimin, SKM.,M.Kes (epid) STIKES Husada Mandiri Poso
A. Pedahuluan
Ilmu kesehatan masyarakat sebagai terjemahan dari public health pendekatanya berbeda dengan kedokteran klinik. Pada kedokteran klinik individu-individu yang datang sudah dalam keadaan sakit, keadaan berbeda terjadi pada kesehatan masyarakat, di mana individu-individu berada dalam suatu komunitas tertentu, namun bisa juga pada masyarakat yang lebih luas dan umum, pada masyarakat yang lebih luas dan umum. Pada masyarakat yang luas kita menagani yang sakit maupun tidak sakit dan masih dalam status sehat. (Alexander Lucas Slamet Ryadi, 2016) Ilmu kesehatan masyarakat dikategorkan secara spesifik sebagai ilmu dan seni untuk mencegah terjadinya suatu penyakit, memperpanjang masa hidup dan melakukan promosi kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan.
Ada berbagai macam bentuk kegiatan yang dapat dilakukan terkait kesehatan masyarakat di mana kegiatan tersebut akan sangat berkaitan dengan peran masyarakat contohnya peningkatan sanitasi lingkungan, kegiatan pengendalian penyakit di masyarakat dan pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan tindakan kuratif (Dhorkas Dhonna Ruth Marpaung, Noviyati Rahardjo Putri Jasmen Manurung,
Eunike Adonia Laga, Fitriani, Hairuddin La Ode Muh., Taufik, Arina Nurhalizah Romas, Jernita Sinaga Risnawati Tanjung, Taruni Rohana Sinaga, Niken Bayu Argareni Ahmad Faridi, 2022)
Ilmu kesehatan masyarakat merupak salah satu ilmu yang mempelajari tentang kesehatan dalam suatu masyarakat. Ilmu kesehatan masyarakat fokus pada preventif dan promotif.
Dalam kesehatan masyarakat menganut beberapa beberapa prinsip yang berkaitan dengan kegaiatan kesehatan masyarakat yanga dilakukannya, yaitu:
1. Pelaksanaan kegaiatan kesehatan masyarakat harus dapat diterima oleh lapisan masyarakat.
2. Dalam melakukan kegiatan selalu melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisasi.
3. Kegiatan-kegiatan kesehatan masyrakat yang terorganisasi tersebut dalam pelaksanaanya senantiasa melibatkan berbagai bidang spesialisasi.
4. Menggalang kerja sama lintas sektor dan listas program dari instansi terkait.
B. Pengertian Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat terdiri dari dua kata dasar sehat dan masyarakat, kita tentu sudah sering mendegar bahwa sehat tersebut memiliki arti kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial sehingga dapat beraktivitas produktif baik secara sosial maupun ekonomi. Sedangkan, masyarakat merupakan sekelompok orang yang saling berhubungan, ataupun komunitas.
Ikatan dokter Amerika menyatakan bahwa kesehatan masyarakat merupakan ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat, sedangkan menurut professor Winslow, ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang harapan hidup, peningkatan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisasi untuk meningkatkan sanitasi, kondisi infeksi di masyarakat, pendidikan kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial yang akan mendukung agar setiap orang mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatan. (Dhorkas Dhonna Ruth Marpaung, Noviyati Rahardjo Putri Jasmen Manurung, Eunike Adonia Laga, Fitriani, Hairuddin La Ode Muh., Taufik, Arina Nurhalizah Romas, Jernita Sinaga Risnawati Tanjung, Taruni Rohana Sinaga, Niken Bayu Argareni Ahmad Faridi, 2022)
Definisi kesehatan masyarakat merujuk pada unadang undangan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Pakar kesehatan masyarakat HL. Blum (1972) menyatakan setatus kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu:
1. Faktor genetik (keturunan)
Status kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh factor genetik merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit pada seseorang karena merupakan penyakit yang diturunkan dari orang tua kepada penerusnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam tubuh seseorang sejak lahir memungkinkan sudah membawa bibit penyakit keturunan, tetapi timbulnya keluhan penyakit tergantung kepada proses waktu.
2. Faktor perilaku
Periku merupakan salah satu factor yang lebih besar mempengaruhi status kesehatan seseorang. Prilaku merupakan salah satu pilar ilmu kesehatan yang wajib diamalkan karena disadari atau tidak hamper semua penyakit ditimbulkan oleh perilaku masyarakat yang kurang peduli dan kurang memperhatikan pemeliharaan kesehatan dari dan keluarga.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah salah satu faktor yang paling besar mempegaruhi terhadap status kesehatan masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan hidup diperoleh dari lingkungan seperti air bersih, rumah sehat, udara bersih, ventilasi udara dan pencahayaan, pembungan limbah dan interaksi sosial dalam kegiatan masyarakat. Faktor lingkungan dan perilaku saling berkaitan dan berpengaruh besar dalam mempertahankan status kesehatan seseorang. Kondisi lingkungan yang dibuat manusia dapat meningkatkan
pengaruh terhadap kesehatan masyarakat, jika kesehatan lingkungan tidak dijaga degan baik, maka dapat menumbulkan berbagai macam penyakit.
4. Faktor pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah suatu fasilitas untuk masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan, tujuan dari pelayanan kesehatan yaitu sebagai wadah dalam melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat sangat penting untuk menjamin aspek kebutuhan kesehatan yang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat pemerintah wajib menyediakan akses pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan harus memiliki berkualitas dan standar yang jelas sehingga pelayanan kesehatan yang diterima oleh masyarakat aman dan tepat sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing. (sartika, dian E.K, Andi S., Intan K., Hery H., Elmi, 2022)
Kesehatan masyarakat pada hakikatnya merupakan sekumpulan ilmu-ilmu atau suatu metode pendekatan kesehatan masyarakat diantaranya:
a. Ilmu kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.
b. Ilmu gizi masyarakat.
c. Ilmu pendidikan kesehatan, ilmu perilaku, promosi kesehatan.
d. Administrasi dan kebijakan kesehatan serta perorganisasian masyarakat.
e. Ilmu epidemiologi.
C. Tujuan Kesehatan Masyarakat
Semua usaha kesehatan masyarakat baik dalam bidang preventif, kuratif maupun rehabilitasi, agar semua masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun sosial.
Tujuan dari kesehatan masyarakat terbagi menjadi 2 katagori yakni tujuan umum dan tujun khusus kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan individu, keluarga kelompok dan masyarakat dalam pemahaman tentang penertian sehat sakit.
b. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.
c. Tertangani kelompok keluarga rawan, kelompok khusus dan kasus yang memerlukan penaganan tindak lanjut dan pelayanan kesehatan.
d. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai dimasyarakat
e. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat
f. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap derajat kesehatan masyarakat.
D. Pungsi Utama Kesehtan Masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakat memiliki fungsi utama yaitu:
1. Assesment
Kesehatan masyarakat berfungsi untuk mengumpulkan, menganalisis data dan informasi tentang kesehatan secara teratur dan sistematis, termasuk statistik status kesehatan, kebutuhan kesehatan komunitas, epidemiologi dan studi lainya tentang masalah kesehatan.
2. Policy development
Mengembangkan kebijakan kesehatan masyarakat dengan meningkatkan penggunaan pendekatan ilmiah dalam mengambil keputusan public health policy 3. Assurance
Memastikan bahwa pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dengan meningkatkan aksi-aksi swasta maupun pemerintah, melalui regulasi maupun pemberian layanan langsung. (Rahmawati, 2021) E. Prinsip Etika Dalam PublicHealth
Mengigat begitu pentingnya etika dalam pemberian pelayanan kesehatan masyarakat, maka sangat tepat pada bagian ini diuraikan tentang 12 prinsip etika praktik dalam public health. Perinsip etika tersebut mencakup:
1. Public health sebaiknya diarahkan secara prinsip pada penyebab fundamental penyakit, yakni kebutuhan untuk kesehatan dan mencegah luaran kesehatan yang merugikan.
2. Public health sebaiknya mencapai kesehatan komunitas dengan tepat menghormati hak individu di dalam komunitas.
3. Kebijakan Public health, perorangan, dan prioritas sebaiknya dikembangkan dan dievaluasi melalui proses yang melibatkan masyarakat
4. Public health sebaiknya mengadvokasi dan bekerja untuk memberdayakan anggota masyarakat yang kehilangan haknya, ditujukkan untuk memastikan mereka dapat mengakses hal-hal dasar dan kondisi yango dibutuhkan untuk kesehatan.
5. Public health sebaiknya mencari informasi yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan kebijakan dan program yang efektif yang dapat melindungi dan meningkatkan kesehatan.
6. Public health institusi sebaiknya memberikan informasi yang dibutuhkan oleh komunitas
7. Institusi Public health sebaiknya bertindak tepat terkait dengan informasi yang mereka miliki dan mandat yang diberikan oleh masyarakat
8. Program kesehatan masyarakat dan kebijakan sebaiknya mengabungkan pendekatan yang bervariasi yang dapat mengantisipasi dan menghormati nilai-nilai yang beragam keyakinan, dan budaya dimasyarakat
9. Program dan kebijakan Public health sebaiknya diimplementasikan dengan cara meningkatkan lingkungan fisik dan sosial
10. Institusi Public health sebaiknya menjaga kjerahasiaan informasi kesehatan yang dapat berbahaya bayi individu maupun komunitas
11. Institusi Public health sebaiknya memastikan kompetensi profesional yang berkerja di institusi tersebut.
12. Institusi Public health dan stafnya sebaiknya mengikutsertakan kolaborasi dan efiliasi dengan cara membangun kepercayaan publik dan efektivitas organisasi.
F. Prinsip Dalam Mengambil Keputusan dalam Kesehaan Masyarakat
Terdapat empat prinsip yang dapat dijadikan sebagai tuntunan dalam mengambil keputusan, yaitu:
1. Respect for persons
Menghormati orang yang memiliki empat elemen, yang mencakup: otonomi, memberitahu yang sebenarnya, menjaga kerahasiaan dan kesetiaan.
2. Beneficience
Segala keputusan yang diambil oleh petugas kesehatan, serta menyangkut tindakan yang akan diambil harus memberikan kebaikan atau manfaat yang besar kepada masyarakat, terutama dibidang kesehatan.
3. Non malficience
Keputusan dan tindakan yang akan diambil oleh petugas kesehatan masyarakat tidak membahayakan masyarakat
4. Justice
Keutusan dan tindakan yang diambil memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Pelayanan tidak boleh berbeda hanya karena pertimbangan suku, ras, dan agama. (I Ketut Swarjana, 2017)
G. Prinsip Dasar
Dalam pelaksanaan suatu usaha kegaiatan masyarakat perlu memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:
1. Usaha kesehatan masyarakat lebih mengutamakan usaha promotif dan preventif.
2. Dalam melaksanakan usaha promotif dan preventif selalu mempergunakan biaya yang serendah- rendahnya dengan mengharapkan hasil yang sebaik baiknya.
3. Usaha kegaiatan masyarakat berdaskan pada kegiatan masyarakat sebagai pelaku maupun sasaran, dengan kata lain usaha kesehatan masyarakat dari, dan untuk masyarakat.
4. Dalam usaha kesehatan masyarakat selalu melibatkan masyarakat sebagai pelaku melalui kegiatan masyarakat secara terorganisasi.
5. Usaha-usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan harus diangkat dari masalah-masalah kesehatan yang
ada di masyarakat sehingga jika masalah tersebut tidak berhasil ditangani maka akan dapat mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat itu sendiri.
H. Prinsip-Prinsip Dasar Kesehatan Masyarakat Usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan baik, beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Sasaran pelayanan kesehatan meliputi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
2. Dasar utama dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan metode pemecahan maslalah yang dituangkan dalam pelayanan kesehatan 3. Kegiatan utama pelayanan kesehatan adalah
dimasyarakat bukan dirumah sakit. Tenaga kesehatan adalah tenaga generalis
4. Peran tenaga kesehatan terpenting sebagai pendidik dan pembantu perubahan
5. Praktik kesehatan masyarakat timbul dari kebutuhan aspirasi, masalah dan sumber yang terdapat di masyarakat 6. Praktik kesehatan masyarakat dipengaruhi perubahan
dalam masyarakat pada umumnya dan perkembangan masyarakat pada khususnya
7. Praktik kesehatan masyarakat adalah bagian dari sistem kesehatan masyarakat
8. Praktik kesehatan masyarakat merupakan gambaran dari seluruh program kesehatan masyarakat.
Ada 3 (tiga) domain dalam kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Peningkatan kesehatan
Domain ini terdiri dari peningkatan kesehatan, menurunkan ketidakadilan, pencarian terhadap determinan yang lebih luas, kesehatan keluarga dan komunitas, pendidikan kesehatan dan gaya hidup.
2. Perlindungan kesehatan
Domain ini terdiri dari udara, air, makanan yang bersih, surveilans dan kontrol penyakit menular, proteksi dari bahan berbahaya termasuk bahan kimia, kesiapsiagaan terhadap bencana, respon terhadap bencana dan bahaya kesehatan yang ada dilingkungan
3. Kualitas pelayanan kesehatan dan sosial
Domain ini mencakup perencanaan sistem kebijakan kesehatan, kualitas dan standar, bukti ilmiah pelayanan kesehatan, efisiensi, penelitian, audit dan evaluasi.
Sistem pemberian pelayanan kesehatan adalah sebuah mekanisme untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan individu.
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada masyarakat harus memenuhi beberapa aspek penting, yaitu: aspek kualitas, kualitas kecepatan dan ketepatan pelayanan yang diberikan sesuai standar pelayanan kesehatan.
Dalam mengaplikasikan konsep kesehatan masyarakat diperlukan pendekatan yang tepat sesuai dengan permasalahkan kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat, pedekatan yang perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan masyarakat diantaranya adalah:
a. Mendefinisikan masalah kesehatan
b. Mengentifikasi faktor risiko brhubungan dengan masalah kesehatan
c. Mengembangkan level intervensi komunitas untuk mengontrol atau mencegah penyebab masalah kesehatan
d. Mengimplementasikan intervensi untuk meningkatkan kesehatan populasi
e. Memonitoring intervensi yang dilakukan untuk mengkaji efektivitasnya.
I. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakat yang terdiri atas beberapa disiplin ilmu yang mencakup ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu lingkungan, ilmu sosiologi, ilmu antropologi, ilmu fisiologi, ilmu pendidikan dan lain sebagainya, usaha-usaha yang mencakup ruang lingkup kesehatan masyarakat adalah:
1. Promotif
Adanya upaya yang titujukan unuk meningkatkan kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur, istirahat yang cukup sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
2. Preventif
Adanya upaya yang ditujukan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.
3. Kuratif
Suatu upaya yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat diobati secara tepat dan akurat sehingga dalam waktu yang singkat dapat dipulihkan kesehatannya.
4. Rehabilitasi
Merupakan uaya yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya.
J. Kegiatan Kesehatan Masyarakat
Ruang lingkup kegiatan dari masing-masing upaya kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Upaya yang diajukan untuk meningkatkan kesehatan meliputi:
a. Peningkatan gizi
b. Pemeliharaan kesehatan perorangan c. Pemeliharaan kesehatan lingkungan d. Olahraga secara teratur
e. Istirahat yang cukup sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
2. Preventif
Upaya yang ditujukan untuk pencegahan terjadinya penyakit meliputi:
a. Pemberian imunisasi pada ibu hamil, bayi dan anak b. Pemeliharaan kesehatan secara berkala untuk
mendeteksi penyakit secara dini.
3. Kuratif
Upaya yang ditujukan untuk memberikan pengobatan yang tepat terhadap orang yang sakit sehingga dalam waktu yang singkat dapat dipulihkan kesehatanya.
4. Rehabilitasi
Upaya yang ditujukan untuk pemulihan meliputi:
a. Upaya yang ditujukan terdap penderita yang baru yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya b. Upaya pemulihan ini untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan fisik, mental dan sosial pasien akibat dari penyakit yang dideritanya melalui latihan-latihan yang telah terprogram dan dapat pula dilakukan melalui latihan fisioterapi.(Tri Bayu Purnama, 2022)
K. Tiga Domain Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Masyarakat memiliki tiga domain, yang terdiri dari peningkatan kesehatan (health improvement), perlindungan kesehatan (health protection), kualitas pelayanan kesehatan (health and social care quality).
1. Peningkatan kesehatan
Domain ini terdiri dari peningkatan kesehatan, menurunkan ketidak adilan, pencarian terhadap determinan yang lebih luas, kesehatan keluarga dan komunitas, pendidikan kesehatan dan gaya hidup.
2. Perlindungan kesehatan
Domain ini terdiri dari udara, air dan makanan yang bersih, surveillance dan kontrol penyakit menular, proteksi dari bahan berbahaya termasuk bahan kimia, kesiapsiagaan terhadap bencana, respon terhadap bencana, healthhazards terkain dengan lingkungan.
3. Kualitas pelayanan kesehatan dan sosial
Domain ini mencakup perencanaan sistem kebijakan kesehatan, kulitas dan standar, bukti ilmiah pelayanan kesehatan, efisiensi, penelitian, audit dan evaluasi.
(Maesaroh, Fitria, Adrini, Harisnal, Fajria, Yasril, Mila Sari, Apriliani, susanti,Novelo, Nurdin, Sulung, 2021)
BAB II
PENDEKATAN KESEHATAN MASYARAKAT
Rina Widiyawati, SP., MPH STIKes Dian Husada Mojokerto
Kesehatan masyarakat adalah sebuah ilmu dan seni.
Disebut sebagai ilmu karena berkaitan dengan teori dan sebagai seni karena berkaitan dengan praktik. Pada awalnya kesehatan masyarakat hanya dilihat dari 2 ruang lingkup ilmu saja yaitu ilmu bio-medis (medical biology) dan ilmu sosial (social science). Namun sesuai dengan perkembangan ilmu maka disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat juga ikut berkembang diantaranya ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, fisika, ilmu lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu pendidikan dan sebagainya. Secara umum pilar utama ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu epidemiologi, biostatistik/statistik kesehatan, kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, administrasi kesehatan masyarakat, gizi masyarakat dan kesehatan kerja (Notoatmodjo, 2007).
Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal, sehingga pemecahan masalah kesehatanpun harus multidisiplin. Kesehatan masyarakat sebagai seni yaitu praktik dalam masyarakat tentunya memiliki bentangan yang luas. Upaya kesehatan masyarakat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Upaya ini meliputi pencegahan penyakit (preventif), meningkatkan
kesehatan (promotif), terapi termasuk terapi fisik, mental, sosial (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).
Ilmu kesehatan semakin lama berkembang dan mulai muncul garis pemisah antara kedua kelompok profesi yaitu pelayanan kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan (preventive health care). Terdapat perbedaan pendekatan antara pelayanan kesehatan preventif, dan pelayanan kesehatan kuratif diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2 Perbedaan pendekatan pelayanan kesehatan preventif dan kuratif
Pelayanan Kesehatan
Preventif Kuratif
Sasaran atau pasien adalah
masyarakat Sasaran secara individual Masalah yang ditangani
pada umumnya adalah masalah-masalah yang dirasakan oleh masalah masyarakat
Dengan pasien
umumnya kontak hanya satu kali
Hubungan antara petugas kesehatan dan masyarakat lebih bersifat kemitraan
Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung jauh
Pelayanan Kesehatan
Preventif Kuratif
Pendekatan lebih
menggunakan cara proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah, tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu pasien datang ke kantor atau di tempat praktik mereka, tetapi harus turun ke masyarakat untuk mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di
masyarakat, dan selanjutnya melakukan tindakan jika diperlukan
Pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya petugas kesehatan pada
umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktik.
Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah maka selesailah tugas mereka bahwa masalah kesehatan adalah adanya penyakit Pasien dilihat sebagai makhluk
yang utuh sehingga terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya sistem biologi, individual, tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologois, dan sosial. Dengan demikian pendekatannya harus secara menyeluruh atau holistik
Pasien ditangani lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara partial, padahal manusia terdiri dari kesehatan biopsikologis dan sosial, yang terlibat antara aspek satu dan lainnya
Sumber: Notoatmodjo (2007) dalam Surahman & Supardi (2016).
Ilmu kesehatan mayarakat lebih menekankan pada pendekatan pelayanan preventif dan promotif. Ilmu
kesehatan masyarakat menekankan pada sekumpulan orang atau masyarakat baik yang sehat maupun yang berisiko tinggi sakit. Aspek preventif digunakan pada sasaran masyarakat sehat dan aspek promotif digunakan pada sasaran masyakarat berisiko tinggi sakit. Faktor lingkungan juga dianggap memegang peranan penting dalam menciptakan kesehatan masyarakat. Ilmu kesehatan yang multisektoral ini tentunya sangat cocok jika dilakukan pendekatan pelayanan preventif dan promotif karena pendekatan kuratif dan rehabilitasi biasanya dilakukan secara individu disesuaikan dengan kebutuhan pasien (Adnani, 2011).
Pada Tahun 2020 tepatnya pada tanggal 18-20 Pebruari 2020 Kementerian Kesehatan RI di JIExpo Kemayoran Jakarta, menyelenggarakan rapat kerja tahunan atau Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020.
Rakerkesnas 2020 mengusung tema Promotif Preventif Kesehatan untuk Membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul menuju Indonesia Maju 2045. Tujuan dilaksanakan Rakerkesnas 2020 adalah memantapkan Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan tahun 2020- 2024 dan isu-isu strategis yang masuk dari berbagai daerah peserta Rakernas. Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 merupakan yang pertama kali dan merupakan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2020- 2024. Terdapat lima fokus masalah kesehatan yang dibahas dalam Rakernas Tahun 2020 tersebut. Masalah kesehatan tersebut antara lain Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI/AKB), pengendalian Stunting,
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Germas, dan Tata Kelola Sistem Kesehatan. Seluruh masalah kesehatan tersebut di arahkan pada konteks pendekatan promotif dan preventif (Dirjen P2P, 2021)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan, puskesmas dikategorikan menjadi: puskesmas nonrawat inap dan puskesmas rawat inap. Tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Fungsi puskesmas adalah menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya. UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.. UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan (Kemenkes RI, 2020).
Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat memiliki salah satu program andalah yaitu kegiatan promosi
kesehatan. Puskesmas yang merupakan instansi pelayanan kesehatan yang melayani dan berhubungan langsung dengan masyarakat memiliki petugas promosi kesehatan.
Petugas promosi kesehatan merupakan elemen penting dari kampanye gerakan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah. Petugas promosi kesehatan menjadi ujung tombak gerakan sehat uang dicanangkan Pemerintah karena melakukan interaksi langsung di tingkatan masyarakat dan petugas promosi kesehatan umumnya mengetahui secara detail bagaimana kondisi di lapangan.
Sebagai upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pemerintah mencanangkan sebuh program atau gerakan kesehatan. Contoh dari program atau gerakan kesehatan adalah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. (Kemenkes RI, 2016)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang biasa disingkat menjadi PHBS adalah seluruh perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran pribadi dengan harapan nantinyakeluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta berperan aktif dalam kegiatan masyarakat. Saling bertukar pengalaman dan informasi terkait perilaku dan masalah kesehatan antar individu, kelompok ataupun masyarakat melalui berbagai media komunikasi merupakan inti dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan tujuan menambah pengetahuan meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat. Dalam program PHBS ini diharapkan terciptanya sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu
meningkatkan kualitas perilaku sehari-hari. Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan. PHBS memiliki tatanan yang melibatkan beberapa tempat yang menjadi bagian dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat 5 tatanan PBHS yang biasa digunakan untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat yaitu:
1. PHBS di Rumah tangga 2. PHBS di Sekolah 3. PHBS di Tempat kerja 4. PHBS di Sarana kesehatan 5. PHBS di Tempat umum
(Kemenkes RI, 2016)
Promosi kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan secara integratif dengan mempertimbangkan karakteristik klien, tatanan PHBS dan perlu dilakukan juga kegiatan monitoring dan evaluasi penerapan promosi kesehatan tersebut. Dalam menerapkan promosi kesehatan diperlukan sebuah strategi agar tujuan tercapai.
Hal ini dikarenakan situasi masyarakat yang komplek dan belum meratanya pemahaman tentang pentingnya tingkat kesehatan yang baik. Kondisi sosial dan budaya masyarakat yang berbeda juga mempengaruhi penerapan promosi kesehatan sehingga diperlukan strategi promosi kesehatan. Menurut Kemenkes RI 2016 bahwa strategi promosi kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Advokasi
Advokasi merupakan sebuah upaya atau strategi dalam mempengaruhi para pemangku jabatan dan pengambil keputusan khususnya mereka yang bertugas menetapkan peraturan, pengatur sumber daya dan pengambil keputusan yang menyangkut masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa advokasi merupakan upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. Sasaran advokasi adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta. Bukan sekedar melakukan lobby politik, tetapi juga meliputi kegiatan persuasif, memberikan motivasi atau mungkin juga memeberikan tekanan para pemimpin institusi atau pembuat kebijakan.
Pendekatan yang dilakukan dalam strategi advokasi diantaranya adalah melibatkan para pemimpin, bekerja dengan media massa, membangun kemitraan, memobilisasi massa dan membangun kapasitas. Metode dan teknik advokasi untuk mencapai tujuan diantaranya lobi politik (political lobying), seminar/presentasi, media dan perkumpulan.
Diperlukan persiapan yang matang, komunikasi yang baik, pendekatan dan metode yang sesuai saat kita akan melakukan advokasi karena hal ini tentunya akan mempengaruhi terhadap keberhasilan advokasi dan pencapaian tujuan promosi kesehatan. Sebagai contoh
adalah petugas promosi kesehatan yang melakukan advokasi kepada pimpinan puskesmas dan pemangku kebijakan di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang Tahun 2017. Advokasi yang dilakukan sebagai upaya agar pemangku kebijkan membuat peraturan terkait teknis pelaksanaan posyandu dan kesejahteraan kader posyandu dengan harapan tercapainya tujuan tercapainya target kunjungan ibu balita ke posyandu (Hidayat, 2018).
2. Bina Suasana
Bina suasana adalah menciptakan hubungan atau kemitraan sebagai upaya membentuk opini publik dengan berbagai kelompok yang ada di masyarakat seperti: tokoh masyarakat, tokoh agama, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha/swasta, media massa, organisasi profesi pemerintah dan lain-lain.
Strategi bina suasana bertujuan untuk menciptakan norma, kondisi atau situasi kondusif di masyarakat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.
Bina suasana diharapkan mampu menciptakan suasana yang mendukung, menggerakkan masyarakat secara partisipatif dan kemitraan. Bentuk kegiatan dukungan sosial diantaranya adalah pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya.
Bina suasana dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan individu (tokoh agama, tokoh politik, toko remaja, dan sebagainya), kelompok (RT, RW, kelompok arisan, majelis taklim, dan sebagainya) dan masyarakat (media massa, media
cetak). Metode yang dapat digunakan diantaranya pelatihan, konferensi pers, dialog terbuka,penyuluhan, diskusi, pertemuan berkala di desa dan lain sebagainya.
Strategi bina suasana diharapkan dapat memberikan informasi bagi instansi terkait dan juga menjadi acuan dalam peningkatan ataupun pengembangan program Pemerintah. Sebuah penelitian meneliti bagaimana bina suasana digunakan sebagai upaya dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba dan diperoleh.
Contoh bina suasana yang digunakan adalah konselor sebaya, kegiatan belajar mengajar, sidak, tes urine dan fasilitas guru BK (Fitriana, 2019).
3. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah usaha menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Dalam bidang kesehatan meliputi upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Prinsip dari pemberdayaan masyarakat adalah menumbuhkembangkan potensi masyarakat, mengembangkan gotong-royong masyarakat, menggali kontribusi masyarakat dalam pembangunan kesehatan, bekerja untuk dan bersama masyarakat, KIE Berbasis masyarakat (sebanyak mungkin menggunakan dan memanfaatkan potensi lokal), menjalin kemitraan dengan LSM dan ormas lain dan desentralisasi.
Petugas kesehatan memiliki peranan yang penting dalam membangun kemandirian masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan mereka. Peran petugas kesehatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat diantaranya:
a. Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan maupun program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian masyarakat.
b. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan
c. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat vokasional d. Memotivasi anak untuk dapat hidup sehat, melalui
pamflet bergambar
Salah satu contoh bentuk pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi masa pandemi covid-19 adalah bagaimana melibatkan masyarakat dalam upaya ketahanan pangan, meningkatkan ekonomi dan memenuhi pangan keluarga dengan pengoptimalan sumberdaya yang ada di suatu wilayah. Strategi pemberdayaan masyarakat ini melibatkan masyarakat dan unsur pemerintah. Masyarakat diberikan bibit dan pelatihan menanam untuk kemudian dilakukan monitoring sampai dengan panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat merasakan manfaat sangat baik dari strategi pemberdayaan masyarakat ini (Aidha & Harahap, 2021).
BAB III
KOMUNIKASI DAN INFORMASI KESEHATAN
Norma B. Toduho, SKM., MKM Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
A. Pengantar Komunikasi dan Informasi
Komunikasi merupakan sebuah proses ketika individu (komunikator) mengalihkan rangsangan melalui bahasa atau gerak untuk mengubah tingkah laku individu (Komunikan).
Disebut komunikator adalah orang yang menyalurkan pesan, sedangkan komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikasi diartikan sebagai suatu pengiriman dan penerimaan pesan/berita melalui media dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Informasi menurut Abdul kadir (2002), yaitu data yang diolah sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.
Sedangkan menurut Gordon, informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambil keputusan saat ini atau yang akan datang. Komunikasi dan informasi merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Sebab jika ada komunikasi tentunya ada informasi yang akan disalurkan.
B. Tujuan Komunikasi
Menurut Hewwit (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik yang meliputi: mempelajari atau mengajarkan sesuatu, mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain, berhubungan dengan orang lain, menyelesaikan sebuah masalah, mencapai sebuah tujuan, menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik, serta menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain.
C. Dasar, Proses dan Hambatan Komunikasi
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang diawali dengan penguasaan dasar dalam berkomunikasi. Dasar komunikasi ada lima, yaitu:
1. Niat (intention), adalah penguasaan materi yang matang sehingga dapat menambah rasa percaya diri ketika dikasih kepercayaan menjadi narasumber atau seorang komunikator.
2. Minat (attention), komunikator membaca situasi dan kondisi lalu memperhatikan orang yang diajak berkomunikasi agar apa yang disampaikan menarik bagi sasaran.
3. Pandangan (perception), sumber memperhatikan siapa pendengarnya (audience), latar belakang pendidikan, tingkatan sosial, dan pekerjaan sasaran.
4. Lekat, pesan yang disampaikan oleh komunikator terus diingat oleh audience dari segi menarik pada
saat pemaparan materi, ekspresi wajah dan intonasi yang membuat pendengar menjadi nyaman.
5. Keterlibatan atau partisipasi, komunikator melibatkan sasaran atau audience menyampaiakan pesan.
Proses komunikasi meliputi enam proses, yaitu:
1. Reference, stimulus yang memotivasi seseoarang berkomunikasi dengan orang lain baik berupa pengalaman, ide atau tindakan.
2. Pengirim atau sumber, disebut sebagai komunikator.
3. Pesan atau berita, yaitu informasi yang dikirmkan berupa kata-kata, gerakan tubuh atau ekspresi.
4. Media atau saluran, alat atau sarana yang dipilih pengirim untuk menyampaikan pesan ada penerima atau sasaran.
5. Penerima atau sasaran, yaitu kepada siapa pesan yang ingin disampaikan tersebut dituju.
6. Umpan balik atau feed back atau respon, yaitu reaksi dari sasaran terhadap pesan yang disampaikan.
Dalam berkomunikasi ada beberapa hambatan yang biasanya ditemukan, diantaranya:
1. Keterbatasan waktu, yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator tergesa-gesa sehingga tidak terperinci atau kurang lengkap.
2. Jarak psikologis:
a. Perbedaan status sosial, sumber atau komunikator merasa minder atau kurang percaya diri dengan
sasaran yang mempunyai status kedudukan lebih tinggi.
b. Mengiyakan sasaran, apa yang disampaikan oleh sumber walaupun sebetulnya sasaran belum faham.
3. Penilaian dini, menarik kesimpulan sebelum seluruh pesan didengar atau diterima dengan baik.
4. Lingkungan atau cuaca yang tidak mendukung.
5. Keadaan komunikator yang berkaitan dengan psikologi berupa emosi yang tidak terkendali, sedih dan lainnya.
6. Fisik, berupa transmisi fisik isyarat atau pesan lain, misalnya desingan mobil yang lewat, dengungan komputer, kaca mata, dan lainnya.
7. Teknis, berupa gangguan pada alat-alat teknis (hardware atau software) sehingga kita tidak dapat berkomunikasi dengan baik misalnya kerusakan pada CPU, mikrofon dan lainnya.
8. Sosiologis dan antropologis, benturan antara kepentingan kita dengan nilai dan norma budaya komunitas atau masyarakat, hambatan stratifikasi sosial dan diskriminatif.
9. Bahasa, berupa perbedaan bahasa, yang membuat pembicara dan pendengar memberi makna yang berlainan atas pesan.
D. Jenis Komunikasi
Ada dua jenis dalam berkomunikasi yaitu komunikasi verbal dan non verbal ;
1. Komunikasi verbal:
a. Jelas dan ringkas, yaitu bicara perlahan dan jelas, berikan contoh dan pengulangan bagian pesan yang penting.
b. Kosa kata, berupa pesan yang disampaikan dapat dipahami penerima, kemudian istilah-istilah atau kata-kata ilmiah dapat diperjelas.
c. Kecepatan, yaitu tidak berbicara dengan cepat, ada waktu jeda dan beri kesempatan kepada pendengar untuk memahami kata.
d. Humor, dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Menurut Dugan (1989) bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis, serta satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Timing (waktu yang tepat), adalah hal kritis yang harus diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, atau menyediakan waktu untuk mendengar dan memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi non verbal:
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata. Yang termasuk komunikasi non verbal yaitu:
a. Ekspresi wajah, wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak
mata selama berinteraksi berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya, selain itu bukan hanya sekedar mendengar tetapi juga memperhatikan.
c. Sentuhan, adalah bentuk komunikasi personal.
Sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan, cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (suara), Rintihan, menarik nafas panjang dan tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi.
f. Intonasi, tinggi rendahnya intonasi dalam berbicara dipengaruhi oleh emosi.
Peran komunikasi dalam pendidikan kesehatan yaitu:
1. Kondisikan faktor predisposisi, berupa petugas kesehatan sebagai sumber informasi mampu berkomunkasi dengan sasaran (pasien atau klien), dan Proses transfer pengetahuan petugas kesehatan kepada pasien atau masyarakat.
2. Menggambarkan hubungan interaksi, adanya umpan balik atau feed back yang biasa disebut sebagai
komunikasi dua arah, dan klien atau pasien memahami informasi yang diterima.
E. Bentuk Komunikasi
1. Komunikasi langsung, komunikasi tanpa menggunakan alat, berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan langsung kepada seseorang dihadapan kita.
2. Komunikasi tidak langsung, biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipatgandakan jumlah penerima pesan atau sasaran, misalnya menggunakan radio, buku dan lainnya.
F. Unsur-Unsur dan Fungsi Komunikasi Kesehatan Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat.
Umpan Balik / feed back
Komunikator Salurkan Komunikan Pesan
Media
Komunikasi sebagai aktivitas meliputi beberapa unsur:
1. Pengirim atau komunikator sebagai sumber informasi adalah individu, kelompok, atau organisasi berperan untuk mengalihkan (trasferring) pesan.
2. Encoding, adalah pengalihan gagasan ke dalam pesan.
3. Pesan (message), adalah gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada orang lain.
4. Saluran (media), adalah media dari komunikasi yang merupakan dimana sumber menyalurkan pesan kepada penerima, misalnya melalui gelombang suara, cahaya, atau halaman cetakan dan lainnya.
5. Decoding, adalah pengalihan pesan kedalam gagasan.
6. Penerima (reseiver), adalah individu atau kelompok yang menerima pesan.
7. Umpan balik (feed back), reaksi terhadap pesan.
8. Gangguan (noise) adalah efek internal atau eksternal akibat dari peralihan pesan.
9. Bidang pengalaman, adalah bidang atau ruang yang menjadi latar belakang informasi dari pengirim maupun penerima.
10. Pertukaran makna, adalah bidang atau ruang pertemuan yang tercipta karena kebersamaan.
Fungsi komunikasi secara umum ada lima kategori, yakni:
11. Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat diketahui penerima. Fungsi utama ini menyebarluaskan informasi kepada orang lain, dengan harapan dari penyebarluasan informasi itu, para penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui.
12. Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik penerima. Fungsi kedua ini menyebarluaskan informasi yang bersifat mendidik kepada orang lain. Artinya dengan penyebarluasan informasi itu
diharapkan para penerima informasi akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang ingin dia ketahui.
13. Sumber memberikan instruksi agar dilaksanakan penerima. Fungsi instruksi adalah untuk memberikan instruksi kepada penerima melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diperintahkan.
14. Sumber memengaruhi konsumen dengan informasi yang persuasif untuk mengubah persepsi, sikap dan perilaku penerima. Fungsi persuasi adalah menyebarluaskan informasi yang dapat memengaruhi (mengubah) sikap penerima agar dia menentukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kehendak pengirim.
15. Sumber menyebarluaskan informasi untuk menghibur sambil memengaruhi penerima. Fungsi hiburan adalah mengirmkan pesan-pesan yang mengandung hiburan kepada para penerima agar penerima menikmati apa yang diinformasikan.
G. Konteks Komunikasi 1. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi yang dilakukan oleh dua atau tiga orang dengan jarak fisik diantara mereka yang sangat dekat, bertatap muka atau bermedia dengan sifat umpan balik yang berlangsung cepat, adaptasi pesan bersifat khusus dan memiliki tujuan serta tidak berstruktur.
2. Komunikasi Kelompok
Komunikasi yang terjadi antara sejumlah orang (kalau kelompok kecil berjumlah 4-20 orang, kelompok besar
20-50 orang), umpan balik pesan berlangsung cepat, adaptasi pesan bersifat khusus, memilki tujuan dan tidak berstruktur.
3. Komunikasi Organisasi
Komunikasi kesehatan dapat pula berlangsung dalam konteks organisasi kesehatan seperti Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit, atau organisasi profesi seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia), IBI (Ikatan Bidan Indonesia), IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia).
Melalui organisasi tersebut beragam informasi tentang kesehatan dapat disebarluaskan kepada individu, komunitas atau kelompok-kelompok sasaran.
4. Komunikasi Publik
Informasi kesehatan dapat diperoleh melalui aktivitas komunikasi publik, seperti kegiatan lokakarya, seminar, pendidikan dan pelatihan.
5. Komunikasi Massa
Harus diakui bahwa kini nyaris tak ada aktivtias manusia termasuk penyebarluasan informasi kesehatan yang tidak ditopang oleh jasa media massa. Perhatikan bagaimana para pengusaha obat, makanan, dan minuman berlomba-lomba memanfaatkan media massa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, folder, pamflet, leaflet, untuk menyebarluaskan informasi tentang kesehatan. Demikian pula para dokter pun memanfaatkan media massa untuk melayani konsultasi kesehatan mulai dari kebugaran tubuh sampai ke masalah kesehatan lainnya. Selain itu lembaga swasta,
pemerintah juga turut memanfaatkan peranan media massa untuk menyebarluaskan informasi mengenai pencegahan atau cara-cara mengatasi penyakit.
H. Komunikasi Kesehatan Masyarakat Sebagai Intervensi Perubahan Perilaku
Komunikasi kesehatan masyarakat saat ini sudah mengalami perubahan yang sangat pesat dan mendasar.
Dari strategi yang bersifat partial, komunikasi kesehatan telah bergeser kepada strategi yang komprehensif.
Orientasinya yang semula berfokus pada “hasil” atau produksi, kini telah berubah menjadi studi yang berorientasi pada klien (customers).
1. Kerangka Konseptual Komunikasi Kesehatan
Dalam kerangka konseptual ini akan diuraikan berbagai teori atau metode dari disiplin ilmu lain seperti Pemasaran Sosial, Analisis Perilaku dan Antropologi Medis. Prinsip Pemasaran Sosial digunakan untuk memperoleh “kerangka” dalam memilih “segmentasi sasaran” dan menyebarluaskan informasi (promosi) tentang produk dan pelayanan yang tersedia. Analisis Perilaku memberikan metode dan teknik untuk mempelajari perilaku masyarakat yang sudah ada serta memberikan gagasan dalam menentukan dan menumbuhkan perilaku baru. Sedangkan Antropologi Medis digunakan untuk mengungkapkan persepsi masyarakat dan nilai-nilai yang mendasari perilaku tersebut.
2. Pemasaran Sosial
Pemasaran sosial selalu dimulai dengan promosi tentang sikap atau kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan. Kemudian dilakukan penyampaian anjuran tentang produk atau pelayanan dengan petunjuk cara pemakaian yang efektif. Perbedaan pemasaran sosial dengan pemasaran komersial adalah pemasaran sosial tidak mengharapkan keuntungan tetapi lebih didasarkan pada nilai dari suatu perubahan. Dibawah ini adalah faktor-faktor yang membedakan antara pemasaransosial dengan pemasaran komersial:
a. Produk-produk sosial lebih rumit dari pada produk komersial
b. Produk komersial biasanya lebih kontroversial c. Keuntungan produk sosial tidak jelas dan baru
dirasakan dalam jangka waktu yang panjang d. Saluran distribusi pemasaran komersial sulit
dikontrol
3. Fokus dan Konsumen
Pemasaran sosial berorientasi pada konsumen, bukan pada produk dan konsumen inilah yang dijadikan alat ukur keberhasilan program pemasaran sosial.
Disepanjang program pemasaran sosial konsumen selalu dilibatkan secara sistematis dimintai sasarannya serta dicari datanya untuk bahan pengambilan keputusan dalam pemasaran.
Riset pasar yang berorientasi pada konsumen merupakan keharusan yang dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang faktor lingkungan dan aspek psikologis yang mempengaruhi sikap kelompok sasaran terhadap produk yang ditawarkan.
4. Variabel Pemasaran
Konsumen sebagai fokus dalam pemasaran sosial terdiri dari empat variabel yang dikenal dengan 4P yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
Produk dalam berbentuk komoditi, gagasan atau ide serta perilaku kesehatan yang ditawarkan. Harga meliputi aspek pengorbanan dalam bentuk uang, kesempatan, status sosial atau waktu yang digunakan konsumen untuk memperoleh produk tersebut. Tempat adalah jalur yang digunakan untuk menyalurkan produk ke berbagai kelompok sasaran atau konsumen. Promosi produk-produk sosial harus mampu memberikan motivasi kepada konsumen untuk mendorong proses penerimaan gagasan, komoditi atau perilaku yang baru.
5. Analisis Perilaku
Analisis perilaku merupakan metode sistematis untuk mengamati dan menjabarkan perilaku yang dianggap penting serta mengidentifikasi perilaku yang sulit dan mudah diubah. Analisis ini juga dapat digunakan untuk memperkuat atau memelihara perilaku yang sudah positif.
Perilaku atau tindakan preventif merupakan hal yang sulit bagi sasaran, karena sudah terbiasa dengan perilaku tersebut yang berasal dari tradisi
misalnya pemeriksaan ibu hamil oleh bidan dianggap bertentangan dengan tradisi yang ada, walaupun ibu hamil sudah bersifat positif dan mau memeriksakan kehamilan di fasilitas kesehatan tetapi seringkali mendapat tantangan dari pihak keluarga, atau tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Analisis perilaku dapat mengungkapkan alasan mengapa perilaku lama masih tampil. Bagaimana memperkenalkan perilaku baru dan strategi apa yang dapat digunakan agar terjadi perubahan perilaku serta bagaimana melestarikanperilaku baru tersebut.
6. Analisis Antropologi Medis
Antropologi medis merupakan cabang dari ilmu antropologi yang meneropong masalah penyakit atau kesehatan pada suatu tempat tertentu yang berhubungan dengan latar belakang budaya setempat.
Seorang perencana komunikasi kesehatan dapat melihat secara jelas adat istiadat serta kebiasaan- kebiasaan yang ada dalam suatu masyarakat melalui teknik-teknik dan metode yang digunakan dalam ilmu antropologi seperti teknik observasi, wawancara mendalam, informasi tokoh masyarakat, studi etnografi dan sebagainya. Dengan demikian ahli komunikasi kesehatan dapat mengembangkan strategi yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.
BAB IV
KAJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Dewi Rosmalia, SKM., M.Kes Poltekkes Kemenkes Padang
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit. Kesehatan masyarakat mencakup kegiatan langsung maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), pengobatan (kuratif), maupun pemulihan (rehabilitatif).
Menurut Winslow (1920) kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan untuk kebersihan perorangan, pengorganisasi pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan serta pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Kajian ilmu kesehatan masyarakat terkait dengan sehat dan sakit masyarakat pada semua kelompok usia, sehingga memerlukan penanganan dan keterpaduan dari berbagai disiplin ilmu, keterpaduan biaya, tenaga, fikiran dan lain
sebagainya. Mengenai hal tersebut secara garis besar ilmu kesehatan masyarakat berkaitan dengan dua hal, yaitu permasalahan lingkungan dan permasalahan pelayanan kesehatan. Sub bidang ilmu kesehatan masyarakat terdiri dari:
Epidemiologi, statistik kesehatan, kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, gizi masyarakat dan kesehatan kerja.
A. Epidemiologi
Berasal dari Bahasa Yunani, yaitu epi artinya pada, demos artinya rakyat dan logos artinya ilmu. Awalnya epidemiologi hanya digunakan untuk mempelajari ilmu yang terkait penyakit menular saja, namun akibat transisi pola penyakit yang terjadi pada masyarakat, seperti pola hidup, peningkatan pola sosial ekonomi masyarakat dan semakin luasnya jangkauan kesehatan masyarakat. Pergeseran epidomiologi yang pada mulanya hanya menekankan pada penyakit menular (pencegahan dan pemberantasan penyakit menular) ke penyakit degeneratif (penyakit tidak menular) sehingga epidemiologi berkembang menjadi ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan faktor penyebab (determinant) suatu masalah penyakit yang menimpa sekelompok penduduk masyarakat dan penerapannya untuk mengendalikan masalah kesehatan.
Definisi epidemiologi menurut beberapa ahli:
1. Cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia (Mac Mahon dan Pugh 1970)
2. Ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat (W.H. Frost 1972)
3. Studi mengenai distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk (Omran 1974)
4. Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan (Last 1988) 5. Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan,
dan pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang (W.H. Welch)
6. WHO (Regional Commite Nacting ke-42 di Bandung) Epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah tersebut.
Tujuan mempelajari ilmu epidemiologi menurut Lilienfeld dalam Timmreck (2004) adalah:
1. Menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi,
gangguan, defekasi, ketidakmampuan, sindrom, atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/perilaku 2. Menentukan apakah data epidemiologi yang ada
konsisten dengan hipotesis yang diajukan dengan pengetahuan, ilmu perilaku dan ilmu biomedis yang berlaku
3. Memberikan dasar langkah-langkah pengembangan pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi berisiko, pengembangan langkah-langkah kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan dan akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan kegiatan dan program intervensi.
Rantai penularan penyakit menular dikenal dengan konsep segitiga epidemiologi (Triad Epidemiologi) berupa interaksi faktor penyebab penyakit (agent), manusia (penjamu) dan lingkungan (host) sebagai faktor pendukung.
Tujuan utama mempelajari epidemiologi penyakit menular adalah memperjelas proses infeksi untuk mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi langkah pengendalian penyakit dengan tepat.
B. Statistik Kesehatan
Statistik kesehatan adalah data atau informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan, yang bermanfaat untuk kepentingan administratif seperti merencanakan program pelayanan kesehatan, menentukan alternatif
penyelesaian masalah kesehatan dan melakukan analisis tentang berbagai penyakit selama periode waktu tertentu.
Pengertian lain statistik kesehatan adalah suatu cabang dari statistik berkaitan dengan cara cara pengumpulan, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik yang berhubungan dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian dan faktor faktor berhubungan dengan populasi manusia.
C. Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan menurut World Health Organisation (WHO) adalah those aspects of human health and disease that are determined by factors in the environment.
It also refers to the theory and practice of assessing and controlling factors in the environment that can potentially affect health. Apabila disimpulkan “suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia”. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Kesehatan lingkungan merupakan:
1. Ilmu dan seni mencapai keseimbangan lingkungan dan manusia dan pengelolaan lingkungan sehingga tercapai kondisi yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar dari gangguan berbagai macam penyakit.
2. Mempelajari dinamika hubungan interaktif kelompok penduduk dengan berbagai macam perubahan
komponen lingkungan hidup yang menimbulkan ancaman yang berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat umum.
3. Bagian intergral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani hubungan manusia dengan lngkungan dalam keseimbangan ekologi dengan tujuan membina dan meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang optimal.
4. Kondisi atau keadaan lingkungan yang optimimum sehingga berpengaruh pada status kesehatan yang optimum pula.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan adalah:
1. Perumahan, merupakan tempat tinggal sekelompok masyarakat dalam melakukan hidup dan kehidupan manusia, sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi, sosial dan pendidikan. Faktor yang dapat menentukan kualitas lingkungan pemukiman adalah fasilitas pelayanan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial.
2. Pembuangan kotoran manusia. Kotoran manusia adalah semua benda yang atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh, dapat berbentuk tinja (feces), air seni (urine) dan co2.
Tempat khusus pembuangan dan mengumpulkan kotoran tinja manusia agar tersimpan pada tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab penyakit serta tidak mengotori permukaan dan mengganggu estetika di sebut jamban. Jamban sehat adalah fasilitas
pembuangan tinja yang efektif untuk memutus rantai penularan penyakit.
Syarat jamban sehat adalah tidak mencemari sumber/badan air, mencegah terjadinya kontak antara manusia dengan tinja, mencegah tinja dihinggapi oleh serangga dan vektor lain, mencegah timbulnya bau, konstruksi dudukan jamban dibuat dengan baik, aman digunakan dan mudah dibersihkan.
3. Penyediaan air bersih. Air merupakan salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia, bukan hanya bagi manusia, tetapi juga bagi hewan dan tumbuhan. Tubuh manusia itu terdiri dari air sebanyak 73%, pada orang dewasa sekitar 55-60% dari berat badan, anak-anak sekitar 65% dari berat badan dan untuk bayi sekitar 80% dari berat badan.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks, antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, kebutuhan umum, kebutuhan industri dan perdagangan,
Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju setiap orang memerlukan air antara 60—120 liter per hari. Sementara di negara-negara berkembang termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air antara 30—60 liter per hari.
4. Pembuangan sampah dan limbah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses atau material sisa baik dari hewan, manusia maupun tumbuhan yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padat, cair